Selasa, 03 April 2012

makalah askep sepsis neonatus

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Infeksi merupakan salah satu penyebab terpenting morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir. Sepsis berhubungan dengan angka kematian 13% - 50% dan kemungkinan morbiditas yang kuat pada bayi yang bertahan hidup. (Fanaroff & Martin, 1992). Infeksi pada neonatus di negeri kita masih merupakan masalah yang gawat. Di Jakarta terutama di RSCM, infeksi merupakan 10 – 15% dari morbidilitas perinatal.
Infeksi pada neonatus lebih sering di temukan pada BBLR. Infeksi lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir di rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang lahir di luar rumah sakit. Dalam hal ini tidak termasuk bayi yang lahir di luar rumah sakit dengan cara septik.
Sepsis neonatus, sepsis neonatorum, dan septikemia neonatus merupakan istilah yang telah digunakan untuk menggambarkan respon sistemik terhadap infeksi pada bayi baru lahir. Ada sedikit kesepakatan pada penggunaan istilah secara tepat, yaitu apakah harus dibatasi pada infeksi bakteri, biakan darah positif, atau keparahan sakit. Kini, ada pembahasan yang cukup banyak mengenai definisi sepsis yang tepat dalam kepustakaan perawatan kritis.
 
baca selengkapnya >>>

( tunggu sampai penghitung waktu selesai, kemudian klik SKIP AD pada pojok kanan atas)

Asuhan Keperawatan Mata bintitan


BINTITAN

Hordeolum atau timbilen atau bintitan adalah sakit mata yang sudah akrab dikalangan kita semua. Hordeolum ini sering pula disebut sebagai penyakit penampilan, karena memang bentuk mata jadi tak lagi indah dan tak nyaman dipandang ^_^ benjolan bahkan bengkak di sana sini (jika pas hordeolumnya tak cuma 1). Saat si Hordeolum ini datang, tentu rasanya tak karuan.. nyeri, pegel, mata pedih, pandangan kabur, paling terasa saat sujud subhanalloh nyuuut… nyuuut… mata kyak mo jatuh aja rasanya. Namun bagaimanapun, sbagai hamba Alloh kita harus senantiasa berhusnudzon terhadap sgala yang Alloh takdirkan tuk kita, bersabar, mengharap pahala atasnya -tentu disertai usaha tuk menempuh jalan menuju kesembuhan-. Dengan sakit kita dapat belajar bersyukur betapa besarnya nikmat kesehatan, salah satu perkara yang sering kita lupakan. Dengan sakit, maka akan menjadi penggugur dosa kita jika kita sabar terhadapnya.
Naah inilah salah satu ikhtiyar saat si Hordeolum menyapa.. belajar mengilmui apa dan bagaimana sih si Hordeolum ini agar kita lebih tepat mengambil langkah penanganan terhadap si hordeolum ini, atu saat sahabat kita yang lain disapa si hordeolum ini, kita dapat memberikan advis yang bermanfaat baginya.
Mari sama-sama belajar..
BINTITAN BUKAN GARA-GARA HOBI NGINTIP, LO!
Mitos bintitan gara-gara hobi ngintip berkembang sedemikian subur dari generasi ke generasi. Padahal yang benar, bintitan muncul karena adanya peradangan dan infeksi.
Puluhan tahun lalu, saat rumah tinggal masih berdinding bilik bambu, mungkin saja orang jadi bintitan lantaran gemar ngintip. Besar kemungkinan karena ada kotoran dari bilik bambu yang rontok lalu mengenai kelopak mata sehingga menyebabkan infeksi. Sayangnya, mitos tersebut masih saja terus berkembang meski kini dinding rumah sudah terbuat dari beton. Apa sebenarnya bintitan dan bagaimana menanganinya?
DARI PERADANGAN SAMPAI INFEKSI
Kalangan awam menganggap semua benjolan di kelopak mata sebagai bintitan. Padahal secara medis hal tersebut harus dibedakan menjadi:
* Hordeolum, yakni benjolan di kelopak mata yang disebabkan oleh peradangan di folikel atau kantong kelenjar yang sempit dan kecil yang terdapat di akar bulu mata. Bila terjadi di daerah ini, penyebab utamanya adalah infeksi akibat bakteri.
* Chalazion, yakni benjolan di kelopak mata yang disebabkan peradangan di kelenjar minyak (meibom), baik karena infeksi maupun reaksi peradangan akibat alergi.
Mengingat penyebabnya adalah peradangan dan infeksi, maka sangat mungkin jika bintitan menimpa siapa saja, dari kanak-kanak hingga kalangan dewasa. Meski kasus bintitan jarang ditemukan pada bayi di bawah 6 bulan. Ini bisa dimaklumi karena di rentang usia ini kebersihan bayi umumnya masih sangat terjaga. Angka kejadian bintitan paling banyak ditemukan pada anak usia sekolah. Ini karena anak usia sekolah sudah main ke sana kemari tanpa memperhatikan faktor kebersihan dan kesehatan. Mungkin saja usai main di tempat kotor, tanpa mencuci tangan lebih dulu, ia mengucek matanya yang terasa gatal karena kemasukan debu. Tak heran kalau kemudian terjadi infeksi atau peradangan yang menyebabkan bintitan.
Selain itu, anak-anak yang mewarisi bakat alergi dari orang- tuanya juga lebih rentan mengalami bintitan. Biasanya karena makan makanan pemicu alergi atau ada pemicu yang menyebabkan alerginya kambuh sehingga memunculkan peradangan di kelopak mata, baik di kelenjar minyak maupun kelenjar lainnya. Secara umum kelenjar tersebut tidak bermasalah, namun lingkungan di sekitar kelenjarlah yang rentan terhadap peradangan.
Bintitan bisa diibaratkan dengan sebuah pipa yang ujungnya tersumbat. Penyumbatan itu menyebabkan minyak yang diproduksi tidak dapat dialirkan dengan sempurna yang akhirnya menyebabkan pembengkakan. Karena alergi biasanya diturunkan, maka orangtua yang memiliki alergi dan gampang bintitan seharusnya lebih waspada terhadap kondisi anaknya. Bukan tidak mungkin si anak mempunyai kecenderungan yang sama pula.
BINTITAN BERULANG
Ada anak yang hanya sesekali dalam hidupnya mengalami bintitan, tapi ada juga yang “langganan” terkena gangguan yang satu ini. Baru sembuh dari bintitan, 1-2 bulan kemudian sudah bintitan lagi. Begitu seterusnya. Nah, khusus untuk anak-anak seperti ini, mau tidak mau hal-hal yang diduga sebagai penyebabnya haruslah dihindari.
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan orangtua untuk mencegah agar bintitan tidak berulang:
· Jaga kebersihan
Sebenarnya menjaga kebersihan tidak sebatas pada kelopak mata saja karena menjaga kebersihan tubuh secara menyeluruh memang dianjurkan secara medis. Intinya, bila kebersihan tubuh selalu terjaga setidaknya meminimalkan peluang bakteri menginfeksi/menimbulkan peradangan, termasuk pada kelopak mata yang menyebabkan bintitan.
· Kebiasaan cuci tangan
Seperti sudah disebut, pada usia anak-anak, bintitan paling sering terjadi bila tangan kotor tanpa sengaja digunakan untuk mengucek mata yang terasa gatal. Meski kelihatannya sepele, gerakan kecil ini bisa memunculkan efek yang tidak kecil. Kalau ada bakteri yang ikut terbawa saat mengucek tadi bukan tidak mungkin besoknya sudah jadi bintitan.
· Waspada jika sering gatal
Bila mata terasa gatal-gatal atau bahkan sering gatal, sebaiknya bersihkan dengan tetes mata atau sekadar dikompres. Jadi, jangan dibiarkan saja karena sangat mungkin rasa gatal tersebut merupakan gejala awal terjadinya peradangan.
· Mata lelah
Bila mata sering difungsikan secara maksimal karena kurang tidur, terlalu banyak membaca, main games di komputer atau teve, bukan tak mungkin mata jadi lelah, gatal, dan terjadi peradangan. Keluhan seperti ini umumnya dialami oleh anak yang berbakat bintitan. Namun kondisi yang sama mungkin saja tidak berlaku pada tiap anak meski aktivitas yang dilakukannya tidak jauh berbeda.
KOMPRES HANGAT
Sebelum benar-benar bengkak, orangtua sebenarnya bisa memberi pertolongan pertama. Begitu bangun tidur, contohnya. Jika mata anak terlihat kotor, merah, berair, diraba terasa keras meski belum sampai ada benjolan, itulah tanda-tanda bintitan. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mengompresnya dengan air hangat. Berikut macam kompres yang bisa dilakukan:
* Dengan kain yang direndam air hangat
Caranya: kain (handuk kecil atau saputangan) direndam dalam air hangat kemudian usapkan ke mata anak secara perlahan. Lakukan 3 kali sehari.
Keuntungannya: Mata terasa lebih segar karena tetesan air hangat bisa langsung terasa di mata.
Kerugiannya: Tidak bisa dilakukan di sembarang tempat karena tetesan air akan menyebabkan tempat jadi basah.
- Dengan botol yang diisi air hangat
Caranya: Cuci botol yang terbuat dari beling sampai bersih kemudian isi dengan air hangat. Letakkan botol tersebut di kelopak mata yang terasa mengeras/mengganjal.
Keuntungannya: Lebih praktis karena tidak ada tetesan air. Bisa dilakukan di mana saja, termasuk di mobil selama dalam perjalanan.
Kerugiannya: Bila posisi atau ukuran botol tidak tepat, anak akan merasa tidak nyaman saat dikompres.
* Kombinasi antara keduanya
Sebaiknya kombinasikan kedua cara di atas. Bangun tidur selagi masih di rumah, lakukan kompres dengan kain, sehingga anak merasa matanya lebih segar. Kompres dengan botol bisa dilakukan saat perjalanan menuju atau sepulang sekolah dalam mobil.
RAGAM PENANGANAN
Meski bintitan sering dianggap sebagai penyakit penampilan, namun bila dibiarkan dalam jangka panjang tak mustahil bakal berakibat fatal. Boleh jadi bengkaknya kempes, tapi infeksi/peradangannya tidak sembuh-sembuh tuntas karena bolak-balik muncul dan muncul lagi. Selain itu, pembengkakan yang relatif besar jelas akan mengganggu fungsi mata. Artinya, kendati tidak sampai menimbulkan kebutaan, namun pandangan jadi kabur karena terganggunya pembiasan cahaya.
Bila kompres mata sudah dilakukan beberapa kali namun rasa mengganjal di kelopak mata tak kunjung hilang, atau bahkan ada benjolan lain yang kian membesar, sebaiknya segera bawa ke dokter untuk mendapatkan beberapa penanganan berikut:
* Tetes mata
Tetes mata yang diresepkan umumnya adalah tetes mata yang mengandung antibiotik dan steroid. Untuk anak yang lebih kecil, tetes mata ini lebih mudah digunakan. Misalnya diakali dengan menunggunya sampai tertidur lalu meneteskannya sesuai anjuran di ujung matanya, kemudian tarik sedikit bagian bawah mata, hingga tetesannya ikut mengalir mengenai bola mata.
* Salep
Salep adalah pilihan selanjutnya bagi anak yang sudah lebih besar atau orang dewasa. Salep mata yang diresepkan biasanya juga mengandung antibiotik dan steroid.
* Obat oral
Bila dirasa kurang, dokter akan menambahkan antibiotik yang dikonsumsi secara oral alias diminum selain salep mata dan tetes mata tadi.
OPERASI SEBAGAI SOLUSI
Bila bintitan sudah terlalu besar atau yang bersangkutan memang sering sekali bintitan, umumnya obat tetes/salep dan antibiotik yang dikonsumsi oral tak lagi memadai. Kalau sudah begini, biasanya dokter akan menyarankan operasi. Tak perlu membayangkannya sebagai operasi besar karena operasi ini sebenarnya adalah pembedahan kecil (1-2 cm) di tempat munculnya benjolan. Kemudian dengan alat khusus (semacam “sendok”), isi benjolan akan “dikerok” untuk dibuang.
Bila benjolan ada di luar kelopak mata, sayatan bisa dilakukan dari luar. Akan tetapi kalau benjolan tersebut di dalam, maka kelopak mata harus “dibalik” dan dijepit sebelum dilakukan sayatan. Setelah selesai, sementara waktu mata akan ditutup dengan perban guna mencegah agar tidak terjadi perdarahan lebih lanjut.
Adapun anestesi yang digunakan untuk anak yang sudah relatif besar atau orang dewasa adalah bius lokal, yakni hanya di sekitar tempat sayatan. Namun untuk anak yang masih kecil, biasanya akan dilakukan bius umum karena dikhawatirkan ia akan meronta kesakitan. Bila ini yang terjadi bukan mustahil alat-alat yang digunakan untuk operasi akan melukai bola mata atau bagian mata lainnya. Operasinya sendiri termasuk operasi kecil yang tidak makan waktu lama. Keuntungannya, bintitan tidak akan muncul lagi di tempat yang sama karena permukaan kelenjar tersebut sudah rusak. Kalaupun bintitan muncul lagi, terjadinya pasti di tempat lain.
Marfuah Panji Astuti. Foto: Agus/NAKITA
Narasumber:
Dr. Hadi Prakoso, Sp.M.,
dari Klinik Mata Nusantara, Jakarta
Nama Penyakit Hordeolum
Definisi : Hordeolum (Stye) adalah suatu infeksi pada satu atau beberapa kelenjar di tepi atau di bawah kelopak mata. Bisa terbentuk lebih dari 1 hordeolum pada saat yang bersamaan. Hordeolum biasanya timbul dalam beberapa hari dan bisa sembuh secara spontan.
Penyebab : Hordeolum adalah infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang disebabkan oleh bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokus). Hordeolum sama dengan jerawat pada kulit. Kadang timbul bersamaan dengan atau sesudah blefaritis, bisa juga secara berulang.
Gejala :
Biasanya berawal sebagai kemerahan, nyeri bila ditekan dan nyeri pada tepi kelopak mata. Mata mungkin berair, peka terhadap cahaya terang dan penderita merasa ada sesuatu di matanya.
Biasanya hanya sebagian kecil daerah kelopak yang membengkak, meskipun kadang seluruh kelopak membengkak.
Di tengah daerah yang membengkak seringkali terlihat bintik kecil yang berwarna kekuningan.
Bisa terbentuk abses (kantong nanah) yang cenderung pecah dan melepaskan sejumlah nanah.

Diagnosa :
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pengobatan :
Hordeolum bisa diobati dengan kompres hangat selama 10 menit sebanyak 4
kali/hari.

Jangan mencoba memecahkan hordeolum, biarkan pecah sendiri.
Krim antibiotik kadang digunakan untuk hordeolum yang berulang atau menetap (yang disebabkan oleh bakteri).

Hordeolum interna adalah hordeolum yang terbentuk pada kelenjar yang lebih
dalam. Gejalanya lebih berat dan jarang pecah sendiri, karena itu biasanya
dokter akan menyayatnya supaya nanah keluar.

Pencegahan :
Selalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh kulit di
sekitar mata. Bersihkan minyak yang berlebihan di tepi kelopak mata secara perlahan











Asuhan Keperawatan Blepharitis

Bab I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. sering mengenai bagian kelopak mata dan tepi kelopak mata. Pada beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata. bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit.
Biasanya orang sering menganggap kelelahan pada mata, atau mata yang berpasir, dan terasa silau dan tidak nyaman bila terkena sinar matahari atau pada saat berada pada lingkungan yang berasap, memberikan gambaran berupa mata merah, dan seperti ada benda asing di dalam mata.
 
baca selengkapnya >>>

(tunggu sampai penghitung waktu selesai, lau klik SKIP AD pada pojok kanan atas)

askep kelainan kongenital


       Kelainan Kongenital

Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenitaI besar, umumnya akan dilahirkan sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya. Disamping pemeriksaan fisik, radiologik dan laboratorik untuk menegakkan diagnose kelainan kongenital setelah bayi lahir, dikenal pula adanya diagnosisi pre/- ante natal kelainan kongenital dengan beberapa cara pemeriksaan tertentu misalnya pemeriksaan ultrasonografi, pemeriksaan air ketuban dan darah janin.


(tunggu sampai penghitung waktu selesai, lalu klik SKIP AD pada pojok kanan atas)

artikel keratitis


KERATITIS

DEFINISI
Keatitis ialah peradangan pada kornea (Arif Mansjoer,2001)
Peradangan kornea (keratitis) dibagi atas :
1. Keratitis non ulseratif
2. Keratitis ulseratif
Keratitis non Ulseratif
Menurut lapisan yang terkena, keratitis non ulseratif diklasifikasikan menjadi :


1. Keratitis Superfisialis
    Ialah keratitis yang mengenai lapisan epitel / bowman.
    Keratitis ini di bagi lagi menjadi :
   a. Keratitis pungtata superfisialis
       Keratitis yang disebabkan oleh virus herpes simpleks, herpes zoster, oftalmikus dan      vaksinia.

Keratitis flikten
Pada mulanya flikten ditemukan di limbus namun mempunyai kecenderungan untuk menyerang kornea.

Keratitis Sika
Keratitis ini terjadi disebabkan oleh karena defisiensi skeresi kelenjar lakrimal / kekurangan sekresi sel goblet di konjungtiva.

Keratitis Lepra
Keratitis ini disebabkan oleh lepra dan menimbulkan berbagai kelainan pada mata antara lain keratitis pungtata superfisialis atau keratitis anterstisial.
Keratitis numularis
Keratitis ini menunjukkan gambaran berbentuk bulatan seperti mata uang (koin lesian) dan besarnya benyak ditemukan pada petani.

keratitis profunda
Ialah keratitis yang mengenai stroma
keratitis ini debagi lagi menjadi :
Keratitis interstisial / keratitis sifilis kongenital
Keratitis ini paling sering disebabkan oleh sifilis kongnital dan ditemukan pada anak umur 5 – 15 tahun dengan infiltrat berbentuk bercak-bercak, dan apabila mengenai seluruh kornea, transparasinya hilang sehingga iris sukar terlihat dan terlihat seperti kaca susu.

Keratitis disiform
Keratitis terkihat pada orang dewasa dan biasanya unilateral berupa suatu kekeruhan yang berbentuk cakram.

Keratitis Ulseratif
Ialah terdapatnya destruksi (kerusakan) pada bagian epitel kornea.
Keratitis ini dibagi lagi menjadi :
Ulkus kornea sentral
Ulkus kornea sentral meliputi :
Ulkus kornea karena bakteri, ulkus kornea ini disebabkan oleh bakteri diantaranya :
Bakteri sterptokokok, diantaranya :
Streptokokok pneumoni (pneumokokok)
Streptokokok viridans (Streptokokok alfa hemolitik)
Streptokokok piyogenens (Streptokokok betha hemolitik)
Streptokokok faecalis (Streptokokok non hemolitik)
Bakteri Stafilokokus, infeksi oleh bakteri ini paling sering diakibatkan oleh stfilokokus jenis :
Stafilokokus aereus (paling berat)
Stafilokokus epidermis
Saprofilikus
Bakteri pseudomonas
Ulkus kornea oleh bakteri ini ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Bakteri ini dapat hidup dalam kosmetika, cairan flouresen dan cairan lensa kontak.

Bakteri yang ditemukan pada hasil kultur ulkus kornea yang tidak ada faktor pencetusnya (kornea yang sebelumnya betul-betul sehat) ialah :
streptokok pneumonia
streptokok alfa hemolitik
pseudomonas aeroginosa
klebaiella pneumonia
spesies moraksella

Sedangkan dari ulkus kornea yang ada faktor pencetusnya adalah bakteri patogen opportunistik yang biasa ditemukan di kelopak mata, kulit, periokuler, sakus konjungtiva, atau rongga hidung yang pada keadaan sistem barier kornea normal tidak menimbulkan infeksi. Bakteri pada kelompok ini ialah :
stafilokokus epidermidis
streptokokok Beta hemolitik
proteus

Ulkus kornea karena Virus
Ulkus korne aoleh Virus herpes simpleks cukup sering dijumpai. Bentuk dendrit dapat diikuti vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel yang bila pecah akan menimbulkan ulkus. Ulkus juga dapat terjadi pada bentuk disiform bila mengalami nekrosis dibagian sentral.

Ulkus kornea oleh jamur
Ulkus kornea fungi yang pernah banyak dijumpai pada para pekerja, kini makin banyak dijumpai diantara penduduk perkotaan dengan dipakainya obat kortikosteroid dalam pengobatan mata.


nfo Penyakit
Keratitis Pungtata Superfisialis
Definition :
Keratitis Pungtata Superfisialis adalah suatu keadaan dimana sel-sel pada permukaan kornea mati.

Cause :
Penyebabnya bisa berupa:
·  Infeksi virus
·  Infeksi bakteri
·  Mata kering
·  Sinar ultraviolet (sinar matahari, sinar lampu, sinar dari las listrik)
·  Iritasi akibat pemakaian lensa kontak jangka panjang
·  Iritasi atau alergi terhadap obat tetes mata
·  Efek samping obat tertentu (misalnya vidarabin).

Sign & Symptoms :
Mata biasanya terasa nyeri, berair, merah, peka terhadap cahaya (fotofobia) dan penglihatan menjadi sedikit kabur. Jika penyebabnya adalah sinar ultraviolet, maka gejala-gejala biasanya munculnya agak lambat dan berlangsung selama 1-2 hari. Jika penyebabnya adalah virus, maka kelenjar getah bening di depan telinga akan membengkak dan nyeri bila ditekan. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah mata terasa perih, gatal dan mengeluarkan kotoran.

Diagnose :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan adalah:

·  Pemeriksaan ketajaman penglihatan
·  Tes refraksi
·  Tes air mata
·  Pemeriksaa slit-lamp
·  Respon refleks pupil
·  Keratometri (pengukuran kornea)
·  Pewarnaan fluoresensi kornea.

Treatment :
Keratitis pungtata superfisialis biasanya berakhir dengan penyembuhan sempurna. Jika penyebabnya virus, tidak perlu diberikan pengobatan khusus dan penyembuhan biasanya terjadi dalam waktu 3 minggu. Jika penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. Jika penyebabnya adalah mata kering, diberikan salep dan air mata buatan. Jika penyebabnya adalah sinar ultraviolet atau lensa kontak, diberikan salep antibiotik dan obat untuk melebarkan pupil. Jika penyebabnya adalah reaksi terhadap obat-obatan, maka sebaiknya pemakaian obat dihentikan.





Keratitis


Definisi
Keratitits adalah peradangan pada kornea, membran transparan yang menyelimuti bagian berwarna dari mata (iris) dan pupil. Keratitis dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa. Bakteri pada umumnya tidak dapat menyerang kornea yang sehat, namun beberapa kondisi dapat menyebabkan infeksi bakteri terjadi. Contohnya, luka atau trauma pada mata dapat menyebabkan kornea terinfeksi. Mata yang sangat kering juga dapat menurunkan mekanisme pertahanan kornea.
Beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan kejadian terjadinya keratitis antara lain:
  • Perawatan lensa kontak yang buruk; penggunaan lensa kontak yang berlebihan
  • Herpes genital atau infeksi virus lain
  • Kekebalan tubuh yang menurun karena penyakit lain
  • Higienis yang tidak baik
  • Nutrisi yang kurang baik (terutama kekurangan vitamin A)
Penyebab
Penyebab keratitis bermacam-macam. Bakteri, virus dan jamur dapat menyebabkan keratitis. Penyebab paling sering adalah virus herpes simplex, tipe 1. Selain itu penyebab lain adalah, kekeringan pada mata, pajanan terhadap cahaya yang sangat terang, benda asing yang masuk ke mata, reaksi alergi atau mata yang terlalu sensitif terhadap kosmetik mata, debu, polusi atau bahan iritatif lain, kekurangan vitamin A dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik.
Gejala
  • Gejala keratitis antara lain:
  • Keluar air mata yang berlebihan
  • Nyeri
  • Penurunan tajam penglihatan
  • Radang pada kelopak mata (bengkak, merah)
  • Mata merah
  • Sensitif terhadap cahaya

Keratitis

Pengobatan
Antibiotik, anti jamur dan anti virus dapat digunakan tergantung organisme penyebab. Antibiotik spektrum luas dapat digunakan secepatnya, tapi bila hasil laboratorium sudah menentukan organisme penyebab, pengobatan dapat diganti. Terkadang, diperlukan lebih dari satu macam pengobatan. Terapi bedah laser terkadang dilakukan untuk menghancurkan sel yang tidak sehat, dan infeksi berat membutuhkan transplantasi kornea.
Obat tetes mata atau salep mata antibiotik, anti jamur dan antivirus biasanya diberikan untuk menyembuhkan keratitis, tapi obat-obat ini hanya boleh diberikan dengan resep dokter. Pengobatan yang tidak baik atau salah dapat menyebabkan perburukan gejala. Obat kortikosteroid topikal dapat menyebabkan perburukan kornea pada pasien dengan keratitis akibat virus herpes simplex.
Pasien dengan keratitis dapat menggunakan tutup mata untuk melindungi mata dari cahaya terang, benda asing dan bahan iritatif lainnya. Kontrol yang baik ke dokter mata dapat membantu mengetahui perbaikan dari mata.
Pencegahan
Pemakai lensa kontak harus menggunakan cairan desinfektan pembersih yang steril untk membersihkan lensa kontak. Air keran tidak steril dan tidak boleh digunakan untuk membersihkan lensa kontak. Pemeriksaan mata rutin ke dokter mata disarankan karena kerusakan kecil di kornea dapat terjadi tanpa sepengetahuan kita. Jangan terlalu sering memakai lensa kontak. Lepas lensa kontak bila mata menjadi merah atau iritasi. Ganti lensa kontak bila sudah waktunya untuk diganti. Cuci tempat lensa kontak dengan air panas, dan ganti tempat lensa kontak tiap 3 bulan karena organisme dapat terbentuk di tempat kontak lensa itu.
Makan makanan bergizi dan memakai kacamata pelindung ketika bekerja atau bermain di tempat yang potensial berbahaya bagi mata dapat mengurangi resiko terjadinya keratitis. Kacamata dengan lapisan anti ultraviolet dapat membantu menahan kerusakan mata dari sinar ultraviolet.

Keratitis itu infeksi pada kornea, padahal kornea itu sebening kaca kemudian disitu ada korengnya, maka tentu saja sinar yang lewat kaca tadi akan pecah (tidak dapat difokuskan) sehingga kamu merasa silau. Kalau koreng sudah sembuh tetapi meninggalkan bekas, maka kaca tadi tidak dapat kembali bening, seberapa silau dan buremnya tergantung tebal tipisnya bekas yang ditinggalkan. Bekas yang sangat tipis hanya dapat dilihat dengan alat, sehingga kalau orang melihat sepertinya normal tapi koqq penglihatanmu tetap burem, maka tentu kalau dilihat dengan alat slit-lamp pasti ada bekas tipis di korneamu. Hal ini kadang menimbulkan keluhan mata terasa berat, sering nrocos, silau, burem dll. Kalau pake ga pake kacamata tetap burem berarti bekas dikorneamu yang mengganggu penglihatan.








artikel Strabismus (Mata juling)


Strabismus (Mata juling)


Penyakit Mata Pada Anak

DEFINISI
Strabismus (Mata juling) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penyimpangan abnormal dari letak satu mata terhadap mata yang lainnya, sehingga garis penglihatan tidak paralel dan pada waktu yang sama, kedua mata tidak tertuju pada benda yang sama.

Terdapat beberapa jenis strabismus:
  1. Esotropia : mata melenceng ke arah dalam
  2. Eksotropia : mata melenceng ke arah luar
  3. Hipertropia : mata melenceng ke arah atas
  4. Hipotropia : mata melenceng ke arah bawah.
PENYEBAB
Strabismus biasanya disebabkan oleh:
·  Tarikan yang tidak sama pada 1 atau beberapa otot yang menggerakan mata (strabismus non-paralitik). Strabismus non-paralitik biasanya disebabkan oleh suatu kelainan di otak.
·  Kelumpuhan pada 1 atau beberapa otot penggerak mata (strabismus paralitik). Kelumpuhan pada otot mata bisa disebabkan oleh kerusakan saraf.

Jenis strabismus yang lain ditemukan pada anak yang menderita rabun dekat.

Beberapa keadaan yang bisa ditemukan bersamaan dengan strabismus:
·  Ambliopia
·  Retinopati pada prematuritas
·  Retinoblastoma
·  Cedera otak traumatik
·  Hemangioma di sekitar mata (pada masa bayi)
·  Sindroma Apert
·  Sindroma Noonan
·  Sindroma Prader-Willi
·  Trisomy 18
·  Rubella kongenitalis
·  Sindroma inkontinensia pigmen
·  Cerebral palsy.
GEJALA
Gejalanya berupa:
- mata juling (bersilangan)
- mata tidak mengarah ke arah yang sama
- gerakan mata yang tidak terkoordinasi
- penglihatan ganda.
DIAGNOSA
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
·  Pemeriksaan mata standar
·  Ketajaman penglihatan
·  Pemeriksaan retina
·  Pemeriksaan neurologis (saraf).
PENGOBATAN
Jika sampai anak berumur 9 tahun strabismus tidak diobati, maka bisa terjadi gangguan penglihatan yang permanen pada mata yang terkena (ambliopia).
Pada anak-anak yang lebih kecil, ambliopia lebih cepat terjadi; sedangkan pada anak-anak yang lebih besar, penyembuhannya memerlukan waktu lebih lama. Karena itu semakin dini pengobatan dilakukan, maka gangguan penglihatan yang terjadi tidak terlalu berat dan respon yang diberikan akan lebih baik.

Menutup mata yang normal dengan sebuah penutup bisa memperbaiki penglihatan pada mata yang melenceng dengan cara memaksa otak untuk menerima suatu gambaran dari mata tanpa menghasilkan penglihatan ganda.
Memperbaiki fungsi penglihatan akan memberikan peluang yang lebih baik terhadap perkembangan penglihatan 3 dimensi yang normal.
Setelah penglihatan pada kedua mata sama, bisa dilakukan pembedahan untuk menyesuaikan kekuatan otot mata sehingga mereka menarik mata dengan kekuatan yang sama.

Esotropia akomodatif pada anak rabun dekat bisa diatasi dengan kaca mata sehingga pada saat melihat benda pada jarak jauh, mata tidak perlu berakomodasi.
Pengobatan lainnya adalah obat tetes mata ekotiofat, yang membantu mata memfokuskan pada benda-benda jarak dekat.

Strabismus paralitik bisa diatasi dengan kaca mata yang terdiri dari lensa prisma (yang membiaskan cahaya sehingga kedua mata menerima gambaran yang hampir sama) atau bisa diatasi dengan pembedahan.

Sampai umur 10 tahun, anak sebaiknya menjalani pemeriksaan mata secara teratur.


Strabismus

Beberapa hal yang perlu di ketahui mengenai strabismus
Stabismus atau mata juling adalah keadaan kedudukan kedua bola mata dimana sumbu penglihatannya tidah sejajar. Bila satu mata melihat kearah benda yang menjadi pusat perhatiannya maka mata satunya menyimpang kearah lain

Arah penyimpangan tersebut ada yang kearah hidung, kearah pelipis, kearah atas atau kearah bawah bahkan ada yang berputar. Seorang anak dengan mata juling tidak dapat melihat sebuah benda dengan kedua matanya secara serentak. Dia akan melihat benda tadi mungkin dengan cara ganti berganti memakai mata kanan dan kiri. Mungkin juga melihat secara terus menerus memakai satu mata sedangkan mata satu lagi tidak digunakan untuk melihat, hal ini akan menyebabkan hambatan perkembangan tajam penglihatan mata yang tidak dipakai tadi. Mata yang tajam penglihatannya kurang berkembang ini di sebut “Mata malas” atau “Lazy eye” atau ambliopia

1. Ambliopia atau lazy eye atau mata malas
Ini akan dapat cepat dicegah atau diobati bila cepat diketahui pada usia dini
2. Usia terjadinya strabismus
Ada yang terjadi sejak lahir dan ada pula yang terjadi dalam perjalanan hidup
3. Penyebab strabismus
Ada yang tidak diketahui penyebabnya dan ada sebagian lagi penyebabnya adalah
- Herediter (keturunan)
- Kelainan refraksi / kaca mata
- Kelainan dalam otak
- Lumpuh sebagian saraf yang mensarafi otot – otot luar bola mata
- Penyakit sistemis
- Kelainan otot – otot luar bola mata
- Kelainan – kelainan didalam bola mata
4. Pengobatan strabismus
Tujuan pengobatan strabismus adalah membangun atau mengembalikan penglihatan binocular tunggal, dengan sendirinya kosmetik pun menjadi indah

Pengobatan tergantung pada jenis julingnya / memerlukan pemeriksaan yang sabar
Maka ada yang perlu :
1. Latihan saja
2. Obat – obatan saja
3. Kacamata saja
4. Operasi saja
5. Campuran antara
a. 1 & 2
b. 1 & 3
c. 1 & 4
d. 2 & 3
e. 2 & 4
f. 3 & 4
Sebaiknya pengobatan dilakukan tidak jauh dari mulai terjadinya strabismus. Pseudo strabismus atau juling yang palsu penampilannya seperti juling, padahal kedua matanya tidak juling. Kekeliruan ini dapat disebabkan antara lain oleh bentuk kelopak mata atau pangkal hidung yang masih datar sehingga kulit pangkal hidung masih lebar.
Bila penampilannya sangat buruk bias saja di operasi kulitnya (bukan matanya) tetapi biasanya setelah remaja tulang hidungnya meninggi kesan juling hilang

mangatasi strabismus

Strabismus atau Mata Juling adalah salah satu gangguan mata. Bila mata bekerja normal, kedua bola mata akan bekerja sama dalam memandang suatu objek, sesuai dengan perintah otak. Tetapi apabila mata juling, kedua bola mata tampak tidak searah dan tidak memiliki kesatuan titik pandang. Sehingga mengakibtakan kedua mata akan memandang suatu objek menjadi ganda atau dua bayangan
(diplopia).
Pada bayi, kadang-kadang koordinasi pergerakan bola matanya masih belum bekerja sempurna. Bila hal ini terjadi pada si kecil, Anda tidak bisa langsung memvonisnya bermata juling. Namun, harus terus dipantau apakah ini sementara atau menetap. Bila menetap harus segera diatasi karena bisa menimbulkan gejala Lazy Eyes alias mata malas.
Lazy Eyes ( amblyopia) adalah gangguan penglihatan tanpa didapat kelainan organik pada mata. Penyebabnya adalah kelainan mata yang menyebabkan gangguan penglihatan yang signifikan, misalnya juling, katarak, atau gangguan refraksi. Bila gangguan penglihatan tersebut terjadi pada usia dimana masih terjadi proses pembentukan kualitas tajam penglihatan (di bawah usia 9 tahun), maka tajam penglihatan yang dihasilkan menjadi tidak normal, sehingga penyebabnya harus dicari dan segeraa ditangani .
Jenis-jenis mata juling
  • ESOTROPIA, yaitu satu bola mata memandang lurus kedepan sementara mata lain ke arah hidung, atau kedua mata melihat kea rah hidung.
  • EXOTROPIA, yaitu mata yang satu memandang lurus ke depan sementara mata lainnya memandang lurus kea rah telinga, atau kedua mata melihat kea rah telinga.
  • HIPOTROPIA, yaitu mata yang satu memandang lurus ke depan sementara yang lainnya ke arah bawah.
  • HIPERTROPIA, yaitu mata yang satu memandang lurus ke depan sementara yang lainnya ke arah atas.
Mata juling bisa menimpa anak laki-laki maupun perempuan. Penyebabnya sangat beragam, antara lain karena:
  • Faktor bawaan.
  • Ketidakseimbangan otot dan saraf mata yang mengatur pergerakan mata (kelainan otot atau saraf mata).
  • Adanya gangguan perbedaan ketajaman penglihatan antara kedua mata. Misalnya, satu mata menderita katarak.
  • Kelainan refraksi (memakai kaca mata).
  • Stoke (pecahnya pembuluh darah di otak), sehingga bagian otak yang mengendalikan pergerakan mata menjadi terganggu.
  • Kanker mata.
Untuk membantu Anda, kasus mata juling yang disebabkan faktor bawaan (congenital) dan kelainan otot atau saraf mata bisa terlihat sejak anak berusia 6 bulan. Caranya, perhatikan bila si kecil melirik, bola matanya tidak akan sampai ke ujung. Hal ini terjadi karena mata tidak bisa bergerak ke segala arah dengan leluasa. Sedangkan bila julingnya bukan bawaan sejak lahir (acquired) akan muncul sendiri setelah anak berusia 6 bulan.
Sebaiknya Anda membawa si kecil ke dokter apabila ia memandang suatu benda, tapi kedua matanya itu melihat dengan arah yang berlawanan. Dokter akan melakukan terapi setelah mengetahui pasti penyebab kasus mata juling, jadi terapinya bisa bermacam-macam.
Misalnya, bila julingnya disebabkan gangguan refraksi (memakai kaca mata minus tinggi), maka posisi abnormal pada bola mata terkadang dapat kembali menjadi normal dengan mengoreksi kelainan refraksinya. Bentuk kaca mata bisa berlensa spheris, silinder atau prisma tergantung keperluannya. Bila peril doketr akan melakukan pembedahan

STRABISMUS dan GANGGUAN PERGERAKAN
MATA BINOKULAR
Anatomi dan Fisiologi Otot Pergerakan Bola Mata.
Pergerakan bola mata dilakukan oleh 6 pasang otot bola mata luar, yaitu :
4 otot rektus yang terdiri atas:
Ø Otot Rectus Medius
Kontraksinya akan menghasilkan aduksi atau menggulirnya bola – bola mata ke arah nasal dan otot ini dipersarafi oleh N. III (saraf Oculomotorius).
Ø Otot Rectus Lateral
Kontraksinya akan menghasilkan abduksi atau menggulirnya bola mata ke arah temporal dan otot ini dipersarafi oleh N. IV (saraf Abducens).
Ø Otot Rectus Superior
Kontraksinya akan menghasilkan elevasi, adduksi dan intorsi bola mata dan otot ini dipersarafi oleh N. III (saraf Oculomotorius).
Ø Otot Rectus Inferior
Kontraksinya akan menghasilkan depresi, adduksi dan intorsi dan dipersarafi oleh N. III.
Dan 2 otot obliq yang terdiri atas :
Ø Otot Obliq Superior
Kontraksinya akan menghasilkan depresi, intorsi dan adduksi dan dipersarafi oleh N. IV (n. Trochearis).
Ø Otot Obliq Inferior
Kontraksinya akan mengakibatkan elevasi, ekstorsi dan dan abduksi dan dipersarafi oleh N. III.
Strabismus adalah suatu keadaan dimana kedudukan kedua bola mata tidak searah.
Pasien dengan mata juling akan mengeluh mata lelah atau astenopia, penglihatan berkurang pada satu mata, melihat ganda atau diplopia, dan sering menutup sebelah mata.
Faal penglihatan yang normal adalah apabila bayangan benda yang dilihat kedua mata dapat diterima dengan ketajaman yang sama yang kemudian secara serentak dikirim ke SSP untuk diolah menjadi sensasi penglihatan tunggal.
Mata akan searah bila dapat mempertahankan fusi kedua mata. Di mana fusi adalah:
1. Kemampuan otak untuk membuat satu bayangan gambar yang berasal dari kedua mata.
2. fusi akan hilang bila penglihatan satu mata tidak ada.
Diperlukan beberapa syarat agar penglihatan binokular menjadi sensasi tunggal, yaitu :
1. Bayangan benda yang jatuh pada kedua fovea sama dalam semua gradasi.
2. Bayangan benda selalu terletak pada kedua fovea sentral.
3. Bayangan yang diteruskan ke dalam SSP dapat menilai kedua bayangan menjadi bayangan tumpul.
Bila terjadi hal di atas maka akan terdapat bayangan tunggal binokular, sedang bila salah satu faktor di atas tidak terjadi, maka akan terjadi penglihatan binokular yang tidak tunggal.
Juling dikenal dalam beberapa bentuk yang disebut sebagai :
a. Heterotropia
Di mana kedudukan mata tidak normal disebut sebagai :
Ø Esotropia, juling ke dalam.
Ø Eksotropia, juling ke luar.
Ø Hipertropia, kedudukan satu mata lebih tinggi dibanding lainnya.

b. Heteroforia
Merupakan mata yang berbakat menjadi juling, di mana pada keadaan normal mata sejajar . bila fusi mata diganggu, maka akan terlihat perguliran bola mata. Fusi mata dapat terganggu apabila pasien letih atau satu mata ditutup misalnya pada uji tutup mata dan uji tutup mata bergantian.
Heteroforia dibedakan :
Ø Esoforia, mata berbakat juling ke dalam.
Ø Eksoforia, mata berbakat juling ke luar.
Ø Hiperforia, di mana mata berbakat juling ke atas.
c. Strabismus Konkomitan
Yaitu juling akibat terjadinya gangguan fusi. Kelainan ini dapat terjadi pada kekeruhan kornea pada satu mata, katarak. Mata ini dapat divergen maupun konvergen, sedang gerakan mata masih dapat bekerja dengan baik. Pada keadaan ini sudut juling tetap pada kedudukan kedua mata berubah.
d. Strabismus Inkomitan atau Strabismus Paralitik
Terjadi akibat paralisis otot pergerakan mata, di mana juling bertambah nyata bila mata digerakkan ke arah otot yang lumpuh. Dalam keadaan ini besar sudut deviasi akan berubah–ubah tergantung pada arah penglihatan penderita.
Strabismus paralitik yang terjadi akibat paralisis saraf ke III dapat terlihat berupa gangguan pergerakan satu otot penggerak mata atau bersama–sama pad otot rectus medius, rectus superior, rectus inferior, dan obliq suerior. Kadang–kadang bila terjadi gangguan sentral akan terlihat juga bersama–sama ptosis dan dilatasi pupil. Kedua jaringan terakhir juga dipersarafi oleh saraf ke III.
Gangguan keseimbangan gerakan mata disebabkan hal berikut :
1. Gerakan berlebihan salah satu otot mata.
2. Gerakan salah satu otot yang kurang.
Dalam Ilmu Strabismus dikenal istilah :
Supresi, dimana otak mengabaikan bayangan benda yang lainnya untuk mencegah terjadinya diplopia.
Supresi terjadi akibat :
1. Juling kongenatial.
2. Satu mata sering berdeviasi.
3. Mata deviasi bergantian dimana tidak akan terjadi diplopia karena akan terjadi supresi pada salah satu mata.
Kemungkinan penyebab terjadinya juling adalah :
1. Kelainan Kongenital
§ Biasanya bentuk deviasi eso.
§ Herediter.
2. Hilangnya penglihatan pada satu mata (fusi terganggu) seperti pada retino blastoma, trauma dan katarak.
3. Neuroparalitik
§ Kelumpuhan saraf ke III, IV, dan VI.

Penanganan Juling

Tujuan penangan juling adalah untuk mendapatkan penglihatan binokular tunggal.
1. Juling Kongenital pada Anak
§ Periksa tajam penglihatan kedua mata.
§ Sebaiknya ditangani oleh dokter mata.
§ Dicurigai retinoblastoma atau gangguan jalur penglihatan lainnya.

2. Juling Kongenital pada Orang Dewasa
o Periksa tajam penglihatan pada kedua mata karena mungkin telah terjadi ambliopia.
3. Diplopia
o Setiap pasien dengan keluhan diplopia dikirim ke dokter mata untuk mencegah keluhan pusing dan disorientasi dengan sementara melakukan :
§ Menutup mata yang juling untuk mencegah diplopia.
§ Menutup mata yang tidak juling untuk melatih mata yang juling.
§ Menutup mata bergantian.
Langkah–langkah penanganan adalah memperbaiki tajam penglihatan sehingga sensasi penglihatan kedua mata sama, kemudian perbaiki kedudukan bola mata yang dapat dilakukan dengan latihan ataupun tindakan pembedahan.
Pseudostrabimus
Kadang–kadang pasien terlihat seperti juling akan tetapi dengan pemeriksaan tidak terdapat tanda – tanda juling, hal ini mungkin disebabkan adanya :
Ø Epicantus, dimana terdapat lipatan vertikal kulit pangkal hidung yang mengakibatkan bagian nasal sclera tidak terlihat dengan jelas. Pasien terlihat seperti juling ke dalam. Kelainan ini adalah gambaran karakteristik pada pasien ras Mongol.
Ø Hipertelorisme, dimana bola mata terdorong ke luar rongga orbita sehingga terjadi gambaran bola mata yang menyebar keluar dan strabismus divergen.
Ø Ptosis monokular, memberikan gambaran mata terletak tinggi pada satu sisi.

Pengujian Strabismus

Terdapat bermacam–macam uji atau pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis keseimbangan otot gerak mata, seperti :
Uji Hirschberg Refleks Kornea
Dengan menggunakan cahaya senter dan melihat refleks sinar pada kornea ditentukan adanya juling pada mata.
Pada pengujian ini, mata disinari dengansenter. Pada mata normal, letak refleks mata pada kedua mata sama–sama di tengah pupil. Bila satu refleks sinar di tengah pupil sedang pada mata yang lainnya nasal, berarti pasien juling ke luar atau eksotropia; dan sebaliknya bila refleks sinar senter pada kornea berada di bagian temporal kornea, berati mata tersebut juling ke dalam atau asotropia. Setiap pergeseran letak refleks sinar dari sentral kornea 1 mm berarti ada deviasi bola mata 7 derajad.
Uji Tutup Mata
Pengujian ini sering digunakan untuk mengetahui adanya tropia atau foria.
Uji pemeriksaan ini dilakukan untuk pemeriksaan jauh dan dekat, dan dilakukan dengan menyuruh mata berfiksasi kedua mata, mata kiri ditutup dengan lempeng penutup. Di dalam keadaan ini mungkin akan terjadi :
1. Mata kanan bergerak, berarti mata tersebut mempunyai kejulingan yang manifes. Bila mata kanan bergerak ke nasal berarti mata kanan juling ke luar atau eksotropia. Bila mata kanan bergerak ke temporal berarti mata kanan juling ke dalam atau esotropia.
2. Mata kanan bergoyang yang berarti mata tersebut mungkin ambliopia atau tidak dapat berfiksasi.
3. Mata kanan tidak bergerak sama sekali, yang berarti bahwa mata kanan berkedudukan normal, lurus atau telah berfiksasi.
Uji Tutup Mata Bergantian
Bila satu mata ditutup dan kemudian mata yang lainnya, maka kedua mata berfiksasi normal, mata yang dibuka tidak bergerak. Bila terjadi pergerakan pada mata yang baru dibuka berarti terdapat foria atau tropia.
Uji Tutup Buka Mata
Uji ini sama dengan uji tutup mata, di mana yang dilihat adalah mata yang dittutup. Mata yang ditutup dan diganggu fusinya sehingga mata yang berbakat menjadi juling akan menggulir. Bila mata tersebut di tutup dan dibuka akan terlihat pergerakan mata tersebut. Pada keadaan ini berarti mata ini mengalami foria atau juling atau berubah bila mata ditutup.
Istilah istilah dalam strabismus
Ø Abduksi : gerakan bola mata menjauhi garis median.
Ø Adduksi : gerakan bola mata mendekati garis median.
Ø Ambliopia : penurunan tajam penglihatan tanpa adanya kelainan–kelainan jaringan mata maupun jalur penglihatan.
Ø Diplopia : benda satu terlihat ganda
Ø Duksi : menggulir atau berputarnya bola mata seperti abduksi dan adduksi.
Ø Eksoforia : mata yang berbakat juling ke luar.
Ø Esotropia : mata juling ke dalam
Ø Foria : mata yang berbakat juling
Ø Fusi : daya koordinasi kedua mata untuk menjadikan bayangan yang dilihat menjadi satu.
Ø Heteroforia : mata yang sumbu penglihatannya bersilangan atau mata juling dapat juling ke dalam atau ke luar.
Ø Konvergensi : proses mengarahkan sumbu penglihatan kedua mata untuk melihat benda dekat, yang mengakibatkan pupil kedua mata saling mendekat.
Ø Lihat dekat atau penglihatan dekat : melihat pada jarak baca atau 33 cm
Ø Ortoforia : kedudukan kedua bola mata normal tidak berubah bila diganggu fusinya.
Ø Strabismus absolut : juling yang terdapat pada semua posisi bola mata
Ø Strabismus akomodatif : juling yang terjadi pada mata yang berakomodasi kuat, dan biasanya juling ke dalam.
Ø Strabismus laten : juling yang terlihat hanya bila terjadi gangguan fusi
Ø Supresi : istilah yang sering dipakai pada proses terjadinya ambliopia di mana terjadi hambatan korteks penglihatan secara aktif pada sistem foveokortikal.
Ø Tropia : mata juling atau sumbu penglihatan kedua mata bersilangan atau tidak sejajar dan tidak dapat diimbangi dengan fusi.
Keadaan dmn tdpt kesalahan arah bola mata –> kedua bola mata terarah ke jurusan yg berbeda (misalignment).
Penyebab : genetik, ggg fusion centre di otak, kelainan otot / nervus, sekunder
Ortoforia (normal), Foria (tersembunyi / laten), Tropia (Nyata), Pseudo esotropia (esotropia semu krn lipatan epikantus medial yg prominen).
Pseudo exotropia (penderita dg PD/pupilary distance lebar).
Tx : Kacamata, recession, resection
Konsekuensi strabismus : diplopia, supresi, ambliopia








Askep Trauma Mata



Trauma Mata
B. DEFINISI
Trauma tembus pada mata adalah suatu trauma dimana seluruh lapisan jaringan atau organ mengalami kerusakan.
C. ETIOLOGI
Trauma tembus disebabkan benda tajam atau benda asing masuk kedalam bola mata.
D. TANDA DAN GEJALA
1)Tajam penglihatan yang menurun
2)Tekanan bola mata rndah
3)Bilikmata dangkal
4)Bentuk dan letak pupil berubah
5)Terlihat adanya ruptur pada corneaatau sclera
6)Terdapat jaringan yang prolapsseperti caiaran mata iris,lensa,badan kaca atau retina
7)Kunjungtiva kemotis
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiology pada trauma mata sangat membantu dalam menegakkan diagnosa, terutama bila ada benda asing .Pemeriksaan ultra sonographi untuk menentukan letaknya, dengan pemeriksaan ini dapat diketahui benda tersebut pada bilik mata depan, lensa, retina.
b.Pemeriksaan “Computed Tomography” (CT)
Suatu tomogram dengan menggunakan komputer dan dapat dibuat “scanning” dari organ tersebut.
F. PENATALAKSANAAN
Bila terlihat salah satu tanda diatas atau dicurigai adanya perforasi bola mata, maka secepatnya dilakukan pemberian antibiotik topical, mata ditutup, dan segera dikirim kepada dokter mata untuk dilakukan pembedahan. Sebaiknya dipastikan apakah ada benda asing yang masuk ke dalam mata dengan membuat foto. Pada pasien dengan luka tembus bola mata selamanya diberikan antibiotik sistemik atau intravena dan pasien dikuasakan untuk kegiatan pembdahan. Pasien juga diberi antitetanus provilaksis, dan kalau perlu penenang. Trauma tembus dapat terjadi akibat masuknya benda asing ke dalam bola mata. Benda asing didalam bola mata pada dasarnya perlu dikeluarkan dan segera dikirim ke dokter mata. Benda asing yang bersifat magnetic dapat dikeluarkan dengan mengunakan magnet raksasa. Benda yang tidak magnetic dikeluarkan dengan vitrektomi. Penyulit yang dapat timbul karena terdapatnya benda asing intraokular adalah indoftalmitis, panoftalmitis, ablasi retina, perdarahan intraokular dan ftisis bulbi.
G. PATOFISIOLOGI
Trauma tembus pada mata karena benda tajam maka dapat mengenai organ mata dari yang terdepan sampai yang terdalam. Trauma tembus bola mata bisa mengenai :
1)Palpebra
Mengenai sebagian atau seluruhnya jika mengenai levator apaneurosis dapat menyebabkan suatu ptosis yang permanen
2)Saluran Lakrimalis
Dapat merusak sistem pengaliran air mata dai pungtum lakrimalis sampai ke rongga hidung. Hal ini dapat menyeabkan kekurangan air mata.
3)Congjungtiva
Dapat merusak dan ruptur pembuluh darah menyebabkan perdarahan sub konjungtiva
4)Sklera
Bila ada luka tembus pada sklera dapat menyebabkan penurunan tekana bola mata dan kamera okuli jadi dangkal (obliteni), luka sklera yang lebar dapat disertai prolap jaringan bola mata, bola mata menjadi injury.
5)Kornea
Bila ada tembus kornea dapat mengganggu fungsi penglihatan karena fungsi kornea sebagai media refraksi. Bisa juga trauma tembus kornea menyebabkan iris prolaps, korpusvitreum dan korpus ciliaris prolaps, hal ini dapat menurunkan visus
6)Uvea
Ila luka dapat menyeabka pengaturan banyaknya cahay yang masuk sehinggan muncul fotofobia atau penglihatan kabur
7)Lensa
Ila ada trauma akan mengganggu daya fokus sinar pada retina sehingga menurunkan daya refraksi dan sefris sebagai penglihatan menurun karena daya akomodasi tisak adekuat.
8)Retina
Dapat menyebabkan perdarahan retina yang dapat menumpuk pada rongga badan kaca, hal ini dapat muncul fotopsia dan ada benda melayang dalam badan kaca bisa juga teri oblaina retina.
CEDERA MATA
DEFINISI
Struktur wajah dan mata sangat sesuai untuk melindungi mata dari cedera.
Bola mata terdapat di dalam sebuah rongga yang dikelilingi oleh bubungan bertulang yang kuat.
Kelopak mata bisa segera menutup untuk membentuk penghalang bagi benda asing dan mata bisa mengatasi benturan yang ringan tanpa mengalami kerusakan.
Meskipun demikian, mata dan struktur di sekitarnya bisa mengalami kerusakan akibat cedera, kadang sangat berat sampai terjadi kebutaan atau mata harus diangkat.
Cedera mata harus diperiksa untuk menentukan pengobatan dan menilai fungsi penglihatan.
LUKA TUMPUL
Suatu benturan tumpul bisa mendorong mata ke belakang sehingga kemungkinan merusak struktur pada permukaan (kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea dan lensa) dan struktur mata bagian belakang (retina dan persarafan).
Benturan tumpul juga bisa menyebabkan patah tulang di sekeliling mata.
Dalam 24 jam pertama setelah terjadinya cedera, darah yang merembes ke dalam kulit di sekitar mata biasanya menyebabkan memar (kontusio), biasanya disebut mata hitam.
Jika suatu pembuluh darah di permukaan mata pecah, maka permukaan mata akan menjadi merah. Perdarahan ini biasanya bersifat ringan.
Kerusakan pada mata bagian dalam seringkali lebih serius dibandingkan kerusakan pada permukaan mata.
Perdarahan di dalam bilik anterior (hifema traumatik) merupakan masalah yang serius dan harus segera ditangani oleh dokter spesialis mata.
Perdarahan berulang dan peningkatan tekanan di dalam mata bisa menyebabkan kornea menjadi merah sehingga penglihatan menjadi berkurang dan meningkatkan resiko terjadinya glaukoma.
Darah bisa merembes ke dalam mata, iris bisa mengalami robekan atau lensa bisa mengalami pergeseran.
Perdarahan bisa terjadi di dalam retina, sehingga retina terlepas dari jaringan di bawahnya. Pada awalnya, lepasnya retina menyebabkan timbulnya gambaran kilatan cahaya atau bentuk tidak beraturan yang melayang-layang serta menyebabkan pandangan kabur, kemudian penglihatan bisa menurun secara tajam.
Pada cedera yang hebat, bola mata bisa mengalami robekan.
Kompres dingin bisa membantu mengurangi pembengkakan dan menghilangkan nyeri pada mata hitam.
Pada hari kedua, kompres hangat bisa membantu tubuh dalam menyerap darah yang telah terkumpul.
Jika kulit di sekitar mata atau kulit pada kelopak mata mengalami robekan, bisa dilakukan penjahitan.
Cedera yang mengenai saluran air mata harus diatasi dengan pembedahan mata.
Jika terjadi robekan pada mata, diberikan obat pereda nyeri, obat untuk menjaga agar pupil tetap melebar dan obat untuk mencegah infeksi.
Biasanya digunakan perisai logam untuk melindungi mata dari cedera lebih lanjut.
Kerusakan yang serius bisa menyebabkan penurunan fungsi penglihatan meskipun telah dilakukan pembedahan.
Penderita yang mengalami perdarahan di dalam mata akibat trauma harus menjalani tirah baring.
Diberikan obat untuk mengurangi peningkatan tekanan di dalam mata (misalnya asetazolamid).
Untuk mengurangi perdarahan kadang diberikan asam aminokaproat.
Obat-obat yang mengandung aspirin harus dihindari karena bisa menyebabkan meingkatnya perdarahan di dalam mata.
BENDA ASING
Cedera mata yang paling sering mengenai sklera, kornea dan konjungtiva disebabkan oleh benda asing.
Meskipun kebanyakan bersifat ringan, tetapi beberapa cedera bisa berakibat serius (misalnya luka tembus pada kornea atau infeksi akibat sayatan maupun cakaran pada kornea).
Penyebab tersering dari cedera pada permukaan mata adalah lensa kontak.
Lensa yang tidak terpasang dengan benar, lensa yang terpasang terlalu lama, lensa yang tidak dilepas ketika tidur, lensa yang tidak dibersihkan dan melepaskan lensa dengan sekuat tenaga bisa menimbulkan goresan pada permukaan mata.
Penyebab cedera permukaan mata lainnya adalah pecahan kaca, partikel yang terbawa angin dan ranting pohon.
Pegawai yang di tempat kerjanya cenderung banyak memiliki pecahan-pecahan kecil yang berterbangan di udara, sebaiknya menggunakan kacamata pelindung.
Setiap cedera pada permukaan mata biasanya menyebabkan nyeri dan menimbulkan perasaan ada sesuatu di mata.
Gejala lainnya adalah kepekaan terhadap cahaya, mata merah, perdarahan dari pembuluh darah pada permukaan mata atau pembengkakan mata dan kelopak mata.
Penglihatan bisa menjadi kabur.
Benda asing di mata harus dikeluarkan.
Agar benda asing terlihat lebih jelas dan untuk melihat adanya goresan pada permukaan mata, bisa diberikan obat tetes mata khusus yang mengandung zat warna fluoresensi. Kemudian diberikan tetes mata yang mengandung obat bius untuk mematikan rasa di permukaan mata. Dengan menggunakan alat penerangan khusus, benda tersebut bisa dibuang oleh dokter.
Benda asing seringkali bisa diambil dengan menggunakan kapas steril yang lembab atau kadang dengan mengguyur mata dengan air yang steril.
Jika benda asing menyebabkan goresan kecil pada permukaan kornea, diberikan salep antibiotik selama beberapa hari.
Goresan yang lebih besar memerlukan pengobatan tambahan. Pupil diusahakan tetap melebar dengan pemberian obat, lalu dimasukkan antibiotik dan mata ditutup dengan plester.
Sel-sel pada permukaan mata berregenerasi dengan cepat. Meskipun goresannya besar, penyembuhan akan berlangsung selama 1-3 hari.
Jika benda asing telah menembus ke lapisan mata yang lebih dalam, segera hubungi dokter spesialis mata.
LUKA BAKAR
Jika terkena panas atau bahan kimia yang kuat, kelopak mata akan segera menutup sebagai reaksi refleks untuk melindungi mata dari luka bakar.
Karena itu hanya kelopak mata yang mungkin mengalami luka bakar, meskipun panas yang hebat juga bisa menyebabkan luka bakar pada mata.
Beratnya cedera, hebatnya nyeri dan gambaran kelopak mata tergantung kepada dalamnya luka bakar.
Luka bakar karena bahan kimia bisa terjadi jika suatu bahan iritatif masuk ke dalam mata.
Bahan iritatif ringanpun bisa menyebabkan nyeri dan kerusakan pada mata.
Karena nyerinya hebat maka penderita cenderung menutup kelopak matanya sehingga bahan kimia berada lebih lama di dalam mata.
Untuk mengobati luka bakar pada kelopak mata, daerah yang terkena dicuci dengan larutan steril dan diolesi dengan salep antibiotik atau kasa yang mengandung jeli petroleum. Setelah itu luka dibungkus dengan verban steril.
Luka bakar karena bahan kimia pada mata segera diatasi dengan mengucurkan air pada mata yang terkena supaya bahan kimia segera terbuang dengan bantuan aliran air.
Setelah itu diberikan obat tetes mata yang mengandung obat bius dan obat untuk melebarkan pupil. Antibiotik diberikan dalam bentuk salep. Bisa juga diberikan obat pereda nyeri per-oral (melalui mulut).
Luka bakar yang hebat harus ditangani oleh spesialis mata guna mempertahankan fungsi penglihatan dan mencegah komplikasi (kerusakan iris, perforasi mata dan kelainan bentuk kelopak mata).
Meskipun telah dilakukan pengobatan terbaik, luka bakar hebat pada kornea bisa menyebabkan pembentukan jaringan paru, perforasi mata dan kebutaan.
PENANGULANGAN
Bila mata kemasukan benda kecil (pasir, debu, serpihan)
  • Cuci tangan terlebih dahulu sebelum memeriksa mata
  • Jangan menyentuh, menekan, apalagi membiarkan anak terus menggosok-gosok matanya
  • Jangan berusaha mengambil benda di mata kecuali dengan cara membilas karena risiko merusak jaringan mata terutama kornea.
  • Letakkan baskom di depan anak dan mintalah ia menekuk kepalanya sedemikian rupa agar mata yang terkena berada di sebelah bawah.
  • Dengan perlahan, tariklah kelopak mata bagian bawah dan minta si kecil membuka matanya selebar mungkin. Untuk bayi dan batita, mungkin membutuhkan bantuan orang lain.
  • Sedikit demi sedikit, alirkan air matang suam-suam kuku dari gelas ke mata yang terkena. Jika ada, cairan bisa diganti dengan cairan garam steril (Nacl) 0,9% Usahakan aliran tak terlalu deras atau tidak terlalu sedikit-sedikit.
  • Lakukan sekitar 15 menit, periksa setiap 5 menit untuk melihat apakah benda asing sudah dikeluarkan
  • Bila masih ada rasa tidak enak di mata meski sudah dibilas atau benda asing tak juga keluar, periksakan ke dokter. Apalagi bila merah di mata tidak hilang, mungkin terjadi sedikit kerusakan jaringan atau infeksi yang perlu diobati.
Bila mata kemasukan benda asing yang cukup besar
Bisa terjadi saat anak bermain pensil dan ujung pensil masuk ke mata, atau tak sengaja ia menjatuhkan gelas dan pecahannya terpental ke mata, atau pada kecelakaan.
  • Yang pertama, jangan panik
  • Bawa segera anak ke unit gawat darurat, kita tidak tahu sedalam apa benda itu masuk ke bola mata.
  • Selama membawa anak ke rumah sakit, tutuplah mata yang terkena. Bila bendanya kecil, gunakan tutup mata atau kasa steril. Jika benda besar, tutup mata yang terkena dengan cangkir kecil yang difiksasi. Tujuannya untuk mengurangi tekanan di mata.
  • Tenangkan dan buat ia senyaman mungkin sampai bantuan datang
Bila mata terkena zat kimia
Banyak zat kimia di sekitar rumah yang berbahaya bila terkena mata karena dapat bereaksi menyebabkan kerusakan mata. Apa yang harus dilakukan?
Yang paling utama adalah mencegah agar si kecil tidak bersentuhan dengan zat kimia tersebut.
Bila hal itu terjadi, segera alirkan air matang suam kuku ke mata yang terkena selama 15-30 menit. Bila anak tampak terus kesakitan atau penglihatannya mengabur, bawa ke unit gawat darurat.
Memar mata
Memar pada mata bisa saja terjadi saat anak bermain. Mungkin tak ada benda asing di matanya, tetapi lebam di sekitar mata atau bahkan di bola matanya bisa jadi membuat Anda khawatir. Bila Anda tidak yakin dengan kondisi matanya, periksakan ke dokter untuk memastikan tak ada hal yang serius.
Ini yang bisa dilakukan bila terjadi memar di sekitar mata
  • Kompres dingin: dilakukan setiap 5-10 menit, lalu diistirahatkan 5-10 menit berikutnya. Kompres dingin bisa dibuat dari es yang dibungkus handuk atau kaus kaki. Bila tidak ada es, gunakan kompres air dingin untuk sementara.
  • Kompres hangat: dilakukan 1-2 hari setelah kompres dingin. Kompres hangat juga dapat membantu
  • Berikan obat antinyeri seperti parasetamol. Hindari penggunaan ibuprofen atau aspirin karena ditakutkan akan menambah perdarahan.
  • Tinggikan posisi kepala dan buatlah ia tidur dengan mata yang sehat di bagian bawah
  • Jika mata bertambah merah, ada cairan keluar dari mata, rasa nyeri terus menerus, penglihatan berkurang, atau mengenai kedua mata membentuk kaca mata hitam, segera laporkan ke dokter. Juga bila Anda melihat ada perdarahan di bagian putih bola mata terutama di sekitar kornea.

Referensi:
Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 1998
Lehman S. Eye injuries. Mei 2004. Diunduh dari www.kidshealth.com
http://jatiarsoeko.blogspot.com/2012/04/askep-trauma-mata.html