Minggu, 24 Maret 2013

Kesehatan Reproduksi Menopause


KESEHATAN REPRODUKSI MENOPAUSE

 Menopause adalah pendarahan terakhir dari uterus (rahim) yang masih dipengaruhi oleh hormon. Sedangkan menurut Depkes  RI (2001) menopause adalah keadaan seseorang perempuan yang mengalami penurunan fungsi indung telur  yang berakibat menurunnya produksi hormon estrogen. Keadaan ini antara lain mengakibatkan terhentinya haid untuk selamanya. Usia perempuan yang memasuki masa menopause berkisar antara  45-55 tahun. Sedangkan menurut Rachman dalam Kasdu (2003) usia perempuan yang memasuki menopause terjadi pada umur 48-50 tahun.

Ø  Faktor-faktor yang mempengaruhi perempuan memasuki masa menopause

1.      Usia haid pertama kali
Semakin muda seseorang mengalami haid pertama kali,semakin tua atau lama ia memasuki masa menaopause.
2.      Faktor psikis
·         Berhubungan dengan kadar hormon estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurang , kurang tenaga dan gairah, kurang konsentrasi mudah tersinggung , susah tidur, rasa kekurangan, ketakutan.
·         Status pernikahan. Perempuan menikah dan tidak bekerja katanya lebih lama memasuki masa menopause dibandingkan dengan perempuan bekerja dan tidak menikah (Kasdu, 2003)
3.      Jumlah anak
Makin sering seorang perempuan melahirkan maka semakin lama mereka memasuki masa menopause (kasdu, 2003)
4.      Usia melahirkan
Semakin tua seseorang maka semakin tua pula ia memasuki masa menopause ( Kasdu, 2003)
5.      Pemakaian kontrasepsi
Khusus untuk wanita yang memasuki alat kontrasepsi hormonal akan lebih lama memasuki masa menopause.
6.      Merokok
      Perempuan merokok akan lebih cepat memasuki masa menopause.

Ø  Perubahan tubuh pada masa menopause

1.      Rahim (uterus) mengecil karena menciutnya selaput lendir rahim
2.      Saluran indung telur (tuba falopii) lipatannya menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut.
3.      Indung telur (ovarium) makin berkurang
(saat masa reproduksi jumlah bakal sel telur kira-kira 300.000)
4.      Leher rahim (serviks) akan mengkerut
5.      Vagina (liang senggama)dindingnya akan mengalami penipisan dan menyebabkan hilangnya lipatan-lipatan vagina (rugae), berikutnya pembuluh darah dan penurunan elastisitas. Sekret vagina menjadi encer.
6.      Vulva (mulut kemaluan),jaringannya menjadi menipis karena berkurangnya/ hilangnya jaringan lemak serta jaringan elastik. Menjadi mengkerut, sering timbul gatal-gatal sakitsaat senggama. Rambut pubis berkurang.
7.      Payudara mendatar dan mengendor, puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang.
8.      Penimbunan lemak ( ediposita)
Penyebaran lemak ditemukan  ditungkai atas, pinggul, perut bagian bawah dan lengan atas. Ditemukan kenaikan berat badan  yang mencolok (karena turunnya estrogen dan gangguan metabolisme lemak)
9.      Hipertensi
Akibat gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah baik systole       ( batas atas) maupun diastole ( batas bawah). Peningkatan tekanan darah pada menopause terjadi secara bertahap kemudian menetap dan lebih tinggi dari tekanan darah sebelumnnya.
10.  Hiperkolesterolemia ( kolesterol  tinggi)
Penurunan kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol dan penurunan lemak total yang nantinya menjadi penyebab utama timbulnya aterosklerosis ( perkapuran pembuluh darah)
11.  Oteoponia ( penurunan kadar mineral tulang) sampai menyebabkan osteoporosis ( pengeroposan tulang)
Dengan turunnya kadar estrogen maka proses pematangan sel tulang (osteoblas) terhambat dan dua hormon yang berperan yaitu vitamin D dan PHT ( paratyroid hormon) pun turun sehingga dimulainya proses berkurangnya kadar mineral tulang.


Ø  Gejala –gejala klinis yang muncul pada perempuan yang memasuki menopause

1.      Turunnya fungsi  indung telur mengakibatkan hormon estrogen dan progesteron sangat berkurang di dalam tubuh perempuan. Kekurangan hormon estrogen ini menyebabkan keluhan-keluhan yang disebut Sindroma defisiensi etrogen yaitu:
·         Gejala panas, vertigo, keringat banyak rasa kedinginan, berdebar- debar, migren, nyeri  otot, nyeri pinggang, mudah tersinggung, merasa tertekan, lelah psikis, susah tidur, merasa ketakutan, konflik keluarga, gangguan di tempat kerja, sakit bersenggama gangguan haid, keputihan, gatal pada vagina, susah kencing,libido menurun, keropos tulang, gangguan sirkulasi, kenaikan kolestrol, adipositas.
·         Gejala- gejala tersebut muncul diawali dengan keluhan gangguan haid yang mulai jarang atau jumlah darah haid yang bnyak dan ini dihubungkan dengan kegagalan ovulasi serta penurunan kadar estrogen.


Ø  Masalah Kesehatan akibat menopause

1.      Rasa panas di dada yang menjalar ke arah wajah (hot flush). Gejala ini sering timbul pada malam hari sehingga menyebabkan terbangun dari tidur. Gejala ini terjadi bisa dalam waktu 15 menit sampai 1 jam. Pada saat terjadi gejolak panas, kulit menjadi kemerahan di daerah dada, leher dan wajah dan terasa sedikit hangat saat diraba. Gejala akan berkurang bila udara dingin. Rasa panas ini akan menghilang setelah 4-5 tahun pasca menopause.
2.      Gangguan psikologi  yaitu mudah tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri, sukar konsentrasi, perubahan prilaku, menurunnya daya ingat, kehilangan gairah seksual, dll.
3.      Kelainan kulit,rambut, gigi dan keluhan pada sendi dan tulang.
4.      Gangguan mata ( mata terasa kering dan kadang  terasa gatal karena produksi air mata berkurang).
5.      Gangguan saluran kemih dan alat kelamin ( sering keputihan, sukar menahan kencing, kering, gatal mudah infeksi saluran kemih).
6.      Osteoporosis ( kerapuhan tulang akibat kurang vitamin D dan kalsium serta kurang berolahraga).
7.      penyakit jantung koroner yaitu akibat dari berkurangnya hormon estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik ( HDL ) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat ( LDL ) yang meningkatkan kerja penyakit jantung koroner pada wanita.
8.      Kepikunan ( Dimensia Tipe alzheimer ) yaitu kekurangan hormon estrogen mempengaruhi susunan saraf  pusat/otak, sehingga menyebabkan kesulitan konsentrasi, kehilangan ingatan pada peristiwa jangka pendek.


Ø  Upaya mengatasi masalah pada masa menopause

1.      Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang rahim, dan leher rahim untuk melihat kelainan yang mungkin ada seperti  lecet, keputihan, benjolan atau tanda radang.
2.      Pap smear yang dilakukan setahun sekali untuk melihat adanya tanda radang dan deteksi awal bagi kemungkinan adanya kanker pada saluran reproduksi.
3.      Periksa payudara sendiri (SADARI) untuk melihat pembesaran atau tumor payudara akibat penurunan kadar estrogen / karena adanya hormon pengganti.
4.      Penggunaan bahan makanan yang mengandung unsur fito –esdtrogen yang cukup seperti kedelai dan pepaya.
5.      Penggunaan bahan makanan sumber kalsium seperti susu, keju, ikan teri, dll.
6.      Menghindari makanan yangt mengandung banyak lemak, kopi dan alkohol.
7.      Pemeriksaan kesehatan umum secara rutin seperti tensi, timbang berat badan, rekam jantung.
8.      Pemeriksaan laboratorium ( gula darah, kolesterol ).