Jumat, 15 Maret 2013

Patologi Anatomi


PATOLOGI ANATOMI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.PENGERTIAN

Patologi merupakan cabang bidang kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh. Bidang patologi terdiri atas patologi anatomi dan patologi klinik. Ahli patologi anatomi membuat kajian dengan mengkaji organ sedangkan ahli patologi klinik mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata pada fisiologi tubuh

Menurut asal katanya, patologi berasal dari bahasa Yunani yaitu patos dan logos. Patos mempunyai arti keadaan penyakit sedangkan logos berarti ilmu sehingga patologi adalah ilmu yang mempelajari tentang keadaan penyakit.

Patologi juga dapat diartikan sebagai bagian dari ilmu kedokteran yang menyelidiki sebab dan akibat terjadinya penyakit atau kelainan Patologi dapat dibagi menjadi tiga yaitu patologi anatomi, patologi klinis dan patologi forensik.
Patologi anatomi adalah bagian dari ilmu kedokteran yang mendiagnosis penyakit berdasarkan pada pemeriksaan kasar mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Patologi forensik adalah cabang dari patologi yang berkaitan dengan penentuan penyakit berdasarkan pemeriksaan atas mayat.

Ilmu patologi anatomi mempunyai cabang yaitu :
1. Histopatologi
Pemeriksaan mikroskopik pada salah satu bagian jaringan yang dicat menggunakan teknik histologist. Cat yang biasa digunakan adalah hematoksilin dan eosin.
Contoh histopatologi yaitu pemeriksaan biopsi jaringan (kanker payudara, kanker kulit dan sebagainya), di mana dalam pengambilan contoh jaringan seperti pada operasi, namun bahan yang diambil hanya sedikit dan kemudian contoh ini dilihat di bawah mikroskop.

2. Sitologi
Pemeriksaan sel-sel lepas yang dicat pada kaca dimana cara pengambilan contoh jaringan dengan menggunakan jarum suntik yang kemudian ditusukkan ke dalam tumor atau ductal lavage of breast cell untuk cairan yang diproduksi payudara. Biasanya digunakan pada tumor yang berkonsistensi lunak atau cair atau dapat juga digunakan pada cairan tubuh (cairan pleura paru, cairan cerebral, dan lain - lain). Teknik ini disebut pemeriksaan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB)

3. Immunopatologi
Menggunakan antibodi untuk mendeteksi keberadaan, keberlimpahan, dan lokalisasi protein spesifik. Teknik ini penting untuk membedakan antara gangguan dengan morfologi yang mirip dan juga mencirikan sifat-sifat molekuler kanker tertentu.

4. Sitogenetik
Visualisasi kromosom untuk mengenali cacat genetik seperti translokasi kromosom.Untuk mendiagnosa kelainan tubuh diperlukan pemeriksaan yang teliti baik secara klinis, radiologis maupun histopatologis. Pemeriksaan histopatogis diperlukkan jaringan tubuh yang didapat dengan cara biopsi dan diperiksa di laboratorium patologi, langkah penting pertama yang harus dilakukkan adalah fiksasi terhadap jaringan tubuh karena sangat menentukkan kualitas sedian patologi yang akan diperiksa.

 Hasil pemeriksaan biopsi berupa deskripsi mikroskopis sediaan tersebut disertai diagnosa histopatologisnya yang didasarkan pada keterangan klinis dan keterangan lain seperti foto rontgen.
Jika menjumpai diagnosa mikroskopik yang tidak sesuai dengan gambaran klinis pasien sebaiknya dilakukkan evaluasi ulang pada pasien karena pada beberapa kasus sediaan yang dikirimkan tidak representatif sehingga perlu diulang lagi pengambilan biopsinya.


BAB II

PEMBAHASAN
2.1. PENTINGNYA PATOLOGI ANATOMI UNTUK MENDETEKSI SUATU PENYAKIT

Bidang patologi mempunyai peranan vital dalam mendiagnosa penyakit, menentukkan prognosa dan rencana perawatan. Patologi inilah yang meneliti keadaan sel atau jaringan yang abnormal sehingga diketahui faktor penyebabnya untuk mendiagnosa penyakit kemudian ditentukan prognosa dari penyakit tersebut apakah prognosanya baik atau buruk, selanjutnya ditentukan rencana perawatan.

 Pada umumnya penegakan diagnosa penyakit ditentukan oleh kombinasi pemeriksaan patologi misalnya penyakit ginjal yang menyebabkan terganggunya fungsi ginjal, untuk menegakkan diagnosanya tidak hanya dengan pemeriksaan darah dan urin tetapi juga diperlukan pemeriksaan jaringan biopsi ginjal.

Patologi anatomi dapat digunakan untuk mengetahui perubahan morfologi jaringan dengan gejala klinik. Apabila kematian cepat terjadi maka perubahan pada struktur organ sedikit atau tidak jelas, ini terlihat pada beberapa kasus keracunan sedangkan pada penyakit yang kronis akan terlihat kelainan morfologi dan perubahan struktur yang khas.

Ini terjadi karena pada suatu proses patologi diawali dengan terjadinya kerusakan jaringan akibat penyebab penyakit kemudian diikuti dengan perubahan reaktif dari organ tersebut.

Penyakit menyerang tubuh dan tubuh akan memberikan reaksi dan akhirnya akan menghasilkan perubahan patologis berupa perubahan struktur dan fungsi dari organ tersebut misalnya pada pasien cirrhosis hepatis, perubahan utama yang tampak yaitu hilangnya arsitektur hati yang disebabkan oleh penebalan jaringan ikat yang berbeda-beda besarnya.

 Panambahan jaringan ikat terutama di daerah segitiga Kieman. Di beberapa tempat terlihat serabut-serabut tersebut mrnyusup di antara genjel-genjel parenkim hati yang membentuk pseudolobulus.

Berdasarkan perubahan morfologi jaringan tersebut dapat digunakan untuk menentukan prognosa penyakit misalnya pada osteoma terdapat batas yang tegas antara jaringan tulang yang normal dengan massa tumor, ini menunjukkan bahwa tumor tersebut jinak sehingga mempunyai prognosa yang baik sedangkan pada osteosarcoma, terdapat infiltrasi sel-sel tumor ganas ke dalam jaringan tulang sehingga mempunyai prognosa yan lebih buruk.

Perubahan morfologi jaringan kemudian digunakan untuk menentukkan rencana perawatan terhadap kelainan tersebut misalnya seorang pasien kanker payudara dinyatakan tumornya ganas maka disarankan untuk melakukkan pengangkatan atau seorang pasien leukemia maka disarankan untuk melakukkan kemoterapi.

Patologi  anatomi bertujuan untuk mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang berguna secara klinis melalui pemeriksaan jaringan dan sel, yang umumnya melibatkan pemeriksaan visual kasar dan mikroskopik pada jaringan, dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk memvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada dan di sekeliling sel.

Prosedur yang digunakan dalam patologi anatomi termasuk:

1.      Pemeriksaan kasar

            Pemeriksaan jaringan yang sakit dengan mata telanjang, yang khususnya penting untuk fragmen jaringan yang besar, karena penyakit itu sering dapat dikenali secara visual. Pada tingkat ini jualah patolog memilih daerah yang akan diproses untuk histopatologi.

2.      Histopatologi

Pemeriksaan mikroskopik pada salah satu bagian jaringan yang dicat menggunakan teknik histologis. Cat standar adalah hematoksilin dan eosin, namun lainnya juga ada. Pemakaian kaca mikroskop yang dicat dengan hematoksilin dan eosin untuk menyediakan diagnosis spesifik berdasarkan pada morfologi dianggap sebagai keahlian inti patologi anatomi.

3.      Imunohistokimia

Menggunakan antibodi untuk mendeteksi keberadaan, keberlimpahan, dan lokalisasi protein spesifik. Teknik ini penting untuk membedakan antara gangguan dengan morfologi yang mirip dan juga mencirikan sifat-sifat molekuler kanker tertentu.

4.      Hibridisasi in situ

            Molekul DNA dan RNA spesifik dapat dikenali pada bagian yang menggunakan teknik ini. Bila probe dilabeli dengan celupan berpendar, teknik ini disebut FISH.

5.      Sitopatologi

            pemeriksaan sel-sel lepas yang dicat pada kaca menggunakan teknik sitologi.

6.      Mikroskopi elektron

            Pemeriksaan jaringan dengan mikroskop elektron, yang memungkinkan pembesaran yang jauh lebih besar, memungkinkan visualisasi organel dalam sel. Penggunaannya telah banyak digantikan oleh imunohistokimia.

7.      Sitogenetika jaringan
 
Visualisasi kromosom untuk mengenali cacat genetik seperti translokasi kromosom.

8.      Imunofenotipe arus

Penentuan imunofenotipe sel menggunakan teknik sitometri arus. Amat berguna untuk mendiagnosis jenis-jenis leukemia dan limfoma yang berbeda.



BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
            Dengan mempelajari patologi anatomi kita dapat mengetahui sebab sebab penyakit dan modifikasi – midifikasi dalam fungsi seluler dan perubahan – perubahan dalam struktur sel yang terjadi pada setiap sel, organ atau bagian tubuh yang disebabkan oleh penyakit.
3.2. SARAN
            Untuk mendekteksi suatu penyakit yang lebih seknifikan diharapkan sebagai mahasiswa keperawatan dapat memahami terlebih dahulu tentang patologi anatomi dan apa yang dipelajari dalam ilmun patologin anatomi.