KERATITIS
DEFINISIKeatitis ialah peradangan pada kornea (Arif Mansjoer,2001)
Peradangan kornea (keratitis) dibagi atas :
1. Keratitis non ulseratif
2. Keratitis ulseratif
Keratitis non UlseratifMenurut lapisan yang terkena, keratitis non ulseratif diklasifikasikan menjadi :
1. Keratitis Superfisialis
Ialah keratitis yang mengenai lapisan epitel / bowman.
Keratitis ini di bagi lagi menjadi :
a. Keratitis pungtata superfisialis
Keratitis yang disebabkan oleh virus herpes simpleks, herpes zoster, oftalmikus dan vaksinia.
Keratitis flikten
Pada mulanya flikten ditemukan di limbus namun mempunyai kecenderungan untuk menyerang kornea.
Keratitis Sika
Keratitis ini terjadi disebabkan oleh karena defisiensi skeresi kelenjar lakrimal / kekurangan sekresi sel goblet di konjungtiva.
Keratitis Lepra
Keratitis ini disebabkan oleh lepra dan menimbulkan berbagai kelainan pada mata antara lain keratitis pungtata superfisialis atau keratitis anterstisial.
Keratitis numularis
Keratitis ini menunjukkan gambaran berbentuk bulatan seperti mata uang (koin lesian) dan besarnya benyak ditemukan pada petani.
keratitis profunda
Ialah keratitis yang mengenai stroma
keratitis ini debagi lagi menjadi :
Keratitis interstisial / keratitis sifilis kongenital
Keratitis ini paling sering disebabkan oleh sifilis kongnital dan ditemukan pada anak umur 5 – 15 tahun dengan infiltrat berbentuk bercak-bercak, dan apabila mengenai seluruh kornea, transparasinya hilang sehingga iris sukar terlihat dan terlihat seperti kaca susu.
Keratitis disiform
Keratitis terkihat pada orang dewasa dan biasanya unilateral berupa suatu kekeruhan yang berbentuk cakram.
Keratitis Ulseratif
Ialah terdapatnya destruksi (kerusakan) pada bagian epitel kornea.
Keratitis ini dibagi lagi menjadi :
Ulkus kornea sentral
Ulkus kornea sentral meliputi :
Ulkus kornea karena bakteri, ulkus kornea ini disebabkan oleh bakteri diantaranya :
Bakteri sterptokokok, diantaranya :
Streptokokok pneumoni (pneumokokok)
Streptokokok viridans (Streptokokok alfa hemolitik)
Streptokokok piyogenens (Streptokokok betha hemolitik)
Streptokokok faecalis (Streptokokok non hemolitik)
Bakteri Stafilokokus, infeksi oleh bakteri ini paling sering diakibatkan oleh stfilokokus jenis :
Stafilokokus aereus (paling berat)
Stafilokokus epidermis
Saprofilikus
Bakteri pseudomonas
Ulkus kornea oleh bakteri ini ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Bakteri ini dapat hidup dalam kosmetika, cairan flouresen dan cairan lensa kontak.
Bakteri yang ditemukan pada hasil kultur ulkus kornea yang tidak ada faktor pencetusnya (kornea yang sebelumnya betul-betul sehat) ialah :
streptokok pneumonia
streptokok alfa hemolitik
pseudomonas aeroginosa
klebaiella pneumonia
spesies moraksella
Sedangkan dari ulkus kornea yang ada faktor pencetusnya adalah bakteri patogen opportunistik yang biasa ditemukan di kelopak mata, kulit, periokuler, sakus konjungtiva, atau rongga hidung yang pada keadaan sistem barier kornea normal tidak menimbulkan infeksi. Bakteri pada kelompok ini ialah :
stafilokokus epidermidis
streptokokok Beta hemolitik
proteus
Ulkus kornea karena Virus
Ulkus korne aoleh Virus herpes simpleks cukup sering dijumpai. Bentuk dendrit dapat diikuti vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel yang bila pecah akan menimbulkan ulkus. Ulkus juga dapat terjadi pada bentuk disiform bila mengalami nekrosis dibagian sentral.
Ulkus kornea oleh jamur
Ulkus kornea fungi yang pernah banyak dijumpai pada para pekerja, kini makin banyak dijumpai diantara penduduk perkotaan dengan dipakainya obat kortikosteroid dalam pengobatan mata.
nfo Penyakit
Keratitis Pungtata
Superfisialis
Definition :Keratitis Pungtata Superfisialis adalah suatu keadaan dimana sel-sel pada permukaan kornea mati. Cause : Penyebabnya bisa berupa:
Mata biasanya terasa nyeri, berair, merah, peka terhadap cahaya (fotofobia) dan penglihatan menjadi sedikit kabur. Jika penyebabnya adalah sinar ultraviolet, maka gejala-gejala biasanya munculnya agak lambat dan berlangsung selama 1-2 hari. Jika penyebabnya adalah virus, maka kelenjar getah bening di depan telinga akan membengkak dan nyeri bila ditekan. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah mata terasa perih, gatal dan mengeluarkan kotoran. Diagnose : Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil pemeriksaan mata. Pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan adalah:
Keratitis pungtata superfisialis biasanya berakhir dengan penyembuhan sempurna. Jika penyebabnya virus, tidak perlu diberikan pengobatan khusus dan penyembuhan biasanya terjadi dalam waktu 3 minggu. Jika penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. Jika penyebabnya adalah mata kering, diberikan salep dan air mata buatan. Jika penyebabnya adalah sinar ultraviolet atau lensa kontak, diberikan salep antibiotik dan obat untuk melebarkan pupil. Jika penyebabnya adalah reaksi terhadap obat-obatan, maka sebaiknya pemakaian obat dihentikan. |
||
Keratitis
Definisi
Keratitits
adalah peradangan pada kornea, membran transparan yang menyelimuti bagian
berwarna dari mata (iris) dan pupil. Keratitis dapat terjadi pada anak-anak maupun
dewasa. Bakteri pada umumnya tidak dapat menyerang kornea yang sehat, namun
beberapa kondisi dapat menyebabkan infeksi bakteri terjadi. Contohnya, luka
atau trauma pada mata dapat menyebabkan kornea terinfeksi. Mata yang sangat
kering juga dapat menurunkan mekanisme pertahanan kornea.
Beberapa faktor
resiko yang dapat meningkatkan kejadian terjadinya keratitis antara lain:
- Perawatan lensa kontak yang buruk; penggunaan lensa kontak yang berlebihan
- Herpes genital atau infeksi virus lain
- Kekebalan tubuh yang menurun karena penyakit lain
- Higienis yang tidak baik
- Nutrisi yang kurang baik (terutama kekurangan vitamin A)
Penyebab
Penyebab
keratitis bermacam-macam. Bakteri, virus dan jamur dapat menyebabkan keratitis.
Penyebab paling sering adalah virus herpes simplex, tipe 1. Selain itu penyebab
lain adalah, kekeringan pada mata, pajanan terhadap cahaya yang sangat terang,
benda asing yang masuk ke mata, reaksi alergi atau mata yang terlalu sensitif
terhadap kosmetik mata, debu, polusi atau bahan iritatif lain, kekurangan
vitamin A dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik.
Gejala
- Gejala keratitis antara lain:
- Keluar air mata yang berlebihan
- Nyeri
- Penurunan tajam penglihatan
- Radang pada kelopak mata (bengkak, merah)
- Mata merah
- Sensitif terhadap cahaya
Keratitis
Pengobatan
Antibiotik, anti
jamur dan anti virus dapat digunakan tergantung organisme penyebab. Antibiotik
spektrum luas dapat digunakan secepatnya, tapi bila hasil laboratorium sudah
menentukan organisme penyebab, pengobatan dapat diganti. Terkadang, diperlukan
lebih dari satu macam pengobatan. Terapi bedah laser terkadang dilakukan untuk
menghancurkan sel yang tidak sehat, dan infeksi berat membutuhkan transplantasi
kornea.
Obat tetes mata
atau salep mata antibiotik, anti jamur dan antivirus biasanya diberikan untuk
menyembuhkan keratitis, tapi obat-obat ini hanya boleh diberikan dengan resep
dokter. Pengobatan yang tidak baik atau salah dapat menyebabkan perburukan
gejala. Obat kortikosteroid topikal dapat menyebabkan perburukan kornea pada
pasien dengan keratitis akibat virus herpes simplex.
Pasien dengan
keratitis dapat menggunakan tutup mata untuk melindungi mata dari cahaya
terang, benda asing dan bahan iritatif lainnya. Kontrol yang baik ke dokter
mata dapat membantu mengetahui perbaikan dari mata.
Pencegahan
Pemakai lensa
kontak harus menggunakan cairan desinfektan pembersih yang steril untk
membersihkan lensa kontak. Air keran tidak steril dan tidak boleh digunakan
untuk membersihkan lensa kontak. Pemeriksaan mata rutin ke dokter mata
disarankan karena kerusakan kecil di kornea dapat terjadi tanpa sepengetahuan
kita. Jangan terlalu sering memakai lensa kontak. Lepas lensa kontak bila mata
menjadi merah atau iritasi. Ganti lensa kontak bila sudah waktunya untuk
diganti. Cuci tempat lensa kontak dengan air panas, dan ganti tempat lensa
kontak tiap 3 bulan karena organisme dapat terbentuk di tempat kontak lensa
itu.
Makan makanan
bergizi dan memakai kacamata pelindung ketika bekerja atau bermain di tempat
yang potensial berbahaya bagi mata dapat mengurangi resiko terjadinya
keratitis. Kacamata dengan lapisan anti ultraviolet dapat membantu menahan
kerusakan mata dari sinar ultraviolet.
Keratitis itu
infeksi pada kornea, padahal kornea itu sebening kaca kemudian disitu ada
korengnya, maka tentu saja sinar yang lewat kaca tadi akan pecah (tidak dapat
difokuskan) sehingga kamu merasa silau. Kalau koreng sudah sembuh tetapi
meninggalkan bekas, maka kaca tadi tidak dapat kembali bening, seberapa silau
dan buremnya tergantung tebal tipisnya bekas yang ditinggalkan. Bekas yang
sangat tipis hanya dapat dilihat dengan alat, sehingga kalau orang melihat
sepertinya normal tapi koqq penglihatanmu tetap burem, maka tentu kalau dilihat
dengan alat slit-lamp pasti ada bekas tipis di korneamu. Hal ini kadang menimbulkan keluhan mata terasa
berat, sering nrocos, silau, burem dll. Kalau pake ga pake kacamata tetap burem
berarti bekas dikorneamu yang mengganggu penglihatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar