Minggu, 30 September 2012

Pemeriksaan Diagnostik Untuk Saluran Pencernaan

Pemeriksaan Diagnostik Untuk Saluran Pencernaan


DEFINISI
Pemeriksaan yang dilakukan untuk sistem pencernaan terdiri dari:
·  Endoskop (tabung serat optik yang digunakan untuk melihat struktur dalam dan untuk memperoleh jaringan dari dalam tubuh)
·  Rontgen
·  Ultrasonografi (USG)
·  Perunut radioaktif
·  Pemeriksaan kimiawi.

Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosis, menentukan lokasi kelainan dan kadang mengobati penyakit pada sistem pencernaan.
Pada beberapa pemeriksaan, sistem pencernaan harus dikosongkan terlebih dahulu; ada juga pemeriksaan yang dilakukan setelah 8-12 jam sebelumnya melakukan puasa; sedangkan pemeriksaan lainnya tidak memerlukan persiapan khusus.

Langkah pertama dalam mendiagnosis kelainan sistem pencernaan adalah riwayat medis dan pemeriksaan fisik.
Tetapi gejala dari kelainan pencernaan seringkali bersifat samar sehingga dokter mengalami kesulitan dalam menentukan kelainan secara pasti.
Kelainan psikis (misalnya kecemasan dan depresi) juga bisa mempengaruhi sistem pencernaan dan menimbulkan gejala-gejalanya.


Pemeriksaan Kerongkongan
  1. Pemeriksaan barium.
    Penderita menelan barium dan perjalanannya melewati kerongkongan dipantau melalui fluoroskopi (teknik rontgen berkesinambungan yang memungkinkan barium diamati atau difilmkan).
    Dengan fluoroskopi, dokter bisa melihat kontraksi dan kelainan anatomi kerongkongan (misalnya penyumbatan atau ulkus). Gambaran ini seringkali direkam pada sebuah film atau kaset video.

    Selain cairan barium, bisa juga digunakan makanan yang dilapisi oleh barium, sehingga bisa ditentukan lokasi penyumbatan atau bagian kerongkongan yang tidak berkontraksi secara normal.

    Cairan barium yang ditelan bersamaan dengan makanan yang dilapisi oleh barium bisa menunjukkan kelainan seperti:
    - selaput kerongkongan (dimana sebagian kerongkongan tersumbat oleh jaringan fibrosa)
    - divertikulum Zenker (kantong kerongkongan)
    - erosi dan ulkus kerongkongan
    - varises kerongkongan
    - tumor.
  2. Manometri.
    Manometri adalah suatu pemeriksaan dimana sebuah tabung dengan alat pengukur tekanan dimasukkan ke dalam kerongkongan.
    Dengan alat ini (alatnya disebut manometer) dokter bisa menentukan apakah kontraksi kerongkongan dapat mendorong makanan secara normal atau tidak.
  3. Pengukuran pH kerongkongan.
    Mengukur keasaman kerongkongan bisa dilakukan pada saat manometri.
    Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah terjadi refluks asam atau tidak.
  4. Uji Bernstein (Tes Perfusi Asam Kerongkongan).
    Pada pemeriksaan ini sejumlah kecil asam dimasukkan ke dalam kerongkongan melalui sebuah selang nasogastrik.
    Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah nyeri dada disebabkan karena iritasi kerongkongan oleh asam dan merupakan cara yang baik untuk menentukan adanya peradangan kerongkongan (esofagitis).


Intubasi

Intubasi adalah memasukkan sebuah selang plastik kecil yang lentur melalui hidung atau mulut ke dalam lambung atau usus halus.

Prosedur ini bisa digunakan untuk keperluan diagnostik maupun pengobatan.
Intubasi bisa menyebabkan muntah dan mual, tetapi tidak menimbulkan nyeri.
Ukuran selang yang digunakan bervariasi, tergantung kepada tujuan dilakukannya prosedur ini (apakah untuk diagnosik atau pengobatan).
  1. Intubasi Nasogastrik.
    Pada intubasi nasogastrik, sebuah selang dimasukkan melalui hidung menuju ke lambung.
    Prosedur ini digunakan untuk mendapatkan contoh cairan lambung, untuk menentukan apakah lambung mengandung darah atau untuk menganalisa keasaman, enzim dan karakteristik lainnya.
    Pada korban keracunan, contoh cairan lambung ini dianalisa untuk mengetahui racunnya. Kadang selang terpasang agak lama sehingga lebih banyak contoh cairan yang bisa didapat.

    Intubasi nasogastrik juga bisa digunakan untuk memperbaiki keadaan tertentu:
    - Untuk menghentikan perdarahan dimasukkan air dingin
    - Untuk memompa atau menetralkan racun diberikan karbon aktif
    - Pemberian makanan cair pada penderita yang mengalami kesulitan menelan.

    Kadang intubasi nasogastrik digunakan secara berkesinambungan untuk mengeluarkan isi lambung. Ujung selang biasanya dihubungkan dengan alat penghisap, yang akan mengisap gas dan cairan dari lambung.
    Cara ini membantu mengurangi tekanan yang terjadi jika sistem pencernaan tersumbat atau tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
  2. Intubasi Nasoenterik.
    Pada intubasi nasoenterik, selang yang dimasukkan melalui hidung lebih panjang, karena harus melewati lambung untuk menuju ke usus halus.
    Prosedur ini bisa digunakan untuk:
    - mendapatkan contoh isi usus
    - mengeluarkan cairan
    - memberikan makanan.

    Sebuah selang yang dihubungkan dengan suatu alat kecil di ujungnya bisa digunakan untuk biopsi (mengambil contoh jaringan usus halus untuk diperiksa secara mikroskopik atau untuk analisa aktivitas enzim).
Lambung dan usus halus tidak dapat merasakan nyeri, sehingga kedua prosedur diatas tidak menimbulkan nyeri.


Endoskopi

Endoskopi adalah pemeriksaan struktur dalam dengan menggunakan selang/tabung serat optik yang disebut endoskop.

Endoskop yang dimasukkan melalui mulut bisa digunakan untuk memeriksa:
- kerongkongan (esofagoskopi)
- lambung (gastroskopi)
- usus halus (endoskopi saluran pencernaan atas).
Jika dimasukkan melalui anus, maka endoskop bisa digunakan untuk memeriksa:
- rektum dan usus besar bagian bawah (sigmoidoskopi)
- keseluruhan usus besar (kolonoskopi).

Diameter endoskop berkisar dari sekitar 0,6 cm-1,25 cm dan panjangnya berkisar dari sekitar 30 cm-150 cm.
Sistem video serat-optik memungkinkan endoskop menjadi fleksibel menjalankan fungsinya sebagai sumber cahaya dan sistem penglihatan.
Banyak endoskop yang juga dilengkapi dengan sebuah penjepit kecil untuk mengangkat contoh jaringan dan sebuah alat elektronik untuk menghancurkan jaringan yang abnormal.

Dengan endoskop dokter dapat melihat lapisan dari sistem pencernaan, daerah yang mengalami iritasi, ulkus, peradangan dan pertumbuhan jaringan yang abnormal. Biasanya diambil contoh jaringan untuk keperluan pemeriksaan lainnya.

Endoskop juga bisa digunakan untuk pengobatan. Berbagai alat yang berbeda bisa dimasukkan melalui sebuah saluran kecil di dalam endoskop:
Elektrokauter bisa digunakan untuk menutup suatu pembuluh darah dan menghentikan perdarahan atau untuk mengangkat suatu pertumbuhan yang kecil
- Sebuah jarum bisa digunakan untuk menyuntikkan obat ke dalam varises kerongkongan dan menghentikan perdarahannya.

Sebelum endoskop dimasukkan melalui mulut, penderita biasanya dipuasakan terlebih dahulu selama beberapa jam. Makanan di dalam lambung bisa menghalangi pandangan dokter dan bisa dimuntahkan selama pemeriksaan dilakukan.
Sebelum endoskop dimasukkan ke dalam rektum dan kolon, penderita biasanya menelan obat pencahar dan enema untuk mengosongkan usus besar.

Komplikasi dari penggunaan endoskopi relatif jarang.
Endoskopi dapat mencederai atau bahkan menembus saluran pencernaan, tetapi biasanya endoskopi hanya menyebabkan iritasi pada lapisan usus dan perdarahan ringan.


Laparoskopi

Laparoskopi adalah pemeriksaan rongga perut dengan menggunakan endoskop

Laparoskopi biasanya dilakukan dalam keadaan penderita terbius total.
Setelah kulit dibersihkan dengan antiseptik, dibuat sayatan kecil, biasanya di dekat pusar. Kemudian endoskop dimasukkan melalui sayatan tersebut ke dalam rongga perut.

Dengan laparoskopi dokter dapat:
- mencari tumor atau kelainan lainnya
- mengamati organ-organ di dalam rongga perut
- memperoleh contoh jaringan
- melakukan pembedahan perbaikan.


Rontgen
  1. Foto polos perut.
    Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak memerlukan persiapan khusus dari penderita.
    Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:
    - suatu penyumbatan
    - kelumpuhan saluran pencernaan
    - pola udara abnormal di dalam rongga perut
    - pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).
  2. Pemeriksaan barium.
    Setelah penderita menelan barium, maka barium akan tampak putih pada foto rontgen dan membatasi saluran pencernaan, menunjukkan kontur dan lapisan dari kerongkongan, lambung dan usus halus.
    Barium yang terkumpul di daerah abnormal menunjukkan adanya ulkus, erosi, tumor dan varises kerongkongan.

    Foto rontgen bisa dilakukan pada waktu-waktu tertentu untuk menunjukkan keberadaan barium. Atau digunakan sebuah fluoroskop untuk mengamati pergerakan barium di dalam saluran pencernaan. Proses ini juga bisa direkam.

    Dengan mengamati perjalanan barium di sepanjang saluran pencernaan, dokter dapat menilai:
    - fungsi kerongkongan dan lambung
    - kontraksi kerongkongan dan lambung
    - penyumbatan dalam saluran pencernaan.

    Barium juga dapat diberikan dalam bentuk enema untuk melapisi usus besar bagian bawah. Kemudian dilakukan foto rontgen untuk menunjukkan adanya polip, tumor atau kelainan struktur lainnya.
    Prosedur ini bisa menyebabkan nyeri kram serta menimbulkan rasa tidak nyaman.

    Barium yang diminum atau diberikan sebagai enema pada akhirnya akan dibuang ke dalam tinja, sehingga tinja tampak putih seperti kapur.
    Setelah pemeriksaan, barium harus segera dibuang karena bisa menyebabkan sembelit yang berarti. Obat pencahar bisa diberikan untuk mempercepat pembuangan barium.


Parasentesis

Parasentesis adalah memasukkan jarum ke dalam rongga perut dan mengambil cairannya.

Dalam keadaan normal, rongga perut diluar saluran pencernaan hanya mengandung sejumlah kecil cairan. Cairan bisa terkumpul dalam keadaan-keadaan tertentu, seperti perforasi lambung atau usus, penyakit hati, kanker atau pecahnya limpa.
Parasentesis digunakan untuk memperoleh contoh cairan untuk keperluan pemeriksaan atau untuk membuang cairan yang berlebihan.

Pemeriksaan fisik (kadang disertai dengan USG) dilakukan sebelum parasentesis untuk memperkuat dugaan bahwa rongga perut mengandung cairan yang berlebihan.
Selanjutnya daerah kulit (biasanya tepat dibawah pusar) dibersihkan dengan larutan antiseptik dan dibius lokal. Melalui kulit dan otot dinding perut, dimasukkan jarum yang dihubungkan dengan tabung suntik ke dalam rongga perut dimana cairan terkumpul.
Sejumlah kecil cairan diambil untuk pemeriksaan laboratorium atau sampai 0,96 liter cairan diambil untuk mengurangi pembengkakan perut.


USG Perut

USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-organ dalam.
USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati dan pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya.

USG juga dapat menunjukkan adanya cairan.
Tetapi USG bukan alat yang baik untuk menentukan permukaan saluran pencernaan, sehingga tidak digunakan untuk melihat tumor dan penyebab perdarahan di lambung, usus halus atau usus besar.

USG merupakan prosedur yang tidak menimbulkan nyeri dan tidak memiliki resiko.
Pemeriksa menekan sebuah alat kecil di dinding perut dan mengarahkan gelombang suara ke berbagai bagian perut dengan menggerakkan alat tersebut. Gambaran dari organ dalam bisa dilihat pada layar monitor dan bisa dicetak atau direkam dalam filem video.


Pemeriksaan Darah Samar

Perdarahan di dalam saluran pencernaan dapat disebabkan baik oleh iritasi ringan maupun kanker yang serius.
Bila perdarahannya banyak, bisa terjadi muntah darah, dalam tinja terdapat darah segar atau mengeluarkan tinja berwarna kehitaman (melena).

Jumlah darah yang terlalu sedikit sehingga tidak tampak atau tidak merubah penampilan tinja, bisa diketahui secara kimia; dan hal ini bisa merupakan petunjuk awal dari adanya ulkus, kanker dan kelainan lainnya.

Pada pemeriksaan colok dubur, dokter mengambil sejumlah kecil tinja . Contoh ini diletakkan pada secarik kertas saring yang mengandung zat kimia. Setelah ditambahkan bahan kimia lainnya, warna tinja akan berubah bila terdapat darah.

Rabu, 26 September 2012

Makalah Obat Antitoksin


 OBAT ANTITOKSIN


BAB I
PENDAHULUAN

Antitoksin dapat dibuat dengan menggabungkan DNA virus dan gen yang mempunyai sifat menguntungkan sehingga jika virus menginfeksi bakteri, di dalam sel bakteri tersebut terkandung gen yang menguntungkan.
  • Gen manusia adalah gen yang menguntungkan yang dapat mengendalikan produksi antitoksin.
  • Jika oleh DNA virus, DNA manusia disambungkan dengan DNA bakteri, sel bakteri tersebut akan mengandung gen manusia penghasil antitoksin.
  • Jadi, yang mulanya gen bakteri tidak mengandung antitoksin manusia, sekarang mampumemproduksi antitoksin manusia.
  • Pembelahan akan terus-menerus dilakukan oleh bakteri.
  • Setiap bakteri baru dipastikan mengandung antitoksin yang dihasilkan oleh DNA manusia.
  • Antitoksin dapat dipisahkan dan dimanfaatkan untuk pelawan penyakit pada manusia.
  • Dengan rekayasa genetik, dapat dikatakan bahwa virus dapat dimanfaatkan sebagai perantara gen manusia atau gen makhluk hidup lainnya untuk masuk ke dalam sel bakteri agar sel bakteri tersebut membawa sifat gen manusia atau gen makhluk hidup lain.




BAB II
PEMBAHASAN
A.     PENGERTIAN
Antitoxin adalah sebuah antibodi dengan fungsi untuk menetralisir racun. Antitoxin pasti diproduksi oleh hewan, tumbuhan, dan bakteri. Meskipun antitoxin sangat berguna untuk menetralisir racun, antitoxin dapat membunuh bakteri dan mikroogranisme lainnya. Antitoxin dibuat dalam organisme, tapi dapat dimasukan kedalam organisme lainnya, termasuk manusia.
 Antiserum atau antitoksin merupakan zat anti terhadap toksin. Zat toksin ini berasal dari sejenis racun yang dikeluarkan oleh kuman atau virulen. Racun ini dikeluarkan dari hewan (zootoksin) dan tumbuhan (fitotoksin).

B.     Fungsi obat antitoksin
Zat antitoksin ini digunakan sebagai penangkal dari berbagai macam penyakit pada manusia. Zat ini menggunakan serum binatang, tumbuhan, atau manusia yang telah dibuat kebal terhadap suatu penyakit akibat racun tersebut. Antitoksin yang biasa digunakan untuk menetralkan racun di dalam tubuh adalah antitetanus serum (ATS), antidifteri serum (ADS), dan serum antibisa ular (SABU), dan jenis antitoksin lainnya. Antitoksin dapat digunakan human tetanus immunoglubin (TIG)

C.     Cara pemberian obat antitoksin
Prosedur ini memerlukan penyuntikan untuk menyuntik binatang dengan kandungan yang aman. Lalu, tubuh binatang membuat antitoxin diperlukan untuk menetralisir racun. Nantinya, darah ditarik dari binatang. Saat antitoxin diterima dari darah, antitoxin akan dimasukan ke manusia atau binatang lainnya, termasuk kekebalan pasif. (catatan: gunakan antitoxin manusia untuk manusia).
Antitoksin dapat digunakan Human Tetanus Immunoglobulin (TIG) dengan dosis 3000 – 6000 U. Satu kali pemberian saja secara IM tidak boleh secara intravena. Karena TIG mengandung “anti complementary aggregates of globulin”, yang mana ini dapat mencetuskan reaksi alergi yang serius. Bila TIG tidak ada dianjurkan menggunaan tetanus antitoksin yang berasal dari hewan dengan dosis 40000 U. Dengan cara pemberian adalah 20000 U dari antitoksin dimasukan kedalam 200 cc cairan Nacl fisiologis diberikan secara intravena. Pemberian harus sudah diselesaikan dalam waktu 30 – 45 menit. Setengah dosis yang tersisa 20000 U diberikan secara IM pada daerah sebelah luar.

D.    Jenis – jenis obat antitoksin
1.      Serum anti bisa ular
-          Nama dan struktur : serum anti bisa ular polivalen (kuda)
-          Keterangan : serum polivalen yang berasal dari plasma kuda yang dikebalkan terhadap bisa ular yang memiliki efek neurotoksik (ular yang jenis naja sputatrix : ular cobra, bungarus fasciatus : ular belang ) dan hemotoksik (ular ankystrodon rhodostoma- ular tanah)
-          Indikasi : untuk pengobatan terhadap gigitan ular berbisa.
-          Dosis, cara pemberian dan lama pemberian
Pemilihan anti bisa ular tergantung dari spesies ular yang menggigit. Dosis yang tepatsulit untuk ditentukan karena tergantung dari jumlah bisa ular yang masuk peredaran darah korban dan keadaan korban sewaktu menerima antiserum. Dosis pertama sebanyak 2 vial @ 5 ml sebanyak 2% dalam faal diberikan sebagai infus dengan kecepatan 40 – 80 tetes per menit. Kemudian diulang setiap 6 jam. Apabila diperlukan (misalnya gejala – gejala berkurang atau bertambah) anti serum dapat terus diberikan setiap 24 jam sampai maksimum (80 – 100 ml). Antiserum yang tidak diencerkan dapat diberikan langsung sebagai suntikan intravena dengan sangat perlahan – lahan. Dosis antiserum untuk anak-anak sama atau lebih besar daripada dosis untuk dewasa.
-          Stabilitas penyimpanan
Disimpan pada suhu 2 – 8 C dalam lemari es, jangan dalam freezer. Kadaluarsa 2 tahun.
-          Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi absolut pada terapi anti bisa ular , terapi diperlukan dan biasanya digunakan untuk menyelamatkan jiwa manusia.
-          Efek samping
1.      Reaksi anafilaktif ; jarang terjadi, tetapi ada timbulnya dapat segara atau dalam waktu beberapa jam sesudah suntikan.
2.      Serum sickness ; dapat timbul 7-10 hari setelah suntikan berupa demam , gatal-gatal , sesak nafas dan gejala alergi lainnya.
3.      Demam disertai menggigil yang biasanya tinbul setelah pemberian serum secara intravena.
4.      Rasa nyeri pada tempat suntikan ; yang biasanya timbul pada penyuntikan serum dalam jumlah besar. Reaksi ini biasanya terjadi dalam 24 jam.
-          Interaksi
Dengan obat lain: belum ada interaksi signifikan yang dilaporkan.
Dengan makanan : -
-          Pengaruh
o   Terhadap kehamilan : tidak ada data mengenai anti bisa ular pada kehamilan. Keuntungan penggunaan terhadap ibu dan bayi melebihi kemungkinan resiko  penggunaan serum anti bisa ular.
o   Terhadap ibu menyusui : tidak ada data. Keuntungan pengunaan terhadap ibu melebihi kemungkinan resiko pada bayi.
o   Terhadap anak-anak : anak-anak mempunyai resiko yang lebih besar terhadap envenoming yang parah karena masa tubuh yang lebih kecil dankemungkinan aktifitas fisik yang lebih besar. Anak- anak membutuhkan dosis yang sama dengan dewasa , dan tidak boleh diberikan dosis anak berdasarkan berat badan disebabkan hal ini dapat menimbulkan perkiraan dosis yang lebih rendah. Jumlah serum anti bisa ular yang diperlukan tergantung dari jumlah bisa ular yang perlu di netralisasikan bukan berat badan pasien.
-          Bentuk sediaan
o   Vial 5 ml. Tiap 5 ml dapat menetralisasi:
§  10-15 LD50 bisa ular tanah (Ankystrodon Rhodostoma)
§  25-50 LD50 bisa ular belang (Bungarus Fasciatus)
§  25-50 LD50 bisa ular kobra (Naja Supatrix) dan mengandung fenol 0,25% v/v
-          Peringatan
Karena tidak ada penetralisasi silang (cross neutralization) serum anti bisa ular ini tidak berkhasiat terhadap gigitan ular yang terdapat di Indonesia bagian timur (misalnya jenis-jenis Acanthopis antarticus , Xyuranus scuttelatus, Pseudechis papuanus dll) dan terhadap gigitan ular laut (Enhydrina cysta)
2.      Serum anti diphteri
a.       Nama dan struktur : serum anti diphteri
b.      Keterangan : seum yang dibuat dari plasma kuda yang dikebalkan terhadap toksin diphteri. Plasma ini di murnikan dan dipekatkan serta mengandung fenol 0,25% sebagai pengawat

-          Golongan atau kelas terapi
Obat yang mempengaruhi sistem imun
-          Indikasi
Untuk pencegahan dan pengobatan diphteri
-          Dosis , cara penberian dan nama penberian
Untuk pencegahan : anak-anak : 1000-3000 IU, intramuskular, tergantung usia. Dewasa : 3000-5000 IU, intramuskular
Untuk pengobatan : 10000IU atau lebih, intramuskular atau intravena , tergantung dari keadaan penderita.
-          Stabilitas penyimpanan : disimpan dalam suhu 2-80C. Kadaluarsa = 2 tahun.
-          Efek samping
1.      Reaksi anafilaktik : jarang terjadi , tetapi bila ada timbulnya dapat segera atau dalam waktu beberapa jam sesudah suntikan.
2.      Serum sickniss : dapat timbul 7-10 hari setelah suntikan berupa demam, gatal-gatal, eksantema, sesak nafas dan gejala alergi lainnya.
3.      Demam disertai menggigil yang biasanya timbul setelah pemberian serum secara intravena.
4.      Rasa nyeri pada tempat suntikan : yang biasanya timbul pada penyuntikan serum dalam skala besar. Reaksi ini biasanya terjadi dalam 24 jam.
3.      Antitoksin herbal
-          buah naga selain mempunyai nilai ekonomis tinggi, juga memiliki khasiat bagi kesehatan manusia, diantaranya sebagai menyeimbangkan kadar gula darah, pencegah kanker, pelindung kesehatan mulut, pengurang kolesterol, dan obat keluhan keputihan.
-          Kangkung ternyata juga berkhasiat sebagai antiracun dan bisa mengobati berbagai gangguan kesehatan. Dengan mengambil 500 gram akar, batang, dan daun kangkung. Kemudian dicuci bersih lalu diblander dengan segelas air lalu diminum.
-          Air kelapa hijau dibanding dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanin atau antidot (antiracun) yang paling tinggi. Secara umum kelapa digunakan untuk mengobati keracunan, panas dalam, sakit panas, demam berdarah, morbili, influenza, kencing batu, sakit saat haid, cacing kremi, sakit gigi, ubanan, dan ketombe.
-          Mentimun memiliki nama scientific cucumis sativus. Mengandung 0,65% protein, 0,1% lemak, dan karbohidrat sebanyak 2,2%.biji mentimun mengandung racun alkoloid jenis hiposantin yang berfungsi untuk mengobati anak-anak yang menderita cacingan.





BAB III
PENUTUP
Antitoxin adalah sebuah antibodi dengan fungsi untuk menetralisir racun. Antitoxin pasti diproduksi oleh hewan, tumbuhan, dan bakteri. Meskipun antitoxin sangat berguna untuk menetralisir racun, antitoxin dapat membunuh bakteri dan mikroogranisme lainnya. Antitoxin dibuat dalam organisme, tapi dapat dimasukan kedalam organisme lainnya, termasuk manusia.

 

 DAFTAR PUSTAKA