Gangguan Haid dan Siklusnya
1. Pengertian
Haid : Perubahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai deskuamasi
endometrium
2. Endometrium
dlm siklus haid mengalami 4 Fase yaitu :
a.
Fase menstruasi (deskuamasi)
- endometrium dilepaskan dari uterus disertai
perdarahan
- berlangsung 3-4 hari
b Fase pasca haid (regenerasi)
-
Luka endometrium berangsur sembuh
-
berlangsung 4-5 hari
c. Fase intermenstrum (proliferasi)
Hari 5-14 siklus haid, dibagi 3 yaitu
a. Fase proliferasi dini (hr ke 4-7)
b. Fase proliferasi madya (hr ke 8-10)
c. Fase proliferasi akhir (hr ke 11-14)
d. Fase prahaid (sekresi)
- mulai sesudah ovulasi, hari ke 14-28
a. Fase sekresi dini
b. Fase sekresi lanjut
3. Haid
normal
>
siklus 21-35 hari, rata-rata 28 hari
>
lama haid 3-8 hr, rata-rata 7 hari
>
jumlah darah 10-80 cc, rata 35 cc
>
darah tidak membeku
>
bau amis
4. Klasifikasi
gangguan haid :
a.
Kelainan
jumlah darah & lamanya perdarahan
> Hipermenore / menoragi > 8 hr
> Hipomenore
b.
Kelainan
siklus
>
Polimenore < 21 hari
> Oligomenore > 35 hari
> Amenorea
c.
Perdarahan
di luar haid
> metroragia
d.
Gangguan
lain yang ada hubungan dengan haid
> premenstrual tension
> mastodinia
> Mittelschmers (nyeri ovulasi)
> Dismenore
5. Perdarahan di luar haid / bukan
haid
1.
Menometroragia
(menjadi satu dg haid)
2.
Menoragia
(dpt dibedakan dg haid)
Penyebab
:
a. Organik
> Serviks : erosi, laserasi, ulkus,
polip, ca
> Corpus : polip endometrium, abortus,
mola, korio ca, subinvolusi, mioma, ca korpus, sarkoma
> Tuba
: KET, adnexitis, tumor
> Ovarium : adnexitis, tumor
b.
Fungsional à PUD
6. A m e n o r e
Ø
Urutan
fisiologis Haid normal :
a.
Hipothalamus
GnRH dilepaskan secara pulsatif ke dalam
sirkulasi portal
b.
Hipofisis
Sel gonadotrop hipofisis berespon thd
stimulasi pulsatif GnRH, melepaskan FSH dan LH ke sirkulasi sistemik
c.
Folikel Ovarium
Respon thd stimulasi FSH, fol. Primordial
berkembang à fs. Preantral à antralà preovulasi (folikel de Graft).
Sel granulosa folikel menghasilkan bnyk
estrogen yg merangsang pertumbuhan endometrium (fase proliferasi)
d.
Korpus luteum
Peningkatan kadar estrogen menekan FSH tp
meningkatkan LH (LH surge) pd
pertengahan siklus menginduksi u/ terjadinya ovulasi. Setelah terjadi ovulasi sel granulosa korpus
luteum mengalami luteinisasi akan menghasilkan progesteron yg menyebabkan
endometrium memasuki fase sekresi
e.
Endometrium
Jika tdk ada konsepsi, c.luteum
berdegenerasi, menyebabkan penurunan kadar progesteron. Progesteron withdrawal
menyebabkan spasme a. spiralis, iskemia
jaringan & perdarahan lucut
f.
Saluran pengeluaran
Darah haid mengalir melalui kanalis
cervikalis ke dalam vagina dan keluar darah
Ø Amenore disebabkan berbagai kelainan pd
setiap tingkat proses menstruasi :
a.
Hipothalamus
Kelainan :
>
tumor > Kehilangan BB
>
anoreksia nervosa > stres
> latihan berat
Kadar Gonadotropin à
rendah
Cara diagnosis à
> Anamnesis
> MRI
> CT Scan
b.
Hipofisis
Kelainan :
> Sindroma Sheehan
> Panhipopituitarisme
Kadar Gonadotropin à
rendah
Cara diagnosis à
> Anamnesis
> Tes stimulasi GnRH
c.
Folikel
Ovarium
Kelainan :
> Gonadal disgenesis
> defek enzim steroidogenik
>
Ovarian failure
>
testis kecil / -
>
pasca radiasi / khemoterapi
Kadar Gonadotropin à
tinggi
Cara diagnosis à
> Anamnesis
> Karyotipe
> Biopsi gonad
d.
Corpus
luteum (anovulasi)
Kelainan :
> PCOS
> Hiperprolaktinemia
> Kehilangan BB, stress, latihan berat
Kadar Gonadotropin à
normal
Cara diagnosis à
> Anamnesis
> CT Scan
> Uji P
> MRI
e.
Uterus /
endometrium
Kelainan :
> Androgen insensitivitas
> Mullerian agenesis
>
Sindroma Asherman
Kadar Gonadotropin à
normal
Cara diagnosis à
> Anamnesis
> Karyotipe
> Kadar testosteron
>
Histeroskopi
f.
Saluran
pengeluaran
Kelainan :
>
Himen imperforata
> Agenesis vagina
> Stenosis cervix
Kadar Gonadotropin à
normal
Cara diagnosis à
> Pemeriksaan ginekologi
Amenore
:
1.
Fisiologis
à Pre pubertas
à Hamil
à Laktasi
à Pasca menopause
2.
Patologis
Primer :
à Insiden 2-3%
à Kriteria
- tidak haid sp usia 14 thn tanda
seks sekunder (-)
- tidak hadi sp usia 16 thn tanda
seks sekunder (+)
Sekunder
à tidak datang haid 3 bulan
Amenore
primer ;
Sebagian
besar kelainan bawaan / kelainan
Genetik
atau kelainan anatomis
Pemeriksaan
à
kromosom/karyotipe
Amenore
sekunder:
Disebabkan
kelainan fungsional
Pemeriksaan
à Uji P
Etiologi
:
Kompartemen
I
> Himen Imperforata
> Sindroma Asherman
> Anomali duktus mulleri
> Agenesis duktus mulleri
> Insensitif androgen
(Feminisasi testikuler)
Kompartemen
II
> Sindroma Turner
> Mosacisme
> XY
gonadal disgnenesis
>
Gonadal agenesis
>
Sindroma resisten ovarium
> Premature ovarian failure
Kompartemen
III :
> Hiperprolaktinemia
> Sindroma Sheehan/Simmond disease
Kompartemen
IV :
> Amenore hipothalamus
7.
Himen Imperforata
Himen
dibentuk :
à Gabungan jaringan yg berasal dr tuberkel
sinus (paramesonefros) & lempeng vagina
Himen
Imperforata terjadi karena
-
Kelainan
kongenital berupa tidak adanya degenerasi pd sentral himen
-
Penutupan
setelah terjadi perforasi karena proses radang
Diagnosis
baru dapat ditegakkan setelah pubertas
8.
Sindroma Asherman
Amenore
sekunder terjadi
à Destruksi endometrium
à Etiologi : kuretase yg berlebihan scar intrauterin
àPerlekatan dapat terjadi pd seluruh endometrium shg cavum uteri menutup
atau sebagian pd OUI, kanalis atau bagian lain
à Gejala : abortus, dismenore, hipomenore infertilitas
àDiagnosis : Sinekhia multipel dg histerografi/histeroskopi
9.
Anomali Duktus Mulleri
Ø Terhentinya proses pemisahan atau pembentukan
saluran duktus mulleri
Ø Tingkat kelainan :
à Himen
imperforata
à
Obliterasi Orifisium vagina
à Hipoplasia
kanalis vagina
à
Servik (-)
à
Uterus ada, cavum tidak ada
à
Uterus & cavum ada, endometrium (-)
à Uterus (-)
> Gejala : Hematokolpos, hematometra,
hematoperitoneum
10.
Agenesis Duktus Mulleri
=
Aplasia vagina & uterus
=
Sindroma Mayer Kuster Rokitansky Hauser
Ø Etiologi
- tidak diketahui
Ø Tanda & gejala
-
Vagina 1/3 prox. Aplasia/hipoplasia
-
aplasia uterus & tuba
-
jika terbentuk endometrium, nyeri siklik abdomen
-
fungsi ovarium normal
-
tumbuh kembang normal
Ø Pemeriksaan penunjang/lanjutan :
- USG
- MRI
- BNO-IVP
- Rontgen
11.
Insensitif Androgen
=
Feminisasi testikuler
Ø Penyebab amenore primer terbanyak ke3
Setelah disgenesis gonad & agenesis
duktus mulleri
Ø Pseudohermafroditisme pria (kromosom XY)
dengan fenotip wanita
>Etiologi
;
- berkurangnya jumlah reseptor androgen dalam
sitoplasma
Tanda
& gejala :
-
Testis
relatif normal
-
Payudara
normal
-
Introitus
normal
-
1/3
kasus rambut ketiak, pubis (-)
-
Vagina
(-) atau pendek, uterus (-)
Diagnosis
:
1.
Amenore
& uterus (-)
2.
Kromosom
XY
3.
Fenotip
khas wanita
4.
Rambut
pubis & ketiak (-)
5.
Hernia
inguinal pd anak perempuan
12.
Sindroma Turner
Ø Kelainan kromosom XY
Ø Etiologi :
à nondisjunction gamet pria (75%)
à kelainan kromosom X (15%)
à mosaikisme
Ø Patofisiologi
Folikel (-) à hormon sex (-) à amenore
Ø Gejala :
-
Amenore Hipergonadotropik hipoestrogen
-
tubuh pendek
-
webbed neck
-
cubitus valgus
-
rambut pubis & ketiak (+)mammae (-)
-
kelainan sistem CV, renal, tiroid
Ø Diagnosis :
- GnRH
meningkat
-
Kariotipe 45 XO, kromatin (-)
- Jika
terdapat kromosom Y àextirpasi gonad untuk mencegah germcell tumor (20-30%)
13.
Mosaicisme
-
Wanita
yg memiliki kromosom normal sedang beberapa sel lainnya memiliki jumlah
kromosom yg abnormal
-
Etiologi
: Nondisjunction mitosis
-
D/ Pd
wanita yg tampak N, dg peningkatan GnRH sebelum umur 30 thn
-
Th/
kariotipe
14.
XY Gonadal Dysgenesis
a.
Swyer’s
syndrome
b.
Wanita
dg kariotipe XY
c.
Tak
terjadi perkembangan seksual
15.
Gonadal agenesis
a.
Gonad
tidak berkembang
b.
Individu
berkembang ke arah wanita
c.
Etiologi
>
virus & metabolik saat kematian dini
> mutasi genetik
-
Gejala : hipergonadotropik hipogonadism
16.
Sindroma Resisten Ovarium
Etiologi
:
-
Gangguan
pembentukan reseptor GnRH diovarium
-
Gejala :
>
amenore
> tumbuh kembang normal
>
kadar GnRH >>>> akibat folikel resisten
>
secara PA: folikel (+), infiltrasi limfosit (-)
17.
Premature Ovarian Failure
-
Etiologi
:
>
tidak diketahui
>
dapat kelainan kromosom 45 XO, 47 XXY
>
kelainan autoimun
>
infeksi (ooforitis mump)
>
radiasi
>
khemoterapi
-
Gejala
: penurunan jumlah folikel ovarium,
amenore < 40 thn, estrogen <<<, FSH meningkat
18.
P C O S
=
Polycystic Ovarian Syndroma
=
Sindroma Stein Leventhal
Ø PCOS terdiri dari
-
hiperandrogenisme à hirsutisme
- anovulasi kronik à oligo à amenore
-
ovarium polikistik
Ø Terutama pd wanita gemuk
Ø Etiologi
-
anovulasi kronik
Ø Diagnosis :
PCOS berbeda dg PCO tanpa sindrom
Gejala & Tanda :
- hirsutisme
- acne
- pigmen
- obesitas
- pembesaran suara
- oligo-amenore
- infertilitas
Ø Lab :
- LH meningkat, FSH N/menurun
- ratio LH/FSH >> 3,1
- Kadar DHEAS < 5-7 ng/ml
à bukan
suprarenal
Kadar DHEAD > 5-7 ng/ml
à
suprarenal
-
Kadar testosteron < 1,5 ng/ml
à
anovulasi
-
Kadar testosteron > 1,5 ng/ml
à tumor
Ø USG : gambaran roda pedati
Ø Kriteria diagnosis PCOS
1 Kriteria mayor :
1 Kriteria mayor :
- anovulasi
- hiperandrogenisme 2 kriteria minor :
- resistensi insulin
- hirsutisme
- obesitas
- LH/FSH > 2,5
- bukti USG
Diagnosa
Banding
- akromegali
- hiperplasia adrenal
- sindroma Cushing
- Hipo atau hipertiroid
- Hiperprolaktinemia
- tumor yg memproduksi androgen
- penggunaan androgen eksogen : danazol,
metiltestosteron
Terapi
simptomatis
Wanita
belum ingin punya anak
-
GnRH
agonis à menekan fungsi ovarium
-
Pil KB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar