Selasa, 03 April 2012

makalah askep kanker kolon usus besar


BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang
Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa saja di tubuh manusia. Bila menyerang di kolon, maka disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum, maka disebut kanker rektum. Bila mengenai kolon maupun rektum maka disebut kanker kolorektal.
Kanker kolon adalah kanker yang menyerang usus besar. Penyakit ini adalah kanker peringkat 2 yang mematikan. Usus besar adalah bagian dari sistem pencernaan. Sebagaimana kita ketahui sistem pencernaan dimulai dari mulut, lalu kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus (duodenum, yeyunum, ileum), usus besar (kolon), rektum dan berakhir di dubur. Usus besar terdiri dari kolon dan rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus, terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah kolon, barulah rektum yang merupakan saluran diatas dubur. Bagian kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut caecum, sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid.
Kanker usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar (kanker kolon) relatif umum. Pada kenyataannya, kanker kolon dan rektum sekarang adalah tipe paling umum kedua dri kanker internal di Amerika serikat. Ini adalah penyakit budaya barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal di diagnosis di negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibanding kan kanker rektal.

Insidensnya meningkat sesuai dengan usia (kebanyakan pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun) dan makin tinggi pada individu dengan riwayat keluarga mengalami kanker kolon, penyakit usus inflamasi kronis atau polip.
Perubahan pada persentase distribusi telah terjadi pada tahun terakhir. Insidens kanker pada sigmoid dan area rektal telah menurun, sedangkan insidens pada kolon asendens dan desendens meningkat.

Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira- kira setengah dari jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup di bawah lima tahun adalah 40% sampai 50%, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal.
Kanker kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh dengan relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan disekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke lever, paru-paru, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.
Carsinoma kolon ditemukan diseluruh dunia. Dieropa dan di amerika lebih banyak dari pada di afrika dan asia.


BAB II
PEMBAHASAN

A.       Definisi
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).

Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).

Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).

Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).


B.      Etiologi
Terdapat empat etiologi utama kanker (Davey, 2006 : 334) yaitu
1.      Kelainan kolon
a.       Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
b.      Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi karsinoma. Pada golongan ini penderita pasti akan menderita karsinoma (100%)
c.       Kondisi ulserative :mereka yang telah menderita colitis ulserativa menahun (50%) apalagi dideritanya sejak usia muda
d.      Mereka yang telah diobati untuk karsinoma kolon.
e.       Mereka dengan ureterosigmoidestomi (8%)

2.      Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak yang orangtuanya sehat (FKUI, 2001 : 207).

3.      Diet
Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran buah-buahan) seperti makanan yang sering dikonsumsi oleh orang eropa dan amerika, kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani. Sebaliknya makanan orang afrika dan asia mengandung sedikit lemak dan banyak dietary fibre.
            Lemak dalam kolon-rektum dipecah oleh bakteri dan menghasilkan beberapa asam empedu yang merupakan ko-karsinogen tau promotor dalam proses karsinogenesis, berarti membantu mempercepat timbulnya karsinoma. Selain itu makanan dengan sedikit dietary fibre, akan lebih lama berada dalam saluran cerna sebelum dikeluarkan dari badan sebagai tinja. Ini disebut transit-time atau waktu transit yang panjang. Dengan demikian, kontak kedua asam empedu (deoxycholic acid dan lithocholic acid) dengan mukosa kolon rectum berlangsung lama.sebaliknya makanan dengan banyak dietary fibre membuat tinja lunak dan lebih volumineus, sehingga transit pendek. Ini berarti kontak zat-zat yang merangsang mukosa adalah pendek. Dan dietary fibre juga menyerap kedua empedu tersebut selain menyerap air, sehingga konsentrasi asam empedu yangdapat merangsangmenjadi rendah. Dengan kata lain dietary fibre dapat melindungi dan mencegah timbulnya karsinoma atau mengurangi kemungkinan timbulnya karsinoma.

Makanan yang juga dapat memicu terjadinya Ca Colon
Makanan-makanan yang pasti di jurigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists )

Makanan yang harus dihindari :
a)      Daging merah
b)      Lemak hewan
c)      Makanan berlemak
d)     Daging dan ikan goreng atau panggang
e)      Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)

Makanan yang harus dikonsumsi:

a)      Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables     dari golongan kubis ( seperti brokoli,brussels sprouts )
b)       Butir padi yang utuh
c)        Cairan yang cukup terutama air

Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma,faktor utama yang membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma Colon : tubular,villous dan tubulo villous ( akan di bahas pada polips ).Meskipun hampir besar kanker Colon berasal dari adenoma,hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi manigna,villous adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.

Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak diketahui poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada colon dan rektum.Resiko dari kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia 20 – 30 tahun.
Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohn’s juga mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda dan tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut

C.        Klasifikasi kanker kolon
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut (FKUI, 2001 : 209) :
A  :  kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1            :  kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2            :  kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisaN propria.
C1            :  kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak                    satu sampai empat buah.
C2            :  kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari                           5 buah.
D  :kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan        penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi.

Stadium kanker kolon
Terdapat beberapa macam klasifikasi staging Dukes pada kanker kolon
a.       Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon
b.      Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon
c.       Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa
d.      Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain

D.      Patofisiologi
            Kanker terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira pada bagian ( Sthrock 1991 a ) :
1.      26 % pada caecum dan ascending colon
2.      10 % pada transfersum colon
3.      15 % pada desending colon
4.      20 % pada sigmoid colon
5.      30 % pada rectum

            Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak membahayakan.Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode.Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat metastase yang lain termasuk Kelenjar Adrenalin, Ginjal, Kulit, Tulang Otak.

            Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan sistem sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial.

E.  Tanda dan Gejala
Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai   gejala umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis).
1.      Gejala Lokal
a.    Perubahan kebiasaan buang air
1)   Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau          bertambah (diare)
2)   Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin  tapi sudah   tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran             (feses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal
3)   Perubahan wujud fisik kotoran/feses
a)      Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang air besar
b)      Feses bercampur lender
c)      Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atas

b.    Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor

c.       Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita

d.      Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya

2.      Gejala umum
a.       Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan)
b.      Hilangnya nafsu makan
c.       Anemia, pasien tampak pucat
d.      Sering merasa lelah
e.       Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang

3.      Gejala penyebaran
a.    Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :
b.    Penderita tampak kuning
c.    Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
d.   Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter

F. Pemeriksaan Diagnostik

1. Anamnesis
     Anamnesis yang cermat sering sudah dapat menentukan dignosis. Yang harus ditanyakan adalah perubahan pola defekasi, frekuensi, dan konsistensi tinja.
     Dalam anamnesis tentang nyeri perut, perlu dibedakan antara nyeri kolik dan nyeri menetap, serta hubungannya dengan makan atau dengan defekasi. Perlu pula ditanyakan warna tinja, terang atau gelap, bercampur lendir atau bercampur darah, dan warna darah segar atau tidak. Juga harus ditanyakan ada rasa puas atau tidak setelah defekasi, bagaimana nafsu makan, adakah penurunan berat badan, dan rasa lelah.
     Gejala dan tanda yang sering ditemukan pada kelainan kolon ialah dispepsia, hematokesia, anemia, benjolan, dan obstruksi karena radang atau keganasan.

2. Pemariksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosisnya dilakukan serangkaian pemeriksaan berupa inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Tidak semua organ dpat diperiksa dengan cara ini. Jenis pemeriksaan dipilih sesuai dengan kelainan yang diperkirakan berdasarkan anamnesis atau diplih menurut informasi yang diinginkan.

3.      Pemeriksaan Laboratorium
Anemia dapat dibbuktikan dengan pemeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit. Pemeriksaan bensidin untuk darah samar bukan pemeriksaan yang khas, tetapi memberi petunjuk adanya perdarahan didalam saluran cerna. Pemeriksaan fungsi hati sering memberi keterangan yang cukup berguna. Perlu disadari bahwa hasil laboratorium tidak memberikan gambaran yang khas tentang kelainan tertentu di kolon atau rectum.

4.    Pemerksaan Radiologik
Foto kolon dilakukan dengan kontras barium yang dimasukkan melalui rektum. Dengan memasukkan udara setelah defekasi bubur barium ini, akan tampak lapisan tipis bubur barium pada mukosa kolon lebih mudah dilihat. Pemeriksaan ini disebut foto kontras ganda , yaitu kontras negatif udara dan kontras positif bubur barium. Sayangnya, pada foto kolon ini kelainan rektum dibagian dua pertiga distal tidak dapat dinilai.

a.       Proktoskopi
Pemeriksaan kolon dubur dapat disusul dengan proktoskopi (tindakan meriksa endoskopik/melihat dalam) dengan cara dan alat yang sederhana ini dapat dilihat kelainan pada anus, kanalisanalis, dan bagian distal rektum

b.      Rektosigmoidoskopi
Rektosigmoidoskop adalah pipa kaku sepanjang 25-30cm. Dengan alat ini, rektum dan sikmoid dapat dilihat setelah usus dibersihkan secara mekanis. Pemeriksaan dengan alat yang kaku ini kadang menemui kesulitan pada sudut rektosigmoid. Pada setiap kelainan yang terlihat harus dilakukan biopsimultiple untuk pemeriksaan patologi.

c.       Kolonoskopi
Pada kolonoskopi dipakai fiberskop lentur untuk melihat dinding kolon dari dalam lumen sampai ileum terminalis. Dengan alat ini dapat dilihat seluruh kolon, termasuk yang tidak terlihat pada foto kolon. Fiberskop juga dapat dipakai untuk biopsi setiap jaringan yang mencurigakan, evaluasi, dan tindakan terapi misalnya polipektomi.

G.      Komplikasi
            Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor atau melelui penyebaran metastase yang termasuk :
1.      Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis
2.      Pembentukan abses
3.      Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina

            Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.

H.    Penatalaksanaan
Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai  berikut :

1.      Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.

2.    Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.

3.    Kemotherapy
                 Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211).


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan


DAFTAR PUSTAKA


Marilynn E. Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC, Jakarta.

R. Sjamsuhidayat, Wim de jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah, ed 2. EGC, Jakarta.

Sudoyo W.Aru dkk.2006.Bukur Ajar Penyakit Dalam, Jilid 1.Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta





makalah askep kanker kolon usus besar  download


Tidak ada komentar:

Posting Komentar