BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kanker
adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa saja di
tubuh manusia.
Bila menyerang di kolon, maka disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum,
maka disebut kanker rektum. Bila mengenai kolon maupun rektum maka disebut
kanker kolorektal.
Kanker kolon adalah kanker yang
menyerang usus
besar. Penyakit
ini adalah kanker peringkat 2 yang mematikan. Usus besar adalah bagian dari sistem
pencernaan. Sebagaimana kita ketahui sistem pencernaan dimulai dari mulut,
lalu kerongkongan
(esofagus), lambung, usus halus
(duodenum, yeyunum, ileum), usus besar
(kolon), rektum
dan berakhir di dubur.
Usus besar terdiri dari kolon dan rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian
usus sesudah usus halus, terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah
atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah kolon,
barulah rektum yang merupakan
saluran diatas dubur. Bagian kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut caecum, sedangkan bagian kolon yang
berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid.
Kanker usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor
usus besar (kanker kolon) relatif umum.
Pada kenyataannya, kanker kolon dan rektum sekarang adalah tipe paling umum
kedua dri kanker internal di Amerika serikat. Ini adalah penyakit budaya barat.
Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal di diagnosis di negara
ini setiap tahunnya. Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar
dibanding kan kanker rektal.
Insidensnya meningkat sesuai dengan usia (kebanyakan pada pasien yang
berusia lebih dari 55 tahun) dan makin tinggi pada individu dengan riwayat
keluarga mengalami kanker kolon, penyakit usus inflamasi kronis atau polip.
Perubahan pada persentase distribusi telah terjadi pada tahun terakhir.
Insidens kanker pada sigmoid dan area rektal telah menurun, sedangkan insidens
pada kolon asendens dan desendens meningkat.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira- kira setengah
dari jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari
empat pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera.
Angka kelangsungan hidup di bawah lima tahun adalah 40% sampai 50%, terutama
karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang
asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila
mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal.
Kanker
kolon sebagaimana sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh dengan
relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan disekitarnya serta merusaknya, dapat
menyebar jauh melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah
ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke lever, paru-paru,
yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.
Carsinoma
kolon ditemukan diseluruh dunia. Dieropa dan di amerika lebih banyak dari pada
di afrika dan asia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai
dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk
menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di
jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh
(metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA,
menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi
lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari
masa abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon
(Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel
kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle &
Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang
bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya
(Tambayong, 2000 : 143).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat
ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).
B. Etiologi
Terdapat empat etiologi utama
kanker (Davey, 2006 : 334) yaitu
1. Kelainan kolon
a. Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi
adenokarsinoma.
b. Familial poliposis : polip di usus mengalami
degenerasi maligna menjadi karsinoma. Pada golongan ini penderita pasti akan menderita
karsinoma (100%)
c. Kondisi ulserative :mereka yang telah
menderita colitis ulserativa
menahun (50%) apalagi dideritanya sejak usia muda
d. Mereka yang telah
diobati untuk karsinoma kolon.
e. Mereka dengan
ureterosigmoidestomi (8%)
2. Genetik
Anak yang berasal dari
orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih
banyak daripada anak – anak yang orangtuanya sehat (FKUI, 2001 : 207).
3.
Diet
Kebiasaan mengkonsumsi
makanan yang rendah serat (sayur-sayuran buah-buahan) seperti makanan
yang sering dikonsumsi oleh orang eropa dan amerika, kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan
sumber protein hewani. Sebaliknya makanan orang afrika dan asia mengandung
sedikit lemak dan banyak dietary fibre.
Lemak dalam kolon-rektum
dipecah oleh bakteri dan menghasilkan beberapa asam empedu yang merupakan
ko-karsinogen tau promotor dalam proses karsinogenesis, berarti membantu
mempercepat timbulnya karsinoma. Selain itu makanan dengan sedikit dietary
fibre, akan lebih lama berada dalam saluran cerna sebelum dikeluarkan dari
badan sebagai tinja. Ini disebut transit-time atau waktu transit yang panjang.
Dengan demikian, kontak kedua asam empedu (deoxycholic acid dan lithocholic
acid) dengan mukosa kolon rectum berlangsung lama.sebaliknya makanan dengan
banyak dietary fibre membuat tinja lunak dan lebih volumineus, sehingga transit
pendek. Ini berarti kontak zat-zat yang merangsang mukosa adalah pendek. Dan
dietary fibre juga menyerap kedua empedu tersebut selain menyerap air, sehingga
konsentrasi asam empedu yangdapat merangsangmenjadi rendah. Dengan kata lain
dietary fibre dapat melindungi dan mencegah timbulnya karsinoma atau mengurangi
kemungkinan timbulnya karsinoma.
Makanan yang juga dapat memicu
terjadinya Ca Colon
Makanan-makanan yang pasti di jurigai
mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan
tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar
menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan
dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan
timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga
dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat
murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu
peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung
sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh
Day Adventists )
Makanan yang harus dihindari :
a)
Daging merah
b)
Lemak hewan
c)
Makanan berlemak
d)
Daging dan ikan goreng atau panggang
e)
Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)
Makanan yang harus dikonsumsi:
a)
Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous
Vegetables dari golongan kubis ( seperti
brokoli,brussels sprouts )
b)
Butir padi yang
utuh
c)
Cairan yang cukup terutama air
Karena sebagian besar tumor Colon
menghasilkan adenoma,faktor utama yang membahayakan terhadap kanker Colon
menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma Colon : tubular,villous dan tubulo
villous ( akan di bahas pada polips ).Meskipun hampir besar kanker Colon
berasal dari adenoma,hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi manigna,villous
adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.
Faktor yang menyebabkan adanya
adenoma benigna atau manigna tumor tidak diketahui poliposis yang bergerombol
bersifat herediter yang tersebar pada gen autosom dominan. Ini di
karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada colon dan rektum.Resiko
dari kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang
berusia 20 – 30 tahun.
Orang-orang yang telah mempunyai
ucerative colitis atau penyakit Crohn’s juga mempunyai resiko terhadap kanker
Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda dan tingkat yang lebih tinggi
terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali
lebih besar jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut
C. Klasifikasi kanker kolon
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut
(FKUI, 2001 : 209) :
A : kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1 : kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisaN propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai empat buah.
C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari 5 buah.
D
:kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas & tidak dapat
dioperasi lagi.
Stadium kanker kolon
Terdapat beberapa macam klasifikasi
staging Dukes pada kanker kolon
a.
Stadium 1
: Kanker terjadi di dalam dinding kolon
b.
Stadium 2
: Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon
c.
Stadium 3
: Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa
d.
Stadium 4
: Kanker telah menyebar ke organ-organ lain
D.
Patofisiologi
Kanker
terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira pada bagian (
Sthrock 1991 a ) :
1. 26
% pada caecum dan ascending colon
2. 10
% pada transfersum colon
3. 15
% pada desending colon
4. 20
% pada sigmoid colon
5. 30
% pada rectum
Karsinoma Colon sebagian besar
menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini tumbuh tidak terditeksi
sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak membahayakan.Penyakit
ini menyebar dalam beberapa metode.Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu
pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.Kemudian tumor
mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen
pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem
sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus
besar melalui limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel
bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian
metastase ke paru-paru. Tempat metastase yang lain termasuk Kelenjar Adrenalin, Ginjal, Kulit, Tulang Otak.
Penambahan
untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan sistem
sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum
pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan
dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial.
E. Tanda dan
Gejala
Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat
badan menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan yang tidak
jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala
lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di
usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya makin
banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut
terbagi tiga, yaitu gejala lokal,
gejala umum, dan gejala
penyebaran (metastasis).
1.
Gejala Lokal
a.
Perubahan
kebiasaan buang air
1) Perubahan frekuensi buang air, berkurang
(konstipasi) atau bertambah (diare)
2) Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih
ingin tapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta
ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas dari
kanker kolorektal
3) Perubahan wujud fisik kotoran/feses
a)
Feses
bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang air besar
b)
Feses
bercampur lender
c)
Feses
berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya perdarahan di
saluran pencernaan bagian atas
b.
Timbul
rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat
sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor
c.
Adanya
benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita
d.
Timbul
gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh
mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih
(timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan
yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi
belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya
2. Gejala umum
a. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini
adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan)
b. Hilangnya nafsu makan
c. Anemia, pasien tampak pucat
d. Sering merasa lelah
e. Kadang-kadang mengalami sensasi seperti
melayang
3.
Gejala penyebaran
a.
Penyebaran
ke Hati, menimbulkan gejala :
b.
Penderita
tampak kuning
c.
Nyeri pada
perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
d.
Pembesaran
hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter
F. Pemeriksaan
Diagnostik
1. Anamnesis
Anamnesis yang cermat sering sudah dapat
menentukan dignosis. Yang harus ditanyakan adalah perubahan pola defekasi,
frekuensi, dan konsistensi tinja.
Dalam anamnesis tentang nyeri perut, perlu
dibedakan antara nyeri kolik dan nyeri menetap, serta hubungannya dengan makan
atau dengan defekasi. Perlu pula ditanyakan warna tinja, terang atau gelap,
bercampur lendir atau bercampur darah, dan warna darah segar atau tidak. Juga
harus ditanyakan ada rasa puas atau tidak setelah defekasi, bagaimana nafsu
makan, adakah penurunan berat badan, dan rasa lelah.
Gejala dan tanda yang sering ditemukan pada
kelainan kolon ialah dispepsia, hematokesia, anemia, benjolan, dan obstruksi
karena radang atau keganasan.
2. Pemariksaan
Fisik
Pada pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosisnya dilakukan serangkaian
pemeriksaan berupa inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Tidak semua
organ dpat diperiksa dengan cara ini. Jenis pemeriksaan dipilih sesuai dengan
kelainan yang diperkirakan berdasarkan anamnesis atau diplih menurut informasi
yang diinginkan.
3.
Pemeriksaan Laboratorium
Anemia dapat dibbuktikan dengan pemeriksaan kadar hemoglobin dan
hematokrit. Pemeriksaan bensidin untuk darah samar bukan pemeriksaan yang khas,
tetapi memberi petunjuk adanya perdarahan didalam saluran cerna. Pemeriksaan
fungsi hati sering memberi keterangan yang cukup berguna. Perlu disadari bahwa
hasil laboratorium tidak memberikan gambaran yang khas tentang kelainan
tertentu di kolon atau rectum.
4.
Pemerksaan Radiologik
Foto kolon dilakukan
dengan kontras barium yang dimasukkan melalui rektum. Dengan memasukkan udara
setelah defekasi bubur barium ini, akan tampak lapisan tipis bubur barium pada
mukosa kolon lebih mudah dilihat. Pemeriksaan ini disebut foto kontras ganda ,
yaitu kontras negatif udara dan kontras positif bubur barium. Sayangnya, pada
foto kolon ini kelainan rektum dibagian dua pertiga distal tidak dapat dinilai.
a.
Proktoskopi
Pemeriksaan kolon dubur
dapat disusul dengan proktoskopi (tindakan meriksa endoskopik/melihat dalam)
dengan cara dan alat yang sederhana ini dapat dilihat kelainan pada anus,
kanalisanalis, dan bagian distal rektum
b.
Rektosigmoidoskopi
Rektosigmoidoskop adalah
pipa kaku sepanjang 25-30cm. Dengan alat ini, rektum dan sikmoid dapat dilihat
setelah usus dibersihkan secara mekanis. Pemeriksaan dengan alat yang kaku ini
kadang menemui kesulitan pada sudut rektosigmoid. Pada setiap kelainan yang
terlihat harus dilakukan biopsimultiple untuk pemeriksaan patologi.
c.
Kolonoskopi
Pada kolonoskopi dipakai fiberskop lentur untuk melihat dinding kolon dari
dalam lumen sampai ileum terminalis. Dengan alat ini dapat dilihat seluruh
kolon, termasuk yang tidak terlihat pada foto kolon. Fiberskop juga dapat
dipakai untuk biopsi setiap jaringan yang mencurigakan, evaluasi, dan tindakan
terapi misalnya polipektomi.
G. Komplikasi
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya
pertumbuhan pada lokasi tumor atau melelui penyebaran metastase yang termasuk :
1. Perforasi
usus besar yang disebabkan peritonitis
2. Pembentukan abses
3. Pembentukan
fistula pada urinari bladder atau vagina
Biasanya
tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan.Tumor
tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan
pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin
menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter
) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.
H.
Penatalaksanaan
Bila sudah pasti
karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut :
1.
Pembedahan
(Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan
cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan
masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang.
Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan
sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
2.
Penyinaran
(Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel
berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak
daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi
radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker,
sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh
menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3.
Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat
, dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang
telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di
injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena
digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211).
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Marilynn E. Doenges. 1999. Rencana
Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC, Jakarta.
R. Sjamsuhidayat, Wim de
jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah, ed
2. EGC, Jakarta.
Sudoyo W.Aru dkk.2006.Bukur Ajar Penyakit Dalam, Jilid 1.Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI, Jakarta
makalah askep kanker kolon usus besar download
Tidak ada komentar:
Posting Komentar