Rabu, 18 April 2012

Penyakit Pada Alat Kelamin Wanita

PENYAKIT PADA ALAT KELAMIN WANITA

Jenis-Jenis Penyakit Pada Alat Kelamin Wanita

1.      Perlukaan Akibat Persalinan
Perlukaan jalan lahir karena persalinan dapat mengenai vulva, vagina dan uterus. Jenis perlukaan ringan berupa luka lecet, yang berat berupa suatu robekan yang disertai pendarahan hebat.

a. Vagina
Perlukaan pada dinding depan vagina terjadi disekitar orifisium uretra dan klitoris.
Robekan pada vagina dapat bersifat luka tersendiri atau mirip lanjutan robekan perineum. Robekan vagina 1/3 bagian atas ummnya mirip lanjutan robekan serviks uteri.
Pada umumnya robekan vvagina terjadi karena regangan jalan lahir yang berlebih-lebihan dan tiba-tiba ketika janin dilahirkan. Kadang-kadang robekan lebar terjadi akibat ekstraksi dengan forceps.
Untuk menilai keadaan bagian dalam vagina, perlu diadakan pemeriksaan dengan spekulum. Pendarahan pada keadaan ini umumnya adalah pendarahan artevial, sehingga harus segera dijahit.

b. Perineum
Tempat yang paling sering mengalami perlukaan akkibat persalinan ialah perineum. Tingkat perlukaan pada perineum dapat dibagi dalam :
1. Tingkat I : perlukaan hanya terbatas pada mukosa vagina atau kulit
perineum
2. Tingkat II : melukai fasia dan otot-otot diafragma urogenital
3. Tingkat III : menyebabkan muskulus sfingter ani enternus terluka di
Depan
Perlukaan pada diafragma urogenitalis dan muskulus levator ani, dapat terjadi tanpa luka pada kulit perineim atau pada vagina, sehingga tidak kelihatan dari luar. Perlukan demikian dapat melemahkan dasar panggul, sehingga mudah terjadi prolapsus genitalis. Robekan perineum dapat mengakibatkan pula robekan jaringan pararektal, sehingga rektum terlepas dari jaringan sekitarnya. Pada tempat terjadinya perlukaan akan timbul perdarahan yang bersifat artevial atau yang merembes.
Pada perlukaan tingkat I, bila hanya ada luka lecet , diperlukan penjahitan. Pada perlukaan tingkat II, hendaknya luka dijahit secara cermat. Lapisan otot dijahit simpul dengan Catgut no.0 atau 00, dengan mencegah terjadinya ruang mati. Adanya ruang mati antara jahitan-jahitan memudahkan tertimbunnya darah beku dan terjadinya radang.
Pada perlukaan tingkat III memerlukan teknik penjahitan khusus. Langkah pertama yang terpenting adalah menemukan kedua ujung muskulus sfingter ani ekstermus yang terputus. Pada perlukaan tingkat III yang tidak dijahit dapat terjadi inkontinensia alvi.
Perlukaan pada perineum sebenarnya dapat dicegah atau dijadikan sekecil mungkin perlukaan ini umumnya terjadi pada saat lahirnya kepala. Oleh karena itu keterampilan melahirkan kepala janin sangat menentukan sampai seberapa jauh terjadi perlukaan pada perineum. Untuk mencegah terjadinya perlukaan perineum yang tidak terarah dan tidak teratur dianjurkan melakukan episiotomi.

A. Serviks Uteri
Robekan serviks bisa menimbulkan pendarahan banyak, khususnya bila jauh ke lateral sebab di tempat itu terdapat ramus desendens dari arteria uterina. Perlukaan pada serviks uteri sering diakibatkan oleh tindakan-tindakan pada persalinan buatan dengan pembukaan yang belum lengkap. Selain itu, penyebab lain robekan serviks ialah partus presipitatus. Pada partus ini kontraksi rahim kuat dan sering sehingga janin di dorong keluar, kadang-kadang sebelum pembukaan lengkap.

B. Korpus Uteri
Perlukaan yang paling beraat pada waktu persalinan adalah robekan uterus. Lokasi robekan dapat korpus uteri atau segmen bawah uterus. Robekan bisa terjasi pada tempat yang lemah pada dinding uterus, misalnya pada parut bekas seksio sesareaatau bekas miomektomi.
Secara anatomik, robekan uterus dapat di bagi dalam 2 jenis yaitu :
1. robekan inkomplet; mengenai endometrium dan miometrium tetapi perimetrium masih utuh
2. Robekan komplet ; mengenai endometrium, miometrium, perimetrium sehingga terjadi hubungan langsung antara karum uteri dan rongga perut.
Robekan uterus komplet menyebabkan gejala-gejala yang khas ketika persalian berlangsung yaitu nyeri perut mendadak, anemia, syok, dan hilangnya kontraksi. Gejala robekan uterus inkomplet umumnya lebih ringan. Pada waktu selesai persalinan, bila penderita pucat dan kelihatan dalam syok, sedang perdarahan keluar tidak banyak, apabila diraba tumor di parametrium, maka pada keadaan ini patut dicurigai adanya robekan uterus inkomplet. Untuk lebih memastikan hal ini, dianjurkan melakukan ekplorasi dengan memisahkan tangan didalam rongga uterus.
Penanganan pada robekan uterus ialah pemberian transfusi darah segera, kemudian laparotomi, jenis opersi yang dilakukan ialah penjahitan luka pada dinding uterus atau pengangkatan uterus.

C. Nekrosis Jalan Lahir Akibat Tekanan Pada Persalinan Lama
Pada waktu berlangsungnya persalinan, bila kepala janin sudah masuk kedalam ronggga tengah panggul, kandung kencing dan uretra mengalami tekanan oleh kepala janin tersebut. Apabila tekanan berlangsung lama, vagina serta dasar kandung kencing yang tertekan mengalami iskhemia dan akhirnya terjadinya nekrosis

2.    Perlukaan Akibat Koitus
 
perlukaan yang terjasi pada koitus pertama ialah robeknya selaput hymen. Robekan selaput hymen biasanya terjasi pada dinding belakang dan menimbulkan perdarahan sedikit, yang kemudian akan berhenti secara apontan. Pada keadaan tertentu perlukaan akibat koitusdapat lebih berat. Koitus yang dilakukan secara kasar dan keras-keras akan menimbulkan perlukaan-perlukaan vulva dan vagina sehingga menimbulkan perdarahan.

3.       Perlukaan Akibat Pembedahan Ginekologik

Perlukaan alat di dalam pelvis pada waktu pembedahan ginekologik terjadi bila melakukan pembedahan ginekologik pada alat-alat genital.
Perlukaan Ureter
Letak ureter yang dekat dengan genitalia interna menyebabkan saluran kencing itu mudah mengalami perlukaan pada waktu pembedahan ginekologik, terutama jika lokasi ureter berubah karena desakan tumor.
Ada lima tempat di dalam panggul, dimana ureter mudah mengalami perlukaan:
1. di tempat ureter memasuki ruang panggul dan menyilang di atas percabangan dengan arteri iliaka.
2. pada vasa ovarika di mana ureter berada dekat dengan alat adneks.
3. di dalam ligamentum latum. 
4. pada tempat yang dekat dengan serviks bagian atas,
5. pada fase 4 ureter mulai masuk ke dalam kandung kencing.

4.       Perlukaan Akibat Trauma Aksidental

Perlukaan langsung pada alat-alat genital terjadi akibat patah tulang panggul, atau akibat jatuh duduk dengan genitalia eksterna kena suatu benda.
      1. hematoma
Bentuk perlukaan yang paling sering terjadi ialah hematoma pada vulva. Terdapatnya hematoma yang tampak kecil dari luar belum berarti bahwa bekuan darah di dalamnya sedikit. Perdarahan dapat menjalar sekitar vagina dan mengumpul di dalam ligamentum latum. Bila banyak darah terkumpul dalam hematoma, dapat timbul gejala-gejala syok dan anemia, kulit permukaan hematoma berwarna kebiru-biruan, mengkilat, tipis, dan mudah robek
      2. Perlukaan
Perlukaan pada vagina dan vulva terjadi bila alat-alat tersebut terkena secara langsung.

5          5.      Perlukaan Akibat Benda Asing
Seringkali penderita dengan psikopatia seksualis memasukan benda-benda ke dalam    vagina atau uretra. Benda asing ini tetap tinggal karena kelupaan atau karena memang penderita senagaja tidak mengeluarkannya. Pesarium yang dipasang untuk prolapsus uteri dapat menimbulkan iritasi dan perlukaan

6.      Perlukaan Akibat Bahan Kimia
Perlukaan vulva dan vagina berupa luka-luka bakar dapat disebabkan oleh :
1. Pembilasan dengan cairan yang sangat panas
2. kesalahan teknik dalam pemakaian elektrokauter
3. bahan-bahan kimiawi
Pembilasan dengan cairan yang sangat panas menimbulkan luka bakar yang superfisial, yang kemudian dapat mennyebabkan terlepasnya kulit dan mukosa sehingga terdapat ulkus.
Pemakaian elektrokauter untuk pengobatan erosio dan porsio uteri, jika kurang hati-hati dapat menyebabkan stenosis atau atresia pada ostiumuteri eksternum.
Vulva dan vagina yang terkena bahan-bahan kimia yang keras menimbulkan gejala-gejala luka bakar. Bahan-bahan kimia yang sering menimbulkan perlukaan dalam hal ini ialah bahan-bahan asam yang terbagi dalam 2 jenis :
      1. bahan asam Anorganik, misal. Asam sulfat, asam nitrat, asam klorida
      2. bahan asam organik, misal, asam oksalat, dan asam asetat.
Asam anorganik, bila dimasukan ke dalam vagina sangat berbahaya karena mempunyai daya korosif yang sangat kuat. Akibat pemakaiannya ialah perlukaan yang parah pada vagina dan serviks uteri. Asam organik umumnya mempunyai daya korosif yang kurang kuat, tetapi dapat menimbulkan gangguan dalam pembekuan darah.