ASUHAN
BAYI BARU LAHIR NORMAL
A.
Pengertian
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami
proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin
kehidupan ekstrauterin.
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah Asuhan yang diberikan pada
bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yan
gbaru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan
atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir.
Ø Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat
Ø Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera
mungkin.
v Pernafasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernafas 30 detik
sesudah lahir. Untuk menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan
pernafasan dan peredaran darah dapat digunakan metode APGAR score.
Frekuensi denyut jantung dapat dihitung
dengan cara mencoba arteri temporalis atau carotis, dapat juga secara langsung
didengarkan pada daerah jantung dengan menggunakan stetoskop binokuler.
Frekuensi denyut jantung bayi normal
berkisar antara 120-160 x/mnt. Frekuensi pernafasan di hitung dengan
memperlihatkan gerakan bernafas pada dada atau perut. Pernafasan bayi normal
berkisar antara 30-60 x/mnt. Warna ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi
adanya kemerahan.
v Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar
antara 36,5 0 C – 37 0 C. Pengukuran suhu tubuh dapat
dilakukan pada aksila atau pada rektal. Hasil pengukuran per axila biasanya
lebih rendah daripada hasil pengukuran per rektal.
Ini disebabkan daerah axila lebih
terbuka dan mudah dipengaruhi suhu lingkungan dibanding daerah rektal. Suhu
tubuh perifernya sangat mudah terpengaruh oleh suhu lingkungan karena pada
neonatus, pusat pengaturan panas belum berfungsi dengan sempurna.
v Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan, biasanya halus, lem but
dan padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan
selangkangan. Kuit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna putih kekuningan
terutama di daerah-daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
v Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaaan berupa kelainan bentuk, atau kelainan jumlah atau tidak ada
sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki juga
lubang anus (rektal) dan jenis kelamin. Untuk melihat apakah lubang anus ada
atau tidak dapat digunakan termometer rektal.
v Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena
umbilikalis. Keadaan tali pusat harus kering,
tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
v Reflek
Beberapa reflek primitif yang terdapat pada bayi :
Ø Reflek mata
Bila diberi rangsangan
yang menggagetkan akan terjadi reflek lengan dan tangan terbuka serta
kemudian diakhiri dengan adduksi lengan.
Ø Reflek menggenggam
Bila telapak tangan dirangsang akan memberi reaksi seperti
menggenggam.
Ø Reflek berjalan
Bila kakinya ditekankan pada bidang yang datar atau
bergerak seperti berjalan.
Ø Reflek menghisap
Bila di beri rangsangan pada ujung mulut, kepala akan
menoleh ke arah rangsangan, bibir bawah dan lidah akan bergerak ke arah
rangsangan serta bila dimasukkan sesuatu kedalam mulutnya otomatis membuat
gerakan menghisap.
v Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami penurunan badan
fisiologis. Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10 % dari berat badan
lahir. Pada hari kesepuluh sampai ke empat belas, besarnya akan tercapai
kembali berat badan lahir. Berat badan lahir adalah 2500 sampai 4000 gram.
v Mekonium
Mekonium adalah feses bayi bayi yang berupa pasta kental
berwarna gelap hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24
jam pertama yang akan langsung sampai pada hari kedua atau ketiga.
v Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
lengan dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur, cara pengukurannya
yaitu :
Ø Lingkar kepala
Beberapa jenis lingkar kepala antara lain : sirkumferensia,
froto-occipitalis 34 cm, sirkum ferensia mento-occipitalis 35 cm,
sirkumferensia suboccipito-bregmatika 32 cm, dan sirkumferensia
submento-bregmatika 32 cm.
Ø Lingkar dada
Diukur dari daerah dada ke daerah pungung kembali ke dada
melalui puting susu (normal 32 sampai 34 cm).
Ø Lingkar lengan
Pengukuran dilakukan di daerah lengan atas normal 10-11 cm.
Ø Panjang badan
Diukur dari puncak kepala sampai ke tumit normal 48-50 cm.
v Beberapa masalah keperawatan
yang umumnya timbul pada neonatus normal :
a.
Perubahan suhu tubuh
b.
Ancaman terjadi hipotermi
c.
Potensial terjadi infeksi pada
tali pusat
d.
Kemungkinan terjadi aspirasi
e.
Kemungkinan terjadi hipoglikemia
f.
Kemungkinan terjadi komplikasi/
masalah pad akulit/ mata dan bagian tubuh lainnya.
Þ
Klem Tali Pusat
-
Klem tali pusat dengan dua buah
klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayi.
-
Potonglah tali pusat diantara
kedua klem sambil melindungi bayi dan gunting dengan tangan kiri.
-
Pertahankan kebersihan pada saat
memotong tali pusat. Ganti sarung tangan anda bila ternyata sudah kotor.
Potonglah tali pusat dengan pisau atau gunting yang steril atau disinfeksi
tingakt tinnggi (DTT).
-
Periksa talip pusat setiap 15
menit. Apabila masih terjadi perdarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih
kuat.
Þ
Menjaga Bayi Agar Tetap Hangat
-
Pastikan bayi tersebut tetap
hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu.
-
Gantilah handuk/ kain yang basah,
dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa
kepala telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
-
Pastikan bayi tetap hangat dengan
memeriksa telapak bayi setiap 15 menit.
Þ
Kontak Dini Dengan Ibu
-
Berikan bayi pada ibunya secepat
mungkin. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk
kehangatan-mempertahankan panas yang benar pada bayi yang baru lahir.
-
Doronglah ibu untuk menyusui
bayinya apabila bayi telah “siap”.
Þ
Pernafasan
Sebagian besar bayi akan bernafas secara spontan.
Pernafasan bayi sebaiknya diperiksa secara teratur untuk mengetahui adanya
masalah.
-
Periksa pernafasan dan warna kulit
bayi setiap 5 menit.
-
Jika bayi tidak segera bernafas.
Lakukan hal-hal berikut :
o
Keringkan bayi dengan selimut atau
handuk hangat
o
Gosokkan punggung bayi dengan
selimut.
-
Jika bayi masih belum mulai
bernafas setelah 60 detik mulai resusitasi.
-
Apabila bayi sianosis atau sukar
bernafas berilah oksigen kepada bayi dengan kateter nasal atau nasal prongs.
Þ
Perawatan Mata
Obat mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1% dianjurkan
untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia. Obat mata perlu dibeirkan pada
jam pertama setelah persalinan yang lazim dipakai adalah larutan Nitrat atau
Neospain dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir.
v Stabilisasi Temperatur Tubuh
Bayi / Menjaga Agar Bayi Tetap Hangat
Þ
Pencegahan Kehilangan Panas
Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermia) beresiko
tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika bayi dalam keadaan basah atau
tidak diselimuti, mungkin akan mengalami hipotermia, meskipun berada dalam
ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat badan lahir rendah sangat
rentan terhadap terjadinya hipotermia.
Þ
Mekanisme Kehilangan Panas
a.
Evaporasi
Cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi.
Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh
setelah bayi lahir karena tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
b.
Konduksi
Kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin. Bila bayi yang diletakkan di atas meja, tempat
tidur atau timbangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas tubuh
akibat proses konduksi.
c.
Konveksi
Kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan
udara sekitar yang lebih dingin.
d.
Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat
benda yang mempunyai temperatur tubuh yang lebih rendah dari temperatur tubuh
bayi.
v Upaya Untuk Mencegah
Kehilangan Panas
Kehilangan panas tubuh bayi dapat dihindarkan melalui
uapay-upaya berikut :
Ø Keringkan bayi secara seksama
Ø Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.
Ø Tutupi kepala bayi
Ø Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI
Ø Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Ø Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
v Mengikat Tali Pusat
Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap
stabil, ikat atau jepitkan klem tali pusat pada puntung tali pusat.
Ø Basuh tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan
klorm 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
Ø Bilas tangan dengan air matang
atau desinfeksi tingkat tinggi
Ø Keringkan tangan tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
Ø Ikat puntung tali pusat sekitar 2 cm dan pusat bayi dengan menggunakan
benang DTT atau klem plastik tali pusat/
potongan selang karet infus (DTT atau steril) lakukan simpul kunci atau
jepitkan secara mantap klem tali pusat
tersebut.
Ø Jika menggunakan benang tali pusat lingkarkan benang di sekeliling
puntung tali pusat dan lakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci di bagian
tali pusat pada sisi yang berlawanan.
Ø Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klorin
0,5 %.
Ø Selimuti kembali bayi dengan kain bersih dan kering.
v Memulai Pemberian ASI
Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Anjurkan ibu
untuk memeluk dan mencoba untuk memluk dan mencoba untuk menyusun bayinya
segera setelah tali pusat di klem dan dipotong.
v Pedoman Umum Untuk Ibu Saat Menyusui
Ø Mulai menyusui segera setelah lahir, dalam 30 menit pertama
Ø Jangan berikan makanan atau minuman laina kepada bayi. Jarang seklai
pada ibu tidak cukup memiliki air susu ibu sehingga bayi memerlukan asupan susu
buatan tambahan.
Ø Berikan ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupan.
Ø Beri ASI pada bayi sesuai dengan kebutuhannya, baik siang maupun malam
selama bayi menginginkannya.
v Konseling
1.
Jaga kehangatan bayi
2.
Pemberian ASI
3.
Perawatan tali pusat
4.
Tanda-tanda bahaya
v Tanda-Tanda Bahaya
1.
Kesulitan pemberian ASI, sulit
menghisap atau hisapan lemah
2.
Kesulitan bernafas, contoh
pernafasan cepat > 60 per menit atau menggunakan otot nafas tambahan.
3.
Letargi
4.
Warna abnormal contoh kuit atau
bibir biru.
5.
Suhu : terlalu panas (febris) atau terlalu dingin
(hipotermia)
6.
Tangis atau perilaku abnormal atau
tidak biasa
7.
Gangguan GI
8.
Mata : bengkak atau mengeluarkan
cairan.
v Pengkajian Dasar Data Neonatus
1.
Sirkulasi
Nadi apikal mungkin cepat dan atau tidak teratur dalam
batas normal (120-160 dpm). Murmur jantung yang dapat didengar dapat menandakan
duktus arteriosus paten (PDA)
2.
Makanan / Cairan
Berat badan kurang dari 2500 gr (5 lb 802)
3.
Neurosensori
Tubuh, panjang, kurus, lemas, dengan perut agak gendut,
ukuran kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah
digerakkan. Fontanel mungkin besar atau terbuka lebar.
Dapat mendemonstrasikan kedutan atau mata berputar. Edema
kelopak mata umum terjadi, mata mungkin merapat (tergantung pada usia gestasi)
koordinasi reflek. Pemeriksaan Dubawitz menandakan usia gestasi antara minggu
24 dan 37.
4.
Pernafasan
Skor APGAR mungkin rendah
Pernafasan mungkin dangkal, tidak teratur, pernafasan
diafragmatik intermitten atau periodik (40-60 x/mnt).
5.
Keamanan
Menangis mungkin lemah.
Wajah mungkin memar, mungkin ada kaput subseclaneum.
Ekstremitas mungkin tampak edema.
6.
Seksualitas
Persalinan atau kelahiran mungkin tergesa-gesa.
7.
Penyulu hati
Riwayat ibu dapat menunjukkan faktor yang memperberat
persalinan praterm seperti usia muda, latar belakang sosial ekonomi rendah,
rentang kehamilan dekat, KDP, di latar serviks prematur.
8.
Pemeriksaan Diagnostik
Pilihan tes dan hasil yang diperkirakan tergantung pada
adanya masalah dan komplikasi sekunder.
-
Studi cairan amniotik
-
Jumlah darah lengkap
-
Kalsium serum
-
Elektrolit
-
Golongan darah
-
Penentuan Rh dan Coomb langsung
-
Gas darah arteri
-
Protein C-reaktif
-
Kultur darah, sinar X dada
9.
Perioritas Masalah
1.
Meningkatkan fungsi pernafasan
optimal
2.
Mempertahankan lingkungan termal
yang netral
3.
Mencegah atau menurunkan resiko
terhadap potensial komplikasi
4.
Mempertahankan hemeortasis melalui
regulasi nutria dan hidrasi
5.
Membantu mengembangkan unit
keluarga sehat.
Diagnosa keperawatan :
Pola pernafasan, tidak efektif
Berhubungan dengan : Imaturitas pusat pernafasan, keterbatasan
perkembangan otot, penurunan alergi/ kelelahan, depresi berhubungan dengan obat
dan ketidakseimbangan metabolik.
Kemungkinan dibuktikan:
Dispnea, takipnea, periode apneu, pernafasan cuping hidung, sianosis,
takikardia.
Hasil yang diharapkan :
Mempertahankan pola pernafasan periodik.
(apneik berakhir 5-10 detik diikuti dengan
periode pendek ventilasi cepat) dengan membran mukosa merah muda dan frekuensi
jantung BDN.
RESUSITASI BAYI BARU LAHIR