Selasa, 03 April 2012

artikel Strabismus (Mata juling)


Strabismus (Mata juling)


Penyakit Mata Pada Anak

DEFINISI
Strabismus (Mata juling) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penyimpangan abnormal dari letak satu mata terhadap mata yang lainnya, sehingga garis penglihatan tidak paralel dan pada waktu yang sama, kedua mata tidak tertuju pada benda yang sama.

Terdapat beberapa jenis strabismus:
  1. Esotropia : mata melenceng ke arah dalam
  2. Eksotropia : mata melenceng ke arah luar
  3. Hipertropia : mata melenceng ke arah atas
  4. Hipotropia : mata melenceng ke arah bawah.
PENYEBAB
Strabismus biasanya disebabkan oleh:
·  Tarikan yang tidak sama pada 1 atau beberapa otot yang menggerakan mata (strabismus non-paralitik). Strabismus non-paralitik biasanya disebabkan oleh suatu kelainan di otak.
·  Kelumpuhan pada 1 atau beberapa otot penggerak mata (strabismus paralitik). Kelumpuhan pada otot mata bisa disebabkan oleh kerusakan saraf.

Jenis strabismus yang lain ditemukan pada anak yang menderita rabun dekat.

Beberapa keadaan yang bisa ditemukan bersamaan dengan strabismus:
·  Ambliopia
·  Retinopati pada prematuritas
·  Retinoblastoma
·  Cedera otak traumatik
·  Hemangioma di sekitar mata (pada masa bayi)
·  Sindroma Apert
·  Sindroma Noonan
·  Sindroma Prader-Willi
·  Trisomy 18
·  Rubella kongenitalis
·  Sindroma inkontinensia pigmen
·  Cerebral palsy.
GEJALA
Gejalanya berupa:
- mata juling (bersilangan)
- mata tidak mengarah ke arah yang sama
- gerakan mata yang tidak terkoordinasi
- penglihatan ganda.
DIAGNOSA
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
·  Pemeriksaan mata standar
·  Ketajaman penglihatan
·  Pemeriksaan retina
·  Pemeriksaan neurologis (saraf).
PENGOBATAN
Jika sampai anak berumur 9 tahun strabismus tidak diobati, maka bisa terjadi gangguan penglihatan yang permanen pada mata yang terkena (ambliopia).
Pada anak-anak yang lebih kecil, ambliopia lebih cepat terjadi; sedangkan pada anak-anak yang lebih besar, penyembuhannya memerlukan waktu lebih lama. Karena itu semakin dini pengobatan dilakukan, maka gangguan penglihatan yang terjadi tidak terlalu berat dan respon yang diberikan akan lebih baik.

Menutup mata yang normal dengan sebuah penutup bisa memperbaiki penglihatan pada mata yang melenceng dengan cara memaksa otak untuk menerima suatu gambaran dari mata tanpa menghasilkan penglihatan ganda.
Memperbaiki fungsi penglihatan akan memberikan peluang yang lebih baik terhadap perkembangan penglihatan 3 dimensi yang normal.
Setelah penglihatan pada kedua mata sama, bisa dilakukan pembedahan untuk menyesuaikan kekuatan otot mata sehingga mereka menarik mata dengan kekuatan yang sama.

Esotropia akomodatif pada anak rabun dekat bisa diatasi dengan kaca mata sehingga pada saat melihat benda pada jarak jauh, mata tidak perlu berakomodasi.
Pengobatan lainnya adalah obat tetes mata ekotiofat, yang membantu mata memfokuskan pada benda-benda jarak dekat.

Strabismus paralitik bisa diatasi dengan kaca mata yang terdiri dari lensa prisma (yang membiaskan cahaya sehingga kedua mata menerima gambaran yang hampir sama) atau bisa diatasi dengan pembedahan.

Sampai umur 10 tahun, anak sebaiknya menjalani pemeriksaan mata secara teratur.


Strabismus

Beberapa hal yang perlu di ketahui mengenai strabismus
Stabismus atau mata juling adalah keadaan kedudukan kedua bola mata dimana sumbu penglihatannya tidah sejajar. Bila satu mata melihat kearah benda yang menjadi pusat perhatiannya maka mata satunya menyimpang kearah lain

Arah penyimpangan tersebut ada yang kearah hidung, kearah pelipis, kearah atas atau kearah bawah bahkan ada yang berputar. Seorang anak dengan mata juling tidak dapat melihat sebuah benda dengan kedua matanya secara serentak. Dia akan melihat benda tadi mungkin dengan cara ganti berganti memakai mata kanan dan kiri. Mungkin juga melihat secara terus menerus memakai satu mata sedangkan mata satu lagi tidak digunakan untuk melihat, hal ini akan menyebabkan hambatan perkembangan tajam penglihatan mata yang tidak dipakai tadi. Mata yang tajam penglihatannya kurang berkembang ini di sebut “Mata malas” atau “Lazy eye” atau ambliopia

1. Ambliopia atau lazy eye atau mata malas
Ini akan dapat cepat dicegah atau diobati bila cepat diketahui pada usia dini
2. Usia terjadinya strabismus
Ada yang terjadi sejak lahir dan ada pula yang terjadi dalam perjalanan hidup
3. Penyebab strabismus
Ada yang tidak diketahui penyebabnya dan ada sebagian lagi penyebabnya adalah
- Herediter (keturunan)
- Kelainan refraksi / kaca mata
- Kelainan dalam otak
- Lumpuh sebagian saraf yang mensarafi otot – otot luar bola mata
- Penyakit sistemis
- Kelainan otot – otot luar bola mata
- Kelainan – kelainan didalam bola mata
4. Pengobatan strabismus
Tujuan pengobatan strabismus adalah membangun atau mengembalikan penglihatan binocular tunggal, dengan sendirinya kosmetik pun menjadi indah

Pengobatan tergantung pada jenis julingnya / memerlukan pemeriksaan yang sabar
Maka ada yang perlu :
1. Latihan saja
2. Obat – obatan saja
3. Kacamata saja
4. Operasi saja
5. Campuran antara
a. 1 & 2
b. 1 & 3
c. 1 & 4
d. 2 & 3
e. 2 & 4
f. 3 & 4
Sebaiknya pengobatan dilakukan tidak jauh dari mulai terjadinya strabismus. Pseudo strabismus atau juling yang palsu penampilannya seperti juling, padahal kedua matanya tidak juling. Kekeliruan ini dapat disebabkan antara lain oleh bentuk kelopak mata atau pangkal hidung yang masih datar sehingga kulit pangkal hidung masih lebar.
Bila penampilannya sangat buruk bias saja di operasi kulitnya (bukan matanya) tetapi biasanya setelah remaja tulang hidungnya meninggi kesan juling hilang

mangatasi strabismus

Strabismus atau Mata Juling adalah salah satu gangguan mata. Bila mata bekerja normal, kedua bola mata akan bekerja sama dalam memandang suatu objek, sesuai dengan perintah otak. Tetapi apabila mata juling, kedua bola mata tampak tidak searah dan tidak memiliki kesatuan titik pandang. Sehingga mengakibtakan kedua mata akan memandang suatu objek menjadi ganda atau dua bayangan
(diplopia).
Pada bayi, kadang-kadang koordinasi pergerakan bola matanya masih belum bekerja sempurna. Bila hal ini terjadi pada si kecil, Anda tidak bisa langsung memvonisnya bermata juling. Namun, harus terus dipantau apakah ini sementara atau menetap. Bila menetap harus segera diatasi karena bisa menimbulkan gejala Lazy Eyes alias mata malas.
Lazy Eyes ( amblyopia) adalah gangguan penglihatan tanpa didapat kelainan organik pada mata. Penyebabnya adalah kelainan mata yang menyebabkan gangguan penglihatan yang signifikan, misalnya juling, katarak, atau gangguan refraksi. Bila gangguan penglihatan tersebut terjadi pada usia dimana masih terjadi proses pembentukan kualitas tajam penglihatan (di bawah usia 9 tahun), maka tajam penglihatan yang dihasilkan menjadi tidak normal, sehingga penyebabnya harus dicari dan segeraa ditangani .
Jenis-jenis mata juling
  • ESOTROPIA, yaitu satu bola mata memandang lurus kedepan sementara mata lain ke arah hidung, atau kedua mata melihat kea rah hidung.
  • EXOTROPIA, yaitu mata yang satu memandang lurus ke depan sementara mata lainnya memandang lurus kea rah telinga, atau kedua mata melihat kea rah telinga.
  • HIPOTROPIA, yaitu mata yang satu memandang lurus ke depan sementara yang lainnya ke arah bawah.
  • HIPERTROPIA, yaitu mata yang satu memandang lurus ke depan sementara yang lainnya ke arah atas.
Mata juling bisa menimpa anak laki-laki maupun perempuan. Penyebabnya sangat beragam, antara lain karena:
  • Faktor bawaan.
  • Ketidakseimbangan otot dan saraf mata yang mengatur pergerakan mata (kelainan otot atau saraf mata).
  • Adanya gangguan perbedaan ketajaman penglihatan antara kedua mata. Misalnya, satu mata menderita katarak.
  • Kelainan refraksi (memakai kaca mata).
  • Stoke (pecahnya pembuluh darah di otak), sehingga bagian otak yang mengendalikan pergerakan mata menjadi terganggu.
  • Kanker mata.
Untuk membantu Anda, kasus mata juling yang disebabkan faktor bawaan (congenital) dan kelainan otot atau saraf mata bisa terlihat sejak anak berusia 6 bulan. Caranya, perhatikan bila si kecil melirik, bola matanya tidak akan sampai ke ujung. Hal ini terjadi karena mata tidak bisa bergerak ke segala arah dengan leluasa. Sedangkan bila julingnya bukan bawaan sejak lahir (acquired) akan muncul sendiri setelah anak berusia 6 bulan.
Sebaiknya Anda membawa si kecil ke dokter apabila ia memandang suatu benda, tapi kedua matanya itu melihat dengan arah yang berlawanan. Dokter akan melakukan terapi setelah mengetahui pasti penyebab kasus mata juling, jadi terapinya bisa bermacam-macam.
Misalnya, bila julingnya disebabkan gangguan refraksi (memakai kaca mata minus tinggi), maka posisi abnormal pada bola mata terkadang dapat kembali menjadi normal dengan mengoreksi kelainan refraksinya. Bentuk kaca mata bisa berlensa spheris, silinder atau prisma tergantung keperluannya. Bila peril doketr akan melakukan pembedahan

STRABISMUS dan GANGGUAN PERGERAKAN
MATA BINOKULAR
Anatomi dan Fisiologi Otot Pergerakan Bola Mata.
Pergerakan bola mata dilakukan oleh 6 pasang otot bola mata luar, yaitu :
4 otot rektus yang terdiri atas:
Ø Otot Rectus Medius
Kontraksinya akan menghasilkan aduksi atau menggulirnya bola – bola mata ke arah nasal dan otot ini dipersarafi oleh N. III (saraf Oculomotorius).
Ø Otot Rectus Lateral
Kontraksinya akan menghasilkan abduksi atau menggulirnya bola mata ke arah temporal dan otot ini dipersarafi oleh N. IV (saraf Abducens).
Ø Otot Rectus Superior
Kontraksinya akan menghasilkan elevasi, adduksi dan intorsi bola mata dan otot ini dipersarafi oleh N. III (saraf Oculomotorius).
Ø Otot Rectus Inferior
Kontraksinya akan menghasilkan depresi, adduksi dan intorsi dan dipersarafi oleh N. III.
Dan 2 otot obliq yang terdiri atas :
Ø Otot Obliq Superior
Kontraksinya akan menghasilkan depresi, intorsi dan adduksi dan dipersarafi oleh N. IV (n. Trochearis).
Ø Otot Obliq Inferior
Kontraksinya akan mengakibatkan elevasi, ekstorsi dan dan abduksi dan dipersarafi oleh N. III.
Strabismus adalah suatu keadaan dimana kedudukan kedua bola mata tidak searah.
Pasien dengan mata juling akan mengeluh mata lelah atau astenopia, penglihatan berkurang pada satu mata, melihat ganda atau diplopia, dan sering menutup sebelah mata.
Faal penglihatan yang normal adalah apabila bayangan benda yang dilihat kedua mata dapat diterima dengan ketajaman yang sama yang kemudian secara serentak dikirim ke SSP untuk diolah menjadi sensasi penglihatan tunggal.
Mata akan searah bila dapat mempertahankan fusi kedua mata. Di mana fusi adalah:
1. Kemampuan otak untuk membuat satu bayangan gambar yang berasal dari kedua mata.
2. fusi akan hilang bila penglihatan satu mata tidak ada.
Diperlukan beberapa syarat agar penglihatan binokular menjadi sensasi tunggal, yaitu :
1. Bayangan benda yang jatuh pada kedua fovea sama dalam semua gradasi.
2. Bayangan benda selalu terletak pada kedua fovea sentral.
3. Bayangan yang diteruskan ke dalam SSP dapat menilai kedua bayangan menjadi bayangan tumpul.
Bila terjadi hal di atas maka akan terdapat bayangan tunggal binokular, sedang bila salah satu faktor di atas tidak terjadi, maka akan terjadi penglihatan binokular yang tidak tunggal.
Juling dikenal dalam beberapa bentuk yang disebut sebagai :
a. Heterotropia
Di mana kedudukan mata tidak normal disebut sebagai :
Ø Esotropia, juling ke dalam.
Ø Eksotropia, juling ke luar.
Ø Hipertropia, kedudukan satu mata lebih tinggi dibanding lainnya.

b. Heteroforia
Merupakan mata yang berbakat menjadi juling, di mana pada keadaan normal mata sejajar . bila fusi mata diganggu, maka akan terlihat perguliran bola mata. Fusi mata dapat terganggu apabila pasien letih atau satu mata ditutup misalnya pada uji tutup mata dan uji tutup mata bergantian.
Heteroforia dibedakan :
Ø Esoforia, mata berbakat juling ke dalam.
Ø Eksoforia, mata berbakat juling ke luar.
Ø Hiperforia, di mana mata berbakat juling ke atas.
c. Strabismus Konkomitan
Yaitu juling akibat terjadinya gangguan fusi. Kelainan ini dapat terjadi pada kekeruhan kornea pada satu mata, katarak. Mata ini dapat divergen maupun konvergen, sedang gerakan mata masih dapat bekerja dengan baik. Pada keadaan ini sudut juling tetap pada kedudukan kedua mata berubah.
d. Strabismus Inkomitan atau Strabismus Paralitik
Terjadi akibat paralisis otot pergerakan mata, di mana juling bertambah nyata bila mata digerakkan ke arah otot yang lumpuh. Dalam keadaan ini besar sudut deviasi akan berubah–ubah tergantung pada arah penglihatan penderita.
Strabismus paralitik yang terjadi akibat paralisis saraf ke III dapat terlihat berupa gangguan pergerakan satu otot penggerak mata atau bersama–sama pad otot rectus medius, rectus superior, rectus inferior, dan obliq suerior. Kadang–kadang bila terjadi gangguan sentral akan terlihat juga bersama–sama ptosis dan dilatasi pupil. Kedua jaringan terakhir juga dipersarafi oleh saraf ke III.
Gangguan keseimbangan gerakan mata disebabkan hal berikut :
1. Gerakan berlebihan salah satu otot mata.
2. Gerakan salah satu otot yang kurang.
Dalam Ilmu Strabismus dikenal istilah :
Supresi, dimana otak mengabaikan bayangan benda yang lainnya untuk mencegah terjadinya diplopia.
Supresi terjadi akibat :
1. Juling kongenatial.
2. Satu mata sering berdeviasi.
3. Mata deviasi bergantian dimana tidak akan terjadi diplopia karena akan terjadi supresi pada salah satu mata.
Kemungkinan penyebab terjadinya juling adalah :
1. Kelainan Kongenital
§ Biasanya bentuk deviasi eso.
§ Herediter.
2. Hilangnya penglihatan pada satu mata (fusi terganggu) seperti pada retino blastoma, trauma dan katarak.
3. Neuroparalitik
§ Kelumpuhan saraf ke III, IV, dan VI.

Penanganan Juling

Tujuan penangan juling adalah untuk mendapatkan penglihatan binokular tunggal.
1. Juling Kongenital pada Anak
§ Periksa tajam penglihatan kedua mata.
§ Sebaiknya ditangani oleh dokter mata.
§ Dicurigai retinoblastoma atau gangguan jalur penglihatan lainnya.

2. Juling Kongenital pada Orang Dewasa
o Periksa tajam penglihatan pada kedua mata karena mungkin telah terjadi ambliopia.
3. Diplopia
o Setiap pasien dengan keluhan diplopia dikirim ke dokter mata untuk mencegah keluhan pusing dan disorientasi dengan sementara melakukan :
§ Menutup mata yang juling untuk mencegah diplopia.
§ Menutup mata yang tidak juling untuk melatih mata yang juling.
§ Menutup mata bergantian.
Langkah–langkah penanganan adalah memperbaiki tajam penglihatan sehingga sensasi penglihatan kedua mata sama, kemudian perbaiki kedudukan bola mata yang dapat dilakukan dengan latihan ataupun tindakan pembedahan.
Pseudostrabimus
Kadang–kadang pasien terlihat seperti juling akan tetapi dengan pemeriksaan tidak terdapat tanda – tanda juling, hal ini mungkin disebabkan adanya :
Ø Epicantus, dimana terdapat lipatan vertikal kulit pangkal hidung yang mengakibatkan bagian nasal sclera tidak terlihat dengan jelas. Pasien terlihat seperti juling ke dalam. Kelainan ini adalah gambaran karakteristik pada pasien ras Mongol.
Ø Hipertelorisme, dimana bola mata terdorong ke luar rongga orbita sehingga terjadi gambaran bola mata yang menyebar keluar dan strabismus divergen.
Ø Ptosis monokular, memberikan gambaran mata terletak tinggi pada satu sisi.

Pengujian Strabismus

Terdapat bermacam–macam uji atau pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis keseimbangan otot gerak mata, seperti :
Uji Hirschberg Refleks Kornea
Dengan menggunakan cahaya senter dan melihat refleks sinar pada kornea ditentukan adanya juling pada mata.
Pada pengujian ini, mata disinari dengansenter. Pada mata normal, letak refleks mata pada kedua mata sama–sama di tengah pupil. Bila satu refleks sinar di tengah pupil sedang pada mata yang lainnya nasal, berarti pasien juling ke luar atau eksotropia; dan sebaliknya bila refleks sinar senter pada kornea berada di bagian temporal kornea, berati mata tersebut juling ke dalam atau asotropia. Setiap pergeseran letak refleks sinar dari sentral kornea 1 mm berarti ada deviasi bola mata 7 derajad.
Uji Tutup Mata
Pengujian ini sering digunakan untuk mengetahui adanya tropia atau foria.
Uji pemeriksaan ini dilakukan untuk pemeriksaan jauh dan dekat, dan dilakukan dengan menyuruh mata berfiksasi kedua mata, mata kiri ditutup dengan lempeng penutup. Di dalam keadaan ini mungkin akan terjadi :
1. Mata kanan bergerak, berarti mata tersebut mempunyai kejulingan yang manifes. Bila mata kanan bergerak ke nasal berarti mata kanan juling ke luar atau eksotropia. Bila mata kanan bergerak ke temporal berarti mata kanan juling ke dalam atau esotropia.
2. Mata kanan bergoyang yang berarti mata tersebut mungkin ambliopia atau tidak dapat berfiksasi.
3. Mata kanan tidak bergerak sama sekali, yang berarti bahwa mata kanan berkedudukan normal, lurus atau telah berfiksasi.
Uji Tutup Mata Bergantian
Bila satu mata ditutup dan kemudian mata yang lainnya, maka kedua mata berfiksasi normal, mata yang dibuka tidak bergerak. Bila terjadi pergerakan pada mata yang baru dibuka berarti terdapat foria atau tropia.
Uji Tutup Buka Mata
Uji ini sama dengan uji tutup mata, di mana yang dilihat adalah mata yang dittutup. Mata yang ditutup dan diganggu fusinya sehingga mata yang berbakat menjadi juling akan menggulir. Bila mata tersebut di tutup dan dibuka akan terlihat pergerakan mata tersebut. Pada keadaan ini berarti mata ini mengalami foria atau juling atau berubah bila mata ditutup.
Istilah istilah dalam strabismus
Ø Abduksi : gerakan bola mata menjauhi garis median.
Ø Adduksi : gerakan bola mata mendekati garis median.
Ø Ambliopia : penurunan tajam penglihatan tanpa adanya kelainan–kelainan jaringan mata maupun jalur penglihatan.
Ø Diplopia : benda satu terlihat ganda
Ø Duksi : menggulir atau berputarnya bola mata seperti abduksi dan adduksi.
Ø Eksoforia : mata yang berbakat juling ke luar.
Ø Esotropia : mata juling ke dalam
Ø Foria : mata yang berbakat juling
Ø Fusi : daya koordinasi kedua mata untuk menjadikan bayangan yang dilihat menjadi satu.
Ø Heteroforia : mata yang sumbu penglihatannya bersilangan atau mata juling dapat juling ke dalam atau ke luar.
Ø Konvergensi : proses mengarahkan sumbu penglihatan kedua mata untuk melihat benda dekat, yang mengakibatkan pupil kedua mata saling mendekat.
Ø Lihat dekat atau penglihatan dekat : melihat pada jarak baca atau 33 cm
Ø Ortoforia : kedudukan kedua bola mata normal tidak berubah bila diganggu fusinya.
Ø Strabismus absolut : juling yang terdapat pada semua posisi bola mata
Ø Strabismus akomodatif : juling yang terjadi pada mata yang berakomodasi kuat, dan biasanya juling ke dalam.
Ø Strabismus laten : juling yang terlihat hanya bila terjadi gangguan fusi
Ø Supresi : istilah yang sering dipakai pada proses terjadinya ambliopia di mana terjadi hambatan korteks penglihatan secara aktif pada sistem foveokortikal.
Ø Tropia : mata juling atau sumbu penglihatan kedua mata bersilangan atau tidak sejajar dan tidak dapat diimbangi dengan fusi.
Keadaan dmn tdpt kesalahan arah bola mata –> kedua bola mata terarah ke jurusan yg berbeda (misalignment).
Penyebab : genetik, ggg fusion centre di otak, kelainan otot / nervus, sekunder
Ortoforia (normal), Foria (tersembunyi / laten), Tropia (Nyata), Pseudo esotropia (esotropia semu krn lipatan epikantus medial yg prominen).
Pseudo exotropia (penderita dg PD/pupilary distance lebar).
Tx : Kacamata, recession, resection
Konsekuensi strabismus : diplopia, supresi, ambliopia








artikel Strabismus (Mata juling) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar