Rabu, 06 Februari 2013

TUMOR JINAK DAN GANAS PADA ALAT GENETALIA


TUMOR JINAK DAN GANAS PADA ALAT GENETALIA

BAB I
PENDAHULUAN

A.       LATAR BELAKANG
Tumor (dalam bahasa Latin artinya pembengkakan) menunjuk masa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa “ganas” (bersifat kanker) atau “jinak” (tidak bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis.
Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tidak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya, tumor dikenal sebagai neoplasia. Neo berarti baru, plasia berarti pertumbuhan/pembelahan, jadi neoplasia mengacu pada pertumbuhan sel-sel disekitarnya yang normal.
Dari pengertian tumor di atas, tumor dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu tumor jinak (benign) dan tumor ganas (malignant) atau yang popular disebut kanker. Terdapat perbedaan sifat yang nyata diantara dua jenis tumor ini dan memang membedakannya merupakan tuntutan wajib bagi praktisi medis. Perbedaan utama diantara keduanya adalah bahwa tumor ganas lebih berbahaya dan fatal sesuai dengan kata “ganas” itu sendiri.
Gambaran lebih jelasnya, walaupun tumor ganas atau kanker itu berada pada jaringan di kaki, hal itu dalam tahap lanjut dapat mengakibatkan kematian. Tumor ganas biasanya merupakan kelanjutan dari tumor jinak yang tidak ditangani secara tepat.  Tumor jinak juga dapat menimbulkan kematian secara langsung terkait dengan lokasi tumbuhnya yang membahayakan misalnya tumor di leher yang dapat menekan saluran nafas.
1

B.     Tujuan  Pembelajaran
1.      Mahasiswa/i mampu memahami tentang pengertian Tumor Jinak dan Ganas pada alat genetalia
2.      Mahasiswa/i mampu mengerti tentang diagnosa keperawatan yang muncul pada Tumor Jinak dan Ganas pada alat genetalia
3.      Mahasiswa/i mampu memahami dan mengerti tentang jenis-jenis Tumor Jinak dan Tumor Ganas pada alat genetalia






2

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.      TUMOR JINAK PADA ALAT GENETALIA
a.      Tumor Jinak Vulva
        Tumor jinak di daerah vulva yang  banyak dijumpai adalah kista kelenjar bartholini dan fibrorma vulva.
1. Kista kelenjar Bartholini
            Kista kelenjar bartholini merupakan bentuk radang menahun kelejar bartholini. Abses kelenjar bartholni diserap isinya, sehingga tinggal kantung yang mengandung cairan yang disebut kista bartholini. Pengobatan kista bartholini adalaah dengan mengangkat seluruh kista dan marsviaalisasi.operasi memerlukan keahlian sehingga perlu dilakukan dirumah sakit.
2. Firbroma Vulva
            Merupakan tumor jinak yang bersal dari jaringan ikat vulva, bertangkai dan berlokalisasi seringkali di bibir besar. Diameternya dapat beberapa sentimeter, sampai mempunyai berat beberapa kilogram. Pengobatan fibroma vulva adalah dengan jalan memotong tangkainya serta menjahit kembali sehingga  tidak terjadi perdarahan.


3

b. Tumor Jinak Rahim
                           Tumor jinak rahim yang akan dibicarakan adalah mioma uteri, adenomiosis, dan endometriosis.

1. Mioma uteri
            Merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya, sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan lunak karena otot rahimnya dominan. Kejadiaan mioma uteri sukar ditetapkan karena tidak semua mioma uteri memberikan keluhan dan memerlukan tindaka operasi. Sebagian penderita mioma uteri tidak memberikan keluhan apapun dan ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan, Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi, karena adanya rangsangan estrogen. Dengan demikian mioma uteri tidak dijumpai sebelum dating haid dan akan mengalami pengecilan setelah mati haid.
            Bila pada masa menopause tumor yang berasal dari mioma uteri masih tetap besar atau bertambah besar, kemungkinan degenerasi ganas menjadi sarskoma uteri. Bila dijumpai pembesaran abdomen sebelum menarche, hal itu pasti bukan  mioma uteri tetapi kista ovarium dan kemungkinan besar menjadi ganas.
Gejala klinik uteri :
1.a. Perdarahan tidak normal
-          Hipermenora perdarahan banyak saat menstruasi,
-          Meluasnya permukaan endometrium dalam proses menstruasi
-          Gangguan kontraksi otot rahim.
4


1.b.  Penekanan rahim yang membesar
Penekanan rahim karena pembesaran mio uteri dapat terjadi :
-          Terasa berat di abdomen bagian bawah
-          Sukar miksi atau defekasi
-          Terasa nyeri karena tertekannya urat saraf
1.c.  Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan
                        Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling mempengaruhi :
-          Kehamilan dapat mengalami keguguran
-          Persalinan prematuritas
-          Gangguan saat proses persalinan
-          Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan inferlitas
-          Kala ketiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan
2. Adenomiosis uteri
            Endometriosis adalah implantasi jaringan endometrium di luar kavum uteri.
Pembagian endometriosis :
a. Endometriosis eksterna adalah implantasi jaringan endometrium di luar kavum uterus.
b. Endometriosis interna adalah implamantasi jaringan endometrium di dalam otot rahim.

5
Gejala Klinis adenomiosis
-       Menoragia : perdarahan banyak saat menstruasi
-       Dismenorea sekunder : rasa sakit saat menstruasi
-       Dispareunia : rasa sakit saat hubungan seksual.
3. Endomiotriosis
        Gejala klinis Endomiotriosis, terjadi karena pengaruh hormonal estrogen dan progesterone sehingga terjadi siklus menstruasi. Rasa nyeri terjadi karena vaskularisasi yang meningkat dan deskuamasi struma dan sel jaringan endomtrium.
Gejala klinis endometriosis dalam bentuk :
-       Dismenorea : nyeri abdomen sesuai dengan waktu menstruasi, terdapat rasa kemeng terutama saat menstruasi.
-       Dispareunia : nyeri saat berhubungan seksual
-       Nyeri saat defekasi :pada endometriosis dinding restosigmoid
-       Perubahan menstruasi dalam bentuk polimenorea atau hipermenorea
-       Infertilitas : gangguan saluran tuba fallopii sehingga tidak berfungsi sebagai saluran ovum spermatozoa dan tempat konsepsi : dan gangguan mobilitas tuba saat malkukan penangkapan ovum karena perlekatan.

c.                   Tumor jinak Ovarium
                        Ovarium mempunyai kemungkinan untuk berkembang menjadi tumor jinak maupun  tumor ganas, pembagian tumor ovarium secara praktis adalah sebagai berikut :

6
            1. Tumor jinak kistik
               - kistoma ovarii simpleks
               - kistoma ovarii serosum
               - kistoma ovarii musinosum
               - kistoma dermoid
            2. Tumor jinak padat
                        - fibroma ovarii
                        - tumor Brener
                        - tumor sisa adrenal
2.a Gambaran klinik tumor Ovarium
1.         Pertumbuhan tumor ovariu dapat memberikan gejala karena besarnya, terdapat perubahan hormonal atau penyulit yang terjadi.
2.         Tumor jinak ovarium yang diameternya kecil sering ditemukan secara kebetulan dan tidak memberikan gejala kliinik yang berarti.
2.b. Gejala akibat tumor ovarium dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.  Gejala akibat pertumbuhan
-          Menimbulkan rasa berat di abdomen bagian bawah
-          Mengganggu miksi atau defekasi
-          Tekanan tumor dapat menimbulkan obstipasi atau edema pada tungkai bawah.




7
 2. Gejala akibat perubahan hormonal
               Ovarium merupakan sumber hormone utama wanita, sehingga bila menjadi tumor menimbulkan gangguan terhadap patrun mentruasi. Tumor sel granulose dapat menimbulkan hipermenorea, sedang tumor arhenoblastoma menimbulkan amenorea.
3. Gejala klinik akibat komplikasi yang terjadi pada tumor
a. Perdarahan intra-tumor
          Perdarahan, menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan memerlukan tindakan yang cepar.
   b. Perputaran tangkai
                               Tumor bertangkai sering terjadi perputaran tungkai, secara perlahan sehingga banyak menimbulkan rasa nyeri abdomen.
                               Perputaran tangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen mendadak dan segera memerlukan tindakan medis
c. Terjadi infeksi pada tumor
          Karena suatu hal terjadi infeksi kista ovarium sehingga meninmbulkan gejala infeksi, yaitu badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktivitas sehari-hari
d. Robekan dinding kista
                               Pada torsi tangkai kista ada kemungkinan  terjadi robekan sehingga isi kista tumpah ke dalam ruangan abdomen
e. Degenerasi ganas kista ovarium
   Keganasan kista ovarium :
-          Kista pada usia sebelum menarche dan kista pada usia diatas 45 tahun.                                                                   8
4. Sindrom meigs
               Sindroma yang ditemukan oleh meigs menyebutkan terdapat fibroma ovarii, asites, dan hidrotoraks. Dengan tindakan operasi fibroma ovarii, maka sindrom akan menghilang dengan sendirinya.
2.c. Diagnosis Kista ovarium
            Pembesaran pada abdomen bagian bawah merupakan salah satu keluhan yang mendorong wanita untuk melakukan pemerikasaan. Tumor ovarium dapat dibedakan saat melakukan pemeriksaan dalam. Menghadapi tumor jinak ovarium perlu dilakukan  pemeriksaan tentang konsistensi, besar permukaanya dan sebgaianya.
            Di samping itu perlu dilakukan diagnosis banding
1. Kehamilan.
     - terlambat bulan
     - gejala hamil muda
     - terasa gerakan janin atau balotemen
     - hasil pemeriksaan laboratorium mandukung kehamilan
2. Subserosa mioma uteri bertangkai
           - Sulit dibedakan dengan tumor padat ovarium
-Dengan alat canggih ultrasonografi, diagnosis banding antara kista ovarium, kehamilan atau subserosa mioma uteri dapat dibedakn dengan jelas.


9

B.       TUMOR GANAS PADA ALAT GENETALIA
a . Penyakit Trofoblas
                        Penyakit trofoblas merupakan sekelompok penyakit yang berasal dari jaringan trofoblas karena penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan pada kehamilan. Bagaimana terjadinya penyakit trofoblas belum diketahui dengan pasti.
Pembagian penyakit trofoblas yang digunakan di Indonesia.
1.      Penyakit trofoblas jinak
-          Mola hidatidosa
-          Mola hidatidosa parsial
2.      Penyakit trofoblas ganas
-          Korio karsinoma vilosum
-          Korio karsinoma non vilosum
-          Korio karsinoma klinis
Kejadian penyakit trofoblas: Acosta Sison menggambarkan bahwa penyebab terjadinya penyakit trofoblas bersumber dari kekurangan protein, dengan kejadian meningkat pada Negara berkembang termasuk Indonesia. Kejadian mola hidatidosa di Indonesia bekisar antara 1 : 50 sampai 1 : 145 persalinan. Sedangkan korio karsinoma antara 1 : 300 sampai 1: 1.035 kehamilan. Perlu diperhatikan bahwa kejadian penyakit trofoblas makin meningkat pada keadaan social ekonomi rendah, paritas makin tinggi, umur hamil di bawah 20 th atau di atas 35 th. Dengan demikian upaya untuk menurunkan kejadian penyakit trofoblas tidak dapat hanya memberikan pengobatan klinis, tetapi harus diikuti dengan perbaikan social ekonomi masyarakat, serta menerima program KB.

10

1.      Mola hidatidosa
   Mola hidatidosa merupakan penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan yang tidak di sertai janin dan seluruh vili korealis mengalami perubahan hidrpoik. Karena mengalami perubahan hidropik disertai pengeluaran hormone gonadotropin, mola hidatidosa dapat menimbulkan gejala klinis bervariasi. Di samping itu infiltrasi sel trofoblas dapat merusak pembuluh darah yang menimbulkan perdarahan, menyebabkan kedatangan untuk memeriksakan diri.
1.a. Gejala klinis mola hidatidosa
  - mual
  - nek
  - muntah
  - pusing
Hanya kadang-kadang berlangsung lebih hebat.
1.b.  Diagnosis mola hidatidosa
            Kedatangan penderita dengan perdarahan banyak, keadaan umum buruk, dan disertai pengeuaran gelembung mola ( hamil anggur ) maka diagnosis mola hidatidosa dengan mudah di tegakkan. Kecurigaan mola hidatidosa dapat didasarkan atas gejala klinis, yaitu dengan pemeriksaan terdapat keterlambatan dating bulan, terjadi perdarahan, rahim lebih besar dari umur kehamila, disertai dengan gejala hamil yang berlebihan.
11
 Dugaan penyakit mola hidatidosa dapat dipastikan dengan melakukan pemeriksaan kadar hormone korionik gonadotropin dalam darah maupun dalam urin. Penigkatan kadarnya sekitar hari ke 100 sangat besar kemungkina mola hidatidosa.
Dengan menggunakan alat canggih ultrasonografi, atau foto abdomen, mola hidatidosa pada kehamilan yang masih kecil sudah dapat ditegakkan.
1.c. Pengobatan mola hidatidosa
                        Yang lebih di utamakan adalah menegakkan diagnosis mola hidatidosa sebelum gelembung mola dikeluarkan, sehingga perdarahan yang timbul pada waktu mengeluarkan mola dapat dikendalikan.
Langkah pengobatan mola hidatidosa terdiri atas 4 tahapan :
1 .  Perbaikan keadaan umum
          Pengeluaran gelembung mola yang disertai perdarahan memerlukan transfuse, sehingga penderita tidak jatuh dalam keadaan syok dan dapat menjadi penyebab kematian. Di samping itu setiap evakuasi jaringan mola dapat diikuti perdarahan sehingga persiapan darah, menjadi program vital terapi hidatidosa. Pada waktu mengeluarkan mola dengan kueretage didahului pemsangan infuse dan uteronika, sehingga pengecilan rahim dapat mengurangi perdarhan.


12
2 . Pengeluaran jaringan mola hidatidosa
       Menghadapi kasus mola hidatidosa terdapat beberapa pertimbangan berkaitan dengan umur penderita dan paritas. Pada mola hidatidosa dengan umur muda dan jumlah anak sedikit maka rahim perlu diselamatkan dengan melakukan tindakan :
a.    Evakuasi jaringan mola hidatidosa, dilakukan dengan kuretage atau dengan vakum kuretage, yaitu alat penghisap listrik yang kuat sehingga dapat menghisap jaringan mola dengan cepat.
b.    Histerektomi, dengan petimbangan umur relative di atas 35 th paritas diatas 3 maka pada penderita mola hidatidosa dilakukan tindakan radikal histerektomi.
3 . Pengobatan profolikasis dengan sitotika (kemo terapi)
       Untuk menghindari terjadinya degenerasi ganas, penderita mola hidatidosa  diberikan profilaksis dengan kemo terapi Methoraxate (MTX) atau Actinomycin D. pengobatan ini perlu perawatan dan pengawasan di rumah sakit.
4 . Pengawasan lanjutan
Degenerasi korio karsinoma memerlukan waktu sehingga kesembuhan penakit mola hidatidosa memerlukan pengawasan. Di samping itu rekuren mola hidatidosa mempercepat kejadian korio karsinoma sehingga setelah penanganan mola perlu meunda kehamilan paling sedikit 1 thn. Metude KB yang dianjurkan adalah pil KB, pantang berkala, Kondom atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
13
Pemeriksaan yang dilakukan pada pengawasan post mola hidatidosa adalah :
a.    Melakukan pemeriksaan dalam dengan pedoman “Trias Acosta Sison : HBSL, “ yaitu :
History                 :  - Post mola hidatidosa
- Post abortus
- Post partum
Bleeding               : terjadi perdarahan berelanjutan
Softness                : perlunakan rahim
Enlagement          : pembesaran Rahim
Dengan evaluasi Berdasarkan Trias Acosta Sison kemungkinan degenerasi ganas secara klinis dapat ditegakkan.
b.    Pemeriksaan hormon
Sebelum dapat ditetapkan dengan pemeriksaan canggih, mola ditetapkan dengan melakukan pemeriksaan Galli Mainini.
c.    Pemeriksaan foto toraks
     Pemeriksaan ini dilakukan karena kemungkina metastase ke paru dengan gejala batuk-batuk disertai dahak berdarah, dapat terjadi timbunan cairan dalam pleural.
d.   Mencari metastase
     Degenerasi ganas mola bila dijumpai metastase bintik kebiruan pada vagina yang merupakan tanda khas korio karsinoma.
14

1.d. Prognosa Mola Hidatidsa.
      Penyebab kematian akibat mola hidatidosa adalah karena perdarhan, payah jantung bersamaan dengan tirotoksikosis, infeksi sampai sepsis, pre-eklampsia dan degenearasi ganas.
1.      Korio Karsinoma Vilosum
Penyakit mola hidatidosa yang dapat melakukan invasi ke dalam otot rahim disebut korio karsinoma vilosum. Penyakit ini selalu berasal dari mola hidatidosa,
       b. Keganasan Pada Vulva
                        Pembangunan berhasil meningkatkan kesehatan, sehingga dapat mencapai usia lanjut dengan kemungkinan untuk mendapat keganasan semakin besar, terutama bagi golongan social ekonomi rendah. Daereah vulva yang sering terkena karsinoma adalah bibir besar dan klitoris. Pada kasus sudah lanjut terdapat metastase tumor ganas berbentuk ulkus dengan pinggir agak padat, tumbuh eksofisik seperti bunga kol dan kerusakan jaringan nekrosis dan berbau. 
c. Keganasan Pada Vagina
                        Keganasan vagina mempunyai gejala klinik yang bervariasi , yaitu tanpa gejala hanya ditemukan secara kebetulan : mengeluarkan cairan encer, dapat bercampur darah, terjadi perdarahan setelah hubungan seksual dan keganasan stadium lanjut berbau khas jaringan nekrosis. Keganasan vagina bias dalam bentuk perlukan dengan tepi padat dan menonjol, ulkus mudah berdarah, bentuk bunga kol dan tampak cairan yang bercampur darah.

15
d. Keganasan Mulut Rahim
                        Keganasan mulut rahim merupakan kegansan wanita yang paling banyak. Perkembangan kegenasan mulut rahim berjalan sangat lambat, tetapi irosnisnya, sebagian besar kedatangan penderita sudah dalam stadium lanjut, sehingga pengobatnnya tidak memuaskan. Umur keganasan mulut rahim antara umur 30 sampai 60 bahkan cenderung makin muda. Beberapa factor predissposisi keganasan mulut rahim :
1.             Kawin pada usia muda, banyak dijumpai di daerah pedesaan.
2.             Multipartner, kawn usia muda cenderung bercerai dam selanjutnya kawin kembali
3.             Infeksi mulut rahim : virus herspes tipe 2, perlukaan mulut rahim menahun, infeksi trikomonas
4.             Keadaan social ekonomi yang rendah, memudahkan terjadinya infeksi.
e. Keganasan Korpus Uteri                  
Keganasan korpus uteri pada usia lanjut, setelah melewati mati haid. Kejadiaanya makin meninggkat sejalan dengan banyaknya wanita yang mencapai usia lanjut.
Tumor ganas korpus uterus dianggap primer jika berasal dari endometrium atau miometrium. Jika terdapat proses di endometrium dan endoserviks dan tidak dapat dipastikan dari mana asalnya maka tumor ganas tersebut dianggap sebagai tumor ganas serviks uterus bila hasil histologi menunjukkan jenis epidermoid. Dianggap sebagai tumor ganas endometrium bila histologi berjenis adenokarsinoma atau adenokantoma. Frekuensi tumor ganas endometrium akhir-akhir ini meningkat karena usia wanita meningkat, disamping faktor-faktor lain yang memberi predisposisi hingga mempuyai resiko tinggi, seperti ; penderita DM, hipertensi essensial / menahun,wanita dengan tumor ovarium yang memproduksi ekstrogen (tumor sel granula ).                                                          16
1.      Penyebaran
Penyebaran Adenokarsinoma endometrium biasanya lambat, kecuali pada G3 tumor dengan diferensiasi sel-sel yang tidak baik cenderung menyebar kepermukaan cavum uterus dan endoserviks. Jika telah sampai ke endoserviks, penyebaran selanjutnya seperti pada karsinoma serviks uterus. Jika miometrium telah ditembus, penyebaran selanjutnya akan cepat dan umumnya melalui pembuluh getah bening sel tumor akan sampai kepada kelenjar regional, terutama kelenjar iliak luar dan kelenjar iliak dalam/ hipogastrika lewat kelenjar ligamentum rotundum akan sampai dikelenjar limfa inguinal dan femoral. Penyebaran retrograd dapat ditemukan dibagian distal vagina. Penyebaran hematogen berjarak jauh tidak umum miometrium merupakan barier solid yang dapat menahan kelanjutan proses untuk waktu yang cukup lama.
2.      Gambaran Klinik dan diagnosis
Pada awal dari penyakit pemeriksaan ginekologik tidak menghasilkan apa-apa (negatif ). Penyakit biasanya tersembunyi dan membahayakan. Dalam banyak kejadian gejalanya dikaitkan dengan menopause berupa getah vagina kemerahan atau sesudah menopause (peri menopausal) . rasa sakit dan perasaan rahim berkontraksi sering dikeluhkan. Dengan berlanjutnya proses , berbagai keluhan tekanan akibatmembesarnay korpus uterus dapat ditemukan. Pembesaran dan fiksasi uterus akibat infiltrasi sel ganas ke dalam parametrium baru terjadi pada tingkat lnjut. Setiap wanita dalam masa menopause yang mengalami pendarahan abnormal dari rahim, harus dicurigai akan adanya karisnoma endometrium. Cara yang dibenarkan adalah mendapatkan bukti histologi ada atau tidakadanya keganasan dengan mengerjakan kuretase seluruh rongga rahim. Hasil lerokan seluruhnya dikirim ke laboratorium patologi anatomi untuk dimintakan konfirmasi setelah dikonservasi oleh mereka yang benar-benar ahli.                                     17
3.      Penanganan
Untuk penanganan kanker endometrium dalam garis besar adalah sebagai barikut : TAH ( total Abbominal Hysterectomy) + BSO (bilateral salpingo Oopborectomy). Tindakan ini merupakan pilihan utama untuk kasus tingkat klinis T-1. Kombonasi pembedahan dengan radioterapi sebelum/sesudah pembedahan dilakukan pada tingkat klinik T1,T2,dan kasus T3yang dinilai masih operabel. Penyinaran sebelum operasi akan mengurangi resiko terjadinya rekurest lokal dan metastasis. Jenis penyinaran, apakah akan diberi aplikasi radium intrakaviter atau penyinaran luar dengana cobalt-60, ditentukan oleh ginekolog dan radioterapis berdasarkan tingkat klinik penyakitnya, hasil pemeriksaan histologik dan besarnya uterus. Operasi dilakukan 2-6 minggu sesudah penyinaran yang diberikan. Jika yang dipilih aplikasi radium intrakaviter dan ternyata pada pemeriksaan histologik spesimen operasi sel tumor telah mengadakan infiltrasi melebihi 1/3 tebal miometrium maka penyinaran eksternal harus ditambahkan. Pada tingkat klinis T3 yang dinilai in-operabel, hanya dilakukan penyinaran dan pngobatan hormonal dengan pemberian preparat progestatif dosis tinggi, sedangkan pada T4 untuk tujuan palitatif hanya diberiakan terapi hormonal denagn progrestatif dosis tinggi. Untuk ini dapat dipakai Medroxy progesterom Accetat (MPA)/provera tablet 2-4 tablet @ 100 mg/hari. Sekarang banmyak digunakan Megesterol acetat (Megace) denagn dosis 160-320 mg(4-8) tablet @ 40 mg/hari. Juga Tamozxifen dapat digunakan dengan dosis 1-2 film coated tablets (filcotabs) tiap pagi dan sore. Pengobatab hormonal dapat menahan penyebaran sel ganas yang jauh sampai 1-4 tahun dalam kontrol lanjutan (follow up kontrol ).

18
Oleh sebab itu pemberian pengobatan hormonal dengan progestatif dosis tinggi, harus diteruskan selama pengobatan masih memberi respon. Sebelum pembedahan (TAH+BSO ) pada tingkat klinis apapun, bila sitologikncairan peritoneal positif mengandung sel ganas, megace harus diberikan 160 mg/hari (4 ddtab I @ 40 mg ) selama minimal 1 tahun. Ada korelasi positif antara respon pengobatab dengan +/_nya reseptor progesteron ,pada yang reseptor progesteron nya positif, respon pengobatan dapat mencapai 77%.














19
KEGANASAN KORPUS UTERI
 
 










Spekulum
-          Beser putih
-          Beser putih berdarah
-          Mulut rahim terdapat jaringan
-          Berdarah setelah pemeriksaaan dalam
 
Pemeriksaan dalam
-          Rahim membesar, lunak
-          Pergerakan bebas/ terbatas
-          Teraba jaringan di mulut rahim
-          Mulut rahim berbenjol
 
 








        
Sikap badan
-          KIE dan Motivasi tentang kegansan rahim
-          Merujuk penderita.
  . Puskemas
  . Dokter Ahli
  . Rumah sakit
 
 










20
BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Tumor Pada Alat Genitalia diantaranya terjadi pada vulva, vagina, uterus, faloppi sekitar ovarium, dll. Tumor diangkat bila mengganggu aktifitas.
     Tumor jinak di daerah vulva yang  banyak dijumpai adalah kista kelenjar bartholini dan fibrorma vulva. Macam Tumor jinak rahim adalah mioma uteri, adenomiosis, dan endometriosis. Ovarium mempunyai kemungkinan untuk berkembang menjadi tumor jinak maupun  tumor ganas, pembagian tumor ovarium secara praktis adalah sebagai berikut : 1. Tumor jinak kistik: kistoma ovarii simpleks, kistoma ovarii serosum, kistoma ovarii musinosum, kistoma dermoid. 2. Tumor jinak padat: fibroma ovarii, tumor Brener, tumor sisa adrenal
Tumor Jinak Kelainan fibrokistik ini disebut juga mastitis kronik kistik, hiperplasia kistik, mastopatia kistik, displasia payudara, dan bbanyak nama lainya. Istilah yang bermacam-macam ini menunjukkan proses epitalia jinak yang terjadi amat beragam denagn gambaran histopatologik maupun klinis yang bermacam-macam pula. Kelompok penyakit ini sering mengganggu ketentraman penderita karena kecemasan akan keluhan nyerinya. Yang penting harus dipastikan bahwa kelainanan tersebut bukan tumor ganas Bila ada keraguan, terutama bila pada massa tersebut teraba yang pada bagian konsistennya berbeda, perlu dilakukan biopsi. Nyeri yang hebat dan berulang atau penderita yan khawatir dapat menjadi indikasi eksisi untuk meyakinkan penderita. Beberapa bentuk kelainan fibrokistik mengandung risiko untuk menjadi karsinoma payudara, tetapi umumnya tidak demikian.

21
Tumor ganas korpus uterus dianggap primer jika berasal dari endometrium atau miometrium. Jika terdapat proses di endometrium dan endoserviks dan tidak dapat dipastikan dari mana asalnya maka tumor ganas tersebut dianggap sebagai tumor ganas serviks uterus bila hasil histologi menunjukkan jenis epidermoid. Dianggap sebagai tumor ganas endometrium bila histologi berjenis adenokarsinoma atau adenokantoma. Frekuensi tumor ganas endometrium akhir-akhir ini meningkat karena usia wanita meningkat, disamping faktor-faktor lain yang memberi predisposisi hingga mempuyai resiko tinggi, seperti ; penderita DM, hipertensi essensial / menahun,wanita dengan tumor ovarium yang memproduksi ekstrogen (tumor sel granula ). 90 % tumor ganas endometrium/korpus uterus adalah adenokarsinoma. Sisanya ialah karsinoma epidermoid, adenoakantoma, sarkoma, dan karsino-sarkoma.




22


DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka    Sarwono Prawiroharjo
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan          Keluarga Berencana Untuk PendidikanBidan. Jakarta : EGC