Sistem Reproduksi Pada Pria
•
Organ
reproduksi pada pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi yang tampak
dari luar dan alat reproduksi yang ada di bagian dalam tubuh dan tidak tampak
dari luar.
•
Alat
reproduksi luar yang dapat dilihat adalah penis dan buah zakar.
•
Organ-organ
reproduksi pria akan mulai berkembang pada masa anak laki-laki menginjak usia 9-15 tahun dan berhenti perkembangannya pada
usia 20 tahun.
1. Organ reproduksi eksterna
I.
Penis
a.
Penis
merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina
untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina.
b.
Penis
terdiri dari jaringan otot, jaringan spons yang lembut, pembuluh-pembuluh darah
dan syaraf.
c.
Urin
keluar dari bagian tubuh pria melalui lubang kecil yang terletak di ujung
kepala penis.
d.
Berfungsi untuk menyalurkan dan menyemprotkan
sperma saat ejakulasi
II.
Buah
zakar
Buah zakar terdiri dari
kantong zakar (kantong pelir), yang didalamnya terdapat sepasang testis dan bagian-bagian yang
lainnya. Kulit luar tersebut disebut dengan skrotum.
2. Organ reproduksi interna
·
Testis
a.
merupakan
kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel-sel sperma
serta hormone testosterone.
b.
Dalam
testis banyak terdapat saluran halus yang disebut tubulus seminiferus.
c.
Berfungsi sebagai :
* Memproduksi sperma
* Tempat memproduksi testosteron yang memegang peranan penting untuk sifat kelamin sekunder dan kejantanan
* Memproduksi sperma
* Tempat memproduksi testosteron yang memegang peranan penting untuk sifat kelamin sekunder dan kejantanan
d.
Untuk
memproduksi sel sperma diperlukan suhu yang sedikit lebih rendah dari tubuh,
oleh karena itu testis letaknya turun menjauhi tubuh.
e.
Dalam
testis banyak terdapat saluran halus yang disebut tubulus seminiferus, tubulus
seminiferus ini disebut juga sebagai saluran penghasil sperma. Dinding sebelah
dalam dari tubulus seminiferus ini terdiri dari jaringan epithelium dan
jaringan ikat.
f.
Di
jaringan epithelium terdapat:
1) Sel induk sperma ( spermatogonium)
2) Sel sertoli yang berfungsi memberi makan sperma
3)Sel leydig yang berfungsi menghasilkan hormon
testosteron.
·
Epididimis
g.
merupakan
saluran panjang yang berkelok yang keluar dari testis.
h.
Berfungsi sebagai:
1) Saluran yg menghubungkan testis dengan
saluran vas deferens
2) memproduksi cairan yang
banyak mengandung enzym dan gizi yang fungsinya mematangkan / menyempurnakan
bentuk sperma
·
Vas
deferens
–
merupakan
saluran panjang dan lurus yang mengarah ke atas dan berujung di kelenjar
prostat.
–
Berfungsi untuk menyalurkan sperma dari
epididimis ke vesika seminalis dan
sebagai tempat menyimpan sebagian dari sperma sebelum dikeluarkan .
·
Vesikula
seminalis
–
merupakan
tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen, berjumlah
sepasang. Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi
sperma dan bersifat alkali.
–
Berfungsi sebagai:
•
Tempat untuk mengeluarkan cairan yang sifatnya
alkalis atau sedikit basa yang mengandung fruktosa dan zat gizi yang merupakan
sumber energi bagi spermatozoa dan agar sperma lebih segar, kuat dan mudah
bergerak dalam mencapai ovum
•
Sebagai tempat penyimpanan spermatozoa sebelum
dikeluarkan melalui kegiatan seksual.
·
Kelenjar
prostat
–
merupakan
kelenjar yang terbesar
–
Berfungsi sebagai:
Mengeluarkan cairan yang bersifat alkalis yang encer berwarna seperti susu mengandung asam sitrat, kalsium dan beberapa zat lain
Mengeluarkan cairan yang bersifat alkalis yang encer berwarna seperti susu mengandung asam sitrat, kalsium dan beberapa zat lain
3. Spermatogenesis
Di dalam testis terjadi proses spermatogenesis yaitu proses terbentuknya
spermatozoa sel primordial. Di dalam proses spermatogenesis termasuk pula
proses spermiogenesis yaitu perubahan dari spermatid menjadi spermatozoa. Proses
spermatogenesis ini terjadi di dalam tubulus semineferus. Spermatogenesis yang
baik juga tergantung pada bentuk, besar, konsistensi dan kedudukan testis dalam
skrotum. Spermatogenesis
dimulai dari pembelahan mitosis sel-sel induk sperma (spermatogonium) beberapa
kali hingga dihasilkan lebih banyak spermatogonium. Setengah dari sel-sel
spermatogonium tersebut terus melanjutkan pembelahan mitosis. Sedangkan
setengah yang lain membesar menjadi spermatosit primer.
Oleh karena pembentukan spermatosit primer melalui pembelahan mitosis, maka
hasilnya memiliki kromosom diploid (2n) sama dengan spermatogoniumnya. Spermatosit
primer berikutnya membelah secara meiosis (tahap I) menghasilkan spermatosit
sekunder, dengan kondisi kromosom haploid (n). Spermatosit sekunder melanjutkan
pembelahan meiosis (tahap II) menghasilkan dua sel yang juga haploid, disebut
dengan spermatid. Sehingga diperoleh 4 spermatid. Sel-sel spermatid ini akan
berdiferensiasi menjadi spermatozoa. Jika proses pembentukan sperma telah
selesai, maka protein pengikat androgen tidak diperlukan, sehingga sel sertoli
akan menghasilkan inhibin untuk memberikan umpan balik supaya hipofisis
menghentikan produksi FSH dan LH . Spermatogenesis terjadi pada semua tubulus
seminiferus selama kehidupan seks aktif, mulai rata-rata pada usia 13 tahun,
sebagai akibat perangsangan oleh hormone-hormon gonadotropin adenohipofisis dan
terus berlangsung selama hidup.
Spermatozoa yang telah terbentuk dapat sampai ke urethra (saluran keluar
pada penis) jika dibantu oleh cairan yang dihasilkan oleh vesikula seminalis,
kelenjar prostat, dan kelenjar cowper. Cairan yang dihasilkan vesikula
seminalis berfungsi membantu spermatozoa agar mudah bergerak, memberi nutrient,
dan menormalkan keasaman PH saluran reproduksi wanita pada saat kopulasi. Spermatozoa
bersama cairan tersebut disebut dengan istilah semen atau air mani. Seorang
laki-laki saat kopulasi dapat mengeluarkan sekitar 350-360 juta sel sperma dari
3ml air mani.
4. Struktur sperma terdiri dari tiga bagian berikut ini:
1. Kepala: mengandung
inti sel, pada bagian ujungnya terdapat akrosom yang tebentuk dari badan golgi.
Akrosom menghasilkan enzim yang berfungsi membantu sperma menembus sel telur.
2. Bagian tengah:
terdapat mitokondria tempat berlangsungnya oksidasi sel untuk membentuk energi
sehingga sperma dapat bergerak aktif.
3. Ekor: sebagai alat
gerak sperma agar mencapai ovum.
Sperma bergerak dari tubulus seminiferus
menuju epididimis, dan tinggal disini sekitar tiga minggu sampai sperma matang.
Sperma memasuki saluran vas
deferens hingga ujung saluran dan bercampur dengan vesika seminalis, kelenjar
prostat, dan kelenjar cowper. Sperma yang telah bercampur dengan sekret
tersebut dinamakan semen. Selanjutnya, semen keluar dari ujung vas deferens,
menuju saluran ejakulatorius dan uretra yang juga merupakan saluran kencing.
Keluarnya semen dari dalam tubuh disebut ejakulasi. Sebelum ejakulasi, biasanya
kondisi penis menegang. Keadaan seperti ini dinamakan ereksi. Saat ejakulasi,
tempat keluar urine tertutup otot disekitarnya sehingga semen dan urine tidak
tercampur.
5. Aktifitas seksual pada pria
a.
Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi
seksual menjalar melalui saraf pudendu. Melalui pleksus sakralis dari medula
spinalis membantu rangsangan aksi seksual yang mengirim sinyal ke medula yang
meningkatkan sensasi seksual yang berasal dari dalam. Akibat dari dorongan
seksual akan mengisi organ seksual dengan merangsang mukosa uretra.
b.
Unsur psikis rangsangan seksual
Sesuai dengan
meningkatnya kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan seksual dengan
memikirkan atau berkhayal menyebabkan terjadi aksi seksual sehingga menimbulkan
ejakulasi atau pengeluaran selama mimpi terutama usia remaja.
Aksi seksual pada medula spinalis. Fungsi otak tidak terlalu penting karena rangsangan genital menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme refleks yang sudah terintegrasi pada medula spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang secara psikis dan seksual yang nyata serta kombinasi keduanya.
Aksi seksual pada medula spinalis. Fungsi otak tidak terlalu penting karena rangsangan genital menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme refleks yang sudah terintegrasi pada medula spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang secara psikis dan seksual yang nyata serta kombinasi keduanya.
6. Pengaturan fungsi seksual pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh
sejumlah hormon, seperti: testosteron, LH, FSH, estrogen, dan hormon
pertumbuhan. Pelepasan hormon gonadotropin (GnRH) oleh hipotalamus merangsang
kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi LH, hormon perangsang LH, dan FSH.
Hipotalamus melepaskan GnRH yang di angkut
ke kelenjar hipotalamus anterior dalam merangsang pelepasan LH dan FSH darah
porta. Perangsangan hormon ini ditentukan oleh frekuensi dari siklus sekresi
dan jumlah GnRH yang dilepaskan setiap siklus. Sekresi LH mengikuti pelepasan
GnRH dan sekresi FSH berubah lebih lambat sebagai respon perubahan jangka
panjang GnRH.
7. Hormon yang berperan pada reproduksi pria
·
Testosteron
a.
Sekresi
hormon ini oleh sel-sel Leydig yang terletak diintersisium testis.
b.
Berperanan
penting pada satu tahap penting proses pembelahan sel-sel germinal untuk
pembentukan sperma, terutama pembelahan miosis untuk membentuk spermatosit
sekunder.
c.
Mengontrol
perkembangan organ reproduksi pria dan tanda seks sekunder pada pria à pembesaran laring, perubahan suara,
pertumbuhan rambut ketiak,pubis, dada, kumis dan jenggot. Juga untuk
pertumbuhan otot dan tulang.
·
FSH (
folikel stimulating hormone)
1.
Dihasilkan
oleh sel basofil lobus anterior hipofise.
2.
Pada
testis hormon ini mengakibatkan terpacunya adenyl cyclase di dalam sel
sertoli yang berperan dalam meningkatkan produksi cyclic AMP, memacu
produksi androgen binding protein (ABP) di dalam tubuli semeniferus dan di
dalan epididymis.
3.
FSH
bekerja menyiapkan kadar androgen yang cukup untuk sel germinal dan memacu
pendewasaan spermatozoa di dalam epididymis.
·
LH
a.
Hormon
ini disekresikan oleh sel karminofil dari kelenjar hipofisis bagian anterior.
b.
Berperan
dalam stimulasi sel-sel Leydig untuk meproduksi testosteron, juga menyebabkan
dihasilkannya estradiol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar