Selasa, 03 April 2012

Sistem Reproduksi Pada Pria


Sistem Reproduksi Pada Pria

          Organ reproduksi pada pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi yang tampak dari luar dan alat reproduksi yang ada di bagian dalam tubuh dan tidak tampak dari luar.
          Alat reproduksi luar yang dapat dilihat adalah penis dan buah zakar.
          Organ-organ reproduksi pria akan mulai berkembang pada masa anak laki-laki menginjak usia 9-15 tahun dan berhenti perkembangannya pada usia 20 tahun.
1.       Organ reproduksi eksterna
                                I.            Penis
a.       Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina.
b.      Penis terdiri dari jaringan otot, jaringan spons yang lembut, pembuluh-pembuluh darah dan syaraf.
c.       Urin keluar dari bagian tubuh pria melalui lubang kecil yang terletak di ujung kepala penis.
d.      Berfungsi untuk menyalurkan dan menyemprotkan sperma saat ejakulasi

                              II.            Buah zakar
Buah zakar terdiri dari kantong zakar (kantong pelir), yang didalamnya terdapat sepasang testis dan bagian-bagian yang lainnya. Kulit luar tersebut disebut dengan skrotum.

2.       Organ reproduksi interna
·         Testis
a.       merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormone testosterone.
b.      Dalam testis banyak terdapat saluran halus yang disebut tubulus seminiferus.
c.       Berfungsi sebagai :
* Memproduksi sperma
* Tempat memproduksi testosteron yang memegang peranan penting untuk sifat kelamin sekunder dan kejantanan
d.      Untuk memproduksi sel sperma diperlukan suhu yang sedikit lebih rendah dari tubuh, oleh karena itu testis letaknya turun menjauhi tubuh.
e.      Dalam testis banyak terdapat saluran halus yang disebut tubulus seminiferus, tubulus seminiferus ini disebut juga sebagai saluran penghasil sperma. Dinding sebelah dalam dari tubulus seminiferus ini terdiri dari jaringan epithelium dan jaringan ikat.
f.        Di jaringan epithelium terdapat:
1) Sel induk sperma ( spermatogonium)
2) Sel sertoli yang berfungsi memberi makan sperma
3)Sel leydig yang berfungsi menghasilkan hormon testosteron.

·         Epididimis
g.       merupakan saluran panjang yang berkelok yang keluar dari testis.
h.      Berfungsi sebagai:
1) Saluran yg menghubungkan testis dengan saluran vas deferens
2) memproduksi cairan yang banyak mengandung enzym dan gizi yang fungsinya mematangkan / menyempurnakan bentuk sperma

·         Vas deferens
        merupakan saluran panjang dan lurus yang mengarah ke atas dan berujung di kelenjar prostat.
        Berfungsi untuk menyalurkan sperma dari epididimis ke vesika seminalis dan sebagai tempat menyimpan sebagian dari sperma sebelum dikeluarkan .

·         Vesikula seminalis
        merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen, berjumlah sepasang. Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali.
        Berfungsi sebagai:
          Tempat untuk mengeluarkan cairan yang sifatnya alkalis atau sedikit basa yang mengandung fruktosa dan zat gizi yang merupakan sumber energi bagi spermatozoa dan agar sperma lebih segar, kuat dan mudah bergerak dalam mencapai ovum
          Sebagai tempat penyimpanan spermatozoa sebelum dikeluarkan melalui kegiatan seksual.

·         Kelenjar prostat
        merupakan kelenjar yang terbesar
        Berfungsi sebagai:
Mengeluarkan cairan yang bersifat alkalis yang encer berwarna seperti susu mengandung asam sitrat, kalsium dan beberapa zat lain

3.       Spermatogenesis
Di dalam testis terjadi proses spermatogenesis yaitu proses terbentuknya spermatozoa sel primordial. Di dalam proses spermatogenesis termasuk pula proses spermiogenesis yaitu perubahan dari spermatid menjadi spermatozoa. Proses spermatogenesis ini terjadi di dalam tubulus semineferus. Spermatogenesis yang baik juga tergantung pada bentuk, besar, konsistensi dan kedudukan testis dalam skrotum. Spermatogenesis dimulai dari pembelahan mitosis sel-sel induk sperma (spermatogonium) beberapa kali hingga dihasilkan lebih banyak spermatogonium. Setengah dari sel-sel spermatogonium tersebut terus melanjutkan pembelahan mitosis. Sedangkan setengah yang lain membesar menjadi spermatosit primer.
Oleh karena pembentukan spermatosit primer melalui pembelahan mitosis, maka hasilnya memiliki kromosom diploid (2n) sama dengan spermatogoniumnya. Spermatosit primer berikutnya membelah secara meiosis (tahap I) menghasilkan spermatosit sekunder, dengan kondisi kromosom haploid (n). Spermatosit sekunder melanjutkan pembelahan meiosis (tahap II) menghasilkan dua sel yang juga haploid, disebut dengan spermatid. Sehingga diperoleh 4 spermatid. Sel-sel spermatid ini akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa. Jika proses pembentukan sperma telah selesai, maka protein pengikat androgen tidak diperlukan, sehingga sel sertoli akan menghasilkan inhibin untuk memberikan umpan balik supaya hipofisis menghentikan produksi FSH dan LH . Spermatogenesis terjadi pada semua tubulus seminiferus selama kehidupan seks aktif, mulai rata-rata pada usia 13 tahun, sebagai akibat perangsangan oleh hormone-hormon gonadotropin adenohipofisis dan terus berlangsung selama hidup.
Spermatozoa yang telah terbentuk dapat sampai ke urethra (saluran keluar pada penis) jika dibantu oleh cairan yang dihasilkan oleh vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper. Cairan yang dihasilkan vesikula seminalis berfungsi membantu spermatozoa agar mudah bergerak, memberi nutrient, dan menormalkan keasaman PH saluran reproduksi wanita pada saat kopulasi. Spermatozoa bersama cairan tersebut disebut dengan istilah semen atau air mani. Seorang laki-laki saat kopulasi dapat mengeluarkan sekitar 350-360 juta sel sperma dari 3ml air mani.

4.       Struktur sperma terdiri dari tiga bagian berikut ini:
                1. Kepala: mengandung inti sel, pada bagian ujungnya terdapat akrosom yang tebentuk dari badan golgi. Akrosom menghasilkan enzim yang berfungsi membantu sperma menembus sel telur.
                2. Bagian tengah: terdapat mitokondria tempat berlangsungnya oksidasi sel untuk membentuk energi sehingga sperma dapat bergerak aktif.
                3. Ekor: sebagai alat gerak sperma agar mencapai ovum.

Sperma bergerak dari tubulus seminiferus menuju epididimis, dan tinggal disini sekitar tiga minggu sampai sperma matang. Sperma memasuki saluran vas deferens hingga ujung saluran dan bercampur dengan vesika seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowper. Sperma yang telah bercampur dengan sekret tersebut dinamakan semen. Selanjutnya, semen keluar dari ujung vas deferens, menuju saluran ejakulatorius dan uretra yang juga merupakan saluran kencing. Keluarnya semen dari dalam tubuh disebut ejakulasi. Sebelum ejakulasi, biasanya kondisi penis menegang. Keadaan seperti ini dinamakan ereksi. Saat ejakulasi, tempat keluar urine tertutup otot disekitarnya sehingga semen dan urine tidak tercampur.

5.       Aktifitas seksual pada pria
a.       Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menjalar melalui saraf pudendu. Melalui pleksus sakralis dari medula spinalis membantu rangsangan aksi seksual yang mengirim sinyal ke medula yang meningkatkan sensasi seksual yang berasal dari dalam. Akibat dari dorongan seksual akan mengisi organ seksual dengan merangsang mukosa uretra.

b.      Unsur psikis rangsangan seksual
                Sesuai dengan meningkatnya kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan atau berkhayal menyebabkan terjadi aksi seksual sehingga menimbulkan ejakulasi atau pengeluaran selama mimpi terutama usia remaja.
Aksi seksual pada medula spinalis. Fungsi otak tidak terlalu penting karena rangsangan genital menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme refleks yang sudah terintegrasi pada medula spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang secara psikis dan seksual yang nyata serta kombinasi keduanya.

6.       Pengaturan fungsi seksual pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, seperti: testosteron, LH, FSH, estrogen, dan hormon pertumbuhan. Pelepasan hormon gonadotropin (GnRH) oleh hipotalamus merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi LH, hormon perangsang LH, dan FSH.
Hipotalamus melepaskan GnRH yang di angkut ke kelenjar hipotalamus anterior dalam merangsang pelepasan LH dan FSH darah porta. Perangsangan hormon ini ditentukan oleh frekuensi dari siklus sekresi dan jumlah GnRH yang dilepaskan setiap siklus. Sekresi LH mengikuti pelepasan GnRH dan sekresi FSH berubah lebih lambat sebagai respon perubahan jangka panjang GnRH.

7.       Hormon yang berperan pada reproduksi pria
·         Testosteron
a.       Sekresi hormon ini oleh sel-sel Leydig yang terletak diintersisium testis.
b.      Berperanan penting pada satu tahap penting proses pembelahan sel-sel germinal untuk pembentukan sperma, terutama pembelahan miosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
c.       Mengontrol perkembangan organ reproduksi pria dan tanda seks sekunder pada pria à pembesaran laring, perubahan suara, pertumbuhan rambut ketiak,pubis, dada, kumis dan jenggot. Juga untuk pertumbuhan otot dan tulang.
·         FSH ( folikel stimulating hormone)
1.       Dihasilkan oleh sel basofil lobus anterior hipofise.
2.       Pada testis hormon ini mengakibatkan terpacunya adenyl cyclase di dalam sel sertoli yang berperan dalam meningkatkan produksi cyclic AMP, memacu produksi androgen binding protein (ABP) di dalam tubuli semeniferus dan di dalan epididymis.
3.       FSH bekerja menyiapkan kadar androgen yang cukup untuk sel germinal dan memacu pendewasaan spermatozoa di dalam epididymis.
·         LH
a.       Hormon ini disekresikan oleh sel karminofil dari kelenjar hipofisis bagian anterior.
b.      Berperan dalam stimulasi sel-sel Leydig untuk meproduksi testosteron, juga menyebabkan dihasilkannya estradiol
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar