Minggu, 15 Januari 2012

makalah askep bayi setelah lahir


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Bayi Baru Lahir merupakan hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan lahir normal atau dengan cara pembedahan. Pada umumnya kelahiran bayi biasanya di ikuti oleh beberapa perubahan yang terjadi setelah kelahiran seperti perubahan pernapasan, perubahan jantung dan sirkulasi, perubahan system digestivus, perubahan system perkemihan dan berat badan.
Mengingat tingginya angka kematian melahirkan, tingginya angka kesakitan dan untuk meningkatkan derajat kesehatan khususnya pada bayi baru lahir maka oleh Penulis sangat tertarik mengambil kasus yang berjudul Asuhan Keperawatan Bayi baru lahir pada bayi Ny”L” di Pavilyun Maria RS Charitas Palembang

B.     Ruang Lingkup Penulisan
Sehubungan dengan keterbatasan yang ada pada penulis yaitu waktu, pengalaman dan pengetahuan serta keterbatasan sumber yang ada, maka dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi ruang lingkup masalahnya pada Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir pada  Bayi Ny L” yang dirawat di pavilyun Maria Kamar 4-1 Rumah Sakit Charitas Palembang pada tanggal 2 Maret sampai dengan 3 Maret 2009.

C.    Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum

1
 
Agar Mahasiswa mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan keperawatan bayi baru lahir.      

2.      Tujuan Khusus
a.       Agar mahasiswa/i mampu melakukan pengkajian pada bayi baru lahir
b.      Agar mahasiwa/i mampu merumuskan diagnose keperawatan pada bayi baru lahir
c.       Agar mahasiswa/i mampu menyusun rencana keperawatan pada bayi baru lahir
d.      Agar mahasiswa/i mampu melakukan tindakan keperawatan pada bayi baru lahir
e.       Agar mahasiswa/i mampu melaksanakan evaluasi terhadap tindakan yang sudah direncanakan.

D.    Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang bersifat menggambarkan suatu keadaan secara objektif selama mengamati pasien mulai dari pengumpulan data sampai melakukan evaluasi yang disajikan dalam bentuk naratif.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam makalah ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1.      Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung kepada klien dan orangtua klien sehingga mempermudah untuk mengetahui permasalahan keperawatan klien
2.      Observasi
Dimana penulis secara langsung mengamati klien mulai dari seluruh respon atau keadaan pasien termasuk respon yang timbul selama diberikan asuhan keperwatan selama 2 hari
3.      Pemeriksaan Fisik
Memeriksa langsung klien yang sedang dirawat secara sistematis mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki untuk mendapatkan tanda dan gejala serta kelainan yang ada pada klien.
4.      Studi Kepustakaan
Untuk menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini penulis menggunakan berbagai buku untuk mendapatkan teori pasti sesuai referensi
5.      Studi Dokumentasi
Kelengkapan data diperoleh dari melihat dokumentasi rumah sakit,rekam medik, catatan penunjang juga mendokumentasikan asuhan keperawatan yang sudah dilakukan.

E.     Sistematika Penulisan
Laporan Asuhan Keperawatan ini terdiri dari 5 BAB dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I                  PENDAHULUAN
                 Meliputi Latar Belakang Masalah,Ruang Lingkup Penulisan,Tujuan Penulisan,Metode Penulisan,dan Sistematika Penulisan.
BAB II                 TINJAUAN TEORI
                 Meliputi Konsep Dasar medis terdiri dari definisi, anatomi fisiologi, patofisiologi, etiologi, manifestasi klinik, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksaan dan Konsep dasar Keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi, discharge planning dan patoflow diagram.
BAB III   TINJAUAN KASUS
                 Meliputi Pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi
BAB IV   PEMBAHASAN
                 Meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB V                 PENUTUP
                 Meliputi Kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    KONSEP DASAR MEDIS
1.      Definisi
Neonatus adalah bayi dari umur 4 minggu,lahir biasanya dengan cara gestasi 38-42 miggu (Ilyas Jumani,1994).
Bayi Baru Lahir adalah seorang bayi yang dilahirkan setelah 37 minggu (menstrual)kehamilan lengkap sampai 42 minggu kehamilan lengkap(260-294 hari)dianggap bayi cukup bulan oleh kebanyakan ahli (Gary Cuningham, 1995).
Neonatus adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan lahir normal atau dengan cara pembedahan (Laksman,1998).
Neonatus adalah bayi baru lahir mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidpan ekstra uteri (Marlyn dongoes,1999).
Neonatus adalah bayi baru lahir, bayi dalam 28 hari pertama kehidupannya (Broker,Cristine.2001).

2.      Anatomi Fisiologi
a.       Anatomi


Picture100
 






b.      Fisiologi Neonatus
Adalah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital pada neonatus.di bawah ini akan di uraikan beberapa fungsi dan proses vital pada neonatus
1)      Sistem Pernapasan
Perkembangan system pulmoner, keadaan yang mempercepat proses maturasi paru-paru
a)      Taksemia
b)      Hipertensi
c)      Diabetes Berat
d)     Infeksi
e)      Ketuban Pecah dini
f)       Insufisiensi plasenta
Keadaan diatas akan mengakibatkan stress berat pada janin,hal ini dapat menimbulkan rangsangan untuk pematangan paru-paru.
2)      Jantung dan Sirkulasi darah
Di dalam rahim darah yang kaya oksigen dan nutrisi dari plasenta masuk ke dalam tubu janin melalui vena umblikalis,sebagian besar masuk ke vena inferior melalui duktus venosus arantii.
Ketika janin dilahirkan segera setelah bayi menghirup udara dan menangis kuat. Dengan demikian paru-paru akan mengembang,tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,foramen ovale akan menutup.
Penutupan foramen oval terjadi karena adanya pemotongan dan pengikatan tali pusat sebagai berikut:
a)      Sirkulasi plasenta berhenti,aliran darah ke atrium kanan menurun, sehingga tekanan jantung menurun, tekanan rendah di aorta hilang sehingga tekanan jantung kiri meningkat.
b)      Asistensi pada paru-paru dan aliran darah ke paru-paru meningkat, hal ini menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat.
3)      Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah cukup terbentuk dan telah menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak,absorbs air ketuban terjadi melalui mukosa saluran pencernaan,janin minum air ketuban dapat di buktikan dengan adanya mekonium.
4)      Hepar
Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam metabolisme hidrat arang,dan glikogen mulai di simpan didalam hepar,setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai,vitamin A dan B juga di simpan di dalam hepar.
5)      Metabolisme
Dibandingkan dengan ukuran tubuhnya,luas permukaan tubuh neonatus lebih besar dari pada orang dewasa,sehingga metabolism perkilogram berat janinnya lebih besar.
6)      Produksi Panas
Pada Neonatus apabila mengalami hipotermi bayi mengadakan penyesuaian suhu terutama dengan cara NSR(Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan cara pembakaran cadangan lemak (Lewat coklat)yang memberikan lebih banyak energy dari pada lemak biasa.



7)      Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus,janin mendapatkan hormone dari ibunya. Pada kehamilan sepuluh minggu, ketika tropin telah ditemukan dalam hipofisis janin,hormon ini diperlukan untuk mempertahankan grandula suprarenalis janin. Pada neonates kadang-kadang hormone dari ibunya masih berfungsi pengaruhnya dapat dilihat missal pada bayi laki-laki atau perempuan adanya pembesaran kelenjar air susu atau kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan.
8)      Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Glomerulus di ginjal mulai dibentuk pada janin pada umur 8 minggu,jumlah pada kehamilan 28 minggu diperkirakan 350.000 dan akhir kehamilan diperkirakan 820.000 ginjal janin mulai berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan.
9)      Susunan Syaraf
 Jika janin pada kehamilan 10 minggu di lahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan.
Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan 4 bulan sedangkan gerakan menghisap terjadi pada kehamilan 6 bulan.
10)  Imunologi
Pada system imunolgi terdapat beberapa jenis imunologi (suatu protein yang mengandung zat antibody)diantaranya adalah imunoglobulingmma G(Ig G)
Pada neonates hanya terdapat Ig G dibentuk banyak pada bulan ke 2 setelah bayi dilahirkan. Ig G Pada janin berasal dari ibunya melalui plasenta.

3.      Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.
Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.

Perubahan Sistem Pernafasan.
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
a.       Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
b.      Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis (Varney, 551-552).
Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.


Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
a.  Mengeluarkan cairan dalam paru-paru.
b.
 Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.

Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah.
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a.
 Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
b.
 Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran darah.

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :
a.       Pada saat tali pusat dipotong.
Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua hal ini membantu darah dengan kandungan O2 sedikit mengalir ke paru-paru untuk oksigenasi ulang.
b.      Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. O2 pada pernafasan pertama menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru.
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.

Dengan pernafasan, kadar O2 dalam darah akan
meningkat, mengakibatkan ductus arteriosus berkontriksi dan menutup. Vena umbilikus, ductus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

Sistem pengaturan Suhu, Metabolisme Glukosa, gastrointestinal dan Kekebalan Tubuh.
1)      Pengaturan Suhu
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit sehingga mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.
2)      Metabolisme glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada BBL, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen dalam hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen cukup yang disimpan dalam hati.
3)      Perubahan Sistem Gastrointestinal
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada saat lahir. Sedangkan sebelum lahir bayi sudah mulai menghisap dan menelan. Kemampuan menelan dan mencerna makanan (selain susu) terbatas pada bayi.

Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang berakibat gumoh. Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah secara lambat sesuai pertumbuhan janin.
4)      Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap infeksi. Kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya.
a)      Perlindungan oleh kulit membran mukosa.
b)      Fungsi jaringan saluran nafas.
c)      Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.
d)     Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu membunuh organisme asing.

4.      Etiologi
a.       His(Kontraksi otot rahim)
b.      Kontraksi otot dinding perut
c.       Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
d.      Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

5.      Manifestasi klinik
a.       Warna kulit: seluruhnya merah
b.      Denyut jantung: > 100 x/menit
c.       Pernapasan : baik,menangis kuat.
d.      Otot : gerak aktif,reflek baik
e.       Reaksi terhadap rangsangan : menangis


6.      Komplikasi
a.       Sebore
b.      Ruam
c.       Moniliasis
d.      Ikterus fisiologi

7.      Pemeriksaan Diagnostik
a.       Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-24.000/mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
b.      Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
c.       Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)
d.      Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit  fenillalanin, menandakan fenil ketonuria
e.       Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
f.       Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl,meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke 3.

B.     Konsep Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a.       Aktivitas
     Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi-koma,saat tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur  dengan gerakan mata cepat (REM) tidur sehari rata-rata 20 jam.

b.      Sirkulasi
Rata-rata nadi apical 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai 120 dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran)
Nadi perifer mungkin melemah,murmur jantung sering ada selama periode transisi, TD berentang dari 60-80 mmHg (sistolik)/40-45 mmHg (diastolik)
Tali pusat diklem dengan aman tanpa rembesan darah,menunjukan tanda-tanda pengeringan dalam 1-2 jam kelahiran mengerut dan menghitam pada hari ke 2 atau ke 3.
c.       Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam setelah kelahiran. Urin tidak berwarna atau kuning pucat,dengan 6-10 popok basah per 24 jam.Pergerakan feses mekonium dalam 24 sampai 48 jam kelahiran.
d.      Makanan atau cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram.
Penurunan berat badan di awal 5%-10%
Mulut: saliva banyak,mutiara Epstein(kista epithelial)dan lepuh cekung adalah normal palatum keras/margin gusi,gigi prekosius mungkin ada.
e.       Neurosensori
Lingkar kepala 32-37 cm,fontanel anterior dan posterior lunak dan datar, Kaput suksedaneum dan molding mungkin ada Selama 3-4 hari, Mata dan kelopak mata mungkin edema, Strabismus dan fenomena mata boneka sering ada.
Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus mata(telinga tersusun rendah menunjukan abnormalitas ginjal atau genetik)
Pemeriksaan neurologis : adanya reflek moro,plantar,genggaman palmar dan babinski, respon reflex di bilateral/sama (reflex moro unilateral menandakan fraktur klavikula atau cedera pleksus brakialis),gerakan bergulung sementara mungkin terlihat.Tidak adanya kegugupan,letargi,hipotonia dan parese.
f.        Pernapasan
T akipnea khususnya setelah kelahiran sesaria atau presentasi bokong.
Pola pernapasan diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan abdomen(inspirasi yang lambat atau perubahan gerakan dada dan abdomen menunjukan distress pernapasan)pernapasan dangkal atau cuping hidung ringan,ekspirasi sulit atau retraksi interkostal.(ronki pada inspirasi atau ekspirasi dapat menandakan aspirasi)
g.       Keamanan
Warna kulit:akrosianosis mungkin ada,kemerahan atau area ekomotik dapat tampak di atas pipi atau di rahang bawah atau area parietal sebagai akibat dari penggunaan forsep pada kelahiran
Sefalohematoma tampak sehari setelah kelahiran
Ekstremitas:gerakan rentang sendi normal kesegala arah,gerakan menunduk ringan atau rotasi medial dari ekstremitas bawah,tonus otot baik.
h.      Seksualitas
Genitalia wanita : Labia vagina agak kemerahan atau edema,tanda vagina/hymen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma)atau rabas berdarah sedikit (pseudo menstruasi) mungkin ada.
Genitalia pria :Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi(lubang prepusium sempit, mencegah retraksi foreksim ke glan)



                             
2.      Diagnosa Keperwatan
a.       Resiko Tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan keterbatasan jumlah lemak subkutan
b.      Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan produksi mucus berlebihan
c.       Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolic
d.      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan imunitas yang didapat.
e.       Resiko tinggi cedera berhubungan dengan aspirasi
f.       Resiko tinggi konstipasi berhubungan dengan ketidakadekuatan masukan cairan

3.      Rencana Tindakan
a.       Resiko Tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan keterbatasan jumlah lemak subkutan
Hasil yang diharapkan:
-       Mempertahankan suhu dalam batas normal
-       Bebas dari tanda-tanda stress dingin atau hipotermi.
Intervensi Keperawatan:
1)      Pertahankan suhu lingkungan
Rasional        : Dalam respon terhadap suhu lingkungan yang rendah,bayi cukup bulan meningkatkan suhu tubuh dengan menangis atau meningkatkan aktivitas motorik.
2)      Pantau aksila bayi,kulit,suhu timpanik dan lingkungan sedikitnya setiap 30 -60 menit selama periode stabilisasi.
Rasional        :    Stbilisasi suhu mungkin tidak terjadi sampai 8-12 jam setelah lahir.kecepatan konsumsi oksigen dan metabolism minimal bila suhu kulit dipertahankan diatas 36,5 OC.
3)      Kaji frekuensi pernapasan:perhatikan takipnea(frekuensi lebih besar dari 60/menit)
Rasional        :    Bayi menjadi takipnea dalam respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen yang dihubungkan dengan stress dingin dan upaya mengeluarkan kelebihan karbondioksida untuk menurunkan sidosis respiratorik.
4)      Tunda mandi pertama sampai suhu tubuh stabil dan mencapai      36,5 OC.
Rasional        :    Membantu mencegah kehilangan panas lanjut karena evaporasi.
5)      Memandikan bayi dengan cepat supaya bayi tidak kedinginan,hanya membuka bagian tubuh dan mengeringkannya dengan segera.jamin bahwa lingkungan bebas dari angin.
Rasional        :    Mengurangi kehilangan panas melalui evaporasi dan konveksi.
6)      Pertahankan termonetral lingkungan melalui penggunaan pengontrol automatic atau alat pemanas yang dapat disesusaikan pada 37 OC
Rasinol         :    Mencegah ketidak seimbangan panas atau kehilangan panas.
7)      Perhatikan tanda-tanda sekunder stress dingin (misalnya peka rangsang, pucat, belang, distress pernapasan)
Rasional        :    Hipotermi meningkatkan laju penggunaan oksigen dan glukosa,sering disertai dengan hipoglikemi dan distress pernapasan.

b.      Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan produksi mucus berlebihan
Hasil yang diharapkan :
Mempertahankan jalan napas paten dengan frekuensi pernapasan dalam batas normal (30 dan 60 per menit)
Bebas dari tanda-tanda distress pernapasan
Intervensi Keperawatan:
1)   Perkirakan usia gestasi dengan menggunakan criteria dubowitz.
Rasional             :    System surfaktan berkembang sesuai kemajuan gestasi.
2)      Perhatikan factor resiko yang dapat memperberberat kelebihan cairan paru atau aspirasi cairan amniotic.
Rasional             :    Kejadian ini memperberat ketidak mampuan bayi untuk membersihkan jalan napas dari kelebihan cairan,mucus,dan materi yang teraspirasi.
3)      Kaji frekuensi dan upaya pernapasan
Rasional             :    Frekuensi pernapasan normal adalah 30-60/menit.
4)      Hisap nasofaring sesuai kebutuhan perhatikan warna,jumlah,dan karakter mucus yang dimuntahkan.
Rasional             :    Menjamin kebersihan jalan napas,yanga penting untuk neonatus,yang baru bernapas melalui hidung dan mungkin tidak belajar untuk membuka mulut.
5)      Posisikan bayi miring dengan gulungan handuk untuk menyokong punggung.
Rasional             :    Memudahkan dranase mucus.

6)      Auskultasi bunyi napas.
Rasional             :    Bunyi mapas harus sama secara bilateral.
7)      Observasi dan catat tanda-tanda disters pernapasan (misal : ngorok, pernapasan cuping hidung dan takipnea)
Rasional             :    Tanda ini menunjukan mekanisme kompensasi pada hipoksia.
8)      Kaji bayi terhadap adanya lokasi dan derajat sianosis dan hubungannya dengan aktivitas.
Rasional             :    Sianosis perifer (akrosianosis) dihubungkan dengan ketidakstabilan vasomotor,hipotermia.
9)      Kolaborasi dalam pemasangan oksigen
Rasional             :    Penurunan oksigen yang tidak dapat dihentikan meningkatkan keadaan hipoksia.

c.       Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolic.
Hasil yang diharapkan:
Bebas dari tanda-tanda hipoglikemi
Menunjukkan penurunan berat badan sama dengan atau kurang dari 5%-10% berat badan lahir pada waktu pulang.
Intervensi Keperawatan:
1)      Tinjau ulang riwayat pre natal ibi terhadap kemungkinana stressor yang berdampak pada simpanan glukosa neonates.
Rasional          : Bayi cukup bulan rentan pada hipoglikemi mengalami stress kronis dalam uterus,terpajan pada kadar glukosa yang tinggi dalam uterus.
2)      Perhatikan skor apgar,kondisi saat lahir,tipe sewaktu pemberian obat dan suhu awal bayi.
Rasional          :    Stresor kelahiran dan stress dini meningkatkan laju metabolism da dengan cepat menurunlkan simpanan glukosa.
3)      Turunkan stressor fisik,seperti stress dingin,pengerahan fisik.
Rasional          :    Hipotermi meningkatkan konsumsi energy dan penggunaan simpanan lemak yang tidak dapat diperbaharui.
4)      Timbang berat badan bayi
Rasional          :    Menetapkan kebutuhan kalori dan cairan yang sesuai dengan berat dasar .
5)       Pantau bayi baru lahir terhadap kebiruan,peningkatan kadar Hb/Ht (Hb lebih dari 20g/dl,Ht lebih dari 60%)
Rasional          : SDM adalah consumer glukosa tertinggi, mencetuskan bayi polisetimia terhadap hipoglikemia.
6)      Auskultasi bising usus, perhatikan distensi abdomen, tangisan lemah,dan reflek menghisap.
 Rasional            :   Menunjukkan neonatus lapar.
7)      Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air steril, kemudian dekstrosa dan air, berlanjut untuk formula untuk bayi yang makan melalui lewat botol
Rasional          :    Mengkaji keefektifan menghisap, menelan dan kepatenan esophagus.
8)      Pantau warna, konsentrasi dan frekuensi berkemih.
Rasional          :    Kebutuhan cairan direntang dari 140-160 ml/kg/24 jam, karena BBL secara proporsional mempunyai cadangan cairan lebih sidikit dan kebutuhan cairan lebih besar dibandina dengan orang dewasa.

9)      Observasi bayi terhadap masalah pemberian makan (missal,regurgitasi berwarna empedu, distensi abnormal, feses abnormal, produksi mucus berlebihan, tersedak atau menolak makan)
Rasional            :    Masalah ini mengindikasi obstruksi pada usus, fibrosi kista atau fistula trakeo


d.         Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan imunitas yang didapat.
Hasil yang diharapkan :
Bebas dari tanda-tanda infeksi
Menun jukkan pemulihan tepat waktu pada potongan tali pusat, bebas dari drainase atau eritema.
Intervensi Keperawatan
1)      Ajarkan teknik pencucian yang tepat sebelum memegang bayi kepada orang tua.
Rasional        :    Mencuci tangan yang benar adalah factor penting dalam melindungi bayi baru lahir dari infeksi.
2)      Batasi kontak dengan bayi dengan tepat
Rasional        :    Membantu mencegah penyebaran infeksi ke bayi baru lahir.
3)      Inspeksi kulit setiap hari terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit, gunakan sabun lembut dan lap kulit dengan perlahan untuk mengeringkan setelah mandi dan hindari menggosok secara berlebihan.
Rasional        :    Kulit adalah barier imunitas non spesifik yang mencegah invasi pathogen.

4)      Gunakan krim eucerim pada area kulit yang kering khususnya pergelangan kaki dan tangan.
Rasional        :    Mencegah kulit robek dan rusak khususnyan pada bayi dengan kulit kering karena penurunan berat badab berlebihan atau pemajanan lama pada fototerapi.
5)      Anjurkan menyusui dini bila tepat.
Rasional        :    Kolostrum dan asi mengandung sekretorius IgA dalam jumlah tinggi dan memberikan imunitas dalam bentuk pasif.
6)      Kaji tali pusat dan area kulit pada dasar tali pusat setiap hari dari adanya kemerahan, bau dan rabas.
Rasional        :    Peningkatan pengeringan dan pemulihan, meningkatkan mikrosis dan pengelupasan normal serta menghilangkan media lembab untuk pertumbuhan bakteri.
7)      Kolaborasi dengan tim medis yang lain dalam pemeriksaan laboratorium (jumlah sel darah putih, kadar serum, IgE, IgM dan IgA.
Rasional        :    Peningkatan sel darah putih menunjukkan infeksi, peningkatan IgM sebagai respon organism infeksius dalam uterus.

e.       Resiko tinggi cedera berhubungan dengan aspirasi
Hasil yang diharapkan:
Bebas dari cedera atau aspirasi.
Menunjukkan kadar bilirubin dibawah 18mg/dm
Intervensi Keperawatan
1)      Observasi pengkajian abnormal pada bayi baru lahir (perhatikan krepitasi, gangguan klavikula, reflek moro abnormal, depresi tengkorak atau tidak ada gerakan ektremitas.
Rasional            :    Membantu menditeksi cedera kelahiran seperti fraktur klavikula, tengkorak atau ekstremitas.
2)      Posisikan bayi baru baru lahhir pada abdomen atau miring dengan gulungan selimut dipunggung. Pantau bayi terhadap kesulitan dalam menghadapi mucus.
Rasional            :    Membantu mencegah aspirasi
3)      Jangan pernah meninggalkan bayi tiadk diperhatikan didalam  ruangan atau pada tempat datar yang tidak ada penghalang.
Rasioanal          :    Menurunkan resiko cedera karena regurgitasi yang tidak terdeteksi atau jatuh.
4)      Kaji tanda icterik, perhatikan kadar bilirubin direk dan indirek.
Rasional            :    Peningkatan icterik, menandakan inkompabilitas Rh atau ABO atau ikterik karena asi dengan kemungkinan hasil kernikterus bila kondisi tidak diatasi.

f.       Resiko tinggi konstipasi berhubungan dengan ketidakadekuatan masukan cairan
Hasil yang diharapkan:
Mengeluarkan feses mekonium dalam 48jam setelah kelahiran.
Intervensi Keperawatan:
1)      Auskutasi bising usus
Rasional         : Masuknya uadara kesaluran GI secara normal merangsang awitan bising usus dalam 1-2jam setelah kelahiran.
2)      Pantau frekuensi dan jumlah/lamanya pemberian makan, frekuensi berkemih, turgor kulit dan status fontanel serta berat badan.
Rasional        :    Ketidakadekuatan masukan oral seperti dibuktikan oleh penurunan haluaran urin, perubahan turgor kulit, fontanel cekung, dan penurunan berat bada berlebihan dapat menimbullkan konstipasi.
3)      Catat frekuensi, warna, konsistensi dan bau feses.
Rasional        :    Jumlah, konsistensi dan warna feses bervariasi tergantung pada pencernaan ASI atau formula.
4)      Perhatikan penyimpangan siklus feses normal.
Rasional        :    Mekonium kental dan seperti dempul menunjukkan mekonium ileus atau kemungkinan fibrosis kista, infeksi atau gastroenteritis.
5)      Kaji abdomen terhadap distensi konstan atau intermiten.
Rasional        :    Distensi abdomen dan muntah menetap menunjukkan obstruksi.
6)      Observasi adanya gangguan motilitas yang dihubungkan dengan konstipasi, muntah dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Rasiuonal      :    Tanda-tanda ini menandakan penyakit hisprung.
7)      Perhatikan kelompok tanda-tanda GI seperti distensi abdomen, nyeri tekan, pemberian makan buruk, muntah, adanya darah dalam feses.
Rasional        :    Tanda-tanda ini menandakan nekrosis enterokolitis.


4.      Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan disini merupakan realisasi yang telah ditetapkan dalam perencanaan keperawatan. Pada klien dengan bayi baru lahir idealnya harus diletakkan didalam incubator untuk mengurangi hipotermi pada bayi baru lahir dan merawat tali pusat dengan steril menggunakan betadine. Bila tidak mendapatkan perawatan bayi baru lahir dapat menyebabkan terjadinya hipotermi dan infeksi bahkan sampai sepsis.

5.      Evaluasi
Hal-hal yang perlu di evaluasi :
-     Tidak terjadi hipotermi
-     Tidak terjadi kerusakan pertukaran gas
-     Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
-     Tidak terjadi infeksi

6.      Discharge Planning
a.  Anjurkan orangtua bayi/ibu untuk memberikan ASI eksklusif
b.  Anjurkan cara memandikan dan merawat tali pusat bayi
c.  Berikan penjelasan tentang pentingnya ASI terhadap bayi
d. Berikan penjelasan tentang control kesehatan baik untuk ibunya atau bayi
e.  Anjurkan pada orang tua/ibunya bayi pentingnya imunisasi bayi.

     









BAB III
TINJAUAN KASUS KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa yang mengkaji        : Eko
Program Studi                                     : DIII Keperawatan
Unit                                                     : Kebidanan
Ruang / Kamar                                    : Pav. Maria /4-1
Tanggal Masuk RS                              : 02 maret 2009
Tanggal Pengkajian                             : 02 maret 2009
Allo Anamnese                                    : Ibu Pasien


A.     PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS
a.         Bayi
Nama Initial                         :      By. Ny.L
Tempat/Tgl Lahir (umur)      :      Palembang/02 Maret 2009/ 04.35 WIB
Jenis Kelamin                       :      Laki-laki          
b.        Ibu
Nama Initial                         :      Ny. “L
Tempat/Tgl Lahir (umur)     :      Palembang / 29 Tahun
Agama / Suku                      :      Islam / Melayu
Warga negara                       :      Indonesia
Bahasa yang digunakan       :      þ  Indonesia
                                                    þ Daerah Palembang
Pendidikan                          :      SMA
Pekerjaan                             :      Ibu Rumah Tangga

28
 
Alamat Rumah                    :      Jl. Yus marzuki palembang
c.         Ayah
Nama Initial                         :      Tn. “Y
Tempat/Tgl Lahir (umur)      :      Palembang / 29 Tahun
Agama / Suku                      :      Islam / Melayu
Warga negara                       :      Indonesia
Bahasa yang digunakan       :      þ  Indonesia
                                                    þ Daerah Palembang
Pendidikan                           :      SMA
Pekerjaan                             :      Wiraswasta
Alamat Rumah                     :      Jl. Yus marzuki palembang

d.      Penanggung Jawab
Nama Initial
:
Tn. “Y
Alamat
:
Jl. yus marzuki Palembang
Hubungan dengan keluarga
:
Ayah  Klien

2.      DATA MEDIK
a.       Dikirim oleh          :   VK
b.      Diagnosa Medik    :
1)   Saat Masuk            :    Bayi Baru Lahir
2)   Saat Pengkajian     :    Bayi Baru Lahir






3.      RIWAYAT KELAHIRAN
a.       Riwayat Hamil     
1)      Gangguan Kehamilan
a)        Perdarahan               :      Tidak ada
b)        Pre Eklampsia           :      Tidak ada
c)        Eklampsia                 :      Tidak ada
d)       Penyakit Kelamin     :      Tidak ada
e)        Lain-lain                   :      Tidak ditemukan

2)        Kebiasaan Waktu Hamil
a)        Makanan                   :      Pasien mengatakan sering makan buah-buahan,makanan ringan dan minum susu.
b)        Obat-obatan             :      Pasien mengatakan mengkonsumsi vitamin dan zat besi
c)        Merokok                   :      Pasien mengatakan tidak merokok
d)       Lain-lain                   :      Tidak ada

b.      Riwayat Kesehatan Sekarang
1)      Usia Kehamilan                :      36 minggu
2)      Jenis Persalinan                :      Normal/spontan
3)      Ditolong Oleh                  :      Bidan
4)      Lama Persalinan               :     
Kala I                              :      8 Jam
Kala II                             :      5 menit
5)      Ketuban Pecah                 :      Spontan
6)      Warna                               :      hijau, bau amis


7)      Komplikasi Persalinan
Ibu                                   :      Tidak ada
Bayi                                 :      Tidak ada

8)    Keadaan Bayi Waktu Lahir
a)      Nilai APGAR
Kriteria
0-1 Menit
5 Menit
Apperance (warna kulit)
0
1
Pulse (denyut nadi)
2
2
Grimace (reaksi terhadap rangsangan)
2
2
Activity (Tonus otot)
2
2
Respiratory (Usaha nafas)
2
2
Jumlah
8
9


b)      Resusitasi
-            Penghisapan lendir     :    þ ya ¨ Tidak, Rangsangan þ  ya ¨ Tidak
-            Ambubag                    :    ¨  ya þ Tidak
-            Massage jantung         :    ¨  ya þ Tidak
-            Intubasi Endotracheal     :        ¨  ya þ Tidak
-            Pemakaian Oksigen    :    ¨  ya þ Tidak
-            Terapi                          :    Inkubator, Vit. K, Terramycin
-            Keterangan                 :    Mengurangi Hipotermi pada  Bayi baru lahir, mencegah terjadinya perdarahan (profilaxis)



4.      PEMERIKSAAN
a.       Pemeriksaan Umum
1)        Keadaan sakit :        Pasien tidak tampak sakit karena pasien aktif dan pasien diletakkan di dalam inkubator

2)      Tanda-tanda Vital
a)      Kesadaran
Kualitatif                       :    Compos mentis
b)      Suhu                               :    36,2 0C per rectal
c)      Denyut Nadi                  :    Frekuensi 120 x/mnt
d)     Pernafasan                     :    Frekuensi 44 x / menit,
                                            irama teratur dan pernafasan jenis dada.

3)      Pengukuran
Berat badan           :      3300 gr
Lingkar Kepala      :      34 cm
Lingkar Dada        :      34 cm            
Lingkar Lengan     :      12 cm
Panjang Badan      :      50cm
Kesimpulan            :      Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi (normal)

b.      Pemeriksaan Fisik
1)        Kepala
          Bentuk                               :      Simetris
          Fontanel (Ubun-ubun)       :      Ada (anterior dan posterior lunak dan datar belum merapat)
          Molding                             :      Ada
          Caput Succedaneum          :      ¨  Ada        þ Tidak Ada
          Cephal Haematoma           :      ¨  Ada        þ Tidak Ada
          Wajah (inspeksi)                :      Simetris, raut wajah tampak sesuai,bayi     tampak normal

2)      Mata
Conjungtiva                       :      ¨  Merah     þ Tidak (anemis)
Sclera                                 :      ¨  Icterus    þ Tidak
Bola Mata                          :      þ  Normal   ¨ Juling
Gerakan Bola Mata           :      Dapat bergerak ke segala arah, dapat fokus sebentar

3)    Telinga
Bentuk                                :      Simetris
Posisi                                  :      Letak sesuai, garis sepanjang kantus luar dan kantus dalam mata mengenai garis atas telinga.
Lubang                               :      þ  Ada        ¨  Tidak Ada

4)     Hidung
Bentuk                                :      Simetris, tidak ada sekret
Kelainan lain-lain                :      Tidak ditemukan

5)     Mulut
Reflek menghisap               :      Kuat, bayi menoleh ke arah stimulus membuka mulutnya, memasukkan jari/ putting dan menghisap.
Bibir                                    :      Normal

6)        Leher                                 :      Simetris, bebas bergerak dari satu sisi ke sisi lain dan bebas melakukan dan fleksi, tidak dapat menggerakkan dagu sampai melampaui bahu.
7)        Dada                                  :      þ Simetris ¨ Tidak Simetris

8)      Abdomen                                   :
Bentuk                               :      Simetris,bulat menonjol karena otot- otot belum berkembang sempurna
Palpasi                                :      Tidak teraba massa, tidak distensi.
Kelainan lain-lain                :      Tidak ditemukan

9)      Tali Pusat                            :      þ Normal ¨  Besar dan rapuh
Kelainan lain-lain       :           tidak ditemukan

10)    Punggung                            :          
       Posisi                                    :           Simetris Tulang Punggung lurus dan mudah fleksi

       Fleksibilitas tulang punggung   :      Baik, bayi dapat mengangkat dan menahan kepala sebentar saat tengkurap.
       Kelainan lain-lain                      :      Tidak ditemukan


11)    Ekstermitas
Atas (Inpeksi)                    
a)     Refleks Morrow            :      Abduksi dan ekstensi simetris lengan, jari mengembang seperti kipas, lengan teraduksi dalam gerakan memeluk dan kembali dalam posisi fleksi dan gerakan rileks.
b)     Refleks Menggenggam :      Jari menggenggam kuat jari pemeriksa
c)     Kelainan lain-lain          :      Tidak ditemukan

Bawah (Inspeksi)               
a)   Refleks berjalan            :      Bayi melakukan gerakan seperti kaki bergantian fleksi dan ekstensi.
b)   Kelainan lain-lain          :      Tidak ditemukan

12)  Genetalia
Jenis Kelamin                     :      Laki-laki
Kelainan lain-lain                :      Tidak ditemukan

13)  Anus                                          :          þ Lubang ¨ Tidak ada
Kelainan lain-lain                :      Tidak ditemukan


Tanda tangan Pembimbing                  Tanda Tangan Mahasiswa yang Mengkaji



                                                                                
DAFTAR OBAT

Neo K
Nama Obat                                      :      Neo- K
Klasifikasi Obat                               :      Vitamin
Dosis umum                                     :      1 mg
Dosis pasien yang bersangkutan      :      1 mg
Cara pemberian obat                        :      IM
Mekanisme kerja dan
fungsi obat                                       :      Untuk pertumbuhan tulang dan pembentukan dalam pembekuan darah.
Kontraindikasi                                 :      Tidak ada
Side Effect                                      :      Tidak ada

Terramycin
Nama Obat                                      :      Terramycin
Klasifikasi Obat                               :      Antibiotik
Dosis umum                                     :      125 mg
Dosis pasien yang bersangkutan      :      5 mg
Cara pemberian obat                        :      Salep
Mekanisme kerja dan
fungsi obat                                       :      Untuk mencegah kebutaan, xeropthalmia
Kontraindikasi                                 :      Tidak ada
Side Effect                                      :      Tidak ada







11. ANALISIS DATA
Nama/Umur      :    By. Ny. ‘L’ / 02 Maret 2009
Ruang / Kamar  :    kamar bayi pav. Maria / 4-1
Tabel 3-1 : Analisa Data                :
No
Data
Etiologi
Masalah
1.
Data Obyektif
-          Pasien tampak menggigil
-          Pasien tampak menangis
-          Kulit teraba dingin
-          TTV Pasien :
S : 36,2 OC
N : 120 x/mnt
P  : 44 x/mnt
-          Pasien tampak di bedong dan diletakkan di dalam incubator
Proses Adaptasi dengan lingkungan luar rahim
Resti Hipotermi
2.
Data Obyektif
-          Tampak luka bekas pemotongan tali pusat.
-          Luka tampak basah
-          Luka bekas pemotongan tali pusat tampak dibungkus dengan kasa Alkafil
-          Kulit pasien tampak berkelupas
-          Area kulit pada dasar tali pusat tidak ada kemerahan, bau atau rabas
-          TTV Pasien :
S : 36,2 OC
N : 120 x/mnt
P  : 44 x/mnt


Ketidakadekuatan imunitas yang didapat
Resti Infeksi




B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama/Umur         :      By. Ny. ‘L’ / 02 Maret 2009
Ruang / Kamar    :      kamar bayi pav. maria / 4-1
No
Tanggal / Waktu
Diagnosa keperawatan
Nama
1















2


02-3-2009
09.00 Wib














02-3-2009
09.00 Wib
Resti Hipotermi berhubungan dengan proses adaptasi dengan lingkungan luar rahim yang ditandai dengan :
DS :
DO :
Data Obyektif
-          Pasien tampak menggigil
-          Pasien tampak menangis
-          Kulit teraba dingin
-          TTV Pasien :
S : 36,2 OC
N : 120 x/mnt
P  : 44 x/mnt
-         Pasien tampak di bedong dan diletakkan di dalam inkubator

Resti Infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan imunitas yang di dapat ditandai dengan :
DS :
DO :
-             Tampak luka bekas pemotongan tali pusat
-             Luka tampak basah
-             Luka bekas pemotongan tali pusat, tampak diberi betadin dan dibungkus dengan kassa
-             Kulit pasien tampak berkelupas
-             Area kulit pada dasar tali pusat tidak ada kemerahan, bau atau rabas
-          TTV Pasien :
S : 36,2 OC
N : 120 x/mnt    P  : 44 x/mnt
eko















eko



C.                RENCANA KEPERAWATAN

Nama/Umur             :    By. Ny. ‘L’ / 02 Maret 2009
Ruang / Kamar         :    Kamar bayi pav. maria / 4-1

No
Diagnosa Keperawatan
Hasil Yang diharapkan
Rencana Tindakan
Rasionalisasi
Nama
1.
Resti Hipotermi berhubungan dengan proses adaptasi dengan lingkungan luar rahim yang ditandai dengan :
DS :
DO :
Data Obyektif
-          Pasien tampak menggigil
-          Pasien tampak menangis
-          Kulit teraba dingin
-          TTV Pasien :
S : 36,2 OC
N : 120 x/mnt
P  : 44 x/mnt
-               Pasien tampak di bedong dan diletakkan di dalam inkubator

Tujuan jangka panjang  
-     Suhu tubuh pasien dalam batas normal.
Tujuan jangka pendek dalam waktu  3x60 menit  pasien :
-          Dapat beradaptasi dengan lingkungan luar rahim tidak menggigil.
-          Pasien tidak gelisah
-          Kulit teraba hangat
-          TTV pasien dalam batas normal :
S : 36,5 - 37 OC
N : 110-130  x/mnt
P  : 30-45 x/mnt


1.      Pertahankan suhu lingkungan

2.      Pantau suhu bayu sedikitnya setiap 30 – 60 menit selam periode stabilitas.
3.      Kaji frekuensi pernapasan : perhatikan takipnea


4.      Tunda mandi pertama sampai suhu tubuh stabil dan mencapai 36,5 OC
5.      Mandikan bayi dengan cepat untuk menjaga supaya bayi tidak kedinginan dan mengeringkannya dengan segera.

6.      Perhatikan tanda-tanda sekunder sters dingin (misal : peka rangsang, pucat, tremor, kulit dingin.
7.      Petahankan termonetral lingkungan melalui penggunaan pengontrol automatik atau alat pemanas yang disesuaikan pada 37 OC
8.      Libatkan keluarga jika bayi kedinginan dekapkan erat bayi ke tubuh ibu kemudian keduanya diselimuti.

1.      Dalam respon terhadap suhu lingkungan  yang rendah, bayi cukup bulan meningkatkan suhu tubuh.
2.      Stabilitassuhu mungkin tidak terjadi sampai 8 – 12 jam setelah lahir.
3.      Bayu menjadi takipnea dalam respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen yang dihubungkan dengan stress dingin
4.      Membantu mencegah kehilangan panas lanjut karena evaporasi
5.      Mengurangi kemungkinan khilangan panas melalui eksplorasi dan koveksi




6.      Hipotermi meningkatkan lagu penggunaan oksigen dan glukosa


7.      Mencegah ketidak seimbangan panas atau kehilangan panas.



8.      Mencegah hipotermi terhadap bayi baru lahir.
                                         
Pipin












Nama/Umur             :    By. Ny. ‘L’ / 02 Maret 2009
Ruang / Kamar         :    Kamar bayi pav. maria / 4-1

No
Diagnosa Keperawatan
Hasil Yang diharapkan
Rencana Tindakan
Rasionalisasi
Nama
2.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan imunitas yang didapat
DS :
DO :
-               Tampak luka bekas pemotongan tali pusat
-               Luka tampak basah
-               Luka bekas pemotongan tali pusat, tampak diberi betadin dan dibungkus dengan kassa
-               Kulit pasien tampak berkelupas
-               Area kulit pada dasar tali pusat tidak ada kemerahan, bau atau rabas
-               TTV Pasien :
  S : 36,2 OC
        N : 120 x/mnt
        P  : 44 x/mnt
Tujuan jangka panjang  
-      Infeksi tidak terjadi .
Tujuan jangka pendek dalam waktu  3x24 Jam  :
-          Luka bersih dan kering
-          Tali pusat mengering dan terjadi pemulihan
-          TTV pasien dalam batas normal :
S : 36,5 - 37 OC
N : 110-130  x/mnt
P  : 30-45 x/mnt
-          Area kulit pada dasar tali pusat tidak ada kemerahan, bau dan rabas.

1.      Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untuk BAK dan BAB
2.      Juga tali pusat bayi dalam keadaan bersih selalu dan letakkan popok di bawah tali pusat.


3.      Observasi tanda-tanda vital pasien.
4.      Tali pusat ditutup dan diolesi dengan zat warna tiple / alkohol 70% / betadin.
5.      Berikan ASI eksklusif





6.      Kaji tali pusat dan area kulit pada dasar tali pusat setiap hari dari adanya kemerahan bau atau rabas
1.      Mengurangi media per-tumbuhan mikroorganisme



2.      Kemungkinan terjadinya infeksi ditingkatkan dengan jumlah bermakna merupakan jalan masuk potensial untuk organisme infeksius seperti pembuluh darah tali pusat.
3.      Mengetahui keadaan umum pasien
4.      Mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme.


5.      Kolostrum dan ASI mengandung sekretorius lgA dalam jumlah tinggi yang memberi imunitas pasif.

6.      Meningkatkan pengeringan, pemulihan dan menghilangkan media lembab untuk pertumbuhan bakteri.
Pipin


PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Nama/Umur           :           By. Ny. ‘L’ / 02 Maret 2009
Ruang / Kamar       :           Kamar bayi pav. Maria / 4-1

TGL
DP
WAKTU
Pelaksanaan Keperawatan
Nama Jelas
02/03
2009
I
07.00



07.15


08.00



08.30


09.00


10.00



11.00



12.30





Mengobservasi keadaan umum bayi (bayi tampak sadar penuh, bayi tampak menangis kuat,)


Memandikan bayi (bayi di mandikan, kemudian di bedong, dan diletakkan di tempat tidur masing – masing)

Mempertahankan suhu lingkungan (pasien tampak menggigil pasien tampak menangis, kulit teraba dingin)


Mengkaji Tanda-tanda Vital pasien.
(S : 36,2 OC N : 120 x/mnt, P : 44 x/mnt)

Memberi bayi minum susu ( bayi tampak menghabiskan susu 80 cc)

Membagikan bayi kepada ibunya (bayi tampak berada di samping ibunya minum ASI tampak daya isap kuat)


Melibatkan keluarga, saat bayi kedinginan dekapkan pada ibunya kemudian keduanya selimuti. (Bayi diberi ASI eksklusif oleh ibu, daya isap pasien kuat).

Melakukan evaluasi pada pasien.
(Kulit pasien teraba hangat, pasien tidak lagi diletakkan di dalam inkubator tapi diletakkan di dalam boks bayi, pasien tampak nyaman dan istirahat di tempat tidur.
eko


TGL
DP
WAKTU
Pelaksanaan Keperawatan
Nama Jelas
02/03
2009




















03/03
2009
II.





















II



07.00

08.15




08.20



08.15


10.00



12.30



07.00

07.30


08.00




08.30



09.00


Mencuci tangan sebelum memegang bayi

Mengganti kasa dengan member kasa alkafil.
(Tampak luka bekas pemotongan tali pusat, bayi tampak menangis saat diganti kasa dan diberi kasa alkafil pada tali pusatnya)

Mengkaji tali pusat dan area kulit pada daerah tali pusat.
(Luka tampak basah, tampak tidak ada kemerahan, bau ataupun rabas pada area kulit dasar tali pusat)

Melakukan observasi tanda-tanda vital pasien :
(S : 36,2 OC N : 120x/mnt, P : 44 x/mnt)

Menganjurkan ibu memberikan memberikan ASI ekslusif
(Tampak ibu memberikan ASI pada bayinya dan pasien tampak nyaman, daya isap pasien kuat).

Melakukan evaluasi pada pasien
(Adanya luka bekas pemotongan tali pusat, tidak ada kemerahan, bau dan rabas pada area kulit dasar tali pusat).

Mencuci tangan sebelum memegang bayi

Melakukan observasi tanda-tanda vital pasien :
(S : 36,2 OC N : 120 x/mnt, P : 44 x/mnt)

Mengkaji tali pusat dan area kulit pada dasar tali pusat.
(Tampak luka bekas pemotongan, Tali pusat bersih, tampak tidak ada kemerahan, bau atau pun rabas pada area kulit dasar tali pusat)

Mengganti kassa dan memberi bethadin pada tali pusat bayi
(Tampak tidak ada kemerahan, bengkak, luka mulai mengering)

Memberikan minum bayi minum susu melalui botol (Susu habis 80 cc, daya isap pasien kuat, keadaan umum pasien baik)
eko

TGL
DP
WAKTU
Pelaksanaan Keperawatan
Nama Jelas
03/03
2009
II
10.00


12.30
Memberikan bayi pada ibunya untuk diberi ASI eksklusif (Tampak bayi menyusu pada ibunya, daya isap pasien kuat)

Melakukan evaluasi pada pasien
(Tampak luka mulai mengering pada area kulit dasar tali pusat tidak ada kemerahan dan bengkak)

eko




                                   



EVALUASI KEPERAWATAN

Nama/Umur                :           By Ny. ‘L’ / 02 Maret 2009
Ruang / Kamar            :           Kamar bayi pav. maria / 4-1
Tgl / Waktu
Evaluasi
Nama
02-03-2009
12.30
DP I






DP II
12.30





17/2/2009
DP II

S  :     -
O :     -   Kulit pasien teraba hangat
          -   Pasien tampak nyaman
          -   Pasien diletakkan didalam boks bayi.
          -   TTV pasien :
               S : 36 OC N : 120 x/mnt, P : 44 x/mnt
A :     Resti hipotermi tidak terjadi
P  :     Intervensi di stop

S  :     -
O :     Terdapat luka bekas pemotongan tali pusat, tidak ada kemerahan, bau, rabas pada area kulit dasar tali pusat.
A :     Masalah teratasi sebagian
P  :     Intervensi 3,4,5 dan 6 diteruskan

S  :     -
O :     -      Tampak luka mulai mengering
          -      Pada area kulit dasar tali pusat tampak tidak ada kemerahan dan bengkak.
A :     Infeksi tidak terjadi
P  :     Distop pasien pulang.

eko






BAB IV
PEMBAHASAN

           Setelah penulis mempelajari tentang asuhan keperawatan bayi baru lahir dan melaksanakan secara langsung asuhan keperawatan pada bayi Ny “L”, ternyata antara teori yang didapat dengan kenyaataan yang ditemukan dalam praktek lapangan terdapat perbedaan.
           Hal ini disebabkan kerena tingkat kegawatan persepsi individu dan juga pemahaman terhadap penyakit atau keadaan yang dialami saat ini. Uaraian mengenai perbedaan ini penulis mengamati dan menemukaannya mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan sebagai berikut:

A.    Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari tahap awal keperawatan. Oleh karena itu, penulis perlu melakukan pengkajian secara teliti, cermat dan sistematis melalui wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik secara langsung serta didukung oleh sumber-sumber sepertri catatan medic. Setelah secara cermat mempelajari teori pengkajian bayi baru lahir antara lain bayi biasanya setelah lahir menangis kuat, warna kulit seluruhnya berwarna merah, denyut jantung janin 7100, pernapasan baik, menangis kuat, otot gerak aktif, reflek baik,reaksi terhadap rangsangan menangis.

50
 
Pada pengkajian bayi baru lahir, bayi pada Ny “L” yang dikaji pada penulis selama 2 hari (tanggal 02 Maret03 Maret 2009) penulis menemukan tanda dan gejala: Pasien tampak menggigil, tampak menangis, kulit teraba dingin, pasien tampak dibedong dan diletakkan didalam inkubator tampak luka bekas pemotongan tali pusat, luka tampak basah, luka bekas pemotongan tali pusat tampak dibungkus dengan kassa Alkafil, kulit pasien tampak terkelupas, area kulit pada dasar tali pusat tampak tidak terlihat kemerahan, tidak bau atau rabas.
     Penulis membandingkan pengkajian secara teoritis dengan pelaksanaan pengkajian pada bayi Ny “L”. Meskipun penulis menemukan data yang sama, namun ada juga data yang berbeda.
     Hal ini di sebabkan karena reaksi patologis bayi berbeda-beda tergantung dengan kelahiran dan keadaan yang dialami pasien selain itu pasien sudah dirawat 2 hari dan menjalani perawatan dirumah sakit dengan vitamin K, tetes mata, sehingga mengurangi tanda dan gejala.


B.     Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan analisa data yang diperoleh pada waktu pengkajian. Masalah yang muncul bersifat potensial dapat dikurangi atau diatasi dengan tindakan keperawatan. Diaknosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada pasien bayi baru lahir adalah:
1.      Resiko Tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan keterbatasan jumlah lemak subkutan
2.      Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan produksi mucus berlebihan
3.      Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolic
4.      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan imunitas yang didapat.
5.      Resiko tinggi cedera berhubungan dengan aspirasi
6.      Resiko tinggi konstipasi berhubungan dengan ketidakadekuatan masukan cairan.

Sedangkan diaknosa keperawatan yang ditemukan pada bayi Ny”L” adalah :
1.      Resti hipotermi berhubungan dengan proses adaptasi dengan lingkungan luar.
2.      Resti infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan imunitas yang didapat.
Dari data tersebut terlihat adanya  beberapa diaknosa keperawatan secara teori yang tidak muncul pada kasus nyata, hal ini disebabkan oleh respon pasien yang berbeda-beda sesuai dengan klasifikasi penyakit,tanda dan gejala yang berbeda juga karena pesien mendapatkan terapi atau  pengobatan.

C.    Perencanaan Keperawatan
Setelah merumuskan diaknosa keperawatan langkah selanjutnya adalah menetapkan dan menyusun rencana tindakan. Langkah ini memberikan pedoman untuk tindakan yang akan dilakukn untuk mengatasi masalah kesehatan pada pasien bayi Ny”L”.
   Sebelum menyusun rencana tindakan keperawatan pertama-tama penulis menetapkan tujuan yang diharapkan agar dalam membuat rencana tindakan keperawatan mengarah pada tujuan dan hasil yang diharapkan. Adapun tujuan dan rencana keperawatan yang penulis susun berdasarkan atas respon pasien dan mengacu pada prioritas masalah kesehatan yang dialaminya.
   Rencana yang menjadi prioritas uang harus segera diatasi pada permasalahan kesehatan yang dialami bayi Ny”L” adalah, resio tinggi hipotermi resio tinggi infeksi.Dalam perencanaan dilakukan kerjasama medis dan melibatkan kekuarga yang mendampingi dan memberikan dukunganpada pasien bayi Ny”L”.



D.    Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan merupakan realisasi dari semua tindakan keperawatan, jadi tidak semua rencana tindakan keperawatan yang ada pada teori dapat dilaksanakan pada klien,hal itu disesuaikan kembali dengan kondisi klien. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan penulis berpedoman pada rencana tindakan keperawatan yang telah disusun sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Di dalam pelaksanan tindakan keperawatan penulis tidak bekerja sendiri, melainkan bekerjasama dengan perawat yang ada diruang, tim medis dan juga keluarga klien serta di dukung dengan adanya fasilitas yang memadai. Pelaksanaansecara teoritis tidak dapat di jabarkan secara rutin.sedangkan dalam praktek pelaksanaannya tidak seluruhnya dapat dilaksanakan karena keterbatasan waktu yang ada,namun dapat dikolaborasikan dengan perawat ruangan yang merawat Bayi Ny”L” untuk ditindak lanjuti sesuai dengan rencana yang telah disusun sehingga diharapkan permasalahan klien dapat segera teratasi.terlebih karena keluarga kooperatif dengan tindakan keperawatan yang diaplikasikan.

E.     EVALUSI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai sejauh mana keberhasilan asuhan keperawatan secara tertulis dengan menggunakan metode pendekatan subjektif,objektif,analisa dan perencanaan (SOAP). Hal yang menjadi focus perhatian penulis adalah memperhatikan secara teliti respon atau keadaan klien terhadap tindakan yang dilakukan perawat.
1.      Pada diagnose pertama resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan proses adaptasi dengan lingkungan luar rahim dapat teratasi. Hal ini dibuktikan oleh kulit pasien teraba hangat, pasien tidak lagi diletakkan di dalam incubator tetapi diletakkan di dalam boks bayi.
2.      Pada diagnose kedua resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan imunitas yang di dapat,juga dapat teratasi.Hal ini dibuktikan oleh tampak luka bekas pemotongan tali pusat mulai mongering,pada area kulit dasar tali pusat tampak tidak ada kemerahan,bengkak,bau atau rabas.
Setelah klien dirawat selama dua hari di Rumah Sakit Charitas,klien mengalami perkembangan yakni keadaan umum pasien membaik dan intervensi dihentikan karena pasien pulang.





















BAB V
PENUTUP

Dalam asuhan keperawatan bayi baru lahir yang penulis pelajari tergambar bahwa Bayi Ny”L” mengalami resiko tinggi hipotermi dan resiko tinggi infeksi yang tampak sesuai dengan keadaan pasien.adapun kesimpulan dan saran yang penulis buat adalah sebagai berikut:

A.    KESIMPULAN
Setelah penulis mempelajari dan melakukan asuhan keperawatan bayi baru lahir pada Bayi Ny”L”,maka penulis menyimpulkan:
1.      Pada pengkajian terjadi kerjasama antara keluarga dengan penulis sehingga memudahkan penulis dalam mengumpulkan data dan tidak semua masalah keperawatan bayi baru lahir secara teori ditemukan dan dijumpai pada Bayi Ny”L”.
2.      Diagnosa keperawatan yang ada di teori tidak semua timbul pada kenyataan.hal ini di karenakan dalam merumuskan diagnose keperawatan di sesuaikan dengan data atau kondisi bayi saat pengkajian.
3.      Rencana keperawatan di buat sesuai dangan diagnose yang timbul pada Bayi Ny”L” berdasarkan teori.
4.      Implementasi keperawatan pada Bayi Ny”L” dilakukan sesuai dengan diagnose keperawatan yang timbul dan semua rencana keperawatan yang di buat dapat di implemwntasikan karena pasien pulang.
5.      Pada tahap evalusi yang dilakukan pada Bayi Ny”L” terlihat diagnose yang dibuat dapat teratasi semua dan pasien pulang.





52
 
 
B.     SARAN
Berdasarkan analisa dan kesimpulan yang telah ada maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1.      Perawat hendaknya meningkatkan kerjasama dengan keluarga untuk menggali permasalahan pada bayi sehingga setiap masalah keperwatan dapat teratasi.
2.      Karena tidak semua diagnose keperawatan secara teori timbul pada kenyataan,maka perawat perlu mengetahui landasan teori bayi baru lahir sehingga bila diangnosa yang tidak muncul harus diketahui penyebabnya.
3.      Perencanaan keperawatan yang tepat dapat menjadi keberhasilan dalam melakukan asuhan keperawatan bayi baru lahir.
4.      Pelaksanaan keperawatan hendaknya lebih memfokuskan pada masalah atau diagnosa keperawatan yang ada untuk mengatasi masalah bayi.
5.      Untuk mengetahui perkembangan bayi perlu dilakukan evaluasi terhadap bayi sesuai dengan permasalahan yang dapat dilakukan secara berkesinambungan agar setiap masalah yang belum teratasi bisa dilanjutkan perencanaanya.






DAFTAR PUSTAKA


Bobak, Buku Ajar Maternitas, Edisi 4, Jakarta : EGC. 2004
Doengoes, Marilynn, E. Rencana Perawatan Maternal / Bayi. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2001
Manuaba, Ida Bagus Gde, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 1998
Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta : EGC. 1998
Prawirohardjo, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi I, Jilid 4. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006.

Download askepny, klilk link dibawah ini:

1 komentar: