Senin, 30 Januari 2012

pemberian obat sublingual


Pemberian Obat Sublingual


1.       Definisi
Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.

2.       Persiapan
a.            Persiapan Klien
- Cek perencanaan Keperawatan klien
Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
b.            Persiapan Alat
- Obat yang sudah ditentukan
- Tongspatel (bila perlu )
- Kasa untuk membungkus tongspatel


3.       Pelaksanaan
- Perawat cuci tangan
- Memasang tongspatel ( jika klien tidak sadar ) kalau sadar anjurkan klien untuk mengangkat lidahnya
- Meletakan obat dibawah lidah
- Memberitahu klien supaya tidak menelan obatt
- Perawat cuci tangan

4.       Evaluasi
- Perhatikan dan catat reaksi klien setelah pemberian obat
- Perhatikan respon klien dan hasil tindakan

5.       Dokumentasi
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil tindakan,nama obat dan dosis, perrawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan.


6.       Cara Pemberian Obat
Cara Pemberian Obat Sublingual/Buccal Keuntungan Onset cepat Mencegah “first –pass effect Tidak diperlukan kemampuan menelan. Kerugian Absorbsi tidak adekuat Kepatuhan pasien kurang (compliance) Mencegah pasien menelan.

7.       Prinsip Benar Obat
1.Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
                2.Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
3.Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
4.Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.

Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus).
Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.
Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (
(anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen

                5.Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
                


pemberian obat sublingual download

Pemberian Obat Oral


Pemberian Obat Oral


                Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak di pakai,karena ini merupakan cara yang paling mudah,murah,aman dan nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk obat dapat diberikan secara oral baik dalam bentuk tablet,sirup,kapsul DLL. Obat yang diberikan per oral biasanya membutuhkan waktu 30-45menit sebelum diabsorbsi dan efek puncaknya dicapai setelah 1-1/2 jam.
                Cara pemberian obat oral tidak dapat dipakai pada pasien yang mengalami mual-mual,muntah,dan pasien yang mempunyai gangguan menelan.
                Prinsip benar pemberian obat
Ø  Benar nama pasien
Ø   Benar nama obat
Ø   Benar dosis
Ø   Benar waktu
Ø   Benar rute
Ø   Benar dokumentasi

                Persiapan alat dan bahan
  1. Baki berisi obat-obatan atau kereta sorong obat-obat
  2. Kartu rencana pengobatan
  3. cangkir disposible untuk tempat obat.
  4.  Martil dan lumpang pengerus bila diperlukan. . .
  5. Obat tablet,capsul atau cair
  6.  Air atau juice(bila tidak ada kontra indikasi)
  7. Penumbuk obat
  8. Air minum dalam gelas

Persiapan Pasien
ü  Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada klien. .
ü  Beritahu klien untuk tidak menelan obat yang diberikan sublingual atau bucal.

Langkah – langkah pemberian obar per’oral
¢  Siapkan peralatan dan cuci tangan
¢  Kaji kemampuan pasien untuk dapat minum obat per oral.
¢  Periksa kembali order pengobatan,bila ada keraguan laporkan ke perawat jaga/dokter.
¢  Ambil obat sesuai yang dibutuhkan
¢  Siapkan obat-obatan yang akan diberikan
¢  Berikan obat pada waktu dan waktu dan cara yang benar.
¢  Catat tindakan yang telah dilakukan meliputi nama dan dosis obat yang diberikan,setiap keluhan dan hasil pengkajian pada pasien.
    Bila obat tidak jelas dan tulis tandatangan anda dengan jelas.
¢  Kembalikan semua peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar kemudian cuci tangan.
¢  Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada pasien kurang lebih 30 menit setelah waktu pemberian. . .

Mekanisme kerja obat
                Pada saat suatu obat masuk ke dalam tubuh makhluk hidup,maka berjuta molekul obat tersebut akan segera bereaksi dengan sel-sel tubuh MH tersebut menghasilkan suatu efek Farmakologis. Semua obat bereaksi pada tingkatan seluler baik di permukaan sel,bereaksi dengan membran sel atau secara kimia bergabung dengan komponen-komponen dlm sel.walau pun aksi obat dlm tubuh secara rinci belum dapat dipahami namun telah diyakini bahwa setiap obat yang masuk bereaksi secar biokimia dgn enzim-enzim/komponen seluler yg lain(Rodman,Smith,1974)
Pada umum nya setiap obat yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami 4 proses di antara nya:
1.       Absorbsi
  1. Distribusi
  2. Biotransformasi
  3. Ekskresi
                Kecepatan absorbsi obat dipengaruhi oleh berbagai hal,misal nya obat yang diberikan per oral mempunyai aksi yang lebih lambat bila dibandingkan dengan pemberian melalui Vena. . .

Efek Samping
              Berbagai obat mempunyai efek samping yang tidak diharapkan misalnya,antihstamin diberikan pada pasien untuk mengurangi manifestasi alergi dapat menyebabkan rasa kantuk sebagai efek sampingnya.
Keracunan dapat terjadi akibat pemberian obat yang salah mis,karena over dosis,menelan obat luar/minum obat yang rusak.
Ini merupakan reaksi imunologi terhadap suatu obat yang sebelumnya telah mengadakan kontak dengan tubuh(sensitisasi).
Pada saat pertama kali tubuh mengadakan kontak dengan benda asing(antigen),tubuh bereksi dengan menghasilkan antibodi.




 Pemberian Obat Oral download



Pemberian Obat pada Vagina


Pemberian Obat pada Vagina
               
Pemberian Obat. Perawat harus memperhatikan hal berikut :
ž  Interpretasikan dengan tepat resep obat yang dibutuhkan
ž  Hitung dengan tepat dosis obat yang akan diberikan sesuai dengan resep
ž  Gunakan prosedur yang sesuai dan aman, ingat prinsip 5 benar dalam pengobatan
ž  Setelah memvalidasi dan menghitung dosis obat dengan benar, pemberian obat dengan akurat dapat dilakukan berdasarkan prinsip 5 benar.
a.       Benar Klien
b.      Benar Obat
c.       Benar Dosis Obat
d.      Benar Waktu Pemberian
e.      Benar Cara Pemberian  


1.       Definisi
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal.

2.       Alat dan bahan
Obat dalam tempatnya.
Sarung tangan.
Kain kasa.
Kertas tisu.
 Kapas sublimat dalam tempatnya.
Pengalas.
Korentang dalam tempatnya.

3.       Prosedur kerja
a.       Cuci tangan.
b.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c.       Gunakan sarung tangan
d.      Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
e.      Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat.
f.         Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbert.
g.        Apabila jenis obat suppositoria maka buka pembungkus dan berikan pelumas pada obat.
h.      Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm.
i.         Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu.
j.         Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat bereaksi.
k.        Cuci tangan.
l.         Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian.

4.       Pemberian obat – obatan atau cairan tertentu melalui vagina dapat dilakukan dengan cara:
a. Mengumbah (irigasi).
b. Mengoleskan.
c. Supposutorium.

5.       Dilakukan pada:
a. Pasien dengan vagina yang kotor.
b. Persiapan tindakan pembedahan jalan lahir.
c. Pasien dengan radang vagina.
d. Post partum dengan lochea yang berbau.

6.       Persiapan alat
a. Irigator dengan selangnya.
b. Kanula vagina steril dalam tempatnya.
c. Sarung tangan.
d. Standar infus, bila perlu.
e. Obat cairan yang diperlukan, dalam tempatnya.
f. Bengkok (nierbekken).
g. Pispot.
h. Alat bokong.
i. Selimut.
j. Kapas sublimat
k. Klem.
l. Sampiran (schrem) 

7.       Persiapan pasien
(1) Identifikasikan klien dengan tepat dan tanyakan namanya
(2) Jaga privasi, dan mintalah klien untuk berkemih terlebih dahulu
(3) Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggul supinasi eksternal
(4) Tutup dengan selimut mandi dan ekspose hanya pada area perineal saja.

8.       Reaksi dan efek obat
ž  Farmakokinetik
      Absorpsi
      Distribusi
      Metabolisme
      Ekskresi
ž  Farmakodinamik
ž  Efek Terapeutik
ž  Efek samping
ž  Alergi

9.       Evaluasi
a.       Kriteria evaluasi :
b.      Klien akan memperlihatkan efek / reaksi tubuh yang minimal terhadap pengobatan.
c.       Klien dapat memahami regimen / tata laksana pengobatan yang sedang dijalani.
d.      Nakes yang terlibat menggunakan intervensi yang dapat mencegah masalah medikasi pada klien.







Pemberian Obat pada Vagina download

Pemberian Obat Intrakutan


Pemberian Obat Intrakutan


1.       Pengertian
PEMBERIAN OBAT JARINGAN INTRAKUTAN
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit dengan tujuan untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan.

2.       Tujuan
-Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin tes).
-Untuk mengetahuai apakah ada alergi atau tidak( dengan skin test).

3.       Prinsip benar dalam memberikan obat
1.Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya.
2.Benar Obat
-Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
-Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.
3.Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien.
4.Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus).
Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.
Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen.
5.Benar Waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
6.Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.

4.       Persiapan
I. Persiapan Klien
- Cek perencanaan Keperawatan klien ( dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan, tempat injeksi )
- Kaji riwayat alergi dan siapkan klien
- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.
II. Persiapan Alat
- Spuit seteril dengan obat injeksi pada tempatnya yang sudah disiapkan
- Kapas alkohol 70 %
- Alat tulis
- Bengkok
- Kartu obat dan etiket
- Sarung tangan kalau perlu

5.       Prosedur kerja

-Perawat cuci tangan
- Mengidentifikasi klien dan menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan dan pasang sampiran
- Jika perlu menggunakan sarung tangan bila ada klien yang menderita penyakit menular
- Memilih dan menentukan lokasi injeksi
- Bersihkan / desinfeksi lokasi injeksi dengan alkohol dengan tekhnik sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus
- Membuang kapas alkohol kedalam bengkok
- Menyuntik obat dengan sudut jarum injeksi dengan sudut 5-15
- Masukan obat secara perlahan – lahan
- Mencabut jarum dan lingkari batas pinggir gelembung dengan pena
- Tunggu hasil / reaksi dari obat selama + 10 – 15 menit
- Obat-obat dibereskan dan hasil catat hasil tindakan
- Perawat cuci tangan



                                                                                                               
                                                                                                                                                                                                                                                                                               

6.       Tes alergi

Tes intrakutan: setelah kulit di lengan bawah ditoreh dengan jarum dan ditandai, lalu pada luka-luka torehan dibubuhkan alergen-alergen yang dipilih (biasanya dipilih yang paling sering menjadi penyebab). Setelah beberapa waktu, jika ternyata positif, maka pada alergen tersebut akan timbul indurasi yang dikelilingi bercak merah.
Mekanisme kerja uji alergi
Tes kulit dapat dilakukan dengan uji gores (scratch test), uji tusuk (prick test), uji suntik intrakutan (intrakutan test) atau uji tempel. Dapat dilakukan sebagai pemeriksaan penyaring dengan menggunkan ekstrak allergen yang ada di lingkungan penderita seperti debu, bulu kucing, susu, telur, coklat, kacang dan lain-lain. Cara pemeriksaannya adalah kulit digores atau ditusuk ringan kemudian ditetesi cairan penguji tersebut. Setelah sekitar sepuluh menit atau lebih, dilakukan pengamatan pada kulit tersebut. Bila terdapat kemerahan atau lepuhan pada kulit dibandingkan dengan pembanding atau cairan netral pada titik lainnya akan memberi petunjuk adanya alergi. 
                Tergantung garis tengah indurasi masing-masing, maka gradasi atau tingkat kepekaan terhadap alergen tersebut disebutkan dengan: negatif/tidak pasti/lemah/positif/positif kuat atau dengan – / (+) / + / ++ / +++ / ++++


7.       BENTUK-BENTUK OBAT
                 Injectiones (Injeksi)
Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.

8.       Evaluasi
Setelah di lakukan uji alergi perhatikan perubahan yang terjadi pada kulit si pasien, apabila terdapat bercak merah dan menimbulkan rasa gatal, makan pasien tersebut dinyatakan positif alergi.






Pemberian Obat Intrakutan download

pemberian obat supositoria


Supositoria

1.       Pengertian
-Suatu bentuk sediaan padat yang pemakaiannya dengan cara memasukkan melalui lubang /celah pada tubuh, dimana ia akan melebur, melunak, melarut, dan memberikan efek lokal serta sistemik. Umumnya dimasukkan melalui rektum, (ANSEL 1989)
-Massa bahan obat yang sangat mudah mencair  untuk dimasukkan ke dalam lubang tubuh seperti rektum. (Kamus Saku KEDOTERAN DORLAND)

2.       Prinsip benar pemberian obat
-Benar nama pasien
-Benar nama obat
-Benar dosis
-Benar waktu
-Benar dokumentasi

3.       Tujuan pemberian supositoria
a.       Memberikan efek lokal dan sistemik
b.      Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat supositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat
c.       Menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
d.      Pemberian obat ini diberikan tepat pada dinding rektal yang melewati sfingter ani interna

4.       Bentuk dan berat supositoria
a. Supositoria untuk rektum
Bentuknya seperti peluru, torpedo/jari- jari tergantung pada bobot jenis dan bahan obat dan basis yang di gunakan.
b. Supositoria dari lemak coklat
berat supositoria untuk dewasa kira-kira  2gr dan biasanya lonjong seperti torpedo, sedangkan untuk anak-anak 1gr dan ukrannya lebih kecil
c.Supositoria uretal (BOUGI)
Bentuknya seperti pensil, dan meruncing pada salah satu ujungnya. Untuk laki-laki beratnya  ±4gr dan wanita 2gr.

5.       Keuntungan
a.       Obat yang merangsang lambung  dapat diberikan tanpa menimbulkan rasa
b.      Obat yang dirusak dalam sirkulasi fortal dapat tidak melewati hati setelah absorpsi  pada rektum
c.       Sesuai untuk pasien pasien dewasa dan anak-anak yang tidak dapat menelan obat
d.      Efektif  dalam perawatan pasien yang suka muntah (ANSEL 1979)

6.       Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi
          Untuk pengobatan konstivasi, wasir
          Untuk efek sistematik  seperti mual dan muntah
Kontraindikasi
          Pada pasien yang mengalami pembedahan rektal

7.       Prosedur
a.            Pengkajian
-Kaji riwayat pasien
-Kaji obat yang akan diberikan (nama pasien, rute, dosis, waktu)
-Cek kembali keadaan pasien
-Kaji TTV
                b.            .Perencanaan
          Persiapan alat
-          Obat dalam tempatnya
-          Sarung tangan
-          Kain kassa
-          Kertas tissue
-          Bengkok
-          Pengalas
-          Vaselin
-          Pispot
-          Botol cebok
-          Urinal

Persiapan klien dan lingkungan
-Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada klien
-Beri tahu klien untuk tetap berbaring/miring selama kurang lebih 5 menit

c.       Cuci tangan dan siapkan alat
1.       Jelaskan prosedur kerja yang akan dilakukan
2.       Gunakan handscound
3.       Buka pembungkus dan pegang dengan kain kassa
4.       Oleskan ujung pada obat supositoria dengan pelicin
5.       Regangkan glutea dengan tangan kiri
6.       Kemudian masukkan supositoria dengan melalui  anus, sfingter anal interna        dan mengenai dinding rektal
7.       Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan  tissue
8.       Anjurkan pasien  untuk tetap berbaring/miring selama kurang lebih 5menit
9.       Setelah selesai lepaskan handscound kedalam  bengkok        
10.   Cuci tangan
11.   Catat obat, jumlah dosis dan cara pemberian

d.      Evaluasi
Chek kembali setelah  ±15menit untuk melihat respon klien terhadap obat yang diberikan , termasuk TTV, dan efek samping obat.


e.      Dokumentasi
Catat semua obat yang diberikan, jumlah obat,dosis yang diberikan dan cara pemberian pada daftar obat dan tandatangan sebagai bukti obat sudah diberikan.





               
 pemberian obat supositoria download