Selasa, 24 April 2012

Makalah Askep Intranatal


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Proses persalinan merupakan saat yang paling menegangkan dan mencemaskan bagi wanita, apalagi jika persalinan tersebut merupakan persalinan pertamanya. Saat mengetahui dirinya hamil ibu harus beradaptasi dengan berbagai perubahan, mulai dari perubahan fisik sampai perubahan psikologis yang dapat mempengaruhi emosinya. Setelah dihadapkan dengan perubahan-perubahan saat hamil sekarang ibu mulai dihadapkan dengan proses persalinannya, dan pastilah bagi para calon ibu yang baru pertama kali hamil mereka belum mengetahui apa yang harus dilakukan saat persalinan terjadi nanti, mulai dari bagaimana cara mengejan yang baik dan berbagai kecemasan lain yang akan dihadapinya nanti. Persalinan pada primigravida adalah persalinan yang terjadi pada wanita yang baru pertama kali hamil (Endjun, 2004).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah Agar perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pagi pasien intranatal berdasrkan data dan keluhan-keluhan yang didapat dari pasien
2. Tujuan khusus
Dan tujuan khususnya adalah agar para pembaca mengetagui tentang pengertian persalinan, diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi keperawatan pada primigravida. Metode yang diambil adalah wawancara dan observasi.




Bab II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis

1.      Pengertian
Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir.
Persalinan adalah pengeluaran bayi disusul dengan plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari) yang telah cukup bulan dan dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan ataupun tanpa bantuan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, ada 3 bentuk persalinan, yaitu :
1. Persalinan spontan
Persalinan berlangsung dengan kekuatan sendiri dan melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan
Proses persalinan berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar.
3. Persalinan anjuran
Proses persalinan didahului tindakan pemecahan ketuban, pemberian pitocin/prostaglin. Induksi persalinan mekanis menggunakan laminaria stiff, persalinan dengan tindakan operasi.

KALA-KALA PERSALINAN
·         Kala I ; kala pembukaan serviks.
Proses pembukaan adalah sejak persalinan sampai pada pembukaan serviks lengkap pada primigravida 7-8 jam, terdiri dari 2 fase, yaitu :
a.       Fase laten ; berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 3 cm. His masih lemah, dengan frekuensi his jarang.
b.      Fase aktif ;
- Fase akselerasi, lamanya 2 jam dengan pembukaan 2-3 cm.
- Fase dilatasi maksimal, lamanya 2 jam dengan pembukaan lebih dari 9 cm sampai
pembukaan lengkap. His tipa 3-4 menit selama 45 detik. Pada multigravida proses ini akan berlangsung lebih cepat.
- Fase deselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap. Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida fase laten, fase aktif dan fase deselerasi lebih pendek.

·         Kala II ; kala pengeluaran
Setelah serviks membuka lengkap, janin akan segera keluar. His terjadi tiap 2-3 menit, lamanya 60-90 detik. His sempurna dan efektif bila ada koordinasi gelombang kontraksi sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus uteri, mempunyai ampitudo 40-60 mmHg, berlangsung 60-90 detik dengan jangka waktu 2-4 menit dan tonus uterus saat relaksasi kurang dari 12 mmHg. Pada primigravida kala II berlangsung kira-kira sau setengah jam dan pada multi gravida setengah jam. Tanda obyektif yangmenunjukkan tahap kedua dimulai adalah sebagai berikut :
            - Muncul keringat tiba-tiba diatas bibir
            - Adanya muntah
- Aliran darah ( show ) meningkat
- Ekstremitas bergetar
- Semakin gelisah
- Usaha ingin mengedan
Tanda-tanda ini seringkali muncul pada saat serviks berdilatasi lengkap. Pemantauan yang kontinyu pada tahap kedua dan mekanisme persalinan, respons fisiologis dan respons emosi ibu serta respons janin terhadap stress

·         Kala III ; kala uri (kala pengeluaran plasenta)
Berlangsung 6-15 menit setelah janin dikeluarkan. Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir, tujuan penanganan kala III adalah pelepasan dan pengeluaran plasenta yang aman.
·          Kala IV ; pengawasan hingga satu jam setelah plasenta lahir
Kala ini sangat penting untuk menilai perdarahan (maks 500 ml) dan baik tidaknya kontraksi uterus. Hingga lahirnya uri sampai dengan 1-2 jam setelah uri lahir. Tanda kala IV adalah banyaknya darah yang keluar.

2.      Anatomi dan Fisiologi

Gambar: mekanisme persalinan normal
Mekanisme persalinan merupakan proses adaptasi bagian kepala janin terhadap segmen panggul, proses adaptasi tersebut meliputi :

1. Engagement
Merupakan mekanisme yang biasanya dimulai dari pintu atas panggul dimana ubub-ubun kecil terletak di sebelah kiri depan/di sebelah kanan depan, kiri dan kanan berdasarkan ukuran seseorang dari PAP bila digambarkan sebagai berikut :
a. Ukuran pintu atas panggul 10-11 cm
b. Ukuran melintang pintu atas panggul 12-18 cm
c. Ukuran seorang pintu atas panggul 11- 12

2. Descent (turunnya kepala)
Penurunan kepala ini terjadi karena 4 hal, yaitu :
a. Tekanan cairan amnion
b. Tekanan langsung fundus uteri
c. Kontraksi diafragma dan otot perut
d. Ekstensi dan pelurusan badan janin akibat kontraksi uterus

3. Fleksi
Majunya kepala → kepala mendapat tahanan dari serviks, dinding panggul atau dasar panggul.

4. Putaran paksi dalam
a. Bagian terendah memutar ke depan ke bawah simpisis
b. Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
c. Terjadinya bersamaan dengan majunya kepala
d. Rotasi muka-belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar panggul

5. Ekstensi
a.       Defleksi kepala → SBR mengarah kedepan dan atas
b. Dua kekuatan pada kepala :
- Mendesak ke bawah
- Tahanan dasar panggul menolak ke atas
c. Setelah sub oksiput tertahan pada pinggir bawah simpisis sebagai hipomoclion → lahir
lewat perineum = oksiput, muka, dan dagu

6. Putaran paksi lahir
a. Setelah kepala lahir → kepala memutar kembali ke arah punggung anak
b. Ukuran bahu → muka, bahu

7. Ekspulsi
Bahu depan di bawah simpisis →sebagai hipomoclion → lahir bahu belakang → bahu depan → badan.

3.      Patofisiologi
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin ke bawah pada letak kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.
Kontraksi dimulai pada salah satu cornue (tanduk) uterus kiri atau kelenjar ke seluruh miometrium sehingga menghasilkan kontraksi yang simetris. Fundus uteri berkontraksi lebih kuat dan lebih lama dari bagian-bagian lain dari uterus. Bagian tengah uterus berkontraksi pada fundus uteri. Bagian bawah uterus-uterus serviks tetap pasif atau kontraksi lemah. Setelah kontraksi terjadi relaksasi tonus otot diluar his tidak seberapa jauh meningkat.
                        Pada waktu his kemudian keluar pada keadaan semula. Tahap persalinan:
·         Kala I yaitu pembukaan antara 4 cm dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik
·         Kala II yaitu untuk memastikan apakah pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6cm.
·         Kala III yaitu pengeluaran aktif plasenta
·         Kala IV yaitu sejak lamanya plasenta 1 sampai dengan 2-4 jam setelah persalianan dan keadaan itu menjadi stabil kembali.

Etiologi
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh factor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus , sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi, perubahan biokimia antara lain penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone.

4.      Pemeriksaan Diagnosis
·         Pemeriksaan urin : protein, glukosa, dan aseton
·         Pemeriksaan Hb, golongan darah, hemtoktrid, VDRL
·         Monitoring DJJ dan FHT (detak jantung janin) terutama berhubungan dengan uterus.

5.      Penatalaksanaan
a.       Kala I
·         Mengukur TTV dan PF
·         Auskultasi DJJ
·         Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi terendah dan kemajuan persalinan, serta perineum.
b.      Kala II
·         Mengajari ibu untuk mengejan
c.       Kala III
·         Pengawasan terhadap pendarahan
·         Memperhatikan tanda plasenta lepas
d.      Kala IV
·         Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan keadaan umum
·         Kontraksi rahim
·         Letakan bayi yang telah dibersihkan sebelah ibu
 
e.       Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul pada pasien intranatal adalah ketuban pecah dini, persalinan preterm, kehamilan postmatur, prolaps tali pusat, rupture uterus, kelahiran sesaria, inverse uterus, dan pendarahan post partum dini.



B.Konsep keperawatan

Kala I
Pengkajian
1. Kaji benarnya inpartu
2. Kaji berapa jauh kemajuannya
3. Kaji keadaan ketuban
4. Kaji komplikasi atau resti
5. Kaji respon psikologis
6. Kaji kemajuan persalinan → partogram
a. Pembukaan
b. Penurunan persentasi
c. Moulage
7. Kaji kontraksi
8. Kaji posisi ibu :
a. Awal kala I ; jalan-jalan
b. Pembukaan 6-7 cm ; tidur miring ke kiri setengah duduk
9. Kaji makan dan minum
a. Akhir kala I dibatasi
b. Dianjurkan Bak 2-3 jam sekali
10. Kaji lingkungan tenang dan nyaman
11. Kaji penjelasan sikap empati dan hangat

Diagnosa keperawatan
1. Kesulitan penyesuaian diri sehubungan dengan hospitalisasi, belum mengenal lingkungan rumah sakit.
2. Resiko kekurangan cairan sehubungan dengan pembatasan intake cairan.
3. Cemas sehubungan dengan masih asing dengan proses persalinan.
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 sehubungan dengan hiperpentilasi.
5. Perubahan dalam nutrisi sehubungan dengan persalinan yang berlangsung lama.
6. Mekanisme koping kurang efektif sehubungan dengan kelelahan, kurang tidur, dan sesuatu yang tidak diharapkan.
7. Perubahan eliminasi sehubungan dengan bedrest.

Intervensi
1. Fetal distress
a. Merubah posisi ibu
b. Meningkatkan kaki → mengurangi hipotensi
c. Menghentikan rangsangan O2
d. Memberikan O2
2. Meningkatkan kenyaman
a. Membantu partisipasi ibu
b. Temukan tujuan ibu
c. Membantu management energy
d. Mengatasi ketidaknyamanan ibu ; ambulasi, posisi, massage, pernapasan, dan relaksasi
3. Suasana dan lingkungan kamar
4. Support, empati
5. Penerangan hal-hal yang mungkin terjadi kepada keluarga
6. Monitor :
a. Letak jantung janin
b. Pengeluaran cairan
c. Pembukaan → kala II

Implementasi
1. Mengajarkan pasien/ibu posisi-posisi untuk mengurangi rasa nyeri
2. Memberi selang O2 bila perlu
3. Memberi informasi yang cukup tentang kondisi yang akan dialami ibu
4. Mengajarkan teknik mengejan yang benar dan tepat waktu
5. Memberikan massage untuk kenyamanan dan mengurangi rasa sakit
6. Mengajarkan teknik pernafasan untuk mengurangi kontraksi
7. Lakukan pemeriksaan djj, pengeluaran cairan, dan pembukaan

Evaluasi
1. Ibu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit
2. Kebutuhan cairan pasien tercukupi
3. Cemas ringan/berkurang
4. Kebutuhan oksigen pasien tercukupi
5. Pasien dapat mengejan dengan benar dan tepat waktu
6. Koping individu efektif berhubungan dengan pengarahan persalinan
7. Rasa nyeri berkurang

Kala II
Pengkajian
1. Melanjutkan monitor
a. Detak jantung janin
b. His (respon janin)
c. Pendarahan
d. Air ketuban
2. Tanda dan gejala fisik serta perilaku
3. Meneran dengan benar atau tidak
4. Mekanisme penyesuaian
5. Support person

Diagnosa keperawatan
 1. Tidak mampu mengikuti pimpinan persalinan sampai dengan kelelahan , panic, dan amnesia
2. Perubahan konsep diri sehubungan dengan merasa tidak mampu meneran dengan kuat
 3. Resiko perlukaan sehubungan dengan posisi ibu yang tidak tepat
 4. Perubahan konsep diri pada suami sehubungan dengan tidak mampu mensupport istri


Intervensi
1.Cara mengejan dan posisi
2.Dorongan psikososial
3. Persiapan pertolongan persalinan
4. Asepsis dan anti asepsis
5. Faktor psikososial
6. Pertolongan persalinan

Implementasi
1. Ajarkan teknik mengejan yang benar
2. Meminta pasien mempraktekkan teknik mengejan yang telah diajarkan
3. Memberikan support dan dukungan agar ibu mampu mengejan dengan baik
4. Memberikan pengarahan dan support pada suami untuk selalu mendampingi pasien
5. Mempersiapkan kebutuhan persalinan

Evaluasi
1. Pasien mengatakan mau mengikuti saran dan arahan perawat
2. Klien dapat mengejan dengan baik dan benar
3. Pasien sudah mengerti posisi-posisi yang tepat untuk menghilangkan rasa sakit dan  resiko perlukaan
4. Suami dapat selalu mendampingi dan memberikan support pada ibu

Kala III
Pengkajian
1. Timbul kontraksi uterus
2. Uterus tampak membundar
3. Terlihat massa introitus
4. Tali pusat lebih menjulur
5. Pendarahan tiba-tiba dengan warna gelap
a. Observasi keadaan umum ibu dan tanda vital
b. Pengkajian jalan lahir
c. Mengkaji factor yang berkaitan dengan atonia
d. Pemberian utero tonika (k/p)

Diagnosa
1. Kurang efektifitas mengatasi masalah sehubungan dengan kurang informasi tentang kejadian kala III
2. Perdarahan pervaginaan sehubungan dengan kontraksi uterus yang kurang adekuat
3. Resiko relaksasi uterus sehubungan dengan kandungh kemih panuh
4. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan luka episiotomy

Intervensi
1. Observasi perdarahan, shock, dan tanda vital
2. Observasi bayi dan identifikasi
3. Kaji TFU
4. Identifikasi pengeluaran plasenta
5. Upayakan kontak ibu dan bayi

Implementasi
1. Lakukan pencegahan terhadap pendarahan, shock dan lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
2. Lakukan pengkajian TFU untuk mengetahui persentasi dan posisi janin
3. Catat waktu lahir plasenta
4. Tempelkan bayi pada daerah dada ibu setelah bayi sudah keluar

Evaluasi
1. Pasien sudah mengerti informasi yang diberikan tentang kala III
2. Perdarahan bisa diatasi dengan baik
3. Rasa nyeri dan sakit berkurang
4. Kontak ibu dan bayi dapat terjalin
 
Kalla IV
Pengkajian
1. Kaji status fisiologis ibu
2. Kaji posisi dan tonus uteri
3. Kaji adanya perdarahan pervaginam
4. Kaji kondisi perineum

Diagnosa
1. Resiko tinggi injuri sehubungan dengan tonus uteri yang buruk dan perdarahan
2. Gangguan eliminasi urin sehubungan dengan haluaran/ anestesi regional
3. Deficit volume cairan dan eliminasi sehubungan denagn kurangnya intake oral, atonia, uteri, laserasi
4. Nyeri sehubungan dengan trauma perineal
5. Fatigue sehubungan dengan proses persalinan

Intervensi
1. Cegah perdarahan
2. Identifikasi perdarahan karena perlukaan
3. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
4. Mencegah penekanan kandung kemih
5. Membantu ibu mengenal pengalamannya
6. Mencatat/melaporkan adanya kelainan
7. Memberikan rasa nyaman dan istirahat cukup
8. Pastikan tidak ada sisa plasenta
9. Luka epis tidak ada hemotom
Implementasi
1. Kaji kelainan pada saat proses persalinan atau pada perlukaan
2. Beri cairan infuse untuk mencegah dehidrasi
3. Memberikan dukungan dan support pada ibu
4. Pastikan pasien mendapatkan istirahat yang cukup

Evaluasi
1. Perdarahan dapat dicegah dan luka dapat teratasi
2. Pasien dapar BAK dan BAB dengan baik
3. Kebutuhan cairan ibu terpenuhi
4. Kondisi ibu dan bayi baik  



BAB IV
PEMBAHASAN

            Pada bab ini akan di bahas persamaan dan perbedaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny “N” dengan Intranatal persalinan normal yang dilaksanaknan di paviliun monika.

A.    Pengkajian
Berdasarkan teori yang ada di dapat nyeri pada saat kontraksi ringan 5-30 menit dsan berakhir 10-30 detik. Adanya leghtening, perubahan serviks, rupture membrane, kecemasan akan persalinan yang dihadapi. Sedangkan data yang diperoleh pada pasien Ny”N” diperoleh nyeri pada saat kontraksi dan kecemasan

B.     Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi , memfokuskan, dan mengatasi kesulitan spesifik pasien serta respon pasien terhadap masalah actual dan resiko tinggi.
Berdasarkan landasan teori yang bisa didapat pada persalinan (Doengos 2000) yaitu:
1.      Nyeri akut b.d trauma jaringan , respon fisiologi setelah melahirkan, pola kontraksi semakin intensif
2.      Kurang pengetahuan berkenaan dengan kurang informasi kesalahan interpretasi informasi
3.      Resti infeksi maternal b.d prosedur invasive
4.      Resti kekurangan volume cairan tubuh b.d kurang cairan oral, muntah, diaphoresis

C.     Perencanaan keperawatan
Rencana yang penulis susun sesuai diagniosa keperawatan yang telah dirumuskan, pengurangan dan penambahan rencana tindakan keperawatan disesuaikan dengan kondisi pasien dan teori yang ada.

D.    Pelaksanaan keperawatan
Tahap pelaksanaan ini tindakan yang penulis lakukan sesuai dengan rencana yang telah di susun.

E.     Evaluasi keperawatan
Evaluasi dilakukan untuk menilai keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan atau dilaksanakan dalam usaha memenuhi kebutuhan pasien , nyeri dan cemas teratasi sebagian.



BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan
Kesimpulan Karya Tulis Ilmiah ini adalah pada saat dilakukan evaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan pada klien masalah klien dapat teratasi. Dengan semua contoh asuhan keperawatan yang dapat di berikan pada intranatal.

B.Saran
Tindakan keperawatan intranatal haruslah sesuai dengan standard asuhan keperawatan. Dan dapat dipertanggung jawabkan.

   

DAFTAR PUSTAKA

Mitayani. 2009. Asuhan keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Doengoes, Marylin. 2001. Rencana Perawatan Maternal Edisi 2. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 1994. Ilmu kebidanan. Jakarta : EGC


Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga tak lepas dari bantuan dan bimbingan dari bebagai pihak,untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Tiurma selaku dosen pembimbing dan juga teman-teman semua yang telah ikut berperan serta dalam pembuatan makalah ini.
Disini penulis berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi orang-orang yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini belum lah sempurna,untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan pada pembuatan makalah-makalah yang selanjutnya.

Palembang, October 2011

Penulis



DAFTAR ISI

Judul
Kata Pengantar                       
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
1.1   Konsep Dasar Penyakit
1.2   Tujuan Penulisan
Bab II Tinjauan Teori
          2.1 Tinjauan Medis
          2.2 Konsep Keperawatan
Bab III Tinjauan Kasus
A.   Pengkajian
B.   Diagnosa Keperawatan
C.   Perencanaan
D.   Pelaksanaan
E.    Evaluasi
Bab IV Penutup
4.1   kesimpulan
4.2   saran
Daftar Pustaka