Tumor
intrakranial
Definisi
Tumor intra kranial adalah segala bentuk
tumor yang timbul di dalam ruang tengkorak, meliputi neoplasma yang berasal
dari tulang kepala, meningens, pembuluh darah, kelenjar endokrin, saraf kepala
dan jaringan otak, termasuk pula didalamnya tumor kongenital, metastase, kista
parasit, granuloma, limfoma dan abses.
Gambaran klinis
Gambaran klinis tumor intrakranial
umumnya berlangsung kronis progresif. Simtomatologi tumor intrakranial terdiri
dari manifestasi yang bersifat umum dan manifestasi yang bersifat khusus.
A. manifestasi umum
manifestasi umum tumor intrakranial
disebabkan oleh karena kenaikan tekanan yang berhubungan dengan pertumbuhan
tumor dan edema serebri.
Tiga gejala (trias) klasik kenaikan
intrakranial:
a. nyeri kepala
b. muntah-muntah
c. edema papil
Manifestasi umum tersebut adalah:
1.
Nyeri kepala
nyeri kepala merupakan gejala awal tumor
intrakranial pada 20% kasus. Nyeri kepala hampir selalu ada pada tumor fossa
posterior. Gejala ini hampir berhubungan dengan kenaikan tekanan intrakranial,
penarikan atau penekanan pada jaringan peka nyeri.
a. Sifat nyeri kepala: berdenyut atau kepala seperti mau
pecah.
b. Lebih berat pada pagi hari, waktu bangun tidur.
c. Nyeri kepala dapat terlokalisir, dapat menyeluruh,
dapat lebih berat pada daerah tertentu, misalnya daerah verteks atau regio
frontal (tumor supra-tentorial), atau daerah oksipital (tumor infra-tentorial).
d. Nyeri kepala diperberat dengan keadaan yang
menimbulkan manuever valsalva seperti batuk, bersin, mengejan, juga diperberat
pada perubahan posisi kepala dan gerakan yang dilakukan tiba-tiba.
e. Makin berat penyakit, nyeri kepala makin berat, makin
sering, berlangsung makin lama dan dengan interval yang semakin pendek.
f.
muntah-muntah
2. edema papil
·
disebabkan oleh karena
kenaikan tekanan intrakranial
·
pada umumnya terjadi
bilateral, meskipun dapat pula unilateral
·
edema papil yang
berlangsung lama dapat mengakibatkan atrofi sekunder papilla n. Optici
·
dapat dirasakan
sebagai penglihatan kabur sampai buta
a.
kejang-kejang
·
kejang dapat merupakan
gejala awal pada 15% kasus
·
kejang dapat
disebabkan sifat iritatif tumor atau akibat kenaikan tekanan intrakranial yang
cepat
·
lebih sering terjadi
pada tumor supratentorial
b.
perubahan mental
·
dapat berupa perubahan
kepribadian, kelainan tingkah laku, retardasi psikomotor, kehilangan motivasi,
penurunan daya ingat.
·
Lebih sering terjadi
pada tumor di bagian anterior hemisferium serebri
c.
penurunan tingkat
kesadaran
·
disebabkan desakan
tumor ke arah bawah pada batang otak oleh masa supratentorial atau kompresi
difus pada otak
·
mengantuk, letargi dan
apatis dapat merupakan gejala awal tumor intrakranial
·
pada kasus yan glebih
lanjut sering terjadi somnolens atau stupor bahkan koma
d.
bradikardi dan
peningkatan tekanan darah
kenaikan tekanan intrakranial dapat mengakibatkan
bradikari dan peningkatan tekanan darah oleh karena iskemi atau distorsi pusat
vasomotor dan medula oblongata. Keadaan ini merupakan mekanisme reflektoris
untuk mempertahankan aliran darah otak agar tetap konsisten.
3. perubahan pola pernafasan
pernafasan menjadi lebih lambat dan
lebih berat akibat kenaikan tekanan intrakranial yang kemudian berkembang
menjadi herniasi unkus atau pergeseran batang otak ke bawah.
Bila terjadi kompresi pada batang otak,
pola pernafasan menjadi type cheyne-stroke. Selanjutnya diikuti dengan
pernafasan yang irreguler, apneu, kemudian penderita meninggal.
B. Manisfestasi fokal
1.
Tumor lobus frontalis
·
perubahan mental
berupa: gangguan fungsi intelektual, penurunan daya ingat, perubahan
kepribadian, neurosis, dan lain-lain.
1. Tumor lobus parietalis
·
kelemahan anggota
gerak dan wajah
·
gangguan sesibilitas
·
afasia
·
kejang-kejang fokal
1. Tumor lobus oksipitalis
·
defek lapang
pandangan: kuadrantanopia homonim inferior atau hemianopsia homonim
kontralateral
·
dapat pula terjadi
kejang yang didahului oleh aura berupa kilatan cahaya/halusinasi visual
1.
Tumor lobus temporalis
·
epilepsi psikomotor
dan bangkitan kejang yang didahului halusinasi pembauan, pengecapan dan
halusinasi visual
·
afasia sensorik
·
defek lapang pandang
berupa kuadrantanopia homonim superior
1. Tumor pada hipotalamus-hipofisis
·
gangguan fungsi seks
sekunder, pubertas prekoks.
Pada wanita: pubertas prekoks,
dismenorea, amenorea.
Pada laki-laki: pubertas prekoks,
impotensia, aspermia
·
defisiensi hormon
pertumbuhan: akromegali, dwarfism, pendek, berat badan yang kurang.
·
Kelebihan hormon
pertumbuhan: akromegali, gigantisme
·
Defisiensi ADH:
diabetes insipidus
·
Penurunan visus dan
gangguan lapang pandangan
1.
Tumor serebelum
mengakibatkan disfungsi serebelum:
ataksia, dismetria, tremor, disdiadokhokinesis, disartria, nistagmus, hipotoni
otot.
1. Tumor batang otak
·
lesi saraf kranial III
sampai XII tipe perifer
·
hemiparesia tipe
sentral, hemihipestesi
·
penurunan tingkat
kesadaran
Prosedur diagnostik
1.
Anamnesis
dalam anamnesis dicari data yang ada kaitannya
dengan gejala klinis umum maupun fokal
1. Pemeriksaan klinis
a. tanda fital: tekanan darah, denyut nadi, pernafasan,
temperatur
b. kesadaran: kuantitatif dan kualitatif
c. saraf kranial
d. ekstremitas: motoris dan sensoris
e. sistem saraf otonom
f. fungsi serebelum
g. kelainan hormonal
h. dicari faktor resiko: tuberkulosis paru, Ca bronkus,
Ca payudara, Ca tiroid, mastoiditis, sinusitis, dll.
1. Pemeriksaan penunjang
1. ronsenologis
·
foto rontgen kepala
·
foto rontgen toraks
1. pemeriksaan LCS (hati-hati pada keadaan TIK yang meningkat)
2. arteriografi
3. elektroensefalografi
4. CT scanning
5. M.R.I (magnetic resonance imaging)
6. Pemeriksaan lain-lain
·
Jumlah sel darah,
mungkin menunjukan polisitemia pada hemangioblastoma
·
Kadar hormon (bila ada
kecurigaan tumor hipotalamus hipofisis)
·
Pemeriksaan audiometri
dan test vestibuler (bila ada kecurigaan neurinoma akustika)
Diagnosis Banding
1. meningoensefalitis
2. hematoma subdural kronis
3. hidrosefalus
4. pseudo tumor serebri
Derapi
1. simtomatis
2. operatif
3. paliatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar