Kamis, 07 Juni 2012

Asuhan Keperawatan Tumor Intrakranial


Tumor  intrakranial

Definisi
Tumor intra kranial adalah segala bentuk tumor yang timbul di dalam ruang tengkorak, meliputi neoplasma yang berasal dari tulang kepala, meningens, pembuluh darah, kelenjar endokrin, saraf kepala dan jaringan otak, termasuk pula didalamnya tumor kongenital, metastase, kista parasit, granuloma, limfoma dan abses.
Gambaran klinis
Gambaran klinis tumor intrakranial umumnya berlangsung kronis progresif. Simtomatologi tumor intrakranial terdiri dari manifestasi yang bersifat umum dan manifestasi yang bersifat khusus.
A. manifestasi umum
manifestasi umum tumor intrakranial disebabkan oleh karena kenaikan tekanan yang berhubungan dengan pertumbuhan tumor dan edema serebri.
Tiga gejala (trias) klasik kenaikan intrakranial:
a.    nyeri kepala
b.    muntah-muntah
c.    edema papil
Manifestasi umum tersebut adalah:
1.    Nyeri kepala
nyeri kepala merupakan gejala awal tumor intrakranial pada 20% kasus. Nyeri kepala hampir selalu ada pada tumor fossa posterior. Gejala ini hampir berhubungan dengan kenaikan tekanan intrakranial, penarikan atau penekanan pada jaringan peka nyeri.
a.    Sifat nyeri kepala: berdenyut atau kepala seperti mau pecah.
b.    Lebih berat pada pagi hari, waktu bangun tidur.
c.    Nyeri kepala dapat terlokalisir, dapat menyeluruh, dapat lebih berat pada daerah tertentu, misalnya daerah verteks atau regio frontal (tumor supra-tentorial), atau daerah oksipital (tumor infra-tentorial).
d.    Nyeri kepala diperberat dengan keadaan yang menimbulkan manuever valsalva seperti batuk, bersin, mengejan, juga diperberat pada perubahan posisi kepala dan gerakan yang dilakukan tiba-tiba.
e.    Makin berat penyakit, nyeri kepala makin berat, makin sering, berlangsung makin lama dan dengan interval yang semakin pendek.
f.     muntah-muntah

2.    edema papil
·         disebabkan oleh karena kenaikan tekanan intrakranial
·         pada umumnya terjadi bilateral, meskipun dapat pula unilateral
·         edema papil yang berlangsung lama dapat mengakibatkan atrofi sekunder papilla n. Optici
·         dapat dirasakan sebagai penglihatan kabur sampai buta
a.    kejang-kejang
·         kejang dapat merupakan gejala awal pada 15% kasus
·         kejang dapat disebabkan sifat iritatif tumor atau akibat kenaikan tekanan intrakranial yang cepat
·         lebih sering terjadi pada tumor supratentorial
b.    perubahan mental
·         dapat berupa perubahan kepribadian, kelainan tingkah laku, retardasi psikomotor, kehilangan motivasi, penurunan daya ingat.
·         Lebih sering terjadi pada tumor di bagian anterior hemisferium serebri
c.    penurunan tingkat kesadaran
·         disebabkan desakan tumor ke arah bawah pada batang otak oleh masa supratentorial atau kompresi difus pada otak
·         mengantuk, letargi dan apatis dapat merupakan gejala awal tumor intrakranial
·         pada kasus yan glebih lanjut sering terjadi somnolens atau stupor bahkan koma
d.    bradikardi dan peningkatan tekanan darah
kenaikan tekanan intrakranial dapat mengakibatkan bradikari dan peningkatan tekanan darah oleh karena iskemi atau distorsi pusat vasomotor dan medula oblongata. Keadaan ini merupakan mekanisme reflektoris untuk mempertahankan aliran darah otak agar tetap konsisten.
3.    perubahan pola pernafasan
pernafasan menjadi lebih lambat dan lebih berat akibat kenaikan tekanan intrakranial yang kemudian berkembang menjadi herniasi unkus atau pergeseran batang otak ke bawah.
Bila terjadi kompresi pada batang otak, pola pernafasan menjadi type cheyne-stroke. Selanjutnya diikuti dengan pernafasan yang irreguler, apneu, kemudian penderita meninggal.
B. Manisfestasi fokal
1.    Tumor lobus frontalis
·         perubahan mental berupa: gangguan fungsi intelektual, penurunan daya ingat, perubahan kepribadian, neurosis, dan lain-lain.
1.    Tumor lobus parietalis
·         kelemahan anggota gerak dan wajah
·         gangguan sesibilitas
·         afasia
·         kejang-kejang fokal
1.    Tumor lobus oksipitalis
·         defek lapang pandangan: kuadrantanopia homonim inferior atau hemianopsia homonim kontralateral
·         dapat pula terjadi kejang yang didahului oleh aura berupa kilatan cahaya/halusinasi visual
1.    Tumor lobus temporalis
·         epilepsi psikomotor dan bangkitan kejang yang didahului halusinasi pembauan, pengecapan dan halusinasi visual
·         afasia sensorik
·         defek lapang pandang berupa kuadrantanopia homonim superior
1.    Tumor pada hipotalamus-hipofisis
·         gangguan fungsi seks sekunder, pubertas prekoks.
Pada wanita: pubertas prekoks, dismenorea, amenorea.
Pada laki-laki: pubertas prekoks, impotensia, aspermia
·         defisiensi hormon pertumbuhan: akromegali, dwarfism, pendek, berat badan yang kurang.
·         Kelebihan hormon pertumbuhan: akromegali, gigantisme
·         Defisiensi ADH: diabetes insipidus
·         Penurunan visus dan gangguan lapang pandangan
1.    Tumor serebelum
mengakibatkan disfungsi serebelum: ataksia, dismetria, tremor, disdiadokhokinesis, disartria, nistagmus, hipotoni otot.
1.    Tumor batang otak
·         lesi saraf kranial III sampai XII tipe perifer
·         hemiparesia tipe sentral, hemihipestesi
·         penurunan tingkat kesadaran
Prosedur diagnostik
1.    Anamnesis
dalam anamnesis dicari data yang ada kaitannya dengan gejala klinis umum maupun fokal
1.    Pemeriksaan klinis
a.    tanda fital: tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, temperatur
b.    kesadaran: kuantitatif dan kualitatif
c.    saraf kranial
d.    ekstremitas: motoris dan sensoris
e.    sistem saraf otonom
f.     fungsi serebelum
g.    kelainan hormonal
h.    dicari faktor resiko: tuberkulosis paru, Ca bronkus, Ca payudara, Ca tiroid, mastoiditis, sinusitis, dll.
1.    Pemeriksaan penunjang
1.    ronsenologis
·         foto rontgen kepala
·         foto rontgen toraks
1.    pemeriksaan LCS (hati-hati pada keadaan TIK yang meningkat)
2.    arteriografi
3.    elektroensefalografi
4.    CT scanning
5.    M.R.I (magnetic resonance imaging)
6.    Pemeriksaan lain-lain
·         Jumlah sel darah, mungkin menunjukan polisitemia pada hemangioblastoma
·         Kadar hormon (bila ada kecurigaan tumor hipotalamus hipofisis)
·         Pemeriksaan audiometri dan test vestibuler (bila ada kecurigaan neurinoma akustika)

Diagnosis Banding
1.    meningoensefalitis
2.    hematoma subdural kronis
3.    hidrosefalus
4.    pseudo tumor serebri

Derapi
1.    simtomatis
2.    operatif
3.    paliatif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar