I N F E R T I L I T A S
1.
Pengertian
Infertilitas
à Ketidakmampuan
pasangan suami istri (pasutri) untuk
menghasilkan kehamilan sampai cukup bulan, setelah selama 12 bulan / lebih
melakukan senggama secara teratur tanpa kontrasepsi
2.
Fekundabilitas
à Kemampuan
menjadi hamil dalam 1 siklus haid (20% pada pasutri normal)
Frekuensi infertilitas :
- 6-10% pasutri
- kejadian infertil pada suami = istri
- 5-10% pasutri, sebab infertil tidak dapat
diterangkan
Fekunditas
à Kemampuan
untuk memberikan anak lahir hidup dalam
1 siklus haid
Syarat fertilitas normal :
1. Terjadi
ovulasi
aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium harus baik
2. Tuba
paten dan berfungsi
Fimbriae harus mampu melakukan pick up ovum ke dalam tuba dan
terjadi transport ke uterus
3. Ada
sperma dan berfungsi normal
testis harus memproduksi gamet matang dan fungsional
4. Koitus
teratur dan benar
koitus harus disaat pertengahan siklus, sperma masuk ke dalam
vagina
5. Lendir
cervix normal
Kualitas lendir cervix memudahkan masuknya sperma
6. Endometrium
siap menerima
endometrium oleh pengaruh hormonal siap untuk implantasi
3. Penyebab
infertilitas pada Wanita :
1. Faktor
vagina
2. Faktor
cervix
3. Faktor
uterus
4. Faktor
tuba
5. Gangguan
ovulasi (faktor ovarium)
6. Penyebab
lain :
endometriosis
7. Hiperprolaktinemia
8. Faktor
peritoneum, Tuba melengket dengan ovarium
Pengaruh usia terhadap infertilitas
-
Kesuburan menurun
-
Abortus meningkat
< 30 th à 10%
30-40 th à 18 %
> 40 th à 34%
-
Endometriosis meningkat
-
STD
meningkat
4. Syarat
pemeriksaan pasangan infertil :
a) Istri
berumur 20-30 th, telah berusaha untuk mendapatkan anak > 12 bulan.
Pemeriksaan dapat dilakukan lebih dini bila
a. Pernah mengalami keguguran
berulang
b. Mengidap kelainan endokrin
c. Pernah mengalami PID / infeksi
rongga perut
d. Pernah bedah ginekologik
b)
Istri berumur 31-35 th diperiksa pada
kesempatan pertama datang ke dokter
c)
Istri berumur 36-40 th hanya diperiksa jika
belum punya anak dari perkawinan ini
d)
Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan jika
salah satu pasangan mengidap penyakit yang dapat membahayakan pasangannya
5. Penyebab
infertilitas
a. Faktor
vagina
Sumbatan
à psikogen
: vaginismus
à anatomik : bawaan didapat
Radang (Vaginitis)
à Candida albicans
à Trikhomonas vaginalis
b.
Faktor cervix
1. Sumbatan
/ kelainan anatomis
- atresia / polip
- radang cervix akut / chronis
- kelainan kanalis servikalis
- stenosis ok trauma, sinekia,
konisasi,
inseminasi buatan yang tidak adekuat
2. Lendir
cervix abnormal
3. Malposisi
cervix
- robekan cervix
Sims (68)
à
Orang pertama yang menghubungkan cervix
dengan infertilitas
àmelakukan
pemeriksaan lendir pasca senggama dan inseminasi buatan
Huhner
à
Uji pasca senggama pada pertengahan haid
Kimiawi dan fisik lendir servik :
-
Lendir servik terdiri dari
à serabut-serabut glikoprotein
à Asam lemak
à Na dan Cl
à lisozime & enzim (alkaline fosfatase)
-
Kh terpenting adalah mucin (penentu viskositas
lendir)
-
Diatur oleh hormon steroid
Pengaruh steroid terhadap lendir servik
:
H. estrogen, preovulasi
-
Jumlah
banyak
-
Kejernihan
jernih
-
Viskositas rendah (SBK >>>)
-
GDP (+)
-
Leukosit (-)
-
Fungsi serviks :
a.
Menerima penetrasi spermatozoa dekat saat
ovulasi dan mencegahnya pada usia lain
b.
Sebagai reservoar bagi spermatozoa,
karena serviks biasanya mengarah ke bawah belakang sehingga berhadapan langsung
dengan dinding belakang vagina
c.
Sebagai filter terhadap spermatozoa lendir
serviks hanya dapat dilalui oleh spermatozoa normal dan dapat bergerak
mengatasi kekentalan lendir serviks
d.
Melindungi spermatozoa dari lingkungan
yang hostile dari vaginadan dari fagositosis
e.
Menambah tenaga yangperlu untuk
spermatozoa
f.
Berperan dalam kapasitasi sperma
g.
Mempertahankan konseptus kapasitas
berkembang di uterus
Migrasi sperma ke dalam lendir serviks :
-
Sudah dapat terjadi hari ke-8 siklus haid,
puncaknya saat ovulasi
-
Sampai dalam lendir serviks 1.5-3 menit
setelah ejakulasi
-
Bila tertinggal di vagina > 35 menit à mati
-
Spermatozoa motil dapat hidup dalam lendir
serviks sampai 8 hari post coitus
Faktor yang membantu migrasi spermatozoa
Ke dalam lendir serviks :
1. Ciri-ciri
biokimia dan biofisik lendir serviks (banyak & viskositas rendah saat
ovulasi)
2. Struktur
lendir servik (mikrofibril teratur longitudinal karena pengaruh estrogen)
3. Mulut
serviks dan kanalis endoservikalis melebar saat ovulasi
4. Ph
lendir serviks dan enzim-enzim
Tes untuk menilai lendir serviks :
- Spinbarkheit
- Fern test
- PCT
-
Uji invitro :
Kuzrok – Miller test Kremer
c.
Faktor immunologi
Ada 2 macam antibodi antisperma yang dapat
terbentuk dalam tubuh wanita :
1. Antibodi
aglutinasi sperma (Sperm agglutinating antibody)
2. Antibodi immobilisasi sperma (Sperm
immobilizing antibody)
Di dalam tubuh pria sendiri dapat
terbentuk autoantibodi terhadap sperma seperti
pada pria pasca vasektomi.
Tes menentukan antibodi antisperma :
1. Uji
kibrick
à menentukan adanya aglutinasi sperma dalam
serum
2. Uji
Isojima
à menentukan adanya imobisasi sperma dalam
serum
3. Uji
kremer dan Jager
à menentukan antibodi dalam lendir serviks
d.
Faktor uterus
Penyebab :
Mioma uteri
Keadaan endometrium
Sinekia intrauterine
Kelainan struktural
e.
Faktor tuba :
1. Infeksi
2. Hidrosalfing
3. Endometriosis
Pemeriksaan pada infertilitas karena factor Tuba adalah
1. Hidrotubasi
/pertubasi
2. HSG
3. Histeroskopi
/ laparoskopi
f.
Faktor ovarium
1. Disfungsi ovulasi
1. anovulasi (15-25%
2. oligo-ovulasi (8-10%)
3. inadekuat ovulasi (15-20%)
4. LUF (Luteinizining unrupture follicle
3,3-29%)
2. PCOS
3. Hiperprolaktinemia
Untuk menentukan adanya ovulasi :
1. Hitung
siklus haid & tanda Mittelschmerz
- siklus teratur, 50-80%
terjadi ovulasi
- Mittelschmerz :
à nyeri pelvik pada pertengahan siklus haid akibat
rangsangan peritoneum oleh darah karena pecahnya folikel.
2. Suhu
Basal Badan
- Ukur SBB setiap pagi
bangun tidur
- Siklus ovulasi :
suhu awal siklus lebih
rendah suhu nadir terjadi saat ovulasi lalu akan naik & menetap sekitar
37oC sampai permulaan haid berikutnya
3. Getah
serviks
Hari ke 9-15, dibawah
pengaruh h. estrogen
à lendir serviks cair
& jernih
à dapat membentang 10-20
cm (Spinbarkeit)
à Fern test
kristalisasi seperti
daun pakis 24-28 jam setelah ovulasi, H. progesteron mulai, lendir serviks kental & keruh,
gambar daun pakis hilang
4. Hormon
serum
- kadar E mencapai puncak pd
hari ke 12-15, diikuti LH surge 18-24 jam setelah puncak E
- Kadar P untuk menilai c.
luteum pada fase luteal
5. Sitologi
vagina (Indeks kariopiknotik)
- hitung 100-200 sel dari usap dinding lateral
vagina
- 75% sel superfisial, 25% intermediat
à fase proliferasi
- 65% sel intermediat, 35% sel superfisial
à
fase sekresi atau pasca ovulasi
6. Biopsi
endometrium
- adanya endometrium pada fase sekresi
à adannya ovulasi
7. USG
- melihat perkembangan
folikel secara serial. Folikel akan berkembang hari ke 8-10 dengan diameter
ovulasi mencapai 18-22 mm.
- Ketebalan endometrium
8. Ph
vagina
9. laparoskopi’
à ditemukan adanya bintik ovulasi atau korpus
luteum
10. Histeroskopi
à endometrium bening
kekuningan à
fase luteal
6. Pemeriksaan
lendir serviks
1. Spinbarkeit
(daya membenang)
2. Fern
test (gambaran daun pakis)
Guna :
- tes serial dapat menentukan saat ovulasi
- membantu menentukan saat inseminasi buatan
- tes sederhana untuk menilai aktivitas
estrogen
- Diagnosis dini kehamilan
- penunjuk defisiensi progesteron pada hamil
muda
3. Uji
Pasca Senggama (UPS)
à Post coital test =
Sims –Huhner test
- Yang dinilai adalah
* kuantitas
* spermatozoa
* warna
* eritrosit
* Spinbarkeit
* leukosit
* GDP
Klasifikasi hasil UPS :
Negatif
:
à spermatozoa tidak ada
Jelek
:
à ada spermatozoa tapi tidak bergerak
Sedang
:
à 1-5 sperma bergerak/lpb
Baik
:
à >> 6 sperma yang bergerak /lpb dengan
gerak maju yang cepat
Sangat Baik :
à >> 15 sperma yang bergerak /lpb
UPS normal (DAVAJAN) :
-
Abstinensia
2 hari
-
Pemeriksaan sebelum kenaikan SBB 2 hari
-
Lama pemeriksaan dari senggama 2 jam
-
Jumlah spermatozoa >> 5 / lpb
-
Spibarkeit >> 6 cm
4. Uji
invitro
untuk membedakan apakah UPS abnormal disebabkan faktor spermatozoa /
faktor servik.
Histeroskopi
à
Secara visual melihat langsung ke dlam
kanalis servikalis, kavum uteri dan tuba
à
Sebelumnya cavum uteri digelembungkan dengan
dextran 32%, glukosa 5%, NaCl atau C02.
à
Dilakukan 5 hari setelah haid bersih
à
Indikasi histeroskopi pada infertilitas :
--- ada kelainan pada HSG
--- R/ abortus habitualis
--- Diduga mioma atau polip submukosa
--- PUD
--- Sebelum dilakukan tuboplasti à
untuk menempatkan kateter sebagai splint pada bagian proximal tuba
Kontra Indikasi
1. PID
2. Kehamilan
3. Perdarahan uterus
4. Keganasan servik
PERTUBASI / INSUFLASI (Rubin test)
-- untuk memeriksa patensi tuba dengan
meniupkan gas CO2 melalui kanul atau kateter foley yang dipasang pada kanalis servikalis
Kontra Indikasi Pertubasi
- Kehamilan
- Abortus
- Menstruasi
- Perdarahan uterus
- Baru dilakukan kuretase
- Peradangan
7. HIDROTUBASI
-- digunakan cairan (NaCl atau aqua yang
dicampur dengan antibiotik dan kortiko-steroid)
Penilaian patensi tuba
Tuba paten
---
tekanan hanya meningkat sampai 80-100 mmHg
---
auskultasi terdengar seperti bunyi jet
--- nyeri bahu saat pasien duduk
--- Rontgen ada gelembung udara di bawah
diafragma
Tuba Non Paten
---
Obstruksi parsial 180-200 mmHg
---
Obstruksi total >> 200 mmHg
8. HISTEROSALPINGOGRAFI
-
Seperti pertubasi , tapi udara diganti dengan
media kontras
- Tuba paten
à
kontras akan melimpah ke kavum peritoneum dan dinilai secara radiologik
-
HSG akan memberikan gambaran
à keadaan kavum uteri
à patensi tuba
à keadaan peritoneum jika tuba paten
9. Laparoskopi
à
Gold standar untuk diagnostik kelainan tuba
dan peritoneum
à
Indikasi
menurut ALBANO
1. 1 tahun pengobatan belum hamil
2. siklus haid tidak teratur /
SBB monofasik
3. Umur istri > 28 th,
infertilitas > 3 th
4. ada r/ laparatomi
5. R/ HSG dengan media kontras
larut minyak
6. R/ appendecitis
7. Pertubasi berkali-kali
abnormal
8. diduga endometriosis
9.
akan dilakukan inseminasi buatan
10. untuk menyakinkan uterus
septus dari uterus ganda, utk melihat kelayakan metroplastik
11. menentukan kelayakan tuboplasti
Yang dinilai
1. Anatomi
tuba
2. Endometriosis
3. Ovarium
à permukaan , mobilitas
4. Uterus
5. Cavum
douglasi
6. Permukaan
peritoneum
7. Lakukan
kromopertubasi
terimakasih buat artikelnya... sangat bermanfaat sob...
BalasHapus