Kamis, 07 Juni 2012

Artikel Kelenjar Tiroid


Kelenjar Tiroid

            Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di bagian depan leher, sedikit di bawah laring. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon lainnya.
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus, sehingga bentuknya menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu.
Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol.[1]
Tiroid mengeluarkan tiga hormon penting, yaitu:
Triodotironin dan Tiroksin mengatur laju metabolisme dengan cara mengalir bersama darah dan memicu sel untuk mengubah lebih banyak glukosa.
Jika Tiroid mengeluarkan terlalu sedikit Triodotironin dan Tiroksin, maka tubuh akan merasa kedinginan, letih, kulit mengering dan berat badan bertambah. Sebaliknya jika terlalu banyak, tubuh akan berkeringat, merasa gelisah, tidak bisa diam dan berat badan akan berkurang.
Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah atau di samping jakun.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh.
Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara:
  1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein
  2. Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.
    Jika sel-sel bekerja lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih cepat.
Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium, yaitu suatu eleman yang terdapat di dalam makanan dan air.
Kelenjar tiroid menangkap yodium dan mengolahnya menjadi hormon tiroid.
Setelah hormon tiroid digunakan, beberapa yodium di dalam hormon kembali ke kelenjar tiroid dan didaur-ulang untuk kembali menghasilkan hormon tiroid.
Hormon tiroid terdapat dalam 2 bentuk:
  1. Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
  2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu tri-iodo-tironin (T3).
    Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif, sedangkan 20% sisanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.
Ada dua kelainan berhubungan dengan tiroid yaitu Hipertiroidisme dan Hipotiroidisme.
  1. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid.
Tanpa hormon ini tubuh tidak bekeja dengan semestinya sehingga bisa menimbulkan pertumbuhan badan yang lambat, lambat berbicara, lemah, bertambah berat badan, rambut rontok, kulit kering, dan meningkatkan sensitivitas pada pilek.
Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema.
Preparat yang digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah Levothyroxine Na dan Thyroxine Na.
Levothyroxine, adalah suatu hormon tiroid, selain untuk hipotiroidisme juga digunakan untuk gondong (pembesaran kelenjar tiroid).
  1. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan, sehingga menghasilkan sejumlah besar hormon tiroid.
Hipertiroidisme bisa ditemukan dalam bentuk penyakit Graves, gondok noduler toksik atau hipertiroidisme sekunder.
Obat yang digunakan untuk mengatasi hal ini adalah Carbimazole dan Thiamazole.
Carbimazole adalah obat yang digunakan untuk menurunkan hormon tiroid yang diproduksi kelenjar tiroid. Yodium adalah senyawa kimia yang digunakan kelenjar tiroid sebagai bagian dari hormon tiroid. Yodium harus diubah di dalam tubuh menjadi bentuk yang bisa dipakai sebelum dikombinasi dengan komponen lainnya menjadi hormon tiroid.
Carbimazole bekerja dengan cara mencegah perubahan Yodium ke bentuk yang dapat digunakan. Carbimazole juga bekerja dengan memblokade penggabungan antara yodium yang telah berubah dengan komponen lainnya untuk menjadi hormon tiroid.
Sehingga menurunkan produksi hormon tiroid. Oleh karena itu Carbimazole berguna dalam pengobatan pada kondisi hormon tiroid diproduksi berlebihan oleh kelenjar tiroid (hipertiroidisme).
Carbimazole hanya menurunkan produksi hormon tiroid setelah diminum, tetapi tidak dapat menurunkan kadar tiroid dalam darah karena pengaruh produksi hormon terdahulu.
Hormon tiroid yang diproduksi sebelumnya harus dipakai oleh tubuh dahulu sebelum kadarnya dalam darah menjadi berkurang. Hal ini memerlukan waktu tiga hingga empat minggu.
Thiamazole: adalah senyawa antitiroid tiourelin yang menghambat pembentukan hormon tiroid dengan cara mengganggu penggabungan residu tyrosyl dari thyroglobulin. Hal ini dilakukan dengan mengganggu oksidasi ion Yodium dan senyawa iodotyrosyl dengan cara menhambat kerja enzim peroksidase.



Pengobatan Alami
Untuk mengobati penyakit tyroid maka harus ditentukan jenisnya, apakah hipertiroid atau hipotiroid, kemudian apakah disertai dengan pembesaran (goiter/struma) atau tidak.
Secara umum ada beberapa herbal yang berfungsi memperbaiki hormon tiroid, antara lain, sidaguri, kumis kucing, ciplukan. Selain itu jika terdapat pembesaran, maka harus disertakan herba anti tumor, seperti mahkota dewa, benalu teh, habbatussauda, mengkudu dll. Jika ingin praktis, sekarang ini sudah terdapat racikan herbal siap minum.
Penyebab yang paling umum ( lebih dari 70% orang) adalah produksi berlebih dari hormon tiroid oleh keseluruhan kelenjar tiroid. Kondisi ini juga dikenal sebagai graves’ disease. Hipertiroidisme pada graves’ disease adalah akibat antibodi reseptor TSH yang merangsang aktivitas TSH (Thyreoid Stimulating Hormone) untuk mengeluarkan terlalu banyak hormon tiroid. Penyebab hipertiroidisme lainnya adalah strauma noduler toksik, tiroiditis, penyakit troboblastis, pemakaian yodium yang berlebihan.
Adapun penatalaksanaan terapi hipertiroidisme meliputi terapi nonfarmakologi dan terapi farmakologi. Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan:
1. Diet yang diberikan harus tinggi kalori, yaitu memberikan kalori 2600-3000 kalori per hari baik dari makanan maupun dari suplemen.
2. Konsumsi protein harus tinggi yaitu 100-125 gr (2,5 gr/kg berat badan ) per hari untuk mengatasi proses pemecahan protein jaringan seperti susu dan telur.
4. Olah raga secara teratur.                                             
5. Mengurangi rokok, alkohol dan kafein yang dapat meningkatkan kadar metabolisme.
Penatalaksanaan hipertiroidisme secara farmakologi menggunakan empat kelompok obat ini yaitu: obat antitiroid, penghambat transport iodida, iodida dalam dosis besar menekan fungsi kelenjar tiroid, yodium radioaktif yang merusak sel-sel kelenjar tiroid. Pada paper ini akan dibahas tentang obat antitiroid yang merupakan salah satu cara untuk menghambat produksi hormon tiroid. Obat antitiroid bekerja dengan cara menghambat pengikatan (inkorporasi) yodium pada TBG (thyroxine binding globulin) sehingga akan menghambat sekresi TSH (Thyreoid Stimulating Hormone) sehingga mengakibatkan berkurang produksi atau sekresi hormon tiroid. Antitiroid digunakan untuk :
1)      mempertahankan remisi pada straumadengan tirotoksikkosis
2)      mengendalikan kadar hormon pada pasien yang mendapat yodium radioaktif
3)      Adapun obat-obat yang temasuk obat antitiroid adalah Propiltiourasil, Methimazole, Karbimazol.
4)      Propiltiourasil (PTU)
5)      Nama generik : Propiltiourasil
6)      Nama dagang di Indonesia : Propiltiouracil (generik)
7)      Indikasi : hipertiroidisme
8)      Kontraindikasi : hipersensisitif terhadap Propiltiourasil, blocking replacement regimen tidak boleh diberikan pada kehamilan dan masa menyusui.
9)      Bentuk sediaan : Tablet 50 mg dan 100 mg
10)   Dosis dan aturan pakai : untuk anak-anak 5-7 mg/kg/hari atau 150-200 mg/ m2/hari, dosis terbagi setiap 8 jam. Dosis dewasa 3000 mg/hari, dosis terbagi setiap 8 jam. untuk hipertiroidisme berat 450 mg/hari, untuk hipertiroidisme ocasional memerlukan 600-900 mg/hari; dosis pelihara 100-150 mg/haridalam dosis terbagi setiap 8-12 jam. Dosis untuk orangtua 150-300 mg/hari (Lacy, et al, 2006)
11)   Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada kecendrungan pendarahan, mual muntah, hepatitis.
12)   Mekanisme Obat: menghambat sintesis hormon tiroid dengan memhambatoksidasi dari iodin dan menghambat sintesistiroksin dan triodothyronin (Lacy, et al, 2006)
13)   Resiko khusus : .
14)   Hati-hati penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena PTU bisa menyebabkan hipoprotrombinnemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui, penyakit hati (Lee, 2006).
15)   Methimazole
16)   Nama generik : methimazole
17)   Nama dagang : Tapazole
18)   Indikasi : agent antitiroid
19)   Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap methimazole dan wanita hamil.
20)   Bentuk sediaan : tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg
21)   Dosis dan aturan pakai : untuk anak 0,4 mg/kg/hari (3 x sehari); dosis pelihara 0,2 mg/kg/hari (3 x sehari). maksimum 30 mg dalam sehari.
22)   Untuk dewasa: hipertiroidisme ringan 15 mg/hari; sedang 30-40 mg/hari; hipertiroid berat 60 mg/ hari; dosis pelihara 5-15 mg/hari.
23)   Efek samping : sakit kepala, vertigo, mual muntah, konstipasi, nyeri lambung, edema.
24)   Resiko khusus : pada pasien diatas 40 tahun hati-hati bisa meningkatkan myelosupression, kehamilan (Lacy, et al, 2006)
25)   Karbimazole
26)   Nama generik : Karbimazole
27)   Nama dagang di Indonesia : Neo mecarzole (nicholas).
28)   Indikasi : hipertiroidisme
29)   Kontraindikasi : blocking replacement regimen tidak boleh diberikan pada kehamilan dan masa menyusui.
30)   Bentuk sediaan : tablet 5 mg
31)   Dosis dan aturan pakai : 30-60 mg/hari sampai dicapai eutiroid, lalu dosis diturunkan menjadi 5-20 mg/hari; biasanya terapi berlangsung 18 bulan.
32)   Sebagai blocking replacement regimen, karbamizole 20 – 60 mg dikombinasikan dengan tiroksin 50 -150 mg.
33)   Untuk dosis anak mulai dengan 15 mg/hari kemudian disesuaikan dengan respon.
34)   Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada kecendrungan pendarahan, mual muntah, leukopenia.
35)   Resiko khusus : penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena PTU bisa menyebabkan hipoprotrombinemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui (Lacy, et al, 2006).
36)   Tiamazole
37)   Nama generik : Tiamazole
38)   Nama dagang di Indonesia : Thyrozol (Merck).
39)   Indikasi : hipertiroidisme terutama untuk pasien muda, persiapan operasi.
40)   Kontraindikasi : hipersensitivitas
41)   Bentuk sediaan : tablet 5 mg, 10 mg
42)   Dosis dan aturan pakai : untuk pemblokiran total produksi hormon tiroid 25-40 mg/hari; kasus ringan 10 mg (2 x sehari); kasus berat 20 mg (2 x sehari); setelah fungsi tiroid normal (3-8 minggu) dosis perlahan-lahan diturunkanhingga dosis pemelihara 5 – 10 mg/hari.
43)   Efek samping : alergi kulit, perubahan pada sel darah, pembengkakan pada kelenjar ludah.
44)   Resiko khusus : jangan diberikan pada saat kehamilan dan menyusui, hepatitis.




DAFTAR PUSTAKA



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar