Abortus
Sebab-sebab perdarahan pada kehamilan muda yang paling sering ialah:
- Abortus
- Kehamilan ektopik
- Mola Hidatidosa
A. Pengertian
·
Berakhirnya
kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar atau dengan berat badan
kurang dari 500 g dan usia kehamilan 20 minggu.
·
Semua
kehamilan yg berakhir sblm periode viabilitas janin, yaitu yang berakhir
sebelum berat janin 500 gram. Bila berat badan tidak diketahui, maka perkiraan
lama kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari), dihitung dari hari
pertama haid terakhir normal yang dapat dipakai.
1.
Abortus
iminens
Keadaan dimana perdarahan berasal
dari intrauteri yang timbul sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu dengan
atau tanpa kolik uterus, tanpa pengeluaran hasil konsepsi dan tanpa dilatasi
serviks.
2.
Abortus
insipiens
Keadaan, perdarahan dari
intrauteri yang terjadi dengan dilatasi serviks kontinu dan progresif, tetapi
tanpa pengeluaran hasil konsepsi sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu.
3.
Abortus inkompletus
Keluarnya sebagian, tetapi tidak
seluruh hasil konsepsi sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu.
4.
Abortus kompletus
keluarnya seluruh hasil konsepsi
sebelum umur kehamilan lengkap 20
minggu.
5.
Abortus
spontan
pengeluaran hasil konsepsi tidak
disengaja sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu.
6.
Abortus diinduksi
penghentian kehamilan sengaja
dengan cara apa saja sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu. Dapat bersifat
terapi atau non terapi.
7.
Abortus
terapeutik
penghentian kehamilan sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu karena
indikasi yang diakui secara medis, dan dapat diterima secara hukum.
8.
Abortus
habitualis
terjadinya tiga atau lebih abortus spontan berturut-turut.
9.
Abortus
terinfeksi
abortus yang disertai infeksi organ genitalia.
10.
Abortus septik –
Abortus yang terinfeksi dengan penyebaran mikroorganisme dan produknya
kedalam sirkulasi sistemik ibu.
11.
Missed abortion –
abortus yang embrio atau janinnya meninggal
dalam uterus sebelum umur kehamilan 20
minggu, tetapi hasil konsepsi tertahan dalam uterus selama 8 minggu atau lebih.
B. Macam-macam
abortus :
1.
Abortus
spontaneus
à
abortus yang terjadi secara spontan tanpa tindakan mekanik / tindakan
medik / buatan
2.
Abortus
buatan = provokatus = pengguguran
à
abortus yang terjadi karena adanya suatu upaya-upaya untuk mengakhiri
kehamilan
·
Abortus
provokatus ada 2 :
1.
Abortus
provokatus medicinalis
2.
Abortus
provokatus kriminalis
Ab. Spontan terjadi
-
kira-kira
10 % dari semua kehamilan
-
15% dari
kehamilan 4-20 minggu
C. Patofisiologi
:
à mula-mula terjadi perdarahan di dalam desidua
basalis à nekrosis jaringan sekitar perdarahan à zygote terlepas sebagian atau seluruhnya à corpusalienum di dalam uterus à
uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya
Sebelum kehamilan 10 minggu Villi pancang
belum kuat à ovum yang telah dibuahi à mudah
terlepas intoto yang kadang kadang mengandung lapisan desidua à sebaliknya jika villi pancang telah
terbentuk kuat
à
Abortus inkompletus
D. Macam-macam
bentuk abortus :
1.
Ovum
kosong / Blighted ovum
à
gelembung kecil yang mengandung cairan tanpa fetus
2.
Mola
carneosa / mola darah
à ovum
dikelilingi oleh kapsul yang terbentuk
dari bekuan darah, jika ovum dikelilingi kapsul seperti daging disebut mola
daging
3.
Mola
tuberosa / hematoma tuberosa subchorialis
/ mola haematoma
à
amnion berbenjol-benjol karena adanya hematoma diantara membrana amnion
dan membrana chorii
4.
Setelah
terbentuk fetus, fetus à maserasi à fetus compressus / fetus papyraceus
E. Etiologi
-
Pada
awal kehamilan
à terjadinya proses biologis pada embrio
-
Pada
kehamilan lanjut
à
pengaruh lingkungan eksternal
A.
Kelainan
perkembangan zygot
1. Kelainan kromosom
49% kasus adalah degenerasi ova
50-60% abortus spontan disebabkan anomali kromosom hasil konsepsi
:trisomi, poliploidi, kelainan kromosom sex
2. Lingkungan endometrium kurang
sempurna
3. Pengaruh teratogen : radiasi,
virus, obat-obatan
B.
Kelainan
plasenta
Pada plasentasi normal, terjadi perubahan adaptif
pada a. spiralis ditandai dengan hilangnya dinding muskuloelastik
diganti dengan bahan fibrinoid berisi sel-sel trofoblas. Ini menyebabkan arteri
yang sempit & berdinding tebal berubah menjadi lebar & terbuka,
berkelok-kelok untuk menjamin vaskularisasi bagi pertumbuhan konseptus.Bila terjadi
gangguan,misal pd endarteritis pada villi khorialis à
oksigenasi terganggu à gangguan pertumbuhan atau kematian janin dapat sampai tm. II tapi
beresiko untuk terjadinya preeklampsia, preterm dan PJT.
C.
Faktor
maternal
- Penyakit infeksi
TORCH, Listeria, Mycoplasma, U. urealyticum
- gangguan nutrisi berat
- penyakit sistemik kronis
TB, obesitas, DM, peny. Ginjal, peny. Hati, tifoid, malaria, anemia
berat
-
alkohol / merokok
- gangguan immunologis
- hormonal
Defisiensi progesteron, ggn fs. Tiroid, DM tak terkontrol,
hiperandrogenisme
PCOS
- Trauma fisik / psikis
D.
Kelainan
traktus genitalis
- inkompeten servix
- mioma submukosa
- retroversii uteri gravidi
inkarserata
- infeksi kronis pada adnexa dan
endometrium
F. Manajemen
1.
Abortus
iminens
- Tirah baring tidak memberikan
hasillebih baik (IA)
- Membatasi aktivitas
- Upayakan meminimalkan
kemungkinan rangsangan prostaglandin
- Tidak dianjurkan terapi dengan
hormone Estrogen dan Progesteron
- sirklase serviks pada
trimester kedua untuk pasien dengan inkompetensia serviks.
2.
Perdarahan subkhorionik dengan janin normal, sebagian
besar akan berakhir dengan kehamilan normal. Sebaliknya pada nir-mudigah dianjurkan untuk evakuasi dengan obat
misoprostol atau aspirasi.
3.
Pada
keadaan insipiens, umumnya harus dirawat. Karena tidak ada kemungkinan
kelangsungan hidup bagi janin, maka dapat diberikan
4.
misoprostol
untuk mengeluarkan konsepsi, analgetik mungkin diberikan. Demikian pula,
setelah janin lahir, kuretase mungkin diperlukan.
.
5.
Pada
keadaan inkompletus, apabila bagian hasil konsepsi telah keluar atau perdarahan
menjadi berlebih, maka evakuasi hasil konsepsi segera diindikasikan untuk
meminimalkan perdarahan dan risiko infeksi pelvis. Sebaiknya evakuasi dilakukan
dengan aspirasi vakum, karena tidak memerlukan anestesi.
6.
Missed
abortion sebaiknya dirawat di rumah sakit karena memerlukan kuretase dan ada kemungkinan
perdarahan banyak serta risiko transfusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar