Kamis, 07 Juni 2012

Artikel Abortus


 Abortus

Sebab-sebab perdarahan pada kehamilan muda yang paling sering ialah:
                -   Abortus
                -   Kehamilan ektopik
                -   Mola Hidatidosa

A.      Pengertian
·         Berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar atau dengan berat badan kurang dari 500 g dan usia kehamilan 20 minggu.

·         Semua kehamilan yg berakhir sblm periode viabilitas janin, yaitu yang berakhir sebelum berat janin 500 gram. Bila berat badan tidak diketahui, maka perkiraan lama kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari), dihitung dari hari pertama haid terakhir normal yang dapat dipakai.

1.       Abortus iminens
                Keadaan dimana perdarahan berasal dari intrauteri yang timbul sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu dengan atau tanpa kolik uterus, tanpa pengeluaran hasil konsepsi dan tanpa dilatasi serviks.
2.       Abortus insipiens 
                Keadaan, perdarahan dari intrauteri yang terjadi dengan dilatasi serviks kontinu dan progresif, tetapi tanpa pengeluaran hasil konsepsi sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu.
3.        Abortus inkompletus
                Keluarnya sebagian, tetapi tidak seluruh hasil konsepsi sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu.
4.        Abortus kompletus 
                keluarnya seluruh hasil konsepsi sebelum umur  kehamilan lengkap 20 minggu.
5.       Abortus spontan
                pengeluaran hasil konsepsi tidak disengaja sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu.
6.        Abortus diinduksi 
                penghentian kehamilan sengaja dengan cara apa saja sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu. Dapat bersifat terapi atau non terapi.
7.       Abortus terapeutik 
    penghentian kehamilan sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu karena indikasi yang diakui secara medis, dan dapat diterima secara hukum.
8.       Abortus habitualis
    terjadinya tiga atau lebih abortus spontan berturut-turut.
9.       Abortus terinfeksi
   abortus yang disertai infeksi organ genitalia.
10.    Abortus septik –
     Abortus yang terinfeksi dengan penyebaran mikroorganisme dan produknya kedalam sirkulasi sistemik ibu.
11.    Missed abortion –
     abortus yang embrio atau janinnya meninggal dalam uterus sebelum umur kehamilan  20 minggu, tetapi hasil konsepsi tertahan dalam uterus selama 8 minggu atau lebih.

B.      Macam-macam abortus  :

1.       Abortus spontaneus
    à  abortus yang terjadi secara spontan tanpa tindakan mekanik / tindakan medik / buatan
2.       Abortus buatan = provokatus = pengguguran
    à  abortus yang terjadi karena adanya suatu upaya-upaya untuk mengakhiri kehamilan

·         Abortus provokatus ada 2 :
1.       Abortus provokatus medicinalis
2.       Abortus provokatus kriminalis

Ab. Spontan terjadi
-          kira-kira 10 % dari semua kehamilan
-          15% dari kehamilan 4-20 minggu

C.      Patofisiologi :

à mula-mula terjadi perdarahan di dalam desidua basalis à nekrosis jaringan sekitar perdarahan à zygote terlepas sebagian atau seluruhnya à corpusalienum di dalam uterus à  uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya

Sebelum kehamilan 10 minggu Villi pancang belum kuat à  ovum yang telah dibuahi à  mudah terlepas intoto yang kadang kadang mengandung lapisan desidua à sebaliknya jika villi pancang telah terbentuk kuat
à  Abortus inkompletus

D.      Macam-macam bentuk abortus  :

1.       Ovum kosong / Blighted ovum
    à  gelembung kecil yang mengandung cairan tanpa fetus
2.       Mola carneosa / mola darah
    à  ovum dikelilingi oleh kapsul yang  terbentuk dari bekuan darah, jika ovum dikelilingi kapsul seperti daging disebut mola daging
3.       Mola tuberosa  / hematoma tuberosa subchorialis / mola haematoma
    à  amnion berbenjol-benjol karena adanya hematoma diantara membrana amnion dan membrana chorii
4.       Setelah terbentuk fetus, fetus à maserasi à fetus compressus / fetus papyraceus

E.       Etiologi
-          Pada awal kehamilan
   à terjadinya proses biologis pada embrio
-          Pada kehamilan lanjut
   à  pengaruh lingkungan eksternal

A.      Kelainan perkembangan zygot
    1.  Kelainan kromosom
         49% kasus adalah degenerasi ova
         50-60% abortus spontan disebabkan anomali kromosom hasil konsepsi :trisomi, poliploidi, kelainan kromosom sex
    2.  Lingkungan endometrium kurang sempurna
    3.  Pengaruh teratogen : radiasi, virus, obat-obatan

B.      Kelainan plasenta
    Pada plasentasi normal, terjadi perubahan    adaptif  pada a. spiralis ditandai dengan hilangnya dinding muskuloelastik diganti dengan bahan fibrinoid berisi sel-sel trofoblas. Ini menyebabkan arteri yang sempit & berdinding tebal berubah menjadi lebar & terbuka, berkelok-kelok untuk menjamin vaskularisasi bagi  pertumbuhan konseptus.Bila terjadi gangguan,misal pd endarteritis pada villi khorialis à  oksigenasi terganggu à gangguan pertumbuhan atau kematian janin dapat sampai tm. II tapi beresiko untuk terjadinya preeklampsia, preterm dan PJT.

C.      Faktor maternal
        -  Penyakit infeksi
           TORCH, Listeria, Mycoplasma, U. urealyticum
        -  gangguan nutrisi berat
        -  penyakit sistemik kronis
           TB, obesitas, DM, peny. Ginjal, peny. Hati, tifoid, malaria, anemia berat
        -  alkohol / merokok
       -  gangguan immunologis
       -  hormonal
          Defisiensi progesteron, ggn fs. Tiroid, DM tak terkontrol, hiperandrogenisme
          PCOS
       -  Trauma fisik / psikis

D.      Kelainan traktus genitalis
     -  inkompeten servix
     -  mioma submukosa
     -  retroversii uteri gravidi inkarserata
     -  infeksi kronis pada adnexa dan endometrium

F.       Manajemen

1.       Abortus iminens
   -  Tirah baring tidak memberikan hasillebih baik (IA)
   -  Membatasi aktivitas
   -  Upayakan meminimalkan kemungkinan rangsangan prostaglandin
  -  Tidak dianjurkan terapi dengan hormone Estrogen dan Progesteron
  -  sirklase serviks pada trimester kedua untuk pasien dengan inkompetensia serviks.

2.       Perdarahan subkhorionik dengan janin normal, sebagian besar akan berakhir dengan kehamilan normal. Sebaliknya pada nir-mudigah dianjurkan untuk evakuasi dengan obat misoprostol atau aspirasi.

3.       Pada keadaan insipiens, umumnya harus dirawat. Karena tidak ada kemungkinan kelangsungan hidup bagi janin, maka dapat diberikan

4.       misoprostol untuk mengeluarkan konsepsi, analgetik mungkin diberikan. Demikian pula, setelah janin lahir, kuretase mungkin diperlukan.
        .
5.       Pada keadaan inkompletus, apabila bagian hasil konsepsi telah keluar atau perdarahan menjadi berlebih, maka evakuasi hasil konsepsi segera diindikasikan untuk meminimalkan perdarahan dan risiko infeksi pelvis. Sebaiknya evakuasi dilakukan dengan aspirasi vakum, karena tidak memerlukan anestesi.

6.       Missed abortion sebaiknya dirawat di rumah sakit karena memerlukan kuretase dan ada kemungkinan perdarahan banyak serta risiko transfusi.



      


       














Tidak ada komentar:

Posting Komentar