Minggu, 15 Januari 2012

Patoflow Emboli Cairan Ketuban


PATOFLOW EMBOLI CAIRAN KETUBAN
Sirkulasi ibu tidak jelas

Kemungkinan saat persalinan
                           
 

Selaput ketuban pecah
Pembuluh darah ibu terbuka
         
                                                                                  
Tekanan yang tinggi
Air ketuban masuk kedalam sirkulasi darah
Rasa mulas


Respon inflamasi
Terjadi sumbatan pembuluh dari paru-paru ibu
Kolaps cepat
Sumbatan di paru-paru meluas

 

Syok anfilaksi/
Syok sepsis
Menyumbat aliran darah ke jantung
Gangguan jantung



Gangguan paru-paru
Vasospasme arteri koroner
Arteri pulmonalis

 


Aliran darah kejantung kiri berkurang
Curah jantung menurun akibat iskemia myocardium
gagal jantung kiri
Embolisme air ketuban

gangguan pernafasan





1.PENGKAJIAN
            1.Sirkulasi
a.       Tekanan darah menurun/hipotensi.
b.      Jantung melambat pada respons terhadap curah jantung.
c.       Bisa terjadi syok.
d.      Gagal jantung kanan akut dan edema paru.
e.       Sianosis.
2.Makanan cairan
a.       Kehilangan darah normal akibat pendarahan.
b.      Nyeri dan ketidaknyamanan,khususnya nyeri dada.
c.       Gangguan pernapasan,takipnea.
3.Keamanan
a.       Dapat mengalami pecah ketuban spontan tanpa berkontraksi.
b.      Peningkatan suhu (infeksi pada adanya pecah ketuban lama).
c.       Cairan amnion kehijauan karena ada mekonium.
d.      Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir.
e.       Peningkatan tekanan intrauterus.
f.       Merupakan penyebab utama kematian ibu intrapartum.
4.Genetalia
a.       Darah berwarna hitam dari vagina
b.      Peningkatan pendarahan vagina dan tempat yang mengalami trauma pada saat melahirkan.
Pemeriksaan diagnostic
  1. Penggunaan kateter Swan Ganz intraarterial untuk memudahkan pengukuran tekanan darah dan memperoleh sampel darah serta instrument untuk mencatat tekanan darah sistemik,tekanan arteriapulmonalis,cardiac output,dan oksigenasi darah.
  2. Hitung darah lengkap untuk menentukan adanya anemia dan infeksi.
  3. Cek golongan darah dan factor Rh.
  4. Rasio lestin terhadap spingomielin (rasio L/S): menentukan maturitas janin.
  5. Ph kulit kepala menandakan derajat hipoksia.
  6. Ultrasonografi : menentukan usia gestasi,ukuran janin,gerakan jantung,janin,dan lokasi plasenta.
  7. Pelvemetri:identifikasi posisi janin.
2.DIAGNOSIS KEPERAWATAN
  1. Risiko tinggi cedera pada ibu yang berhubungan dengan hipoksia jaringan.
  2. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan hipovelemia,penurunan aliran dari vena.
  3. Ansietas yang berhubungan dengan krisis situasi ancaman pada diri sendiri janin transmisi interpersonal.
  4. Risiko tinggi kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan perubahan membrane kapiler alveolus pada paru – paru ibu.
  5. Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan penurunan mekanisme regulasi (patologi pada perpindahan cairan).
  6. Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan stasis vena.
  7. Risiko tinggi cedera pada janin yang berhubungan dengan hipoksia jaringan hiperkapnea atau infeksi.
3.INTERVENSI KEPERAWATAN
1.Diagnosis 1: Risiko tinggi cedera pada ibu yang berhubungan dengan hipoksia jaringan pendarahan dan profil darah abnormal.
Kriteria  hasil :
  1. Menunjukan profil darah dan pemeriksaan koagulasi normal.
  2. Mempertahankan pengeluaran urine.
Intervensi
Rasional
Mandiri
a.
Kaji jumlah darah yang hilang,pantau tanda dan gejala syok.
a.
Pendarahan berlebihan dan menetap dapat mengancam hidup ibu dan mengakibatkan infeksi post-partum,gagal ginjal,atau nekrosis hipofisis yang di sebabkan oleh hipoksia jaringan dan malnutrisi.
b.
Pantau respons yang merugikan pada pemberian produk darah seperti alergi dan hemolisis.
b.
Pengenalan dan intervensi dini dapat mencegah situasi yang mengancam hidup.
c.
Periksa petekie atau pendarahan gusi pada ibu
c.
Menandakan perbedaan atau perubahan pada koagulasi.
d.
Catat suhu,hitung sel darah putih,serta bau dan warna vagina.
d.
Memastikan tidak terjadinya infeksi yang akan membahayakan janin dan ibu.
Kolaborasi
e.
Dapatkan golongan darah dan pencocokan silang.
e.
Meyakinkan bahwa produk yang tepat akan tersedia bila diperlukan penggantian darah.
f.
Pantau pemeriksaan koagulasi.
f.
Untuk mengetahui terjadinya proses pembekuan darah,maka kadar fibrinogen harus kurang dari 1 (x) mg/dl
g.
Berikan O2 dengan ventilasi mekanis jika ibu tidak sadar.
g.
Untuk mengetahui kebutuhan O2 ibu.
h.
Berikan  heparin bila diindikasikan.
h.
Heparin dapat digunakan pada kasus kematian janin atau untuk memblok siklus pembekuan.
2.Diagnosis2:Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan hipovelemia,penurunan aliran dari vena.
Kriteria hasil :
COP dalam batas normal.
Intervensi
Rasional
Mandiri
a.
Pantau tekanan darah dan nadi.
a.
Tekanan darah dan nadi dapat memberikan gambaran dan penurunan curah jantung.
b.
Kaji tekanan arteri rata-rata,kaji krekels,dan perhatikan frekuensi pernapasan.
b.
Edema paru dapat terjadi pada perubahan tahanan vascular perifer dan penurunan pada tekanan ostomik koloid plasma.
c.
Lakukan tirah baring pada ibu dengan posisi miring ke kiri.
c.
Meningkatkan aliran balik vena curah jantung dan perfusi ginjal/plasenta.
d.
Kaji perubahan sensori cemas,depresi,dan bisa tidak sadar.
d.
Dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi serebal sekunder terhadap penurunan curah jantung.
Kolaborasi
e.
Pantau parameter hemodinamik invasive.


e.
Memberikan gambaran akurat dari perubahan vascular dan volume cairan.Peningkatan hemokonsentrasi dan perpindahan cairan menurunkan curah jantung.
f.
Periksa nyeri tekan betis,menurunya nadi pedal,pembengkakan,kemerahan local,pucat,dan sianosis.
f.
Menurunnya curah jantung,bendungan stasis vena,dan tirah baring lama meningkatkan risiko tromboflebitis.
3.Diagnosis 3:Ansiestas yang berhubungan dengan krisis situasi ancaman pada diri sendiri/janin transmisi interpersonal.
Kriteria hasil:
a.Menggunakan teknik pernapasan dan teknik relaksasi yang efektif.
b.Berpartisipasi aktif dalamp proses melahirkan.
Intervensi
Rasional
Mandiri
a.
Berikan lingkungan tenang,po-
Sisikan ibu untuk kenyamanan.
a.
Menurunkan ketidaknyamanan,memfokus-kan perhatian ibu.
b.
Anjurkan orang terdekat untuk tetap bersama ibu memberikan dukungan dan membantu sesuai kebutuhan.
b.
Memungkinkan partisipasi penuh dari orang pendukung,meningkatkan harga diri,mem-pertahankan kedekatan keluarga,menurun-kan ansiestas,dan memberikan bantuan professional.
c.
Tetap tinggal dengan ibu,beri-kan informasi yang terus-menerus mengenai keadaan ibu jangan ditinggal sendiri.
c.
Membantu mengembangkan koping positif dan kerja sama menurunkan rasa takut yang berkenaan dengan ketidaktahuan.
d.
Bantu keluarga untuk dapat mengerti tentang informasi mengenai ibu,usahakan keluar-ga tetap tenang.
d.
Membantu mengurangi kecemasan keluarga dan menolong keluarga mengurangi perasaan sedihnya.
Kolaborasi
e.
Berikan sedative sesuai anjuran.
e.
Dapat membantu memperlambat kemajuan persalinan dan memungkinkan ibu mening-katkan control.
f.
Persiapkan proses kelahiran emergensi.
f.
Banyak insiden emboli cairan ketuban ini menyebabkan kematian pada bayi maupun ibu.


4.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan,mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.
5.EVALUASI KEPERAWATAN
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

Download patoflow, klik link dibawah ini:







Tidak ada komentar:

Posting Komentar