Minggu, 15 Januari 2012

makalah Batu Empedu


Batu Empedu




Definisi
Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam
saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut
kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis.
Batu empedu biasanya terbentuk di dalam kantong empedu atau di saluran
empedu dan saluran hati. Batu ini dapat memicu radang dan infeksi pada
kantong empedu dan di saluran lain apabila batu keluar dari kantong empedu
dan menimbulkan penyumbatan di saluran lain.
"Batu empedu berukuran kecil lebih berbahaya daripada yang besar. Batu kecil
berpeluang berpindah tempat atau berkelana ke tempat lain”.
Batu empedu di dalam saluran empedu
bisa mengakibatkan infeksi hebat
saluran empedu (kolangitis), infeksi
pankreas (pankreatitis) atau infeksi hati.
Jika saluran empedu tersumbat, maka
bakteri akan tumbuh dan dengan
segera menimbulkan infeksi di dalam
saluran. Bakteri bisa menyebar melalui
aliran darah dan menyebabkan infeksi di
bagian tubuh lainnya.
Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil lainnya
terbentuk dari garam kalsium. Cairan empedu mengandung
sejumlah besar kolesterol yang biasanya tetap berbentuk
cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol,
maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan diluar empedu.
Batu empedu juga bisa disebabkan oleh tumpukan pigmen bilirubin dan garam
kalsium yang membentuk partikel seperti kristal padat. Karena itu, cirinya
berbeda. Batu empedu dari tumpukan kolesterol berwarna kekuningan dan
tampak mengilap seperti minyak, sedangkan dari tumpukan pigmen bilirubin
berwarna hitam tetapi keras atau berwarna coklat tua, tetapi rapuh.
Batu empedu dapat menyebabkan berbagai
masalah apabila masuk ke saluran pencernaan
atau usus halus. Terkadang batu juga muncul
pada saluran empedu. Apabila batu ini terdapat
pada kandung empedu bisa terjadi peradangan
kolestitis akut. Itu karena adanya pecahan batu di
dalam saluran empedu yang menimbulkan rasa
sakit berlebihan
Komplikasi yang mungkin segera terjadi adalah:
Perdarahan
Peradangan pankreas (pankreatitis)
Perforasi atau infeksi saluran empedu.
Batu empedu lebih banyak ditemukan pada wanita dan faktor resikonya adalah :
Usia lanjut
Kegemukan (obesitas)
Diet tinggi lemak
Faktor keturunan
Peradangan pada kantong dan saluran
menimbulkan nyeri di bawah tulang iga, sedikit ke
kanan. Nyeri itu berpotensi menjalar hingga ke
pinggang bagian kanan dan bahu kanan. Apabila
lambung yang meradang, nyerinya terasa lebih
sedikit ke atas ulu hati dan ke kiri. "Rasa sakit
biasanya juga terjadi dalam 2 hingga 4 jam
setelah menyantap makanan berlemak”.
Infeksi dapat disebabkan kuman yang berasal dari makanan. Infeksi bisa
merambat ke saluran empedu sampai ke kantong empedu. "Penyebab paling
utama adalah infeksi di usus. Infeksi ini menjalar tanpa terasa menyebabkan
peradangan pada saluran dan kantong empedu sehingga cairan yang berada di
kantong empedu mengendap dan menimbulkan batu”.
Infeksi tersebut kebanyakan berupa tifoid atau tifus. "Kuman tifus apabila
bermuara di kantong empedu dapat menyebabkan peradangan lokal yang tidak
dirasakan pasien, tanpa gejala sakit ataupun demam”.

Gejala dan Tanda

Konsumsi lemak yang berlebihan akan menyebabkan
penumpukan di dalam tubuh sehingga sel-sel hati
dipaksa bekerja keras untuk menghasilkan cairan
empedu. Cairan empedu yang berwarna hijau
kecoklatan bertugas dalam proses penyerapan lemak
dan vitamin A, D, E, dan K. Cairan empedu penting
dalam proses pencernaan, terutama lemak.
Cairan empedu disimpan di kantong empedu yang terletak di bawah organ hati.
Bentuknya seperti buah pir dan bisa menampung 50 ml cairan empedu. Kantong
sepanjang 7-10 sentimeter ini terhubung dengan hati dan usus 12 jari melalui
saluran empedu. Bila kadar kolesterol dalam tubuh meningkat dan hati tak bisa lagi
mengeluarkannya bisa terbentuk batu empedu. "Pada orang yang memiliki bakat
kolesterol tinggi, ada lebih banyak lagi tumpukan kolesterol, dan sangat bisa
mencetuskan batu empedu. Awalnya kolesterol mengendap, lalu biasanya terjadi
penebalan dinding empedu. Selanjutnya akan terjadi perubahan kimiawi pada
empedu yang disebut batu empedu”.
Jika batu empedu secara tiba-tiba menyumbat saluran empedu, maka penderita
akan merasakan nyeri. Nyeri cenderung hilang-timbul dan dikenal sebagai nyeri
kolik. Timbul secara perlahan
dan mencapai puncaknya,
kemudian berkurang secara
bertahap. Nyeri bersifat tajam
dan hilang-timbul, bisa
berlangsung sampai beberapa
jam. Lokasi nyeri berlainan,
tetapi paling banyak dirasakan
di perut atas sebelah kanan
dan bisa menjalar ke bahu
kanan.
Penderita seringkali merasakan mual dan muntah. Jika terjadi infeksi bersamaan
dengan penyumbatan saluran, maka akan timbul demam, menggigil dan sakit
kuning (jaundice). Biasanya penyumbatan bersifat sementara dan jarang terjadi
infeksi.
Nyeri akibat penyumbatan saluran tidak dapat dibedakan
dengan nyeri akibat penyumbatan kandung empedu.
Penyumbatan menetap pada duktus sistikus menyebabkan
terjadinya peradangan kandung empedu (kolesistitis akut).
Batu empedu yang menyumbat duktus pankreatikus
menyebabkan terjadinya peradangan pankreas (pankreatitis), nyeri, jaundice dan
mungkin juga infeksi.
Kadang nyeri yang hilang-timbul kambuh kembali setelah kandung empedu
diangkat, nyeri ini mungkin disebabkan oleh adanya batu empedu di dalam
saluran empedu utama.





Pencegahan

Karena komposisi terbesar batu empedu adalah kolesterol, sebaiknya
menghindari makanan berkolesterol tinggi yang pada umumnya berasal dari
lemak hewani.
Namun harus diperhatikan pula, apabila batu kandung empedu menyebabkan
serangan nyeri berulang meskipun telah dilakukan perubahan pola makan, maka
dianjurkan untuk menjalani pengangkatan kandung empedu (kolesistektomi).
Pengangkatan kandung empedu tidak menyebabkan kekurangan zat gizi dan
setelah pembedahan tidak perlu dilakukan pembatasan makanan.

Cara Mengatasi Batu Empedu :                                                              

- Penegakan diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan
USG. Bisa juga dilakukan foto sinar X dan
pemeriksaan darah di laboratorium. Perawatan dengan
mengistirahatkan kantong empedu. Pengobatan terapi
yang biasa dilakukan adalah kombinasi obat
Chenodeoxycholic Acid (CCDA) dan Ursodeoxicholic
Acid (UDCA).
- Pengobatan terapi kombinasi CCDA (mengurangi sintesis kolesterol) dan
UDCA (mengurangi penyerapan kolesterol) diharapkan bisa menyembuhkan
batu empedu tanpa efek samping," katanya.
- Berdasarkan penelitian, terapi tersebut hanya bisa
mencegah, tetapi tidak menghilangkan batu
empedu. Untuk menghilangkan batu tetap dperlukan
tindakan medis. Pilihan ada dua, yakni laparoskopi
atau operasi biasa.
- Laparoskopi hanya menimbulkan bekas seperti tusukan di perut dan
prosesnya menggunakan kontrol komputer. Sebaliknya, operasi bedah biasa
akan menimbulkan bekas robekan. Intinya adalah , tindakan medis tersebut
bertujuan mengangkat kantong empedu.



Konsekuensinya, pasien tak bisa lagi mengonsumsi makanan berlemak karena
tidak ada lagi organ yang memproses lemak di tubuh.
Teknik lainnya untuk menghilangkan batu kandung empedu adalah:
pelarutan dengan metil-butil-eter
pemecahan dengan gelombang suara
(litotripsi)
pelarutan dengan terapi asam empedu
menahun (asam kenodiol dan asam
ursodeoksikolik)

Adapula beberapa perawatan yang tersedia untuk hal ini yaitu :

- Elektrohidrolik lithotripsy gelombang kejut (ESWL) juga telah digunakan untuk
mengobati cholelithiasis. asam Urodeoxycholic (UDCA, ursodiol)
- Terapi medis yang lebih kontemporer, yang berhasil hanya 40% kasus. Baik
CDCA dan terapi UDCA berguna hanya untuk batu empedu terbentuk dari
kolesterol. Bedah-Penghapusan kandung empedu, atau kolesistektomi,
biasanya dibutuhkan untuk mengobati gejala yang berhubungan dengan batu
empedu. Ini adalah prosedur yang relatif aman yang tidak menimbulkan
masalah gizi. Oral Empedu Garam-Jika operasi tidak diinginkan.
- Garam empedu untuk melarutkan batu empedu dapat diambil melalui mulut.
Namun, mungkin memakan waktu lama untuk melarutkan batu empedu, dan
karena kandung empedu masih ada, batu empedu
bisa kambuh. teknik Laparoskopi, yang telah
digunakan selama bertahun-tahun dalam bidang
ginekologi, baru-baru ini disesuaikan dengan
kolesistektomi, dalam upaya untuk mengurangi
komplikasi, pemulihan waktu dan biaya.
Laparoskopi kolesistektomi dikaitkan dengan
kejadian yang lebih rendah dari perlengketan intraabdomen,
luka hernia situs dan pembentukan
parut. Nyeri pasca operasi juga berkurang, dan
waktu pemulihan yang lebih pendek

- Lithotripsy telah diteliti sebagai terapi tambahan untuk pengambilan batu gagal
endoskopi dan untuk batu duktal ditahan setelah kolesistektomi laparoskopi.
Hal apapun dari semua ini adalah kita harus menjaga kebersihan dan
memperhatikan sumber makanan dan apapun yang masuk kedalam tubuh kita.
Dengan demikian maka kita akan memelihara kesehatan diri kita.
Demikian informasi mengenai batu empedu, semoga berguna bagi kita semua.

Semoga Bermanfaat















Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang mengatur keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit dalam tubuh, dan sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dengan mengeksresikan air yang dikeluarkan dalam bentuk urine apabila berlebih.(1) Diteruskan dengan ureter yang menyalurkan urine ke kandung kemih. Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urine bebas dari mikroorganisme atau steril.(1)
Masuknya mikroorganisme kedalam saluran kemih dapat melalui :
- Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat (ascending)
- Hematogen
- Limfogen
- Eksogen sebagai akibat pemakaian berupa kateter.(1)
Dua jalur utama terjadinya ISK adalah hematogen dan ascending, tetapi dari kedua cara ini ascendinglah yang paling sering terjadi.(1) Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal usus. Dan hidup secara komensal di dalam introitus vagina, prepusium penis, kulit perineum, dan di sekitar anus. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui uretra – prostate – vas deferens – testis (pada pria) buli-buli – ureter, dan sampai ke ginjal (Gambar 1).(2)
ambar 1. Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih, (1) Kolonisasi kuman di sekitar uretra, (2) masuknya kuman melalui uretra ke buli-buli, (3) penempelan kuman pada dinding buli-buli, (4) masuknya kuman melalui ureter ke ginjal.(2)
Meskipun begitu,faktor-faktor yang berpengaruh pada ISK akut yang terjadi pada wanita tidak dapat ditemukan. Mikroorganisme yang paling sering ditemukan adalah jenis bakteri aerob. Selain bakteri aerob, ISK dapat disebabkan oleh virus dan jamur.(3) Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan antar mikroorganisme penyebab infeksi sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena pertahanan tubuh dari host yang menurun atau karena virulensi agent meningkat. (2)
Kemampuan host untuk menahan mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah :
  1. pertahanan lokal dari host
  2. peranan dari sistem kekebalan tubuh yang terdiri atas kekebalan humoral maupun imunitas seluler. (2)

Gambar 2. Faktor predisposisi terjadinya ISK (1)
Bermacam-macam mikroorganisme dapat menyebabkan ISK. Penyebab terbanyak adalah Gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram-negatif Escherichia coli menduduki tempat teratas.(1) Sedangkan jenis gram-positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan enterococcus dan staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu saluran kemih.(1)
Gambar 3. Beberapa jenis mikroorganisme penyebab ISK (1)
Kuman Escherichia coli yang menyebabkan ISK mudah berkembang biak di dalam urine, disisi lain urine bersifat bakterisidal terhadap hampir sebagian besar kuman dan spesies Escherichia coli. Sebenarnya pertahanan sistem saluran kemih yang paling baik adalah mekanisme wash-out urine, yaitu aliran urine yang mampu membersihkan kuman-kuman yang ada di dalam urine bila jumlah cukup. Oleh karena itu kebiasaan jarang minum menghasilkan urine yang tidak adekuat sehingga memudahkan untuk terjadinya infeksi saluran kemih. (2) ISK juga banyak terjadi melalui kateterisasi yang terjadi di rumah sakit. Berikut data dari infeksi nosokomial terbanyak yang terjadi di rumah sakit
Gambar 3. infeksi nosokomial yang paling sering terjadi (4)
Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi sebagai berikut :
- pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik (1)
- Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang.(1)
Obat Tepat Indikasi untuk Infeksi Saluran Kemih
Pada ISK yang tidak memberikan gejala klinis tidak perlu pemberian terapi, namun bila sudah terjadi keluhan harus segera dapat diberikan antibiotika.(5) Antibiotika yang diberikan berdasarkan atas kultur kuman dan test kepekaan antibiotika.(1)
Tujuan pengobatan ISK adalah mencegah dan menghilangkan gejala, mencegah dan mengobati bakteriemia, mencegah dan mengurangi risiko kerusakan jaringan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan yang sensitif, murah, aman dengan efek samping yang minimal. (6)
Banyak obat-obat antimikroba sistemik diekskresikan dalam konsentrasi tinggi ke dalam urin. Karena itu dosis yang jauh dibawah dosis yang diperlukan untuk mendapatkan efek sistemik dapat menjadi dosis terapi bagi infeksi saluran kemih.(7)
Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan adanya bakteri di dalam urin. Indikasi yang paling penting dalam pengobatan dan pemilihan antibiotik yang tepat adalah mengetahui jenis bakteri apa yang menyebabkan ISK.(8) Biasanya yang paling sering menyebabkan ISK adalah bakteri gram negatif Escherichia coli. Selain itu diperlukan pemeriksaan penunjang pada ISK untuk mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK sehingga mampu menganalisa penggunaan obat serta memilih obat yang tepat. (1)
Bermacam cara pengobatan yang dilakukan pada pasien ISK, antara lain :
- pengobatan dosis tunggal
- pengobatan jangka pendek (10-14 hari)
- pengobatan jangka panjang (4-6 minggu)
- pengobatan profilaksis dosis rendah
- pengobatan supresif (1)
Berikut obat yang tepat untuk ISK :
Sulfonamide :
Sulfonamide dapat menghambat baik bakteri gram positif dan gram negatif. Secara struktur analog dengan asam p-amino benzoat (PABA).(7) Biasanya diberikan per oral, dapat dikombinasi dengan Trimethoprim, metabolisme terjadi di hati dan di ekskresi di ginjal. Sulfonamide digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih dan bisa terjadi resisten karena hasil mutasi yang menyebabkan produksi PABA berlebihan. (9)
Efek samping yang ditimbulkan hipersensitivitas (demam, rash, fotosensitivitas), gangguan pencernaan (nausea, vomiting, diare), Hematotoxicity (granulositopenia, (thrombositopenia, aplastik anemia) dan lain-lain. (9,10) Mempunyai 3 jenis berdasarkan waktu paruhnya :
- Short acting
- Intermediate acting
- Long acting (9)
Trimethoprim :
Mencegah sintesis THFA, dan pada tahap selanjutnya dengan menghambat enzim dihydrofolate reductase yang mencegah pembentukan tetrahydro dalam bentuk aktif dari folic acid. Diberikan per oral atau intravena, di diabsorpsi dengan baik dari usus dan ekskresi dalam urine, aktif melawan bakteri gram negatif kecuali Pseudomonas spp. Biasanya untuk pengobatan utama infeksi saluran kemih. Trimethoprim dapat diberikan tunggal (100 mg setiap 12 jam) pada infeksi saluran kemih akut (7,11)
Efek samping : megaloblastik anemia, leukopenia, granulocytopenia. (9)
Trimethoprim + Sulfamethoxazole (TMP-SMX):
Jika kedua obat ini dikombinasikan, maka akan menghambat sintesis folat, mencegah resistensi, dan bekerja secara sinergis. Sangat bagus untuk mengobati infeksi pada saluran kemih, pernafasan, telinga dan infeksi sinus yang disebabkan oleh Haemophilus influenza dan Moraxella catarrhalis. (7,9,10) Karena Trimethoprim lebih bersifat larut dalam lipid daripada Sulfamethoxazole, maka Trimethoprim memiliki volume distribusi yang lebih besar dibandingkan dengan Sulfamethoxazole. Dua tablet ukuran biasa (Trimethoprim 80 mg + Sulfamethoxazole 400 mg) yang diberikan setiap 12 jam dapat efektif pada infeksi berulang pada saluran kemih bagian atas atau bawah. (7) Dua tablet per hari mungkin cukup untuk menekan dalam waktu lama infeksi saluran kemih yang kronik, dan separuh tablet biasa diberikan 3 kali seminggu untuk berbulan-bulan sebagai pencegahan infeksi saluran kemih yang berulang-ulang pada beberapa wanita. (7)
Efek samping : pada pasien AIDS yang diberi TMP-SMX dapat menyebabkan demam, kemerahan, leukopenia dan diare.(9)
Fluoroquinolones :
Mekanisme kerjanya adalah memblok sintesis DNA bakteri dengan menghambat topoisomerase II (DNA gyrase) topoisomerase IV. Penghambatan DNA gyrase mencegah relaksasi supercoiled DNA yang diperlukan dalam transkripsi dan replikasi normal. (9) Fluoroquinolon menghambat bakteri batang gram negatif termasuk enterobacteriaceae, Pseudomonas, Neisseria. Setelah pemberian per oral, Fluoroquinolon diabsorpsi dengan baik dan didistribusikan secara luas dalam cairan tubuh dan jaringan, walaupun dalam kadar yang berbeda-beda. (7) Fluoroquinolon terutama diekskresikan di ginjal dengan sekresi tubulus dan dengan filtrasi glomerulus. Pada insufisiensi ginjal, dapat terjadi akumulasi obat. (7)
Efek samping yang paling menonjol adalah mual, muntah dan diare. Fluoroquinolon dapat merusak kartilago yang sedang tumbuh dan sebaiknya tidak diberikan pada pasien di bawah umur 18 tahun. (7)
- Norfloxacin :
Merupakan generasi pertama dari fluoroquinolones dari nalidixic acid, sangat baik untuk infeksi saluran kemih. (9)
- Ciprofloxacin :
Merupakan generasi kedua dari fluoroquinolones, mempunyai efek yang bagus dalam melawan bakteri gram negatif dan juga melawan gonococcus, mykobacteria, termasuk Mycoplasma pneumoniae. (9)
- Levofloxacin
Merupakan generasi ketiga dari fluoroquinolones. Hampir sama baiknya dengan generasi kedua tetapi lebih baik untuk bakteri gram positif. (9)
Nitrofurantoin :
Bersifat bakteriostatik dan bakterisid untuk banyak bakteri gram positif dan gram negatif. Nitrofurantoin diabsorpsi dengan baik setelah ditelan tetapi dengan cepat di metabolisasi dan diekskresikan dengan cepat sehingga tidak memungkinkan kerja antibakteri sistemik.(12) Obat ini diekskresikan di dalam ginjal. Dosis harian rata-rata untuk infeksi saluran kemih pada orang dewasa adalah 50 sampai 100 mg, 4 kali sehari dalam 7 hari setelah makan. (7)
Efek samping : anoreksia, mual, muntah merupakan efek samping utama. Neuropati dan anemia hemolitik terjadi pada individu dengan defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase.(7)
Obat tepat digunakan untuk pasien ISK dengan kelainan fungsi ginjal
Ginjal merupakan organ yang sangat berperan dalam eliminasi berbagai obat sehingga gangguan yang terjadi pada fungsi ginjal akan menyebabkan gangguan eliminasi dan mempermudah terjadinya akumulasi dan intoksikasi obat. (1)
Faktor penting dalam pemberian obat dengan kelainan fungsi ginjal adalah menentukan dosis obat agar dosis terapeutik dicapai dan menghindari terjadinya efek toksik. (13) Pada gagal ginjal, farmakokinetik dan farmakodinamik obat akan terganggu sehingga diperlukan penyesuaian dosis obat yang efektif dan aman bagi tubuh. Bagi pasien gagal ginjal yang menjalani dialisis, beberapa obat dapat mudah terdialisis, sehingga diperlukan dosis obat yang lebih tinggi untuk mencapai dosis terapeutik.(1) Gagal ginjal akan menurunkan absorpsi dan menganggu kerja obat yang diberikan secara oral oleh karena waktu pengosongan lambung yang memanjang, perubahan PH lambung, berkurangnya absorpsi usus dan gangguan metabolisme di hati.(1) Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan berbagai upaya antara lain dengan mengganti cara pemberian, memberikan obat yang merangsang motilitas lambung dan menghindari pemberian bersama dengan obat yang menggangu absorpsi dan motilitas.(1)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat pada kelainan fungsi ginjal adalah :
- penyesuaian dosis obat agar tidak terjadi akumulasi dan intoksikasi obat
- pemakaian obat yang bersifat nefrotoksik seperti aminoglikosida, Amphotericine B, Siklosporin. (1)
Bentuk dan dosis obat yang tepat untuk diberikan kepada pasien ISK dengan kelainan fungsi ginjal
Pada pasien ISK yang terinfeksi bakteri gram negatif Escherichia coli dengan kelainan fungsi ginjal adalah dengan mencari antibiotik yang tidak dimetabolisme di ginjal. Beberapa jurnal dan text book dikatakan penggunaan Trimethoprim + Sulfamethoxazole (TMP-SMX) mempunyai resiko yang paling kecil dalam hal gangguan fungsi ginjal. Hanya saja penggunaanya memerlukan dosis yang lebih kecil dan waktu yang lebih lama. (9)
Pada ekskresi obat perlu diperhatikan fungsi ginjal, yang diikuti dengan penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG), terutama obat yang diberi dengan jangka panjang harus selalu memperhitungkan fungsi ginjal pasien. Secara praktis dapat diukur dengan creatine clearance test.(1) LFG sangat berguna untuk menilai fungsi ginjal karena kreatinin merupakan zat yang secara prima difiltrasi dengan jumlah yang cuma sedikit akan tetap bervariasi terhadap bahan yang disekresi. (1)
Trimethoprim + Sulfamethoxazole (TMP-SMX) :
Dosis yang diberikan pada pasien ISK dengan kelainan fungsi ginjal haruslah lebih rendah. Pada pasien dengan creatine clearance 15 hingga 30 ml/menit, dosis yang diberikan adalah setengah dari dosis Trimethoprim 80 mg + Sulfamethoxazole 400 mg yang diberikan tiap 12 jam. (9) Cara pemberiannya dapat dilakukan secara oral maupun intravena. (7,9)
Penghitungan creatine clearance: TKK = (140 – umur) x berat badan
72 x kreatinin serum





Download makalahnya, klik link dibawah ini:

1 komentar: