Batu Empedu
Definisi
Batu
Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam
saluran empedu. Batu yang
ditemukan di dalam kandung empedu disebut
kolelitiasis, sedangkan
batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis.
Batu empedu biasanya
terbentuk di dalam kantong empedu atau di saluran
empedu dan saluran hati.
Batu ini dapat memicu radang dan infeksi pada
kantong empedu dan di
saluran lain apabila batu keluar dari kantong empedu
dan menimbulkan
penyumbatan di saluran lain.
"Batu empedu
berukuran kecil lebih berbahaya daripada yang besar. Batu kecil
berpeluang berpindah
tempat atau berkelana ke tempat lain”.
Batu empedu di dalam
saluran empedu
bisa mengakibatkan infeksi
hebat
saluran empedu
(kolangitis), infeksi
pankreas (pankreatitis)
atau infeksi hati.
Jika saluran empedu
tersumbat, maka
bakteri akan tumbuh dan
dengan
segera menimbulkan infeksi
di dalam
saluran. Bakteri bisa
menyebar melalui
aliran darah dan
menyebabkan infeksi di
bagian tubuh lainnya.
Komponen utama dari batu empedu adalah
kolesterol, sebagian kecil lainnya
terbentuk dari garam kalsium. Cairan
empedu mengandung
sejumlah besar kolesterol yang
biasanya tetap berbentuk
cairan. Jika cairan empedu menjadi
jenuh karena kolesterol,
maka kolesterol bisa menjadi tidak
larut dan membentuk endapan diluar empedu.
Batu empedu juga bisa disebabkan oleh
tumpukan pigmen bilirubin dan garam
kalsium yang membentuk partikel
seperti kristal padat. Karena itu, cirinya
berbeda. Batu empedu dari tumpukan
kolesterol berwarna kekuningan dan
tampak mengilap seperti minyak,
sedangkan dari tumpukan pigmen bilirubin
berwarna hitam tetapi keras atau
berwarna coklat tua, tetapi rapuh.
Batu empedu dapat menyebabkan berbagai
masalah apabila masuk ke saluran
pencernaan
atau usus halus. Terkadang batu juga
muncul
pada saluran empedu. Apabila batu ini
terdapat
pada kandung empedu bisa terjadi
peradangan
kolestitis akut. Itu karena adanya
pecahan batu di
dalam saluran empedu yang menimbulkan
rasa
sakit berlebihan
Komplikasi yang mungkin
segera terjadi adalah:
≈ Perdarahan
≈ Peradangan pankreas (pankreatitis)
≈ Perforasi atau infeksi saluran empedu.
Batu empedu lebih banyak
ditemukan pada wanita dan faktor resikonya adalah :
Usia lanjut
Kegemukan (obesitas)
Diet tinggi lemak
Faktor keturunan
Peradangan pada kantong dan saluran
menimbulkan nyeri di bawah tulang iga,
sedikit ke
kanan. Nyeri itu berpotensi menjalar
hingga ke
pinggang bagian kanan dan bahu kanan.
Apabila
lambung yang meradang, nyerinya terasa
lebih
sedikit ke atas ulu hati dan ke kiri. "Rasa
sakit
biasanya juga terjadi dalam 2 hingga 4
jam
setelah menyantap makanan berlemak”.
Infeksi dapat disebabkan kuman yang
berasal dari makanan. Infeksi bisa
merambat ke saluran empedu sampai ke
kantong empedu. "Penyebab paling
utama adalah infeksi di usus. Infeksi
ini menjalar tanpa terasa menyebabkan
peradangan pada saluran dan kantong
empedu sehingga cairan yang berada di
kantong empedu mengendap dan
menimbulkan batu”.
Infeksi tersebut kebanyakan berupa tifoid
atau tifus. "Kuman tifus apabila
bermuara di kantong empedu dapat
menyebabkan peradangan lokal yang tidak
dirasakan pasien, tanpa gejala sakit ataupun demam”.
Gejala dan Tanda
Konsumsi
lemak yang berlebihan akan menyebabkan
penumpukan di dalam tubuh
sehingga sel-sel hati
dipaksa bekerja keras
untuk menghasilkan cairan
empedu. Cairan empedu yang
berwarna hijau
kecoklatan bertugas dalam
proses penyerapan lemak
dan vitamin A, D, E, dan
K. Cairan empedu penting
dalam proses pencernaan,
terutama lemak.
Cairan empedu disimpan di
kantong empedu yang terletak di bawah organ hati.
Bentuknya seperti buah pir
dan bisa menampung 50 ml cairan empedu. Kantong
sepanjang 7-10 sentimeter
ini terhubung dengan hati dan usus 12 jari melalui
saluran empedu. Bila kadar
kolesterol dalam tubuh meningkat dan hati tak bisa lagi
mengeluarkannya bisa terbentuk batu
empedu. "Pada orang yang memiliki bakat
kolesterol tinggi, ada lebih banyak
lagi tumpukan kolesterol, dan sangat bisa
mencetuskan batu empedu. Awalnya
kolesterol mengendap, lalu biasanya terjadi
penebalan dinding empedu. Selanjutnya
akan terjadi perubahan kimiawi pada
empedu yang disebut batu empedu”.
Jika batu empedu secara tiba-tiba
menyumbat saluran empedu, maka penderita
akan merasakan nyeri. Nyeri cenderung
hilang-timbul dan dikenal sebagai nyeri
kolik. Timbul secara perlahan
dan mencapai puncaknya,
kemudian berkurang secara
bertahap. Nyeri bersifat tajam
dan hilang-timbul, bisa
berlangsung sampai beberapa
jam. Lokasi nyeri berlainan,
tetapi paling banyak dirasakan
di perut atas sebelah kanan
dan bisa menjalar ke bahu
kanan.
Penderita seringkali merasakan mual
dan muntah. Jika terjadi infeksi bersamaan
dengan penyumbatan saluran, maka akan
timbul demam, menggigil dan sakit
kuning (jaundice). Biasanya
penyumbatan bersifat sementara dan jarang terjadi
infeksi.
Nyeri akibat penyumbatan saluran tidak
dapat dibedakan
dengan nyeri akibat penyumbatan
kandung empedu.
Penyumbatan menetap pada duktus
sistikus menyebabkan
terjadinya peradangan kandung empedu
(kolesistitis akut).
Batu empedu yang menyumbat duktus
pankreatikus
menyebabkan terjadinya peradangan
pankreas (pankreatitis), nyeri, jaundice dan
mungkin juga infeksi.
Kadang nyeri yang hilang-timbul kambuh
kembali setelah kandung empedu
diangkat, nyeri ini mungkin disebabkan
oleh adanya batu empedu di dalam
saluran empedu utama.
Pencegahan
Karena
komposisi terbesar batu empedu adalah kolesterol, sebaiknya
menghindari makanan
berkolesterol tinggi yang pada umumnya berasal dari
lemak hewani.
Namun harus diperhatikan
pula, apabila batu kandung empedu menyebabkan
serangan nyeri berulang
meskipun telah dilakukan perubahan pola makan, maka
dianjurkan untuk menjalani
pengangkatan kandung empedu (kolesistektomi).
Pengangkatan kandung
empedu tidak menyebabkan kekurangan zat gizi dan
setelah pembedahan tidak
perlu dilakukan pembatasan makanan.
Cara Mengatasi Batu
Empedu :
- Penegakan
diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan
USG. Bisa juga dilakukan
foto sinar X dan
pemeriksaan darah di
laboratorium. Perawatan dengan
mengistirahatkan kantong
empedu. Pengobatan terapi
yang biasa dilakukan
adalah kombinasi obat
Chenodeoxycholic Acid
(CCDA) dan Ursodeoxicholic
Acid (UDCA).
- Pengobatan terapi
kombinasi CCDA (mengurangi sintesis kolesterol) dan
UDCA (mengurangi
penyerapan kolesterol) diharapkan bisa menyembuhkan
batu empedu tanpa efek
samping," katanya.
- Berdasarkan penelitian,
terapi tersebut hanya bisa
mencegah, tetapi tidak
menghilangkan batu
empedu. Untuk
menghilangkan batu tetap dperlukan
tindakan medis. Pilihan
ada dua, yakni laparoskopi
atau operasi biasa.
- Laparoskopi
hanya menimbulkan bekas seperti tusukan di perut dan
prosesnya menggunakan
kontrol komputer. Sebaliknya, operasi bedah biasa
akan menimbulkan bekas
robekan. Intinya adalah , tindakan medis tersebut
bertujuan mengangkat kantong empedu.
Konsekuensinya, pasien tak bisa lagi
mengonsumsi makanan berlemak karena
tidak ada lagi organ yang memproses
lemak di tubuh.
Teknik lainnya untuk menghilangkan
batu kandung empedu adalah:
pelarutan dengan metil-butil-eter
pemecahan dengan gelombang suara
(litotripsi)
pelarutan dengan terapi asam empedu
menahun (asam kenodiol dan asam
ursodeoksikolik)
Adapula beberapa
perawatan yang tersedia untuk hal ini yaitu :
- Elektrohidrolik lithotripsy
gelombang kejut (ESWL) juga telah digunakan untuk
mengobati cholelithiasis. asam
Urodeoxycholic (UDCA, ursodiol)
- Terapi medis yang lebih kontemporer,
yang berhasil hanya 40% kasus. Baik
CDCA dan terapi UDCA berguna hanya
untuk batu empedu terbentuk dari
kolesterol. Bedah-Penghapusan kandung
empedu, atau kolesistektomi,
biasanya dibutuhkan untuk mengobati
gejala yang berhubungan dengan batu
empedu. Ini adalah prosedur yang
relatif aman yang tidak menimbulkan
masalah gizi. Oral Empedu Garam-Jika
operasi tidak diinginkan.
- Garam empedu untuk melarutkan batu
empedu dapat diambil melalui mulut.
Namun, mungkin memakan waktu lama
untuk melarutkan batu empedu, dan
karena kandung empedu masih ada, batu
empedu
bisa kambuh. teknik Laparoskopi, yang
telah
digunakan selama bertahun-tahun dalam
bidang
ginekologi, baru-baru ini disesuaikan
dengan
kolesistektomi, dalam upaya untuk
mengurangi
komplikasi, pemulihan waktu dan biaya.
Laparoskopi kolesistektomi dikaitkan
dengan
kejadian yang lebih rendah dari
perlengketan intraabdomen,
luka hernia situs dan pembentukan
parut. Nyeri pasca operasi juga berkurang,
dan
waktu pemulihan yang lebih pendek
- Lithotripsy telah
diteliti sebagai terapi tambahan untuk pengambilan batu gagal
endoskopi dan untuk batu
duktal ditahan setelah kolesistektomi laparoskopi.
Hal apapun dari semua ini
adalah kita harus menjaga kebersihan dan
memperhatikan sumber
makanan dan apapun yang masuk kedalam tubuh kita.
Dengan demikian maka kita
akan memelihara kesehatan diri kita.
Demikian informasi
mengenai batu empedu, semoga berguna bagi kita semua.
Semoga Bermanfaat
Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih
Ginjal
adalah sepasang organ saluran kemih yang mengatur keseimbangan cairan tubuh dan
elektrolit dalam tubuh, dan sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah
dengan mengeksresikan air yang dikeluarkan dalam bentuk urine apabila berlebih.(1)
Diteruskan dengan ureter yang menyalurkan urine ke kandung kemih. Sejauh ini
diketahui bahwa saluran kemih atau urine bebas dari mikroorganisme atau steril.(1)
Masuknya mikroorganisme kedalam
saluran kemih dapat melalui :
- Penyebaran endogen yaitu kontak
langsung dari tempat infeksi terdekat (ascending)
- Hematogen
- Limfogen
- Eksogen sebagai akibat pemakaian berupa kateter.(1)
Dua jalur utama terjadinya ISK
adalah hematogen dan ascending, tetapi dari kedua cara ini ascendinglah
yang paling sering terjadi.(1) Kuman penyebab ISK pada
umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal usus. Dan hidup secara
komensal di dalam introitus vagina, prepusium penis, kulit perineum, dan di
sekitar anus. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui uretra – prostate –
vas deferens – testis (pada pria) buli-buli – ureter, dan sampai ke ginjal
(Gambar 1).(2)
ambar 1. Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih, (1)
Kolonisasi kuman di sekitar uretra, (2) masuknya kuman melalui uretra ke
buli-buli, (3) penempelan kuman pada dinding buli-buli, (4) masuknya kuman
melalui ureter ke ginjal.(2)
Meskipun begitu,faktor-faktor yang
berpengaruh pada ISK akut yang terjadi pada wanita tidak dapat ditemukan. Mikroorganisme
yang paling sering ditemukan adalah jenis bakteri aerob. Selain bakteri aerob,
ISK dapat disebabkan oleh virus dan jamur.(3) Terjadinya
infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan antar mikroorganisme
penyebab infeksi sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai host.
Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena pertahanan tubuh dari host yang
menurun atau karena virulensi agent meningkat. (2)
Kemampuan host untuk menahan
mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain adalah :
- pertahanan lokal dari host
- peranan dari sistem kekebalan tubuh yang terdiri atas kekebalan humoral maupun imunitas seluler. (2)
Gambar 2. Faktor predisposisi terjadinya ISK (1)
Bermacam-macam mikroorganisme dapat
menyebabkan ISK. Penyebab terbanyak adalah Gram-negatif termasuk bakteri yang
biasanya menghuni usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari
gram-negatif Escherichia coli menduduki tempat teratas.(1) Sedangkan
jenis gram-positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan enterococcus dan
staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu saluran
kemih.(1)
Gambar 3. Beberapa jenis mikroorganisme penyebab ISK (1)
Kuman Escherichia coli yang
menyebabkan ISK mudah berkembang biak di dalam urine, disisi lain urine
bersifat bakterisidal terhadap hampir sebagian besar kuman dan spesies Escherichia
coli. Sebenarnya pertahanan sistem saluran kemih yang paling baik adalah
mekanisme wash-out urine, yaitu aliran urine yang mampu membersihkan
kuman-kuman yang ada di dalam urine bila jumlah cukup. Oleh karena itu
kebiasaan jarang minum menghasilkan urine yang tidak adekuat sehingga
memudahkan untuk terjadinya infeksi saluran kemih. (2) ISK juga
banyak terjadi melalui kateterisasi yang terjadi di rumah sakit. Berikut data
dari infeksi nosokomial terbanyak yang terjadi di rumah sakit
Gambar 3. infeksi nosokomial yang paling sering terjadi (4)
Gejala klinis ISK sesuai dengan
bagian saluran kemih yang terinfeksi sebagai berikut :
- pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa
sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih
sedikit-sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik (1)
- Pada ISK bagian atas dapat
ditemukan gejala sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa
tidak enak, atau nyeri di pinggang.(1)
Obat Tepat Indikasi untuk Infeksi
Saluran Kemih
Pada ISK yang tidak memberikan gejala
klinis tidak perlu pemberian terapi, namun bila sudah terjadi keluhan harus
segera dapat diberikan antibiotika.(5) Antibiotika yang diberikan
berdasarkan atas kultur kuman dan test kepekaan antibiotika.(1)
Tujuan pengobatan ISK adalah
mencegah dan menghilangkan gejala, mencegah dan mengobati bakteriemia, mencegah
dan mengurangi risiko kerusakan jaringan ginjal yang mungkin timbul dengan
pemberian obat-obatan yang sensitif, murah, aman dengan efek samping yang
minimal. (6)
Banyak obat-obat antimikroba sistemik
diekskresikan dalam konsentrasi tinggi ke dalam urin. Karena itu dosis yang
jauh dibawah dosis yang diperlukan untuk mendapatkan efek sistemik dapat
menjadi dosis terapi bagi infeksi saluran kemih.(7)
Untuk menyatakan adanya ISK harus
ditemukan adanya bakteri di dalam urin. Indikasi yang paling penting dalam
pengobatan dan pemilihan antibiotik yang tepat adalah mengetahui jenis bakteri
apa yang menyebabkan ISK.(8) Biasanya yang paling sering menyebabkan
ISK adalah bakteri gram negatif Escherichia coli. Selain itu diperlukan
pemeriksaan penunjang pada ISK untuk mengetahui adanya batu atau kelainan
anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK sehingga mampu menganalisa
penggunaan obat serta memilih obat yang tepat. (1)
Bermacam cara pengobatan yang
dilakukan pada pasien ISK, antara lain :
- pengobatan dosis tunggal
- pengobatan jangka pendek (10-14
hari)
- pengobatan jangka panjang (4-6
minggu)
- pengobatan profilaksis dosis
rendah
- pengobatan supresif (1)
Berikut obat yang tepat untuk ISK :
Sulfonamide :
Sulfonamide dapat menghambat baik
bakteri gram positif dan gram negatif. Secara struktur analog dengan asam
p-amino benzoat (PABA).(7) Biasanya diberikan per oral, dapat
dikombinasi dengan Trimethoprim, metabolisme terjadi di hati dan di ekskresi di
ginjal. Sulfonamide digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih dan bisa
terjadi resisten karena hasil mutasi yang menyebabkan produksi PABA berlebihan.
(9)
Efek samping yang ditimbulkan
hipersensitivitas (demam, rash, fotosensitivitas), gangguan pencernaan (nausea,
vomiting, diare), Hematotoxicity (granulositopenia,
(thrombositopenia, aplastik anemia) dan lain-lain. (9,10) Mempunyai
3 jenis berdasarkan waktu paruhnya :
- Short acting
- Intermediate acting
- Long acting (9)
Trimethoprim :
Mencegah sintesis THFA, dan pada
tahap selanjutnya dengan menghambat enzim dihydrofolate reductase yang
mencegah pembentukan tetrahydro dalam bentuk aktif dari folic acid.
Diberikan per oral atau intravena, di diabsorpsi dengan baik dari usus dan
ekskresi dalam urine, aktif melawan bakteri gram negatif kecuali Pseudomonas
spp. Biasanya untuk pengobatan utama infeksi saluran kemih. Trimethoprim dapat
diberikan tunggal (100 mg setiap 12 jam) pada infeksi saluran kemih akut (7,11)
Efek samping : megaloblastik anemia,
leukopenia, granulocytopenia. (9)
Trimethoprim + Sulfamethoxazole
(TMP-SMX):
Jika kedua obat ini dikombinasikan,
maka akan menghambat sintesis folat, mencegah resistensi, dan bekerja secara
sinergis. Sangat bagus untuk mengobati infeksi pada saluran kemih, pernafasan,
telinga dan infeksi sinus yang disebabkan oleh Haemophilus influenza dan
Moraxella catarrhalis. (7,9,10) Karena Trimethoprim lebih
bersifat larut dalam lipid daripada Sulfamethoxazole, maka Trimethoprim
memiliki volume distribusi yang lebih besar dibandingkan dengan
Sulfamethoxazole. Dua tablet ukuran biasa (Trimethoprim 80 mg +
Sulfamethoxazole 400 mg) yang diberikan setiap 12 jam dapat efektif pada
infeksi berulang pada saluran kemih bagian atas atau bawah. (7) Dua
tablet per hari mungkin cukup untuk menekan dalam waktu lama infeksi saluran
kemih yang kronik, dan separuh tablet biasa diberikan 3 kali seminggu untuk
berbulan-bulan sebagai pencegahan infeksi saluran kemih yang berulang-ulang
pada beberapa wanita. (7)
Efek samping : pada pasien AIDS yang
diberi TMP-SMX dapat menyebabkan demam, kemerahan, leukopenia dan diare.(9)
Fluoroquinolones :
Mekanisme kerjanya adalah memblok
sintesis DNA bakteri dengan menghambat topoisomerase II (DNA gyrase)
topoisomerase IV. Penghambatan DNA gyrase mencegah relaksasi supercoiled DNA
yang diperlukan dalam transkripsi dan replikasi normal. (9)
Fluoroquinolon menghambat bakteri batang gram negatif termasuk enterobacteriaceae,
Pseudomonas, Neisseria. Setelah pemberian per oral,
Fluoroquinolon diabsorpsi dengan baik dan didistribusikan secara luas dalam
cairan tubuh dan jaringan, walaupun dalam kadar yang berbeda-beda. (7)
Fluoroquinolon terutama diekskresikan di ginjal dengan sekresi tubulus dan
dengan filtrasi glomerulus. Pada insufisiensi ginjal, dapat terjadi akumulasi
obat. (7)
Efek samping yang paling menonjol
adalah mual, muntah dan diare. Fluoroquinolon dapat merusak kartilago yang
sedang tumbuh dan sebaiknya tidak diberikan pada pasien di bawah umur 18 tahun.
(7)
- Norfloxacin :
Merupakan generasi pertama dari
fluoroquinolones dari nalidixic acid, sangat baik untuk infeksi saluran
kemih. (9)
- Ciprofloxacin :
Merupakan generasi kedua dari
fluoroquinolones, mempunyai efek yang bagus dalam melawan bakteri gram negatif
dan juga melawan gonococcus, mykobacteria, termasuk Mycoplasma
pneumoniae. (9)
- Levofloxacin
Merupakan generasi ketiga dari
fluoroquinolones. Hampir sama baiknya dengan generasi kedua tetapi lebih baik
untuk bakteri gram positif. (9)
Nitrofurantoin :
Bersifat bakteriostatik dan
bakterisid untuk banyak bakteri gram positif dan gram negatif. Nitrofurantoin
diabsorpsi dengan baik setelah ditelan tetapi dengan cepat di metabolisasi dan
diekskresikan dengan cepat sehingga tidak memungkinkan kerja antibakteri
sistemik.(12) Obat ini diekskresikan di dalam ginjal. Dosis harian
rata-rata untuk infeksi saluran kemih pada orang dewasa adalah 50 sampai 100
mg, 4 kali sehari dalam 7 hari setelah makan. (7)
Efek samping : anoreksia, mual,
muntah merupakan efek samping utama. Neuropati dan anemia hemolitik terjadi
pada individu dengan defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase.(7)
Obat tepat digunakan untuk pasien
ISK dengan kelainan fungsi ginjal
Ginjal merupakan organ yang sangat
berperan dalam eliminasi berbagai obat sehingga gangguan yang terjadi pada
fungsi ginjal akan menyebabkan gangguan eliminasi dan mempermudah terjadinya
akumulasi dan intoksikasi obat. (1)
Faktor penting dalam pemberian obat
dengan kelainan fungsi ginjal adalah menentukan dosis obat agar dosis
terapeutik dicapai dan menghindari terjadinya efek toksik. (13) Pada
gagal ginjal, farmakokinetik dan farmakodinamik obat akan terganggu sehingga
diperlukan penyesuaian dosis obat yang efektif dan aman bagi tubuh. Bagi pasien
gagal ginjal yang menjalani dialisis, beberapa obat dapat mudah terdialisis,
sehingga diperlukan dosis obat yang lebih tinggi untuk mencapai dosis
terapeutik.(1) Gagal ginjal akan menurunkan absorpsi dan menganggu
kerja obat yang diberikan secara oral oleh karena waktu pengosongan lambung
yang memanjang, perubahan PH lambung, berkurangnya absorpsi usus dan gangguan
metabolisme di hati.(1) Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan
berbagai upaya antara lain dengan mengganti cara pemberian, memberikan obat
yang merangsang motilitas lambung dan menghindari pemberian bersama dengan obat
yang menggangu absorpsi dan motilitas.(1)
Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pemberian obat pada kelainan fungsi ginjal adalah :
- penyesuaian dosis obat agar tidak
terjadi akumulasi dan intoksikasi obat
- pemakaian obat yang bersifat nefrotoksik seperti
aminoglikosida, Amphotericine B, Siklosporin. (1)
Bentuk dan dosis obat yang tepat
untuk diberikan kepada pasien ISK dengan kelainan fungsi ginjal
Pada pasien ISK yang terinfeksi
bakteri gram negatif Escherichia coli dengan kelainan fungsi ginjal
adalah dengan mencari antibiotik yang tidak dimetabolisme di ginjal. Beberapa
jurnal dan text book dikatakan penggunaan Trimethoprim +
Sulfamethoxazole (TMP-SMX) mempunyai resiko yang paling kecil dalam hal
gangguan fungsi ginjal. Hanya saja penggunaanya memerlukan dosis yang lebih
kecil dan waktu yang lebih lama. (9)
Pada ekskresi obat perlu
diperhatikan fungsi ginjal, yang diikuti dengan penurunan Laju Filtrasi
Glomerulus (LFG), terutama obat yang diberi dengan jangka panjang harus selalu
memperhitungkan fungsi ginjal pasien. Secara praktis dapat diukur dengan creatine
clearance test.(1) LFG sangat berguna untuk menilai
fungsi ginjal karena kreatinin merupakan zat yang secara prima difiltrasi
dengan jumlah yang cuma sedikit akan tetap bervariasi terhadap bahan yang
disekresi. (1)
Trimethoprim + Sulfamethoxazole
(TMP-SMX) :
Dosis yang diberikan pada pasien ISK
dengan kelainan fungsi ginjal haruslah lebih rendah. Pada pasien dengan creatine
clearance 15 hingga 30 ml/menit, dosis yang diberikan adalah setengah dari
dosis Trimethoprim 80 mg + Sulfamethoxazole 400 mg yang diberikan tiap 12 jam. (9)
Cara pemberiannya dapat dilakukan secara oral maupun intravena. (7,9)
Penghitungan creatine clearance:
TKK = (140 – umur) x berat badan
72 x kreatinin serum
Terimakasih untuk artikelnya, informasi yang bermanfaat.
BalasHapus