Pemberian Obat Intrakutan
1.
Pengertian
PEMBERIAN OBAT JARINGAN INTRAKUTAN
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit dengan tujuan untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan.
Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit dengan tujuan untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan.
2.
Tujuan
-Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya
tuberculin tes).
-Untuk mengetahuai apakah ada alergi atau tidak( dengan skin test).
3.
Prinsip benar dalam memberikan obat
1.Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas
di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau
keluarganya.
2.Benar Obat
-Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang
yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya,
bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan
obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya
harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan
botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang
diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca,
isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
-Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat
memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu
mengingat nama obat dan kerjanya.
3.Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat
harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum
dilanjutkan ke pasien.
4.Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat
kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,
topikal, rektal, inhalasi.
Oral, adalah rute
pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling
nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual
atau bukal) seperti tablet ISDN.
Parenteral, kata ini
berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron
berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran
cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus).
Topikal, yaitu
pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim,
spray, tetes mata.
Rektal, obat dapat
diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada
suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti
konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang
(stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat
dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat
disediakan dalam bentuk supositoria.
Inhalasi, yaitu
pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk
absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara
lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk
asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen.
5.Benar Waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung
untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus
diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi
satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh
diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu
sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk
menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
6.Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat
itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
4.
Persiapan
I. Persiapan Klien
- Cek perencanaan Keperawatan klien ( dosis, nama klien, obat, waktu pelaksanaan,
tempat injeksi )
- Kaji riwayat alergi dan siapkan klien
- Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.
II. Persiapan Alat
- Spuit seteril dengan obat injeksi pada tempatnya yang sudah disiapkan
- Kapas alkohol 70 %
- Alat tulis
- Bengkok
- Kartu obat dan etiket
- Sarung tangan kalau perlu
5.
Prosedur kerja
-Perawat cuci tangan
- Mengidentifikasi klien dan menjelaskan tentang prosedur yang akan
dilakukan dan pasang sampiran
- Jika perlu menggunakan sarung tangan bila ada klien yang menderita
penyakit menular
- Memilih dan menentukan lokasi injeksi
- Bersihkan / desinfeksi lokasi injeksi dengan alkohol dengan tekhnik
sirkuler atau dari atas ke bawah sekali hapus
- Membuang kapas alkohol kedalam bengkok
- Menyuntik obat dengan sudut jarum injeksi dengan sudut 5-15
- Masukan obat secara perlahan – lahan
- Mencabut jarum dan lingkari batas pinggir gelembung dengan pena
- Tunggu hasil / reaksi
dari obat selama + 10 – 15 menit
- Obat-obat dibereskan dan hasil catat hasil tindakan
- Perawat cuci tangan
6.
Tes alergi
Tes intrakutan:
setelah kulit di lengan bawah ditoreh dengan jarum dan ditandai, lalu pada
luka-luka torehan dibubuhkan alergen-alergen yang dipilih (biasanya dipilih
yang paling sering menjadi penyebab). Setelah beberapa waktu, jika ternyata
positif, maka pada alergen tersebut akan timbul indurasi yang dikelilingi
bercak merah.
Mekanisme kerja uji alergi
Tes kulit dapat dilakukan dengan uji gores (scratch test), uji tusuk (prick
test), uji suntik intrakutan (intrakutan test) atau uji tempel. Dapat dilakukan
sebagai pemeriksaan penyaring dengan menggunkan ekstrak allergen yang ada di
lingkungan penderita seperti debu, bulu kucing, susu, telur, coklat, kacang dan
lain-lain. Cara pemeriksaannya adalah kulit digores atau ditusuk ringan
kemudian ditetesi cairan penguji tersebut. Setelah sekitar sepuluh menit atau
lebih, dilakukan pengamatan pada kulit tersebut. Bila terdapat kemerahan atau
lepuhan pada kulit dibandingkan dengan pembanding atau cairan netral pada titik
lainnya akan memberi petunjuk adanya alergi.
Tergantung garis
tengah indurasi masing-masing, maka gradasi atau tingkat kepekaan terhadap
alergen tersebut disebutkan dengan: negatif/tidak pasti/lemah/positif/positif
kuat atau dengan – / (+) / + / ++ / +++ / ++++
7.
BENTUK-BENTUK
OBAT
Injectiones (Injeksi)
Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
8.
Evaluasi
Setelah di lakukan uji alergi perhatikan perubahan yang terjadi pada kulit
si pasien, apabila terdapat bercak merah dan menimbulkan rasa gatal, makan
pasien tersebut dinyatakan positif alergi.
Pemberian Obat Intrakutan download
Makasih Gan, Maju terus.
BalasHapusTerima kasih banyak, gan.
HapusSaran dari ente, motivasi bagi ane.
Sep...