TUMOR JINAK DAN GANAS PADA ALAT
GENETALIA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Tumor
(dalam bahasa Latin artinya pembengkakan) menunjuk masa jaringan yang tidak
normal, tetapi dapat berupa “ganas” (bersifat kanker) atau “jinak” (tidak
bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya
ataupun bermetastasis.
Tumor
merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan
sel yang berlebihan dan tidak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya, tumor
dikenal sebagai neoplasia. Neo berarti baru, plasia berarti
pertumbuhan/pembelahan, jadi neoplasia mengacu pada pertumbuhan sel-sel
disekitarnya yang normal.
Dari
pengertian tumor di atas, tumor dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu tumor
jinak (benign) dan tumor ganas (malignant) atau yang popular disebut kanker.
Terdapat perbedaan sifat yang nyata diantara dua jenis tumor ini dan memang
membedakannya merupakan tuntutan wajib bagi praktisi medis. Perbedaan utama
diantara keduanya adalah bahwa tumor ganas lebih berbahaya dan fatal sesuai
dengan kata “ganas” itu sendiri.
Gambaran
lebih jelasnya, walaupun tumor ganas atau kanker itu berada pada jaringan di
kaki, hal itu dalam tahap lanjut dapat mengakibatkan kematian. Tumor ganas biasanya merupakan kelanjutan dari tumor jinak yang tidak
ditangani secara tepat. Tumor jinak juga dapat menimbulkan kematian secara langsung
terkait dengan lokasi tumbuhnya yang membahayakan misalnya tumor di leher yang
dapat menekan saluran nafas.
1
B. Tujuan Pembelajaran
1.
Mahasiswa/i mampu memahami tentang
pengertian Tumor Jinak dan Ganas pada alat genetalia
2.
Mahasiswa/i mampu mengerti tentang
diagnosa keperawatan yang muncul pada Tumor Jinak dan Ganas pada alat genetalia
3.
Mahasiswa/i mampu memahami dan
mengerti tentang jenis-jenis Tumor Jinak dan Tumor Ganas pada alat genetalia
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TUMOR JINAK PADA ALAT
GENETALIA
a. Tumor Jinak Vulva
Tumor jinak di daerah vulva yang banyak dijumpai adalah kista kelenjar
bartholini dan fibrorma vulva.
1. Kista
kelenjar Bartholini
Kista kelenjar bartholini merupakan bentuk radang menahun
kelejar bartholini. Abses kelenjar bartholni diserap isinya, sehingga tinggal
kantung yang mengandung cairan yang disebut kista bartholini. Pengobatan kista
bartholini adalaah dengan mengangkat seluruh kista dan marsviaalisasi.operasi
memerlukan keahlian sehingga perlu dilakukan dirumah sakit.
2. Firbroma
Vulva
Merupakan tumor jinak yang bersal dari jaringan ikat
vulva, bertangkai dan berlokalisasi seringkali di bibir besar. Diameternya
dapat beberapa sentimeter, sampai mempunyai berat beberapa kilogram. Pengobatan
fibroma vulva adalah dengan jalan memotong tangkainya serta menjahit kembali
sehingga tidak terjadi perdarahan.
3
b. Tumor Jinak Rahim
Tumor
jinak rahim yang akan dibicarakan adalah mioma uteri, adenomiosis, dan
endometriosis.
1. Mioma
uteri
Merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan
ikatnya, sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan
lunak karena otot rahimnya dominan. Kejadiaan mioma uteri sukar ditetapkan
karena tidak semua mioma uteri memberikan keluhan dan memerlukan tindaka
operasi. Sebagian penderita mioma uteri tidak memberikan keluhan apapun dan
ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan, Sebagian besar mioma uteri
ditemukan pada masa reproduksi, karena adanya rangsangan estrogen. Dengan
demikian mioma uteri tidak dijumpai sebelum dating haid dan akan mengalami pengecilan
setelah mati haid.
Bila pada masa menopause tumor yang berasal dari mioma
uteri masih tetap besar atau bertambah besar, kemungkinan degenerasi ganas
menjadi sarskoma uteri. Bila dijumpai pembesaran abdomen sebelum menarche, hal
itu pasti bukan mioma uteri tetapi kista
ovarium dan kemungkinan besar menjadi ganas.
Gejala klinik uteri :
1.a. Perdarahan tidak normal
-
Hipermenora perdarahan banyak saat
menstruasi,
-
Meluasnya permukaan endometrium
dalam proses menstruasi
-
Gangguan kontraksi otot rahim.
4
1.b. Penekanan rahim yang membesar
Penekanan rahim karena pembesaran mio uteri
dapat terjadi :
-
Terasa berat di abdomen bagian
bawah
-
Sukar miksi atau defekasi
-
Terasa nyeri karena tertekannya
urat saraf
1.c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan
Kehamilan
dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling mempengaruhi :
-
Kehamilan dapat mengalami
keguguran
-
Persalinan prematuritas
-
Gangguan saat proses persalinan
-
Tertutupnya saluran indung telur
menimbulkan inferlitas
-
Kala ketiga terjadi gangguan
pelepasan plasenta dan perdarahan
2. Adenomiosis uteri
Endometriosis adalah implantasi jaringan
endometrium di luar kavum uteri.
Pembagian
endometriosis :
a. Endometriosis eksterna adalah
implantasi jaringan endometrium di luar kavum uterus.
b. Endometriosis interna adalah
implamantasi jaringan endometrium di dalam otot rahim.
5
Gejala
Klinis adenomiosis
-
Menoragia : perdarahan banyak saat
menstruasi
-
Dismenorea sekunder : rasa sakit
saat menstruasi
-
Dispareunia : rasa sakit saat
hubungan seksual.
3.
Endomiotriosis
Gejala klinis Endomiotriosis, terjadi
karena pengaruh hormonal estrogen dan progesterone sehingga terjadi siklus
menstruasi. Rasa nyeri terjadi karena vaskularisasi yang meningkat dan
deskuamasi struma dan sel jaringan endomtrium.
Gejala
klinis endometriosis dalam bentuk :
-
Dismenorea : nyeri abdomen sesuai
dengan waktu menstruasi, terdapat rasa kemeng terutama saat menstruasi.
-
Dispareunia : nyeri saat
berhubungan seksual
-
Nyeri saat defekasi :pada
endometriosis dinding restosigmoid
-
Perubahan menstruasi dalam bentuk
polimenorea atau hipermenorea
-
Infertilitas : gangguan saluran
tuba fallopii sehingga tidak berfungsi sebagai saluran ovum spermatozoa dan
tempat konsepsi : dan gangguan mobilitas tuba saat malkukan penangkapan ovum
karena perlekatan.
c.
Tumor
jinak Ovarium
Ovarium mempunyai kemungkinan untuk berkembang menjadi tumor jinak maupun
tumor ganas, pembagian tumor ovarium secara praktis adalah sebagai
berikut :
6
1.
Tumor
jinak kistik
- kistoma ovarii simpleks
- kistoma ovarii serosum
- kistoma ovarii musinosum
- kistoma dermoid
2.
Tumor
jinak padat
- fibroma ovarii
- tumor Brener
- tumor sisa adrenal
2.a Gambaran
klinik tumor Ovarium
1.
Pertumbuhan tumor ovariu dapat
memberikan gejala karena besarnya, terdapat perubahan hormonal atau penyulit
yang terjadi.
2.
Tumor jinak ovarium yang diameternya
kecil sering ditemukan secara kebetulan dan tidak memberikan gejala kliinik
yang berarti.
2.b.
Gejala akibat tumor
ovarium dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Gejala akibat pertumbuhan
-
Menimbulkan rasa berat di abdomen
bagian bawah
-
Mengganggu miksi atau defekasi
-
Tekanan tumor dapat menimbulkan
obstipasi atau edema pada tungkai bawah.
7
2. Gejala akibat perubahan hormonal
Ovarium merupakan
sumber hormone utama wanita, sehingga bila menjadi tumor menimbulkan gangguan
terhadap patrun mentruasi. Tumor sel granulose dapat menimbulkan hipermenorea,
sedang tumor arhenoblastoma menimbulkan amenorea.
3. Gejala klinik akibat komplikasi yang
terjadi pada tumor
a.
Perdarahan intra-tumor
Perdarahan, menimbulkan gejala klinik
nyeri abdomen mendadak dan memerlukan tindakan yang cepar.
b.
Perputaran tangkai
Tumor
bertangkai sering terjadi perputaran tungkai, secara perlahan sehingga banyak
menimbulkan rasa nyeri abdomen.
Perputaran
tangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen mendadak dan segera memerlukan
tindakan medis
c.
Terjadi infeksi pada tumor
Karena suatu hal terjadi infeksi kista
ovarium sehingga meninmbulkan gejala infeksi, yaitu badan panas, nyeri pada
abdomen, mengganggu aktivitas sehari-hari
d.
Robekan dinding kista
Pada
torsi tangkai kista ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah ke
dalam ruangan abdomen
e.
Degenerasi ganas kista ovarium
Keganasan
kista ovarium :
-
Kista pada usia sebelum menarche
dan kista pada usia diatas 45 tahun. 8
4. Sindrom
meigs
Sindroma
yang ditemukan oleh meigs menyebutkan terdapat fibroma ovarii, asites, dan
hidrotoraks. Dengan tindakan operasi fibroma ovarii, maka sindrom akan
menghilang dengan sendirinya.
2.c.
Diagnosis Kista ovarium
Pembesaran
pada abdomen bagian bawah merupakan salah satu keluhan yang mendorong wanita
untuk melakukan pemerikasaan. Tumor ovarium dapat dibedakan saat melakukan
pemeriksaan dalam. Menghadapi tumor jinak ovarium perlu dilakukan pemeriksaan tentang konsistensi, besar
permukaanya dan sebgaianya.
Di
samping itu perlu dilakukan diagnosis banding
1.
Kehamilan.
-
terlambat bulan
-
gejala hamil muda
-
terasa gerakan janin atau balotemen
-
hasil pemeriksaan laboratorium mandukung kehamilan
2.
Subserosa mioma uteri bertangkai
- Sulit dibedakan dengan tumor padat
ovarium
-Dengan
alat canggih ultrasonografi, diagnosis banding antara kista ovarium, kehamilan
atau subserosa mioma uteri dapat dibedakn dengan jelas.
9
B. TUMOR GANAS PADA ALAT GENETALIA
a .
Penyakit Trofoblas
Penyakit trofoblas merupakan
sekelompok penyakit yang berasal dari jaringan trofoblas karena penyimpangan
pertumbuhan dan perkembangan pada kehamilan. Bagaimana terjadinya penyakit
trofoblas belum diketahui dengan pasti.
Pembagian penyakit trofoblas yang digunakan di
Indonesia.
1.
Penyakit trofoblas jinak
-
Mola hidatidosa
-
Mola hidatidosa parsial
2.
Penyakit trofoblas ganas
-
Korio karsinoma vilosum
-
Korio karsinoma non vilosum
-
Korio karsinoma klinis
Kejadian penyakit trofoblas: Acosta
Sison menggambarkan bahwa penyebab terjadinya penyakit trofoblas bersumber dari
kekurangan protein, dengan kejadian meningkat pada Negara berkembang termasuk
Indonesia. Kejadian mola hidatidosa di Indonesia bekisar antara 1 : 50 sampai 1
: 145 persalinan. Sedangkan korio karsinoma antara 1 : 300 sampai 1: 1.035
kehamilan. Perlu diperhatikan bahwa kejadian penyakit trofoblas makin meningkat
pada keadaan social ekonomi rendah, paritas makin tinggi, umur hamil di bawah
20 th atau di atas 35 th. Dengan demikian upaya untuk menurunkan kejadian
penyakit trofoblas tidak dapat hanya memberikan pengobatan klinis, tetapi harus
diikuti dengan perbaikan social ekonomi masyarakat, serta menerima program KB.
10
1. Mola hidatidosa
Mola hidatidosa merupakan penyimpangan
pertumbuhan dan perkembangan kehamilan yang tidak di sertai janin dan seluruh
vili korealis mengalami perubahan hidrpoik. Karena mengalami perubahan hidropik
disertai pengeluaran hormone gonadotropin, mola hidatidosa dapat menimbulkan
gejala klinis bervariasi. Di samping itu infiltrasi sel trofoblas dapat merusak
pembuluh darah yang menimbulkan perdarahan, menyebabkan kedatangan untuk
memeriksakan diri.
1.a. Gejala
klinis mola hidatidosa
- mual
- nek
- muntah
- pusing
Hanya kadang-kadang berlangsung lebih hebat.
1.b. Diagnosis mola hidatidosa
Kedatangan penderita
dengan perdarahan banyak, keadaan umum buruk, dan disertai pengeuaran gelembung
mola ( hamil anggur ) maka diagnosis mola hidatidosa dengan mudah di tegakkan.
Kecurigaan mola hidatidosa dapat didasarkan atas gejala klinis, yaitu dengan
pemeriksaan terdapat keterlambatan dating bulan, terjadi perdarahan, rahim
lebih besar dari umur kehamila, disertai dengan gejala hamil yang berlebihan.
11
Dugaan penyakit mola hidatidosa dapat
dipastikan dengan melakukan pemeriksaan kadar hormone korionik gonadotropin
dalam darah maupun dalam urin. Penigkatan kadarnya sekitar hari ke 100 sangat
besar kemungkina mola hidatidosa.
Dengan menggunakan alat
canggih ultrasonografi, atau foto abdomen, mola hidatidosa pada kehamilan yang
masih kecil sudah dapat ditegakkan.
1.c. Pengobatan
mola hidatidosa
Yang lebih di utamakan adalah
menegakkan diagnosis mola hidatidosa sebelum gelembung mola dikeluarkan,
sehingga perdarahan yang timbul pada waktu mengeluarkan mola dapat
dikendalikan.
Langkah
pengobatan mola hidatidosa terdiri atas 4 tahapan :
1 . Perbaikan keadaan umum
Pengeluaran
gelembung mola yang disertai perdarahan memerlukan transfuse, sehingga
penderita tidak jatuh dalam keadaan syok dan dapat menjadi penyebab kematian.
Di samping itu setiap evakuasi jaringan mola dapat diikuti perdarahan sehingga
persiapan darah, menjadi program vital terapi hidatidosa. Pada waktu
mengeluarkan mola dengan kueretage didahului pemsangan infuse dan uteronika,
sehingga pengecilan rahim dapat mengurangi perdarhan.
12
2 .
Pengeluaran jaringan mola hidatidosa
Menghadapi kasus mola hidatidosa terdapat beberapa
pertimbangan berkaitan dengan umur penderita dan paritas. Pada mola hidatidosa
dengan umur muda dan jumlah anak sedikit maka rahim perlu diselamatkan dengan
melakukan tindakan :
a.
Evakuasi jaringan mola hidatidosa,
dilakukan dengan kuretage atau dengan vakum kuretage, yaitu alat penghisap
listrik yang kuat sehingga dapat menghisap jaringan mola dengan cepat.
b.
Histerektomi, dengan petimbangan
umur relative di atas 35 th paritas diatas 3 maka pada penderita mola
hidatidosa dilakukan tindakan radikal histerektomi.
3 . Pengobatan profolikasis dengan sitotika (kemo terapi)
Untuk menghindari terjadinya degenerasi ganas, penderita mola
hidatidosa diberikan profilaksis dengan
kemo terapi Methoraxate (MTX) atau Actinomycin D. pengobatan ini perlu
perawatan dan pengawasan di rumah sakit.
4 . Pengawasan lanjutan
Degenerasi korio karsinoma
memerlukan waktu sehingga kesembuhan penakit mola hidatidosa memerlukan
pengawasan. Di samping itu rekuren mola hidatidosa mempercepat kejadian korio
karsinoma sehingga setelah penanganan mola perlu meunda kehamilan paling
sedikit 1 thn. Metude KB yang dianjurkan adalah pil KB, pantang berkala, Kondom
atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
13
Pemeriksaan yang dilakukan
pada pengawasan post mola hidatidosa adalah :
a.
Melakukan pemeriksaan dalam dengan
pedoman “Trias Acosta Sison : HBSL, “ yaitu :
History :
- Post mola hidatidosa
- Post abortus
- Post partum
Bleeding :
terjadi perdarahan berelanjutan
Softness :
perlunakan rahim
Enlagement : pembesaran Rahim
Dengan evaluasi Berdasarkan
Trias Acosta Sison kemungkinan degenerasi ganas secara klinis dapat ditegakkan.
b.
Pemeriksaan hormon
Sebelum dapat ditetapkan dengan pemeriksaan
canggih, mola ditetapkan dengan melakukan pemeriksaan Galli Mainini.
c.
Pemeriksaan foto toraks
Pemeriksaan ini dilakukan karena kemungkina metastase ke paru
dengan gejala batuk-batuk disertai dahak berdarah, dapat terjadi timbunan
cairan dalam pleural.
d.
Mencari metastase
Degenerasi ganas mola bila dijumpai metastase bintik kebiruan
pada vagina yang merupakan tanda khas korio karsinoma.
14
1.d. Prognosa
Mola Hidatidsa.
Penyebab kematian akibat mola hidatidosa
adalah karena perdarhan, payah jantung bersamaan dengan tirotoksikosis, infeksi
sampai sepsis, pre-eklampsia dan degenearasi ganas.
1. Korio
Karsinoma Vilosum
Penyakit mola hidatidosa yang dapat
melakukan invasi ke dalam otot rahim disebut korio karsinoma vilosum. Penyakit ini selalu berasal dari mola
hidatidosa,
b. Keganasan Pada Vulva
Pembangunan
berhasil meningkatkan kesehatan, sehingga dapat mencapai usia lanjut dengan
kemungkinan untuk mendapat keganasan semakin besar, terutama bagi golongan
social ekonomi rendah. Daereah
vulva yang sering terkena karsinoma adalah bibir besar dan klitoris. Pada kasus
sudah lanjut terdapat metastase tumor ganas berbentuk ulkus dengan pinggir agak
padat, tumbuh eksofisik seperti bunga kol dan kerusakan jaringan nekrosis dan
berbau.
c. Keganasan
Pada Vagina
Keganasan
vagina mempunyai gejala klinik yang bervariasi , yaitu tanpa gejala hanya
ditemukan secara kebetulan : mengeluarkan cairan encer, dapat bercampur darah,
terjadi perdarahan setelah hubungan seksual dan keganasan stadium lanjut berbau
khas jaringan nekrosis. Keganasan
vagina bias dalam bentuk perlukan dengan tepi padat dan menonjol, ulkus mudah
berdarah, bentuk bunga kol dan tampak cairan yang bercampur darah.
15
d. Keganasan Mulut Rahim
Keganasan
mulut rahim merupakan kegansan wanita yang paling banyak. Perkembangan
kegenasan mulut rahim berjalan sangat lambat, tetapi irosnisnya, sebagian besar
kedatangan penderita sudah dalam stadium lanjut, sehingga pengobatnnya tidak
memuaskan. Umur keganasan mulut rahim antara umur 30 sampai 60 bahkan cenderung
makin muda. Beberapa factor
predissposisi keganasan mulut rahim :
1.
Kawin pada usia muda, banyak
dijumpai di daerah pedesaan.
2.
Multipartner, kawn usia muda
cenderung bercerai dam selanjutnya kawin kembali
3.
Infeksi mulut rahim : virus herspes
tipe 2, perlukaan mulut rahim menahun, infeksi trikomonas
4.
Keadaan social ekonomi yang
rendah, memudahkan terjadinya infeksi.
e.
Keganasan Korpus Uteri
Keganasan korpus uteri pada
usia lanjut, setelah melewati mati haid. Kejadiaanya makin meninggkat sejalan
dengan banyaknya wanita yang mencapai usia lanjut.
Tumor ganas
korpus uterus dianggap primer jika berasal dari endometrium atau miometrium.
Jika terdapat proses di endometrium dan endoserviks dan tidak dapat dipastikan
dari mana asalnya maka tumor ganas tersebut dianggap sebagai tumor ganas
serviks uterus bila hasil histologi menunjukkan jenis epidermoid. Dianggap
sebagai tumor ganas endometrium bila histologi berjenis adenokarsinoma atau
adenokantoma. Frekuensi tumor ganas endometrium akhir-akhir ini meningkat
karena usia wanita meningkat, disamping faktor-faktor lain yang memberi
predisposisi hingga mempuyai resiko tinggi, seperti ; penderita DM, hipertensi
essensial / menahun,wanita dengan tumor ovarium yang memproduksi ekstrogen
(tumor sel granula ). 16
1. Penyebaran
Penyebaran
Adenokarsinoma endometrium biasanya lambat, kecuali pada G3 tumor dengan
diferensiasi sel-sel yang tidak baik cenderung menyebar kepermukaan cavum
uterus dan endoserviks. Jika telah sampai ke endoserviks, penyebaran selanjutnya
seperti pada karsinoma serviks uterus. Jika miometrium telah ditembus,
penyebaran selanjutnya akan cepat dan umumnya melalui pembuluh getah bening sel
tumor akan sampai kepada kelenjar regional, terutama kelenjar iliak luar dan
kelenjar iliak dalam/ hipogastrika lewat kelenjar ligamentum rotundum akan
sampai dikelenjar limfa inguinal dan femoral. Penyebaran retrograd dapat
ditemukan dibagian distal vagina. Penyebaran hematogen berjarak jauh tidak umum
miometrium merupakan barier solid yang dapat menahan kelanjutan proses untuk
waktu yang cukup lama.
2. Gambaran
Klinik dan diagnosis
Pada awal dari
penyakit pemeriksaan ginekologik tidak menghasilkan apa-apa (negatif ).
Penyakit biasanya tersembunyi dan membahayakan. Dalam banyak kejadian gejalanya
dikaitkan dengan menopause berupa getah vagina kemerahan atau sesudah menopause
(peri menopausal) . rasa sakit dan perasaan rahim berkontraksi sering
dikeluhkan. Dengan berlanjutnya proses , berbagai keluhan tekanan
akibatmembesarnay korpus uterus dapat ditemukan. Pembesaran dan fiksasi uterus
akibat infiltrasi sel ganas ke dalam parametrium baru terjadi pada tingkat
lnjut. Setiap wanita dalam masa menopause yang mengalami pendarahan abnormal
dari rahim, harus dicurigai akan adanya karisnoma endometrium. Cara yang dibenarkan
adalah mendapatkan bukti histologi ada atau tidakadanya keganasan dengan
mengerjakan kuretase seluruh rongga rahim. Hasil lerokan seluruhnya dikirim ke
laboratorium patologi anatomi untuk dimintakan konfirmasi setelah dikonservasi
oleh mereka yang benar-benar ahli. 17
3. Penanganan
Untuk
penanganan kanker endometrium dalam garis besar adalah sebagai barikut : TAH (
total Abbominal Hysterectomy) + BSO (bilateral salpingo Oopborectomy). Tindakan
ini merupakan pilihan utama untuk kasus tingkat klinis T-1. Kombonasi
pembedahan dengan radioterapi sebelum/sesudah pembedahan dilakukan pada tingkat
klinik T1,T2,dan kasus T3yang dinilai masih operabel. Penyinaran sebelum
operasi akan mengurangi resiko terjadinya rekurest lokal dan metastasis. Jenis
penyinaran, apakah akan diberi aplikasi radium intrakaviter atau penyinaran
luar dengana cobalt-60, ditentukan oleh ginekolog dan radioterapis berdasarkan
tingkat klinik penyakitnya, hasil pemeriksaan histologik dan besarnya uterus.
Operasi dilakukan 2-6 minggu sesudah penyinaran yang diberikan. Jika yang
dipilih aplikasi radium intrakaviter dan ternyata pada pemeriksaan histologik
spesimen operasi sel tumor telah mengadakan infiltrasi melebihi 1/3 tebal
miometrium maka penyinaran eksternal harus ditambahkan. Pada tingkat klinis T3
yang dinilai in-operabel, hanya dilakukan penyinaran dan pngobatan hormonal
dengan pemberian preparat progestatif dosis tinggi, sedangkan pada T4 untuk
tujuan palitatif hanya diberiakan terapi hormonal denagn progrestatif dosis
tinggi. Untuk ini dapat dipakai Medroxy progesterom Accetat (MPA)/provera
tablet 2-4 tablet @ 100 mg/hari. Sekarang banmyak digunakan Megesterol acetat
(Megace) denagn dosis 160-320 mg(4-8) tablet @ 40 mg/hari. Juga Tamozxifen
dapat digunakan dengan dosis 1-2 film coated tablets (filcotabs) tiap pagi dan
sore. Pengobatab hormonal dapat menahan penyebaran sel ganas yang jauh sampai
1-4 tahun dalam kontrol lanjutan (follow up kontrol ).
18
Oleh sebab itu
pemberian pengobatan hormonal dengan progestatif dosis tinggi, harus diteruskan
selama pengobatan masih memberi respon. Sebelum pembedahan (TAH+BSO ) pada
tingkat klinis apapun, bila sitologikncairan peritoneal positif mengandung sel
ganas, megace harus diberikan 160 mg/hari (4 ddtab I @ 40 mg ) selama minimal 1
tahun. Ada korelasi positif antara respon pengobatab dengan +/_nya reseptor
progesteron ,pada yang reseptor progesteron nya positif, respon pengobatan
dapat mencapai 77%.
19
|
|||
|
|
|
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tumor Pada Alat Genitalia diantaranya terjadi pada vulva, vagina, uterus, faloppi
sekitar ovarium, dll. Tumor
diangkat bila mengganggu aktifitas.
Tumor jinak di daerah
vulva yang banyak dijumpai adalah kista
kelenjar bartholini dan fibrorma vulva. Macam Tumor jinak rahim adalah mioma uteri, adenomiosis,
dan endometriosis. Ovarium
mempunyai kemungkinan untuk berkembang
menjadi tumor jinak maupun tumor ganas, pembagian tumor ovarium secara
praktis adalah sebagai berikut : 1.
Tumor jinak kistik: kistoma ovarii simpleks, kistoma ovarii serosum, kistoma ovarii musinosum, kistoma dermoid. 2. Tumor jinak padat: fibroma ovarii, tumor Brener, tumor sisa adrenal
Tumor Jinak
Kelainan fibrokistik ini disebut juga mastitis kronik kistik, hiperplasia kistik,
mastopatia kistik, displasia payudara, dan bbanyak nama lainya. Istilah yang
bermacam-macam ini menunjukkan proses epitalia jinak yang terjadi amat beragam
denagn gambaran histopatologik maupun klinis yang bermacam-macam pula. Kelompok
penyakit ini sering mengganggu ketentraman penderita karena kecemasan akan
keluhan nyerinya. Yang penting harus dipastikan bahwa kelainanan tersebut bukan
tumor ganas Bila ada keraguan, terutama bila pada massa tersebut teraba yang
pada bagian konsistennya berbeda, perlu dilakukan biopsi. Nyeri yang hebat dan
berulang atau penderita yan khawatir dapat menjadi indikasi eksisi untuk
meyakinkan penderita. Beberapa bentuk kelainan fibrokistik mengandung risiko
untuk menjadi karsinoma payudara, tetapi umumnya tidak demikian.
21
Tumor ganas
korpus uterus dianggap primer jika berasal dari endometrium atau miometrium.
Jika terdapat proses di endometrium dan endoserviks dan tidak dapat dipastikan
dari mana asalnya maka tumor ganas tersebut dianggap sebagai tumor ganas
serviks uterus bila hasil histologi menunjukkan jenis epidermoid. Dianggap
sebagai tumor ganas endometrium bila histologi berjenis adenokarsinoma atau
adenokantoma. Frekuensi tumor ganas endometrium akhir-akhir ini meningkat
karena usia wanita meningkat, disamping faktor-faktor lain yang memberi
predisposisi hingga mempuyai resiko tinggi, seperti ; penderita DM, hipertensi
essensial / menahun,wanita dengan tumor ovarium yang memproduksi ekstrogen
(tumor sel granula ). 90 % tumor ganas endometrium/korpus uterus adalah adenokarsinoma.
Sisanya ialah karsinoma epidermoid, adenoakantoma, sarkoma, dan
karsino-sarkoma.
22
DAFTAR PUSTAKA
Prawiroharjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu
Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk PendidikanBidan. Jakarta : EGC
Permisi,, copas ea,, thankz :)
BalasHapusizin kopi ea____ buat lengkapin tugas ___ O_o
BalasHapus