KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, rahmat, taufiq dan hidayah-Nya jualah sehingga kami dapat meyelesaikan
asuhan keperawatan ini tepat pada waktunya.
Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata ajar
Keperawatan Medikal Bedah – III.
Dalam
asuhan keperawatan ini kami membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan sistem integumen “ Dermatitis Eksfoliata “ .Kami mengharapkan
agar apa yang kami tulis didalam makalah kami ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembacanya.
Kami juga menyadari dalam makalah yang
telah kami buat ini masih terdapat banyak kekurangan untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kedepannya nanti.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih.
Palembang, 24 Mei 2010
Penulis
BAB I
PEMBAHASAN
I. KONSEP DASAR
MEDIK
A. DEFINISI
- Eritroderma ( dermatitis eksfoliativa ) adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema seluruh / hampir seluruh tubuh , biasanya disertai skuama ( Arief Mansjoer , 2000 : 121 ).
- Eritroderma merupakan inflamasi kulit yang berupa eritema yang terdapat hampir atau di seluruh tubuh ( www. medicastore . com ).
- Dermatitis eksfoliata generalisata adalah suatu kelainan peradangan yang ditandai dengan eritema dan skuam yang hampir mengenai seluruh tubuh ( Marwali Harahap , 2000 : 28 )
- Dermatitis eksfoliata merupakan keadaan serius yang ditandai oleh inflamasi yang progesif dimana eritema dan pembentukan skuam terjadi dengan distribusi yang kurang lebih menyeluruh ( Brunner & Suddarth vol 3 , 2002 : 1878 ).
B. ANATOMI
Kulit merupakan lapisan
jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi bagian
tubuh,berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga rongga,lubang –
lubang masuk.Pada kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa.masalah
pada kulit salah satunya adalah adanya luka,dimana luka terjadi akibat
kerusakan jaringan dan ketika terjadi luka tubuh akan mengeluarkan respon lokal
yang disebut dengan inflamasi.Kulit mepunyai tiga
lapisan utama : Epidermis , Dermis dan Jaringan sub kutis. Epidermis ( lapisan
luar ) tersusun dari beberapa lapisan tipis yang mengalami tahap diferensiasi
pematangan.
Kulit ini melapisi
dan melindungi organ di bawahnya terhadap kehilangan air , cedera mekanik atau
kimia dan mencegah masuknya mikroorganisme penyebab penyakit. Lapisan paling
dalam epidermis membentuk sel – sel baru yang bermigrasi kearah permukaan luar
kulit. Epidermis terdalam juga menutup luka dan mengembalikan integritas kulit
sel – sel khusus yang disebut melanosit dapat ditemukan dalam epidermis. Mereka
memproduksi melanin , pigmen gelap kulit. Orang berkulit lebih gelap mempunyai
lebih banyak melanosit aktif.
Gambar anatomi kulit
Epidermis terdiri dari 5
lapisan yaitu :
1.
Stratum Korneum
Selnya sudah mati , tidak mempunyai intisel , intiselnya sudah mati
dan mengandung zat keratin.
2.
Stratum lusidum
Selnya pipih , bedanya dengan stratum granulosum ialah sel – sel
sudah banyak yang kehilangan inti dan butir – butir sel telah menjadi jernih
sekali dan tembus sinar.
Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan
telapak kaki.
3.
Stratum Granulosum
Stratum ini terdiri dari sel – sel pipih. Dalam
sitoplasma terdapat butir–butir yang disebut keratohialin yang merupakan fase
dalam pembentukan keratin.
4.
Stratum Spinosum / Stratum
Akantosum
Lapisan yang paling tebal.
5.
Stratum Basal / Germinativum
Stratum germinativum menggantikan sel – sel yang
diatasnya dan merupakan sel – sel induk.
Dermis terdiri dari 2 lapisan :
1. Bagian atas , papilaris ( stratum
papilaris )
2. Bagian bawah , retikularis ( stratum
retikularis )
Kedua jaringan tersebut terdiri dari jaringan ikat
lonngar yang tersusun dari serabut – serabut kolagen , serabut elastis dan
serabut retikulus
Serabut kolagen untuk memberikan kekuatan pada
kulit. Serabut elastis memberikan kelenturan pada kulit.Retikulus terdapat
terutama di sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada
alat tersebut.
Subkutis :
Terdiri dari kumpulan – kumpulan sel – sel
lemak dan diantara gerombolan ini berjalan serabut – serabut jaringan ikat
dermis. Lapisan
Subkutis Merupakan lapisan dibawah dermis yang etrsusun dari sel koalgen dan
lemak tebal untum menyekat panas sehingga kita dapat beradaptasi dengan
perubahan temperatur luar tubuh kita karena perubahan cuaca, selain itu juga
lapisan subcutis dapat menyimpan cadangan nutrisi bagi kulit.
Fungsi kulit :
Proteksi
- Pengatur suhu
Absorbsi
- Pembentukan pigmen
Eksresi
– Keratinisasi
Sensasi
- Pembentukan vit D
( Syaifuddin , 1997 : 141 – 142 )
C. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya , penyakit ini dapat
dibagikan dalam 2 kelompok : ( Arief
Mansjoer , 2000 : 121 : Rusepno Hasan 2005 : 239 )
- Eritrodarma eksfoliativa primer
Penyebabnya tidak diketahui. Termasuk dalam golongan ini eritroderma
iksioformis konginetalis dan eritroderma eksfoliativa neonatorum (5–10 % ).
- Eritroderma eksfoliativa sekunder
- Akibat penggunaan obat secara sistemik yaitu penicillin dan derivatnya , sulfonamide , analgetik / antipiretik dan ttetrasiklin.
- Meluasnya dermatosis ke seluruh tubuh , dapat terjadi pada liken planus , psoriasis , pitiriasis rubra pilaris , pemflagus foliaseus , dermatitis seboroik dan dermatitis atopik.
- Penyakit sistemik seperti Limfoblastoma.
D.
PATOFISIOLOGI
Pada dermatitis eksfoliatif terjadi pelepasan stratum korneum (
lapisan kulit yang paling luar ) yang mencolok yang menyebabkan kebocoran
kapiler , hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen yang negatif . Karena
dilatasi pembuluh darah kulit yang luas , sejumlah besar panas akan hilang jadi
dermatitis eksfoliatifa memberikan efek yang nyata pada keseluruh tubuh.
Pada eritroderma terjadi eritema dan skuama ( pelepasan lapisan
tanduk dari permukaan kult sel – sel dalam lapisan basal kulit membagi diri
terlalu cepat dan sel – sel yang baru terbentuk bergerak lebih cepat ke
permukaan kulit sehingga tampak sebagai sisik / plak jaringan epidermis yang
profus.
Mekanisme terjadinya alergi obat seperti terjadi secara non
imunologik dan imunologik ( alergik ) , tetapi sebagian besar merupakan reaksi
imunologik. Pada mekanismee imunologik, alergi obat terjadi pada pemberian obat
kepada pasien yang sudah tersensitasi dengan obat tersebut. Obat dengan berat molekul yang rendah
awalnya berperan sebagai antigen yang tidak lengkap ( hapten ). Obat /
metaboliknya yang berupa hapten ini harus berkojugasi dahulu dengan protein
misalnya jaringan , serum / protein dari membran sel untuk membentuk antigen
obat dengan berat molekul yang tinggi dapat berfungsi langsung sebagai antigen
lengkap.
( Brunner & Suddarth vol 3 , 2002 : 1878 )
E.
MANIFESTASSI KLINIS
- Eritroderma akibat alergi obat , biasanya secara sistemik. Biasanya timbul secara akut dalam waktu 10 hari. Lesi awal berupa eritema menyeluruh , sedangkan skuama baru muncul saat penyembuhan.
- Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit yang tersering addalah psoriasis dan dermatitis seboroik pada bayi ( Penyakit Leiner ).
- Eritroderma karena psoriasis
Ditemukan eritema yang tidak merata. Pada tempat predileksi
psoriasis dapat ditemukan kelainan yang lebih eritematosa dan agak meninngi
daripada sekitarnya dengan skuama yang lebih kebal. Dapat ditemukan pitting
nail.
- Penyakit leiner ( eritroderma deskuamativum )
Usia pasien antara 4 -20 minggu keadaan umum baik
biasanya tanpa keluhan. Kelainan kulit berupa eritama
seluruh tubuh disertai skuama kasar.
- Eritroderma akibat penyakit sistemik , termasuk keganasan. Dapat ditemukan adanya penyakit pada alat dalam , infeksi dalam dan infeksi fokal. ( Arif Masjoor , 2000 : 121 )
- Menggigil,demam,dan kulit gatal bersisik.
- Warna kulit berubah dari merah muda menjadi merah gelap
- Kemungkinan terjadi kerontokan rambut
- Umumnya terjadi relaps
(Brunner
dan Suddarth,2002)
F. KOMPLIKASI
Komplikasi eritroderma eksfoliativa sekunder :
Abses – Limfadenopati
Furunkulosis – Hepatomegali
Konjungtivitis – Rinitis
Stomatitis – Kolitis
Bronkitis
( Ruseppo Hasan , 2005 : 239 : Marwali Harhap ,
2000 , 28 )
II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan yang berkelanjutan dilaksanakan untuk
mendeteksi infeksi. Kulit yang mengalami disrupsi , eritamatosus serta basah
amat rentan terhadap infeksi dan dapat menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme
pathogen yang akan memperberat inflamasi antibiotik , yang diresepkan dokter
jika terdapat infeksi , dipilih berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas.
- Biodata
- Jenis Kelamin
Biasnya laki – laki 2 -3 kali lebih banyak dari perempuan.
- Riwayat Kesehatan
·
Riwayat penyakit dahulu ( RPM )
Meluasnya dermatosis keseluruh tubuh dapat terjadi pada klien planus
, psoriasis , pitiasis rubra pilaris , pemfigus foliaseus , dermatitis.
Seboroik dan dermatosiss atopik , limfoblastoma.
·
Riwayat Penyakit Sekarang
Mengigil panas , lemah , toksisitas berat dan
pembentukan skuama kulit.
- Pola Fungsi Gordon
- Pola Nutrisi dan metabolisme
Terjadinya kebocoran kapiler ,hipoproteinemia dan keseimbangan
nitrogen yang negative mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh pasien(dehidrasi).
- Pola persepsi dan konsep diri
- Konsep diri
Adanya eritema ,pengelupasan kulit , sisik halus berupa kepingan /
lembaran zat tanduk yang besr – besar seperti keras selafon , pembentukan
skuama sehingga mengganggu harga diri.
- Pemeriksaan fisik
a. KU : lemah
b. TTV : suhu naik atau turun.
c. Kepala
Bila kulit kepala sudah terkena dapat terjadi alopesia.
d. Mulut
Dapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang disebabkan oleh
obat.
e. Abdomen
Adanya limfadenopati dan hepatomegali.
f. Ekstremitas
Perubahan kuku dan kuku dapat lepas.
g. Kulit
Kulit periorbital mengalami inflamasi dan edema
sehingga terjadi ekstropion pada keadaan kronis dapat terjadi gangguan
pigmentasi. Adanya eritema , pengelupasan kulit , sisik halus dan skuama.
( Marwali Harahap , 2000 : 28 – 29 : Rusepno Hasan
, 2005 : 239 , Brunner & Suddarth , 2002 : 1878 ).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan
integritas kulit b.d eksfoliasi
dan respon peradangan.
2. Gangguan rasa nyaman: Gatal berhubungan dengan adanya lesi pada
kulit
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak
bagus.
4.
Gangguan citra tubuh berhubungan
dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DP. 1. Gangguan integritas kulit bd eksfoliasi
dan respon peradangan.
Kriteria
hasil : - menunjukkan peningkatan
integritas kulit
- menghindari cidera kulit
- Kulit utuh, eritema dan
skuama hilang
Intervensi :
1.
Lakukan inspeksi lesi setiap
hari dan Pantau adanya tanda-tanda infeksi
R/
mengetahui dan mengidentifikasi kerusakan kulit untuk melakukan intervensi yang
tepat
2.
Ubah posisi pasien tiap 2-4 jam
dan anjurkan klienmenggunakan pakaian tipis dan alat tenun yang lembut
R/
tekanan dari baju, membiarkan luka terbuka terhadap udara meningkat proses
penyembuhan dan menurunkan resiko infeksi
3.
Jaga kebersihan alat tenun
R/ untuk mencegah infeksi
4.
Pergunakan sarung tangan jika
merawat lesi
R/ Untuk
menghindari kontaminasi
5.
Libatkan keluarga dalam
memberikan bantuan pada pasien
R/untuk
mempermudah intervensi dan membantu
meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
6.
Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian obat
R/: untuk mencegah infeksi lebih lanjut
R/: untuk mencegah infeksi lebih lanjut
DP 2 gangguan rasa
nyaman: Gatal berhubungan dengan adanya lesi pada kulit
Kriteria
hasil : - tidak terjadi lecet di kulit
- pasien berkurang gatalnya
Intervensi :
1.
Temukan penyebab gatal
R/: Membantu
mengidentifikasi tindakan yang tepat untuk memberikan
kenyamanan.
2.
Catat hasil observasi secara
rinci.
R/: Deskripsi
yang akurat tentang erupsi kulit diperlukan untuk diagnosis
dan
pengobatan.
3.
Antisipasi reaksi alergi
(dapatkan riwayat obat).
R/: Ruam
menyeluruh terutama dengan awaitan yang mendadak dapat
menunjukkan
reaksi alergi obat.
4.
Pertahankan kelembaban (+/-
60%), gunakan alat pelembab.
R/:
Kelembaban yang rendah, kulit akan kehilangan air.
5.
Pertahankan lingkungan dingin.
R/: Kesejukan
mengurangi gatal.
6.
Cuci linen tempat tidur dan pakaian
dengan sabun yang lembut.
R/: Sabun
yang keras dapat menimbulkan iritasi.
7.
Berikan kompres hangat/dingin.
R/:
Pengisatan air yang bertahap dari kasa akan menyejukkan kulit dan
meredakan
pruritus.
8.
Anjurkan untuk menjaga agar
kuku selalu terpangkas (pendek).
R/:
Mengurangi kerusakan kulit akibat garukan
9.
Nasihati klien untuk
menghindari pemakaian salep /lotion yang dibeli tanpa resep
Dokter.
R/: Masalah
klien dapat disebabkan oleh iritasi/sensitif karena pengobatan sendiri
10. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi topikal.
R/: Membantu
meredakan gejala.
DP 3 Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
Kriteria hasil:
-
Mengembangkan peningkatan
kemauan untuk menerima keadaan diri.
-
Mengikuti dan turut
berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri.
Intervensi:
1.
Kaji adanya gangguan citra diri
(menghindari kontak mata,ucapan merendahkan
diri sendiri.
Rasional:
Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang
tampak nyata
bagi klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap
konsep diri.
2.
Berikan kesempatan pengungkapan
perasaan.
Rasional: klien
membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami.
3.
Dukung upaya klien untuk
memperbaiki citra diri , spt merias, merapikan.
Rasional:
membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
4.
Mendorong sosialisasi dengan
orang lain.
Rasional:
membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
DP4 Resiko
Terhadap Infeksi Yang Berhubungan adanya luka terbuka akibat gangguan
integritas
Kriteria hasil:
-
Infeksi tidak terjadi.
-
Tanda- tanda vital dalam batas
normal.
-
Luka mengalami granulasi.
Intervensi:
1.
Pantau terhadap tanda- tanda
infeksi
R/ Respon jaringan terhadap
infiltrasi patogen dengan peningkatan aliran darah dan aliran limfe
2.
Observasi tanda- tanda vital
R/ Patogen yang
bersirkulasi merangsang hipotalamus untuk menaikkan suhu tubuh
3.
Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.
R/ Mencegah
terjadinya infeksi silang dari lingkungan luka ke dalam luka
4.
Lakukan rawat luka dengan
tehnik aseptik dan antiseptik.
R/Mencegah
terjadinya invasi kuman dan kontaminasi bakteri.
5.
Anjurkan klien untuk
menghabiskan porsi yang tersedian terutama tinggi protein dan vitamin C.
R/Nutrisi dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mengganti jaringan
yang rusak dan mempercepat proses penyembuhan.
6.
Jaga personal higiene klien
R/:Sesuatu yang
kotor merupakan media yang baik bagi kuman.
7.
Kolaborasi dengan tim
medisdalam penentuan antibiotik dan pemeriksaan leukosit dan LED
R/ Peningkatan
leukosit dan LED merupakan indikasi terjadinya infeksi.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi
merupakan tahap keempat didalam proses keperawatan. Implementasi merupakan realisasi tindakan
kepada pasien dari rencana tindakan yang telah dibuat untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi pasien.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
1. Pasien menunjukkan peningkatan integritas kulit.
2. Pasien mampu menghindari cidera kulit.
3. Tidak terjadi lecet di kulit.
4. Pasien secara verbal mengatakan bahwa berkurang gatalnya.
5. Tidak ada atau tidak ditemukannya tanda – tanda infeksi ( rubor , kalor
,dolor , fungsio laesa ).
6. Ttidak timbul luka baru
DAFTAR PUSTAKA
- Brunner & Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, volume 3. Jakarta : EGC
- Doenges,marilyn E.1999.Nursing care plans edition 2.
- Hasan Rusepno. 2005. Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : FKUI
- Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates
- Introduction to patient care edition 3.1997.W.B.Saunders Company philadelphia/London/Toronto
- Medical surgical nursing unit II J.B.Lippincott Company Philadelphia
- Mansjoer, Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC
- Nursing practice hospital and home the adult.1996. Churehill living stone.distributed in the USA,New York
- Syaifudin. 1997. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC
- http://74.125.67.100/images?q=dermatitis+exfoliativa&um=1&hl=en&client=fireworka&rls=org.mozilla:enUS:offical&channel=s&prmdo=1&tbs=isch:1&sa=N&atart=40&nds20
- http://iklanbarisgratis.info/search/Askep+Eritroderma
- http://iklanbarisgratis.info/search/ERITRODERMA
- http://hidayat2.wordpress.com/2009/07/05/askep-eritroderma/
- http://jobs.bestmoviepics.com/search/eritroderma
- http://kamus-kesehatan.blogspot.com/2009/08/eritroderma.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar