Jumat, 27 Januari 2012

Artikel sel darah, imunitas, dan hemostasis


SEL-SEL DARAH, IMUNITAS & HEMOSTASIS


PEMERIKSAAN DARAH
Darah : cairan yang mengalir dalam pembuluh darah.
Normal, jumlah total volume darah pada orang dewasa + 5 L.

Susunan Darah Lengkap
Darah tersusun dari :
A.    Sel-sel darah (45%)
1.       Eritrosit
2.      
neutrofil
eosinofil
basofil
 
Leukosit
F  granulosit
F  limfosit
F  monosit
3.       Trombosit
B.     Plasma darah (55%)
F elektrolit
F garam-garam mineral
F hormon
F enzim

 
F air (90%)
F protein
F karbohidrat
F lemak
F vitamin
 
Terdiri :





Perbedaan antara plasma dan serum
-          plasma diperoleh dari darah yang diberi zat antikoagulan, lalu dipusing :


 




-          serum didapat bila darah (tanpa zat antikoagulan) dibiarkan beku,
       yang tidak lagi mengandung zat pembekuan.

FUNGSI DARAH :
1.       Sebagai alat pengangkut
a.       transport O2 dari paru-paru ke jaringan tubuh
dan CO2 dari jaringan tubuh ke paru-paru
b.       transport zat-zat makanan yang diabsorsi dari dinding usus
ke jaringan tubuh untuk keperluan metabolisme.
c.       transport sisa-sisa metabolisme jaringan tubuh
untuk diekskresikan melalui kulit, paru, ginjal.
2.       Sebagai alat pertahanan tubuh
-          bila ada infeksi, leukosit sebagai phagosit
-          bila ada antigen, antibody akan berfungsi.
3.       Proses pembekuan darah
- trombosit & fibrinogen, bila ada luka.
4.       Mengatur keseimbangan air dan elekrolit serta asam basa dalam tubuh.
5.       Mengatur suhu tubuh.


Contoh darah untuk pemeriksaan laboratorium.
1.      darah kapiler
2.      darah vena
3.      darah arteri
 
Dapat diambil dari :



1.       Darah kapiler didapat dengan melakukan pungsi kapiler pada :
-          ujung jari II, III, IV
-          cuping telinga
-          ujung ibu jari kaki / tumit pada bayi

2.       Darah vena didapat dengan pungsi vena pada :
fossa cubiti atau tempat-tempat lain.

3.   Darah arteri didapat dengan pungsi arteri radialis,                                         untuk pemeriksaan analisa gas darah (AGD).


FUNGSI SEL-SEL DARAH
A.     ERITROSIT (SEL DARAH MERAH)
F  Normal eritrosit bentuknya bulat, bikonkaf, tidak berinti.
F  Sel ini tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi oksidatif sel atau pembentukan protein.
F  Eritrosit mengandung protein hemoglobin yang mengangkut oksigen (O2) yang diambil dari paru ke seluruh sel jaringan tubuh.
F  Eritrosit matang dikeluarkan dari sumsum tulang dan hidup sekitar 120 hari dalam sirkulasi darah.
F  Dalam keadaan normal bentuknya dapat berubah-ubah, sehingga memungkinkan sel ini masuk atau lolos ke mikrosirkulasi kapiler tanpa mengalami kerusakan.

B.     LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)
F  Leukosit dibentuk di sumsum tulang dari sel-sel bakal.                    Dibagi 2 golongan :
1.       yang tidak bergranula yaitu : limfosit T dan B                           
                                                      monosit dan makrofag.
2.       yang bergranula : basofil, eosinofil dan neutrofil.
F  Peran leukosit adalah mengenali dan melawan mikroorganisme pada reaksi imun dan untuk membantu proses peradangan dan penyembuhan.

Jenis-jenis leukosit :
a.       Limfosit B
terbentuk di sumsum tulang lalu bersirkulasi dalam darah sampai menjumpai antigen di mana mereka telah diprogram untuk mengenalinya. Pada tahap ini, limfosit B mengalami pematangan lebih lanjut dan menjadi sel plasma, serta menghasilkan antibodi.
b.      Limfosit T
Meninggalkan sumsum tulang dan berkembang selama migrasi menuju ke thymus. Setelah meninggalkan thymus, sel-sel ini beredar dalam darah sampai mereka bertemu dengan antigen-antigen dimana mereka telah diprogram untuk mengenalinya. Setelah dirangsang oleh antigennya, sel-sel ini menghasilkan bahan-bahan kimia yang menghancurkan mikroorganisme dan memberitahu leukosit lainnya bahwa telah terjadi infeksi.


Monosit :
Terbentuk di sumsum tulang, masuk ke dalam sirkulasi dalam bentuk imatur dan mengalami proses pematangan menjadi makrofage setelah masuk ke jaringan.


Makrofag:
Dapat tetap berdiam di jaringan atau digunakan dalam reaksi radang segera setelah sel ini matang.


Basofil, Eosinofil dan Neutrofil
Adalah leukosit yang tampak granular, membantu respons peradangan. Makrofag, basofil, eosinofil dan neutrofil semuanya berfungsi sebagai fagosit untuk mencerna dan menghancurkan mirkoorganisme dan sisa-sisa sel. Selain itu, basofil bekerja seperti sel mast dan mengeluarkan peptida-peptida vaso aktif.


Trombosit :
Trombosit, bukan merupakan sel tapi berupa fragmen-fragment sitoplasma megakaryosit. Penting untuk mengontrol perdarahan dan berperan dalam proses hemostasis. Juga sering bekerja sama dengan leukosit dalam proses peradangan dan penyembuhan.
RESISTENSI TUBUH TERHADAP INFEKSI

Pada resistensi (daya tahan) tubuh ada 2 macam reaksi :
Reaksi non spesifik   :  Fagositosis oleh : sel neutrofil dan makrofag
Reaksi spesifik          :  -  melibatkan immunoglobulin (Ig) melalui : sistem imunitas humoral
                                      -  melibatkan sel T melalui : sistem imunitas seluler

Immunoglobulin (Ig)
Ig G :     Ig terpenting, merupakan 80% dari semua Ig.
                - Terutama berada di cairan tubuh (cairan ekstra vaskular)
                - Melawan mikroorganisme yang menyerang tubuh : bakteri, virus, parasit, jamur dan toksin-toksinnya.
Ig A  :     - Terutama berada dalam membran mukosa saluran cerna, nafas, kemih dan sebagainya.
                - Mempertahankan permukaan tubuh terhadap dunia luar.
                   Dikenal 2 jenis :    Ig A humoral
                                                Ig A sekretori
Ig M :     -  Dapat bereaksi dengan kuman dan eritrosit, disamping mempunyai daya aglutinasi dan sitolitik.
                -  Efektif dalam pertahanan tubuh barisan paling depan terhadap bakteremia.
                -  Ig M diproduksi pada awal respons imun.

Ig D  :     umumnya berada dipermukaan limfosit peranannya belum jelas.
Ig E  :     -  Proteksi permukaan tubuh terhadap dunia luar.  
                -  Merekrut zat-zat anti mikrobial
                -  Berperan pada reaksi hipersensitivitas tipe I


PERANAN UNSUR-UNSUR DARAH DALAM IMUNOLOGI
Eritrosit :   
Dapat bertindak sebagai antigen, misalnya :
                   - Reaksi transfusi
                   - Inkompabilitas Rhesus
                   - Anemia hemolitik
Leukosit :
a.       Neutrofil
      Dalam sistem pertahanan tubuh berada di barisan depan, melawan infeksi kuman, candida dan trauma. Mempunyai daya fagositosis.
b.       Eosinofil
-  Mengandung lisosom. Aktif dalam fagositosis bakteri.
- Eosinofil akan muncul, bila ada deposit protein asing dan parasit.
- Obat steroid dan ACTH menekan jumlah eosinofil.


c.       Basofil
-  Dalam sirkulasi darah mempunyai fungsi sama dengan mastosit                (=sel jaringan basofil).
-  Mengandung sejumlah granula yang berisi histamin dan bahan vasoaktif lainnya.
d.      Trombosit
Dalam proses hemostasis, trombosit melepaskan histamin dan bahan vasoaktif lainnya, a.l : pada reaksi hipersensitivitas tipe I dan III.    
e.       Limfosit
Dikenal sel limfosit T dan B.
Sel T :  merupakan 50 – 80 % dari limfosit dalam sirkulasi darah.           Dapat hidup lama.
Sel B :  merupakan 10 – 15% dari limfosit dalam sirkulasi darah.                Hidup 1 – 2 minggu.
f.        Makrofag
-  Mempunyai daya fagositosis terhadap berbagai jenis sel termasuk protozoa, bakteri, virus, kompleks antigen-antibodi dan berbagai jenis zat anorganik : carbon, silica, berilium, asbestos dan lain-lain.
-  Makrofag mensintesa enzim lysosom, interferon, protein, komplemen.
-  Eliminasi bahan intra dan ekstra seluler, bekerja sama dengan sel T dan B.


SISTEM LIMPHATIK
I.        Kapiler dan pembuluh limfatik
F  Normal kapiler darah impermeabel pada molekul besar seperti protein.
F  Adanya protein yang masuk ke cairan jaringan dari sel atau plasma karenanya tak dapat memasuki aliran darah.
F  Molekul-molekul ini diabsorpsi bersamaan dengan beberapa cairan jaringan melalui Sistem limfatik, yang membentuk bagian sistem sirkulasi.
F  Kapiler limfatik  berujung tumpul dan berdinding tipis. Kapiler ini ditemukan pada semua jaringan tubuh, kecuali pada sistem saraf pusat (SSP).
F  Kapiler bersatu membentuk pembuluh limfatik yang berdinding tipis dan mempunyai jumlah katup yang banyak.
F  Semua kapiler mengalir ke kelenjar limfe yang menyaring limfe dan melewatinya ke pembuluh selanjutnya.
F  Pembuluh limfe dari bagian tubuh kanan atas, akhirnya mengalir ke ductus limfakkus kanan yang mengalirkan limfe ke vena subklavia kanan.
F  Pembuluh limfe dari seluruh tubuh bersatu membentuk ductus thoracicus yang mengalirkan limfe ke vena subklavia kiri.
F  Limfe dan ductus thoracicus mengandung proporsi tinggi lemak yang diabsorpsi oleh villi usus halus.






II.     Kelenjar limfe
F  Nodus limfe (kelenjar) adalah massa jaringan limfoid yang berada sepanjang pembuluh limfatik dan yang menyaring limfe.
F  Kelenjar ini bervariasi ukurannya dari 1 – 10 mm dan paling banyak di axilla, lipat paha, leher dan dinding posterior rongga abdominal.
F  Di dalamnya terdapat massa limfosit, pada bagian tengah terdapat pusat germinal. Kandungan sel plasma ini menghasilkan antibodi. Limfosit terutama diproduksi pada kelenjar limfe.
F  Jaringan limfoid tanpa kapsul membentuk tonsil dan adenoid, dan ditemukan dalam piringan diseluruh usus kecil dan besar, termasuk apendiks.
F  Jaringan limfoid adalah sisi produksi utama leukosit dalam berespons terhadap infeksi.
F  Jumlah total jaringan limfatik dalam tubuh kira-kira sama dengan yang ada dalam hepar, yaitu : 1 – 2 kg

III.  Limpa (=Lien)
F  Limpa adalah organ lunak yang berada pada sisi kiri abdomen, dibawah perlindungan iga-iga, tepat di bawah diafragma.
F  Beratnya kira-kira 200 g dan panjangnya kira-kira 125 mm. limpa tidak selalu dapat dirasakan pada dinding abdomen, tapi dapat sangat membesar pada penyakit tertentu.
F  Limpa terdiri dari massa daging merah dengan jutaan kelenjar berbentuk kepala paku dari daging putih yang menyebar menyelimutinya sehingga memberikan penampilan granular.
F  Limpa kaya akan suplai darah melalui arteri splenik. Darah mengalir ke vena porta melalui vena splenik.
F  Sel-sel tubuh, seperti juga limpa dan kelenjar limfe mampu mencerna (fagositik) partikel asing, kadang-kadang memiliki sistem retikulo-endotelial (SRE).

FUNGSI LIMPA :
1.       Limpa menyaring bakteri dan partikel lain dari aliran darah.                     Partikel ini difagositosis dalam daging merah
2.       Limpa merusak eritrosit dan trombosit tua
3.       Limfosit dan monosit diproduksi dalam daging putih dari limfa.
4.       Hanya pada janin, eritrosit diproduksi oleh limpa.
        







Text Box: HEMOSTASIS
 



Dr. Nugroho I. SpPK

Departemen Patologi Klinik (Fakultas Kedokteran Unsri)


F Hemostasis adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan secara spontan.
F Ada beberapa sistem yang berperan dalam hemostasis yaitu :
o   sistem vaskuler
o   trombosit
o   pembekuan darah

@  Sistem Vaskuler
-          Bila terdapat luka pada pembuluh darah, segera akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah, sehingga aliran darah ke pembuluh darah yang terluka berkurang.
-          Pada pembuluh darah kecil hal ini mungkin dapat menghentikan perdarahan, sedangkan pada pembuluh darah besar masih diperlukan sistem trombosit dan pembekuan darah.

@  Sistem Trombosit
-          Akan terjadi aktivasi trombosit yang berkumpul dan melekat pada bagian pembuluh darah yang terluka untuk membentuk sumbat trombosit.
-          Walaupun masih permeable terhadap cairan, sumbat trombosit mungkin dapat menghentikan perdarahan pada pembuluh darah kecil.
-          Tahap terakhir untuk menghentikan perdarahan adalah pembentukan sumbat trombosit yang stabil melalui pembentukan fibrin.

@  Sistem Pembekuan Darah
-          Proses pembekuan darah terdiri dari rangkaian reaksi enzimatik yang melibatkan protein plasma yang disebut sebagai faktor  pembekuan darah, fosfolipid dan ion kalsium (Ca ++)
-          Faktor pembekuan darah yang diaktifkan akan membentuk benang-benang fibrin yang akan membuat sumbat trombosit menjadi nonpermeable (stabil), sehingga perdarahan dapat dihentikan.

Jadi dalam proses hemostasis terjadi 3 reaksi yaitu :
-          reaksi vaskuler berupa vaso konstruksi pembuluh darah
-          reaksi seluler berupa pembentukan sumbat trombosit
-          reaksi biokimiawi berupa pembentukan fibrin

Selain itu faktor lain juga mempengaruhi hemostasis adalah faktor ekstravaskuler yaitu jaringan ikat sekitar pembuluh darah dan keadaan otot.






FAKTOR-FAKTOR PEMBEKUAN DARAH
I.        Fibrinogen
II.     Prothrombin
III.  Tissue factor
IV.  Calcium ions (Ca++)
V.     Pro accelerin (labile factor)
VI.  Accelerin (derivat hipotetik dari FV) : tak dipakai lagi.
VII.     Pro convertin
VIII.  Anti Hemophilic Factor (AHF)
IX.  Plasma thromboplastin component (PTC) = Christmas factor
X.     Stuart-Prower Factor
XI.  Plasma Thromboplastin Antecedent (PTA)
XII.     Hageman Factor
XIII.  Fibrin Stabilizing Factor = Laki Lorand Factor
Disamping itu ada beberapa faktor  pembekuan darah yang belum mendapat angka Romawi.
-          Fletcher factor = Prekalikrein (PK)
-          William factor = High Molecular Weight Kininogen (HMWK)
-          Fitzgeral factor = Flaujeac factor = Washington factor
Proses pembekuan darah (Morawitz, 1905)
Terdiri dari 2 tahap :
Tahap I       :     pembentukan trombin dari protrombin dengan adanya bantuan tromboplastin dan ion Calsium
Tahap II     :     pembentukan fibrin dari fibrinogen oleh katalisator trombin.


 
                         Prothrombin                                      trombin



Fibrinogen                                         fibrin

SISTEM PEMBEKUAN DARAH
Proses pembekuan darah dimulai melalui 2 jalur, yaitu :
Jalur intrinsik yang dicetuskan oleh aktivasi kontak dan
melibatkan :  FXII, FXI, FIX, FVIII, HMWK, PK, ion Ca ++
          platelet factor 3 (PF3)
serta jalur ekstrinsik yang dicetuskan oleh tromboplastin jaringan dan melibatkan FVII, ion Ca++
Kedua jalur ini kemudian bergabung menjadi Jalur bersama yang               melibatkan FX, FV, PF3, prothrombin dan fibrinogen

Jalur intrinsik meliputi fase kontak dan pembentukan kompleks activator FX.
Adanya kontak antara F.XII dengan permukaan asing seperti serat kolagen akan menyebabkan aktivasi FXII menjadi FXIIa.

Dengan adanya kofaktor HMWK, F XIIa akan mengubah prekalikrein menjadi kalikrein yang akan meningkatkan aktivasi FXII.
Disamping itu kalikrein akan mengaktifkan FVII menjadi FVIIa pada jalur ekstrinsik mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin pada sistem fibrinolitik, serta mengubah kininogen menjadi kinin yang berperanan dalam reaksi inflamasi.
Jadi aktivasi FXII disamping mencetuskan pembekuan darah baik jalur intrinsik maupun jalur ekstrinsik, juga mencetuskan sistem fibrinolitik dan kinin (gb )


INTRINSIK                                                     EKSTRINSIK
KININ                                                                             PLASMIN

 

KININOGEN                                                 PLASMINOGEN
HMWK
 
XII                                                                              VII
                                    KALIKREIN


HMWK
 
 
XIIa                                                                            VIIa
                                    PREKALIKREIN                                         


Reaksi selanjutnya pada jalur intrinsik adalah : aktivasi FXI menjadi FXIa oleh FXIIa dengan HMWK sebagai kofaktor.

FXIa dengan adanya ion Ca++ akan mengubah FIX menjadi FIXa.
Reaksi terakhir pada jalur intrinsik adalah : interaksi non enzimatik antara FIXa, PF3, FVIII dan ion Ca++ membentuk kompleks yang mengaktifkan FX.

Jalur Ekstrinsik :
Terdiri dari reaksi tunggal dimana FVII akan diaktifkan menjadi FVIIa dengan adanya ion Ca++ dan tromboplastin jaringan yang dikeluarkan oleh pembuluh darah yang luka.
Ternyata aktivasi FVII menjadi FVIIa dapat terjadi juga dengan adanya kalikrein.
Hal ini membuktikan adanya hubungan antara jalur intrinsik dan ekstrinsik.
Selanjutnya FVIIa yang terbentuk akan mengaktifkan FX menjadi FXa.

Jalur Bersama :
Meliputi pembentukan prothrombin converting complex (protrombinase), aktivasi prothrombin dan pembentukan fibrin.
Reaksi pertama disini adalah perubahan FX menjadi FXa oleh adanya kompleks yang terbentuk pada jalur intrinsik dan atau FVIIa dari jalur ekstrinsik.
FXa bersama FV, PF3 dan ion Ca++ membentuk prothrombin converting complex yang akan mengubah prothrombin menjadi trombin.
Trombin merupakan enzim proteolitik yang mempunyai beberapa fungsi yaitu :
-          mengubah fibrinogen menjadi fibrin
-          mengubah FXIII menjadi FXIIIa
-          meningkatkan aktivitas FV dan FVIII
-          merangsang reaksi pelepasan dan agregasi trombosit
Pada reaksi selanjutnya trombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin monomer
Seperti diketahui, fibrinogen terdiri dari 3 pasang rantai polipeptida, yaitu 2a, 2b dan 2 g.
Trombin akan memecah rantai alfa dan beta pada N-terminal menjadi fibrinopeptida A, B dan fibrin monomer. Fibrin monomer akan segera mengalami polimerisasi untuk membentuk fibrin polimer.
Mula-mula fibrin polimer yang terbentuk bersifat tidak stabil karena mudah larut oleh adanya zat tertentu seperti urea, sehingga disebut fibrin polimer soluble.
Dengan adanya FXIIIa dan ion Ca++, maka fibrin polimer soluble akan diubah menjadi fibrin polimer insoluble karena terbentuk ikatan silang antara 2 rantai gamma dari fibrin monomer yang bersebelahan.
Aktivasi FXIII menjadi FXIIIa terjadi dengan adanya trombin.

SKEMA PEMBEKUAN DARAH



 












                                                JALUR BERSAMA
Xa
V
PF3
Ca++
 
                        X


                                                                                    FIBRINOGEN
          PROTROMBIN                                                   TROMBIN 
                                                                                          FIBRIN
                                                                                      MONOMER

                                                                                          FIBRIN
                                                                                        POLIMER
                                                                                       SOLUBLE
                                                         XIII                     XIIIa
                                                                 Ca++                  FIBRIN
                                                                                        POLIMER
                                                                                     INSOLUBLE



KELAINAN HEMOSTASIS
II.    
jumlah
fungsi
 
KELAINAN VASKULER
III. 
bawaan
didapat
 
KELAINAN TROMBOSIT
IV.  FAKTOR PEMBEKUAN


Ad. III. Kelainan Faktor-Faktor Pembekuan
A.     Bawaan
@  Hemophilia A (defisiensi FVIII)
@  Hemophilia B (defisiensi FIX)
@  Hemophilia C (defisiensi FXI)
@  Parahemophilia (defisiensi FV)
@  Von Willebrand’s disease : defisiensi FVIII dengan gangguan daya lekat trombosit dan aggregasi trombosit dengan Ristocetin.

B.     Didapat
@  Defisiensi faktor-faktor golongan prothrombin
a.      
ikterus  obstruktif
ikterus parenkhimatik
 
neonatus
b.      penyakit hati berat
c.       pengobatan dengan antikoagulan oral
    1. gangguan absopsi vitamin K
@  Fibrinolisis
@  Disseminated intravascular coagulation (DIC)
HEMOFILIA A = DEFISIENSI  FVIII
F  penyakit ini terutama manifest pada pria (x. linked resesif)
F  pada wanita penyakit ini manifest bila homozygote
F  insidens penyakit ini di Indonesia, diduga 1 per 20.000 penduduk.
Gejala Klinik :
F Perdarahan-perdarahan  spontan seperti :
- hemarthros
- hematom pada otot dan jaringan subkutan
- hematuria
F Perdarahan lama berhenti pada luka kulit atau selaput lendir dan luka operasi (sirkumsisi, ekstraksi gigi dan lain-lain).
F Epistaksis dan perdarahan G.I. jarang
F Perdarahan jaringan otak. walau jarang, dapat menyebabkan kematian
F Juga di pharynx, sublingual & mediastinum dapat menyebabkan kematian karena asphyxia.
Pemeriksaan Laboratorium
F Hematologi
-          Anemia, bila timbul, mempunyai gambaran kehilangan darah akut / kronik.
-          APTT : memanjang
-          Prothrombin time : normal
-          FVIIIc plasma : rendah atau (-) negatif.
-          FVIII ag : normal

HEMOFILIA B = PENYAKIT CHRISTMAS (DEFISIENSI FIX)
Gejala Klinik :
-          Penyakit ini juga diturunkan secara genetik (sex-linked resesif) dan distribusi seks sama dengan hemofilia A.
-          Insidens penyakit kira-kira 10% dari hemofilia A.
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi :
-          Penting seperti pada hemofilia A, tapi dengan aktivitas FVIII plasma rendah dan adanya gangguan produksi faktor IX.
-          Perbedaan antara diagnosis hemofilia A dan B adalah penting, karena defeknya faktor plasma pada kedua penyakit tersebut berbeda dan dengan sendirinya pengobatanpun berbeda.





 Artikel sel darah, imunitas, dan hemostasis  download


Tidak ada komentar:

Posting Komentar